Anda di halaman 1dari 4

Pemuda Tidak Menjadi Teladan dan Penggerak Efektif Gerakan Anti Korupsi

(oleh: Sheva Arsy Wahyudi/190514650002)

Korupsi merupakan salah satu perbuatan yang pada akhir – akhir ini sering terjadi di
Indonesia bahkan di dunia. Perbuatan ini sangat berbahaya akibatnya bagi manusia yang mana di
dalam Al – Qur’an dan hadis telah dijelaskan akan kerugian dan bahaya bagi orang – orang yang
melakukan tindakan korupsi. Salah satu penyebab maraknya perbuatan korupsi ini disebabkan
oleh beberapa faktor yang diantaranya yaitu pemahaman agama yang dangkal, penegakan hukum
yang lemah, sikap tamak dan serakah serta hilangnya nilai kejujuran.

Di era milenial ini sangatlah tidak asing dengan kata tersebut. Banyak sekali kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan “korupsi” mulai dari hal sepal hingga hal besar. