2. Prosedur Klinis :
a. Petugas rawat inap melakukan amnesis, pemeriksaan vital
sign dan pemeriksaan fisik
b. Petugas rawat inap menentukan kasus emergensi yang perlu
dirujuk
c. Petugas rawat inap melakukan stabilisasi keadaan umum
sesuai kasus sebelum melakukan rujukan :
1. Tekanan darah stabil / terkendali
2. Nadi teraba
3. Pernafasan teratur dan jalan nifas longgar
4. Terpasang Oksigen atau jika perlu dipasang infuse
5. Tidak terdapat kejang ( kejang terkendali )
3. Petugas rawat inap mengatasi perdarahan bila ada
perdarahan :
a. Tidak terdapat perdarahan aktif
b. Perdarahan tidak terkendali
c. Terpasang infuse dengan aliran lancer 20 – 30 tpm
4. Petugas rawat inap bila ada preeklamsi berat / eklampsi
melakukan tindakan :
a. Menjaga keamanan pasien
b. Memasang infuse RL
c. Memberikan MgSO4 20% 4 gr IV
d. Memasang daur kateter
RUJUKAN EMERGENSI
e. Memberikan O2
f. Memantau DJJ janin (bila belum lahir ) dan tanda
keracunan MgSO4
5. Petugas rawat inap menjelaskan kondisi pasien dan alasan
dirujuk kepada pasien dan atau keluarga pasien
6. Petugas rawat inap memutuskan unit pelayanan tujuan
rujukan dan memastikan unit pelayanan tujuan dapat
menerima pasien
7. Petugas rawat inap meminta keluarga pasien mendatangani
surat persetujuan rujukan ( pasien dengan jaminan )
8. Petugas rawat inap melakukan pengelolaan pasien di
ambulans :
a. Petugas rawat inap mendampingi pasien untuk mengawasi
dan antisipasi kedaruratan
b. Petugas rawat inap memasang oksigen kepada oksigen
c. Petugas rawat inap memastikan ketersediaan cairan infus
yang cukup selama proses rujukan (1 kolf untuk 4 – 6 jam)
atau sesuai kondisi pasien
9. Petugas rawat inap mencatat dalam catatan perkembangan
pasien / surat perkembangan dan tindakan yang diberikan
terhadap pasien di dalam ambulans
10. Petugas rawat inap mengantar pasien dengan kendraan
ambulans dan diserah terimakan oleh petugas
RUJUKAN EMERGENSI