Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN SAMPAH

Judul : Pembuatan Kompos

Hari/tanggal : Selasa, 26 Maret 2019

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Workshop Kesehatan Lingkungan

Tujuan : Untuk mengetahui cara pembuatan kompos dan bahan apa saja yang

digunakan

I. Tinjauan Pustaka

Pengomposan dapat didefinisikan sebagai degradasi biokimia bahan


organic menjadi humus. Bentuk sederhana pengomposan dilakukan secara
anaerobic yang sering menimbulkan gas seperti indol, skatol pada suhu
rendah. Proses pengomposan secara anaerobic membutuhkan oksigen yang
cukup dan tidak menghasilkan gas yang berbahaya seperti pada anaerobic.
Proses pengomposan dipengaruhi oleh factor lingkungan seperti ukuran,
bahan, kadar air, aerasi, ph, suhu, dan perbandingan C dan N. Ukuran partikel
penting karena bakteri dan jamur akan lebih mudah hidup pada ukuran
partikel yang lebih kecil.

Kadar air yang optimum penting untuk menghasilkan kompos yang


baik karena semua organisme membutuhkan air bagi kelangsungan hidupnya.
Air adalah bahan penting protoplasma sel yang berfungsi sebagai pelarut
makanan. Kadar air dibawah 20% mengakibatkan proses metabolisme
terhambat dan berjalan lambat jika kadar air diatas 60%. Ketersediaan oksigen
pada proses pengomposan secara aerobic merupakan hal yang penting. Proses
yang dilakukan secara aerobic lebih efisien daripada anaerobic dalam
menguraikan bahan organic.

Mikroorganisme sensitive terhadap perubahan suhu proses.


Mikroorganisme mesofilik hidup pada 8-45℃ dan termofilik tumbuh dan aktif
dibawah 65%, tetapi aktivitas biologisnya dapat berlangsung sampai 65-90℃.
Aktivitas mikroorganisme dipertinggi dengan adanya nutrient yaitu karbon
(C) sebagai sumber energy dan nitrogen (N) sebagai zat pembentuk
protoplasma. Energy dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak daripada zat
pembentuk protoplasma sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan daripada
nitrogen. Perbandingan C dengan N yang efektif untuk pengomposan yaitu
25:35.

Secara garis besar membuat kompos berarti merangsang pertumbuhan


bakteri (mikroorganisme) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-
bahan yang dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain. Proses yang
terjadi adalah dekomposisi, yaitu menghancurkan ikatan organic molekul
besar menjadi molekul lebih kecil, mengeluarkan ikatan CO2 dan H2O serta
penguraian lanjutan yaitu transformasi kedalam mineral atau dari ikatan
organic menjadi anorganik. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara
yang terikat dalam senyawa organic yang sukar larut menjadi senyawa organic
yang larut sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Membuat kompos
adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat
terbentuk lebih cepat. Proses pengomposan oleh bahan organic mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup,
mengatur aerasi, dan penambahan activator pengomposan.

Karakteristik umum yang dimilki oleh kompos antara lain :


mengandung unsur hara dalam jenis dan jumlah yang bervariasi tergantung
bahan asal, menyediakan unsur secara lambat (slow release) dan dalam jumlah
terbatas dan mempunyai fungsi utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan
tanah. Kehadiran kompos pada tanah menjadi daya tarik bagi mikroorganisme
untuk melakukan aktivitas pada tanah dan meningkatkan kapasitas tukar
kation. Hal yang terpenting adalah kompos justru memperbaiki sifat tanah dan
lingkungan (Dipoyuwono, 2007)

II. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Ember

2. Golok

3. Sarung tangan
B. Bahan :
1. Gula

2. Bahan EM4

3. Air

4. Sampah organic
5. Kotoran sapi

6. Sekam

III. Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Pemisahan sampah organic
3. Pencampuran feses sapi dengan sekam dan dedak
4. Pemberian air secukupnya agar mudah tercampur dan agak lembab dengan
perbandingan 1 : 5 ( 1 tutup botol larutan EM4 dan 5 liter air)
5. Selanjutnya,pemberian EM4 agar memudahkan dalam proses permentasi
atau mempercepat dalam proses pengomposan
6. Lalu masukan ke dalam wadah kompos
7. Pantau kompos setiap hari selama satu bulan, ukur pH selama satu bulan
8. Catat hasil

IV. Hasil Praktikum


Dalam pembuatan pupuk kompos yang kami lakukan menggunakan
bahan yang terdiri dari feses sapi,samapah organic, sekam, dedak, glukosa dan
5 liter air serta campurkan 1 tutup botol larutan EM4 sebagai decomposer atau
bantuan aktif vator

V. Pembahasan
Pada percobaan pembuatan kompos ini dapat Dianalisa bahwa bahan-
bahan yang digunakan adalah sampah organic (sisa dari sayur-sayuran, daun-
daun, buah dan kulit pisang), sekam padi, kotoran sapi, air, gula, EM4.
Pembuatan kompos ini menggunakan cara anaerobic. Kompos ini lalu
didiamkan kurang lebih selama 21. Proses pendiaman ini dilakukan agar
proses dekomposisi menjadi sempurna. Hal ini juga berpengaruh terhadap
kandungan C dan N, kerana waktu pengomposan lebih lama memungkinkan
kandungan C-organik akan menurun, karena terus terjadi dekomposisi bahan
organic dan kandungan N akan meningkat, rasio C/N menurun, serta
kandungan hara lainnya relative tetap atau secara proposional akan meningkat
kerana terjadi penurunan biomassa.
Ciri-ciri kompos yang sudah jadi melalui proses pendiaman ini akan
berubah menjadi coklat kehitaman dan tidak berbau busuk, berstruktur remah
dan gembur (bahan menjadi rapuh dan lapuk, menyusut dan tidak
menggumpal), mempunyai kandungan C/N rasio rendah dibawah 20, tidak
berbau (kalau berbau, baunya seperti tanah), suhu ruangan kurang lebih 30℃,
kelembapan dibawah 40%.
VI. Kesimpulan
Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-
bahan organic seperti tanaman, hewan, atau limbah organic lainnya. Kompos
yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organic karena bahan
penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organic. Kesimpulan hasil praktikum
yang dilaksanakan pertama-tama penyiapan alat dan bahan yang akan
digunakan pencampuran feses sapi dengan sekam,dedak dan sampel organik,
tambahkan glukosa lalu campurkan 1 tutup botol larutan EM4 dan tambahkan
5 liter air
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri dan Deri. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Depok.

Gumbira, E. 1992. Petunjuk Praktikum Pengolahan Limbah. Palembang: POLSRI.

Sutejo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Utomo B. 2010. Cara Cepat Membuat Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Depok.
LAMPIRAN

Gambar Keterangan
Saat memilah sampah antara sampah
organic dan anorganik

Saat mencampurkan gula kedalam air

Saat mengaduk bahan

Anda mungkin juga menyukai