Hotel berasal dari kata Hostel yang diambil dari bahasa Perancis Kuno. Bangunan publik
mulai dikenal kira-kira pada akhir abad ke-17. Pengetian terdahlu hotel dikatakan sebagai
tempat penampungan untuk para pendatang atau disebut juga sebagai bangunan penyedia
pondokan dan makanan untuk umum. Jadi, pada awalnya hotel memang diciptakan untuk
melayani masyarakat.
Eropa dan Amerika merupakan pelopor lahirnya hotel-hotel modern yakni pada abad ke-
18. Misalnya Hotel Covent Garden yang dirikan tahun 1774, selain memiliki fasilitas lengkap
dan jumlah kamar yang banyak, hotel ini juga berdampingan langsung dengan bioskop dekat
Westminsfer di London. Ada pula City Hotel di New York dengan kapasitas 170 kamar yang
Industri perhotelan berkembang pesat pada abad ke-19. Hotel-hotel modern mulai
didirikan di banyak kota besar, semacam London, Paris, New York, Boston, San Fransisco,
dan lainnya. Para pengelola hotel-hotel ini tidak hanya menawarkan paket pelayanan tempat
tinggal sementara, tetapi juga mulai menyediakan tempat pertemuan dan konferensi beserta
Bahkan, pada akhir abad ke-19, muncul hotel-hotel dengan label khusus, misalkan hotel
untuk business travellers seperti Ellsworth Milton Statler Hotel di New York yang didirikan
pada tahun 1880. Hotel ini pun merupakan chain hotel alias jaringan hotel pertama di dunia.
Hotel mewah pun mulai bermunculan yaitu seperti Hotel Waldorf-Astoria (didirikan tahun
1896) di New York dan The Brown Palace di Denver, Colorado. Keduanya termasuk hotel
Pada abad ke-20, khususnya setelah berakhirnya Perang Dunia I, jumlah hotel semakin
akomodasi. Pada masa ini, sejak tahun 1920-an, sekolah-sekolah perhotelan pun mulai
bermunculan di banyak tempat. Pada masa berlangsungnya Perang Dunia ke-2, dan masa-masa
sesudahnya, bisnis perhotelan berkembang pesat. Akan tetapi, pada masa itu hampir tidak ada
hotel baru yang dibangun. Para pengelola lebih memilih untuk mengembangkan hotel yang
ada, baik dari segi fasilitas, kualitas pelayanan, dan manajemen, termasuk berpindahnya
melebarkan sayapnya ke luar negeri dengan menggunakan sistem franchise. Lahirlah jaringan
hotel-hotel besar di bawah sebuah korporasi besar, semisal Hilton, Hyatt, JW Marriots, dan
sebagainya.
Beberapa buku mengungkapkan bahwa Indonesia telah dikenal di dunia pariwisata sejak
sebelum Perang Dunia ke I, tetapi jumlah wisatawan yang berkunjung masih terbilang sedikit.
sarana akomodasi pariwisata bersifat memadai, maka semasa penjajahan kolonial Belanda,
mulai berkembanglah hotel-hotel di Indonesia. Hotel-hotel yang sudah hadir pada saat itu
diantaranya :
- Hotel Des Indes, Hotel Der Nederlanden, Hotel Royal dan Hotel Rijswijk, di Jakarta
- Hotel Savoy Homann, Hotel Preanger dan Pension Van Hangel (kini Hotel
Panghegar), di Bandung
Kebanyakan hotel-hotel itu sampai sekarang masih ada, ada yang menjadi Herritage, ada
yang sudah direnovasi menjadi lebih baik dan ada juga yang telah diredevelopment total
sehingga tidak ada lagi bentuk aslinya, seperti Hotel Des Indes yang dalam perkembangannya
Dunia pariwisata Indonesia makin gemilang saat kepariwisataan di Bali kian mendapat
perhatian serius. Pada tahun 1963, dibangunlah Hotel Bali Beach, menyusul diresmikannya
Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan internasional, tiga tahun berselang. Pada
perkembangannya kini, Bali makin dijejali turis-turis asing yang gampang dijumpai, hingga di
Tak berbeda dengan Bali, kehidupan pariwisata di daerah lain pun turut bangkit. Seperti
di Malang, Jawa Timur, yang mempunyai beberapa obyek wisata potensial. Yang paling
mencuat dan didatangi pengunjung adalah kawasan Batu, dengan lekuk daerah yang berbukit,
perkebunan apel dan Selekta, sebuah obyek wisata yang berhasil mengembangkan tulip,
Kota berhawa sejuk yang berjarak 90 km di sebelah selatan Kota Surabaya ini, mulai
tumbuh dan membenahi berbagai fasilitas pendukung. Seolah ingin melestarikan peninggalan
bersejarah, pemerintah Malang tetap mempertahankan berbagai hotel yang dibangun pada
jaman kolonial. Sebagai contoh, Hotel Pelangi, yang tergolong salah satu hotel tertua di kota
berjuluk kota pelajar itu. Sampai sekarang, hotel yang berada di bilangan Jalan Merdeka ini,
tetap menjadi hotel yang layak huni bagi pelancong dan malah memberikan sebuah keindahan
tentang kenangan masa silam lewat foto-foto yang dipajang di dinding hotel.
beragam usaha, mulai dari kuliner, distro, home industry, kafe dan factory outlet, membuat
Kota Kembang ini diserbu pengunjung. Khususnya di akhir pekan, pengunjung di Bandung
begitu membludak. Sebagai imbasnya, bisnis hotel di Bandung ikut terdongkrak. Berbagai
kelas hotel, dari kelas melati hingga berbintang, dapat ditemui dengan gampang di dekat pusat
Salah satu hotel di Bandung yang cukup populer adalah Hotel Cihampelas 2. Penginapan
ini berada di kawasan pusat perbelanjaan, tepatnya di Jalan Cihampelas. Sepanjang sisi hotel,
dijejali dengan factory outlet (FO) dan berbagai tempat bersantai. Antara lain, Ciwalk atau
pusat jajanan khas Bandung yang super enak. Kalau menginginkan tempat menginap yang
murah tapi berpelayanan bagus, terdapat pilihan menginap di Hotel Achino. Hotel ini, berada
di dekat pintu tol Muhammad Toha, Kampus Langlang Buana, berbagai warung makanan khas
Setelah periode pemerintahan Orde Baru, pembangunan dan kehadiran hotel di Indonesia
jauh dan sangat berkembang pesat. Terutama setelah masuknya beberapa chains ‘management’
hotel international yang banyak merambah ke kota-kota besar di Indonesia. Sejalan dengan
berkembangnya hotel di indonesia ,wajah arsitektur hotel di Indonesia pun sangat berkembang
dan inovatif. Akan tetapi hal ini menjadi satu tolak ukur sejarah baru untuk Hotel di Indonesia.
https://www.scribd.com/document/339574289/SEJARAH-PERKEMBANGAN-HOTEL-DI-
EROPA-DAN-AMERIKA-DI-INDONESIA-docx