Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ummi Zakia Salma

Nim : 4001417029
Astronomi adalah cabang ilmu alam yang meneliti benda langit serta fenomena-fenomena
alam yang terjadi di luar atmosfer bumi. Astronomi secara pokok mempelajari berbagai sisi dari
benda-benda langit seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorolohi, dan perkembangan
pembentukan alam semesta. Sebelum ada teleskop penelitian dilakukan diatas bangunan/ dataran
tinggi dan menggunakan mata telanjang. Kemudian seiring perkembangan zaman mulai
dibangun observatorium untuk mengamati benda-benda langit serta muncul teleskop hingga
gagasan-gagasan mengenai sifat-sifat semesta mulai diperiksa. Dari kegiatan tersebut dihasilkan
sebuah teori salah satunya teori heliosentris dimana matahari merupakan pusat tata surya.
Kemudian para peneliti terus melakukan perhitungan yang bertujuan untuk menemukan
penjelasan rasional dan berbasis fisika untuk fenomena-fenomena angkasa (Wikipedia).

Matahari merupakan pusat dari peredaran planet-planet dalam tata surya menurut teori
heliosentris yang dinyatakan oleh Capernicus dan didukung oleh Galileo Galilei dan berlaku
sampai sekarang. Matahari merupakan bola gas yang sangat besar tersusun dari gas hydrogen
74% dan helium terionisasi 25%. Senyawa penyusun lainnya terdiri dari besi, nikel, silikon,
sulfur, magnesium, karbon, neon, kalsium dan kromium (Brainly).

Atom dalam suatu unsur dapat menghasilkan spektrum emisi (spektrum diskret) dengan
menggunakan alat spektrometer, sebagai contoh spektrum hidrogen. Atom hidrogen memiliki
struktur paling sederhana. Spektrum yang dihasilkan adalah atom hidrogen yang merupakan
spektrum yang paling sedehana. Spektrum garis atom hidrogen berhasil dijelaskan oleh Niels
Bohr pada tahun 1913. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cahaya yang dipancarkan
oleh tabung elektron gas hidrogen yang dirangsang dengan tegangan tinggi selain itu juga
dirangsang dengan medan magnetik eksternal. Selanjutnya dilewatkan pada sebuah prisma
sehingga akan menghasilkan cahaya monokromatis (warna-warna) dalam hal ini yaitu spektrum
emisi (Setyawarno, 2014).

Matahari berdiameter 1.390.000 km dan massanya sekitar 1,989 x 1030 kg. temperature
di inti matahari sekitaf 15.000.000 0Celsius. Sedangkan dipermukaannya sekitar 6.000 0Celsius.
Temperature pada inti matahari dihasilkan dari reaksi fusi matahari yaitu menggabungkan empat
atom hydrogen menjadi satu atom helium. Reaksi fusi ini berjalan terus menerus dengan
mengubah 700 ton atom hydrogen menjadi 695 ton atom helium setiap detiknya,dan ada sekitar
4 juta ton massa yang hilang menjadi energy, energy yang dihasilkan sekitar 3,86 x 10 33 watt.
Dengan adanya reaksi fusi yang terus menerus menyebabkan matahari kehilangan massa
sekitar 1,5768 x 10 14 ton pertahunnya, bila usia matahari 4,5 milyar tahun maka ada sekitar
7,0956 x 10 23 ton yang telah lenyap menjadi energy atau sekitar 0,036% dari massa total
matahari. Maka nanti matahari akan mengalami kematian akibat reaksi fusi yang berlangsung
secara terus-menerus.

Pada tahun 1939, dua ahli fisika Jerman – Hans Bethe dan von Weizsacker menyatakan
bahwa Matahari ibarat bola gas api yang berpijar akibat reaksi nuklir (reaksi inti) yang
dibangkitkan dipusatnya. Lalu diduga bahwa inti gas yang dimaksud adalah inti gas hidrogen (H)
yang bereaksi dan bergabung membentuk inti gas helium (He). Akibat penggabungan inilah
akhirnya timbul energi yang sangat besar. Penyempurnaan teori ini terjadi setelah Albert Einstein
merumuskan kesetaraan massa dan energi dengan rumusnya yang sangat terkenal, yaitu E = mc2,
di mana E adalah energi, m = massa, dan c adalah besarnya kecepatan cahaya, yaitu 3 x 10 8 m/s
(atau 300.000 km per detik).

Reaksi nuklir di atas hanya dapat berlangsung pada temperatur jutaan 0C. Mengingat di
pusat Matahari mencapai 15 juta 0C, maka terjadilah reaksi nuklir tersebut yang populer disebut
daur hidrogen atau reaksi proton–proton atau reaksi pembakaran hidrogen. Istilah pembakaran di
sini berbeda dengan istilah yang sama pada reaksi kimia yang melibatkan unsur oksigen.
Reaksinya adalah penggabungan (atau reaksi fusi) 4 inti H membentuk 1 inti He (dapat ditulis:
4H → 1He).

Di pusat inilah terjadi pembangkitan energi nuklir yang sangat dahsyat. Reaksinya dapat
disarikan seperti tampak dalam uraian di bawah ini:

1. 1H1 + 1H1 → 1H2 + β+ + ν besar energi: 0,16 MeV

2. β+ + β- → γ : 1,02 MeV

3. 1H2 + 1H1 → 2He3 + γ : 5,49 MeV


4. 2He3 + 2He3 → 2He4 + 2 1H1 : 12,86 MeV

Besar energi ini adalah besar energi yang dibebaskan dalam setiap tahapan dalam
rangkaian reaksi (Sutantyo, 1984; p.161-164 dan Broggini, 2003; p.3)

Daftar Pustaka
Brainly.(2018, 7 Februari). Komponen penyususn matahari yang terbesar adalah diakses pada 19
januari 2020, dari https://brainly.co.id/tugas/14281402
Broggini, C., 2003, Nuclear Processes at Solar Energy, Proceedings of the XXIII International
Conference (Physics in Collisions Conference – Zeuthen, Germany), p. 21
Sains religious.(2011, 10 April). Akibat Reaksi Fusi Inti Matahari diakses pada 19 januri 2020,
dari https://kaisnet.wordpress.com/2011/04/10/akibat-reaksi-fusi-inti-matahari/
Setyawarno, D. (2014). Pengaruh Medan Magnetik Eksternal pada Tabung Gas Hidrogen
terhadap Spektrum Emisi pada Efek Zeeman. Anterior Jurnal, 13(2), 190-197.
Sutantyo, W., 1984, Astrofisika: Mengenal Bintang, Penerbit ITB, Bandung
Wikipedia.(2020, 6 januari). Astronomi diakses pada 19 januari 2020, dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Astronomi

Anda mungkin juga menyukai