PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari data dan jenisnya.
2. Untuk mengetahui apa saja metode pengumpulan data.
3. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan metode pengumpulan data
tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
1
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2011), hlm. 161.
2
M.Iqbal Hasan, Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia. 2002), hlm. 82-83.
4
angket dalam metedologi penelitian yaitu teknik pengumpulan data dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau
menjawab pertanyaan-pertaanyan yang diajukan. Untuk dapat
menggunakan teknik ini disyaratkan responden harus memiliki tingkat
pendidikan yang memadai.
Keuntungan teknik angket ini adalah :
a. Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirimkan melalui pos.
b. Biaya yang diperlukan uantuk membuat angket relatif murah.
c. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya
ditentukan oleh responden itu sendiri.
3
Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Verifikasi, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang. 2010), hlm. 112.
5
d. Ada pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban,
baik secara tertutup, semi tertutup ataupun terbuka.
e. Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk pertanyaaan terbuka atau
tertutup atau kombinasi antara terbuka dan tertutup.
6
2. Wawancara/ Interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawabn
jawabn responden dicatat atau direkam.Teknik wawancara ini juga
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan wawancara sebagai berikut :
a. Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca
dan menulis.
b. Jika ada pertanyaan yang belum dipahami pewawancara dapat segera
menjelaskan.
c. Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden
dengan mengajukan petanyaan pembandingan atau dengan melihat
wajah atau gerak gerik responden.
Teknik wawancara ini dapat dibedakan atas dua yaitu sebagai berikut :
a. Wawancara berstruktur
Merupakan teknik wawancara di mana pewawancara menggunakan
(mempersiapkan) daftar pertanyaan atau daftar isian sebagai pedoman
saat melakukan wawancara.
b. Wawancara tidak berstruktur
Merupakan teknik wawancara di mana pewawancara tidak
menggunakan daftar pertanyaan atau daftar isian sebagai penuntun
selama dalam proses wawancara.
7
Dalam melakukan wawancara ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut :
a. Penampilan fisik termasuk pakaian yang dapat memberikan kesan
apakah pewawancara dapat dipercaya atau tidak
b. Sikap dan tingkah laku
c. Identitas pewawancara harus memperkenalkan dirinya dan kalau perlu
menunjukkan tanda pengenal atau surat tugas.
d. Kesiapan materi dalam arti pewawancara memahami dan menguasai
apa yang akan ditanyakan dan memberikan jawaban apabila diperlukan
e. Sebaiknya lakukan perjanjian dengan calon responden kapan mereka
bisa bersedia untuk diajak wawancara.
f. Mulailah wawancara dengan terlebih dahulu menggunakan kalimat
pembuka kalimat pengantar dan dalam proses wawancara gunakan
bahasa yang baik dan benar.
g. Kontrol jalannya wawancara dan bila perlu pihak responden dituntun
seperlunya agar dia tidak mengalami banyak kesulitan dalam
menjawab atau mengemukakan pendapat.
3. Observasi
4
Zulkarnain, “Pengumpulan Data”, di akses dari
https://www.academia.edu/8204425/Makalah_Pengumpulan_Data pada tanggal 09 Mei 2019,
pukul 01.22.
8
a. Pemilihan, menunjukan pengamat mengedit dan memfokuskan
pengamatannya secara sengaja atau tidak.
b. Pengubahan, menunjukan bahwa observasi boleh mengubah perilaku
dan suasana tanpa menggangu kewajarannya.
c. Pencatatan, menunjukan upaya merekam kejadian-kejadian dengan
mengunakan catatan lapangan, sistem kategori dan metode-metode
lainnya.
d. Pengodean, menunjukan proses penyederhanaan catatan-catatan
melalui metode reduksi data
e. Rangkaian perilaku dan suasana, menunjukan bahwa observasi
melakukan serangkaian pengukuran yang berlainan pada berbagai
perilaku dan suasana
f. In situ, menunjukan bahwa pengamatan kejadian terjadi melalui situasi
alamia, walau tidak berarti tanpa mengunakan manipulasi
eksperimental
g. Tujuan emperis menunjukan bahwa observasi memiliki bermacam-
macam fungsi dalam penelitian, deskripsi, melahirkan teori, hipotesis
atau menguji teori atau hipotesis.
9
b. Beberapa tingkah laku seperti tingkah laku kriminal atau yang bersifat
pribadi sukar atau tidak mungkin diamati bahkan mungkin dapat
membahayakan pengamat jika di amati.
4. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan pada subyek penelitian namun melalui dokumen atau
catatan catatan tertulis yang ada baik berupa dokumen primer maupun
dokumen sekunder.
5
Iqbal Ihsan, Op.Cit., hlm. 83-87.
10
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis langsung oleh orang
atau subyek yang mengalami suatu peristiwa, seperti autobiografi.
