PENDAHULUAN
Kafein sebagai stimulasia (a.l terdapat dalam kopi) dikonsumsi paling luas diseluruh
dunia. Pada tahun 1983 kopi dikonsumsi secara teratur oleh 80% penduduk di Amerika
Serikat, tetapi belakangan cendrung mulai menurun. Selain itu minum teh dan kopi oleh
sebagian besar masyarakat didunia merupakan suatu kebiasaan yang diterima oleh budaya
setempat.1
Kebanyakan zat adiktif tidak terkecuali kafein, dapat menimbulkan toleransi dan
ketergantungan. Penghentian tiba-tiba konsumsi kopi yang telah berlangsung lama
menimbulkan nyeri kepala dari yang ringan sampai berat, perasaan letih dan gejala lain yang
merupakan bagian dari gejala putus kafein. Sindrom tersebut segera muncul dalam waktu 12-
24 jam setelah minum kopi dihentikan, mencapai puncaknya pada 20-48 jam, lalu berakhir
setelah 1 minggu.1
Kafein termasuk zat adiktif yang terdapat didalam kopi,teh,kakao,beberapa obat bebas
dan beberapa jenis minuman. Kafein mempunyai efek stimulasi dan meningkatkan suasana
perasaan serta meningkatkan ketahanan kerja.1
Kafein diabsorpsi seluruhnya secara cepat. Kadar tertinggi dalam darah tercapai 30
menit setelah pemakaian oral, dengan waktu paruh 3-3,5 jam. Kafein dimetabolisir didalam
hepar dan 1% dikeluarkan melalui urine masih dalam bentuk kafein.1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kafein merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari miliaran
manusia diseluruh penjuru dunia. Mayoritas masyarakat dunia mengkonsumsi
kafein hampir setiap hari. Banyak dari kita beranggapan bahwa kafein adalah obat
yang membantu kita terjaga dan fokus. Namun, hasil penelitian terkini
menegaskan sebuah fakta yang telah diketahui sejak lama oleh banyak
tentara,atlet angkat beban,pelari meraton,novelius,pemain catur,ahli
matematika,dan ahli nujum bahwa kafein memberikan efek istimewa yang
menajubkan bagi fikiran,tubuh dan semangat.3
2
2.2 EPIDEMIOLOGI
b. Intoksikasi Kafein
- DSM – IV menyebutkan kriteria diagnostik untuk intoksikasi kafein, yang
memasukkan konsumsi kafein yang baru, biasanya melebihi 250 mg.
Insidensi tahunan intoksikasi kafein diperkirakan 10 persen, walaupun
beberapa dokter dan peneliti mencurigai bahwa insidensi sesungguhnya
adalah jauh lebih tinggi dibandingkan angka tersebut.Overdosis kafein
gejalanya ringan dan jarang menimbulkan kematian. Dosis letal akut pada
orang dewasa antara 5-10 gram. Reaksi yang tidak diinginkan mulai
3
terlihat pada penggunaan kafein 1 gram (15 mg/kg bb) atau 20 gelas kopi
sebagai berikut.
Gelisah
Eksitasi ( penuh gairah)
Sulit tidur
Muka merah
Mioklonus
Poliuria
Mual
Arus pikir cepat, banyak bicara
Takhikardia dan aritmia
Agitatif . 1.4
2.4 DIAGNOSIS
Diagnosis intoksikasi kafein atau gangguan berhubungan dengan kafein
lainnya tergantung terutama pada penggalian riwayat yang lengkap tentang
asupan produk yang mengandung kafein. Riwayat harus mencakup apakah pasien
4
telah mengalami adanya gejala putus kafein selama priode konsumsi kafein
dihentikan atau sangat di kurangi. Diagnosis banding untuk gangguan berhungan
dengan kafein harus termasuk diagnosis psikiatrik berikut ini: gangguan
kecemasan menyeluruh, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, gangguan
bipolar II, gangguan defisit atensi/hiperaktivitas, dan gangguan tidur. Diagnosis
banding harus juga termasuk penyalahgunaan obat-obat bebas yang mengandung
kafein,steroid anabolik-androgenik, dan stimulan lain,seperti amfetamin dan
kokain. Suatu sample urine munkin diperlukan untuk menskrining zat-zat
tersebut. Dan diagnosis banding harus termasuk dalam hipertiroidisme dan
feokromositoma.
DSM – IV menuliskan gangguan berhubungan dengan kafein dan
memberikan kriteria diagnostik untuk intoksikasi kafein tetapi tidak secara resmi
mengenali suatu diagnosis putus kafein, yang diklasifikasikan sebagai gangguan
berhubungan dengan kafein yang tidak ditentukan (NOS). Kriteria diagnostik
untuk gangguan berhubungan dengan kafein lain dimasukan didalam bagian yang
spesifik untuk gejala utama ( sebagai contoh, sebagai gangguan kecemasan akibat
zat untuk gangguan kecemasan akibat kafein).4
2.5 KOMPLIKASI
1. Minum kopi 5 cangkir atau lebih per hari meningkatkan kemungkinan
terjadinya infrak miokard, angina dan kematian mendadak
2. Gangguan pencernaan ( nyeri perut, diare, ulkus peptikum dan “heart burn”
akibat osofagitis.
3. Tremor
4. Insomnia
5. Percobaan pada binatang memperlihatkan efek teratogenik: palatoskisis,
kelainan jantung atau anomali pada jari kaki-tangan.
6. Kafein dapat menembus plasenta dan diekskresi melalui ASI, yang akan
mempengaruhi faal dan prilaku bayi.1
5
4. Khusus pemeriksaan laboratorium doping untuk mendapatkan data
kuantitatif
5. Pemeriksaan kardiologis : EKG, ekho- kardiografi.1
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
2. Maramis ,Rialita K.Dkk. Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk Dikota Manado
5. Praja, Denny Indra. Zat Adiktif Makanan. Manfaat Dan Bahayanya. Garudhawaca.