Sedangkan dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis oleh orang
lain mengenai suatu peristiwa atau pengalaman seperti biografi. Dokumen
yang digunakan dapat berupa buku harian, suara pribadi, laporan, notulen
rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.6
Beberapa kelebihan dari studi dokumentasi ini adalah sebagai
berikut:
a. Pilihan alternatif untuk subyek penelitian tertentu yang sukar atau
tidak mungkin dijangkau, maka studi dokumentasi dapat memberikan
jalan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data).
b. Tidak reaktif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara
langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh
oleh kehadiran penelitian atau pengumpulan data.
c. Untuk penelitian yang menggunakan data yang menjangkau jauh ke
masa lalu, studi dokumentasi memberikan cara yang terbaik.
d. Besar sampel, dengan dokumen dokumen yang tersedia, teknik
memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar dengan
biaya yang relatif kecil.
6
Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan
Verifikatif, (Yogyakarta: PT.LKiS printing Cemerlang. 2010), hlm. 133.
11
d. Format tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda
dengan format yang terdapat pada peneliltian, disebabkan tujuan
penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian.7
5. Studi Pustaka
Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti
untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-
buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan,
ensiklopedia, dan sumber sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik
lain.
Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan
bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi
kepustakaan. Selain itu seorang peneliti dapat memperoleh informasi
tentang penelitian-penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan
penelitiannya. Dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan melakukan studi kepustakaan, peneliti dapat memanfaatkan semua
informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitiannya.
Untuk melakukan studi kepustakaan, perpustakaan merupakan suatu
tempat yang tepat guna memperoleh bahan-bahan dan informasi yang
relevan untuk dikumpulkan, dibaca dan dikaji, dicatat dan dimanfaatkan
(Roth 1986). Seorang peneliti hendaknya mengenal atau tidak merasa
asing dilingkungan perpustakaan sebab dengan mengenal situasi
perpustakaan, peneliti akan dengan mudah menemukan apa yang
diperlukan. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan peneliti
mengetahui sumber-sumber informasi tersebut, misalnya kartu katalog,
referensi umum dan khusus, buku-buku pedoman, buku petunjuk, laporan-
laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, ensiklopedi, dan surat kabar.
7
Iqbal Hasan, Op.Cit., hlm. 87-88.
12
Dengan demikian peneliti akan memperoleh informasi dan sumber
yang tepat dalam waktu yang singkat.
Masalah penulisan dapat ditemukan dari beberapa sumber, yaitu dari
pengalaman sendiri, dari teori-teori yang perlu diuji kebenarannya dan dari
bahan¬bahan pustaka. Setelah masalah penelitian ditemukan, seorang
peneliti perlu melakukan suatu kegiatan yang menyangkut pengkajian
bahan-bahan tertulis yang merupakan sumber acuan untuk penelitiannya.
Kegiatan ini, yang juga disebut studi kepustakaan, merupakan suatu
kegiatan penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti baik sebelum
maupun selama penelitian berlangsung. Berikut ini akan dibahas apa yang
dimaksud dengan studi kepustakaan, tujuan, sumber-sumber, hambatan,
dan bagaimana melakukan studi kepustakaan.
Setelah menemukan masalah yang akan diteliti seorang peneliti akan
melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitiannya. Salah
satu diantaranya adalah melakukan studi kepustakaan, yang mungkin
sudah dirintisnya ketika masih ada dalam tahap mencari masalah
penelitian. Penggunaan pustaka untuk ditinjau secara singkat pada
dasarnya bermanfaat menunjukkan aspek ilmiah dalam penelitian yang
akan disusun. Pustaka yang digunakan idealnya adalah pustaka inti yang
berkaitan dengan topik penelitian. Pustaka juga menjadi rujukan konsep
yang akan diteliti.
Hampir semua penelitian memerlukan studi pustaka. Walaupun
orang sering membedakan antara riset kepustakaan dan riset lapangan,
keduanya tetap memerlukan penelusuran pustaka. Perbedaan utamanya
hanyalah terletak pada fungsi, tujuan dan atau kedudukan studi pustaka
dalam masing-masing riset tersebut. Dalam riset pustaka, penelusuran
pustaka lebih daripada sekedar melayani fungsi- fungsi persiapan kerangka
penelitian, mempertajam metodelogi atau memperdalam kajian teoretis.
Riset pustaka dapat sekaligus memanfaatkan sumber perpustakaan untuk
memperoleh data penelitiannya tanpa melakukan riset lapangan.
13
Idealnya sebuah riset profesional menggunakan kombinasi riset
pustaka dan lapangan dengan penekanan pada salah satu di antaranya.
Namun ada kalanya mereka membatasi penelitian pada studi pustaka saja.
Paling tidak ada tiga alasan kenapa mereka melakukan hal ini.
a) Karena persoalan penelitian tersebut hanya bisa dijawab lewat
penelitian pustaka dan mungkin tidak bisa mengharapkan datanya dari
riset lapangan.
b) Studi pustaka diperlukan sebagai satu tahap tersendiri yaitu studi
pendahuluan untuk memahami gejala baru yang terjadi dalam
masyarakat.
c) Data pustaka tetap andal untuk menjawab persoalan penelitiannya.
8
New Born, “Tekhnik Pengumpulan Data : Studi Kepustakaan”, diakses dari
http://febigundar.blogspot.com/2011/12/tekhnik-pengumpulan-data-studi.html pada tanggal 09
Mei 23.32.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan
pembuatan makalah di kemudian hari.
15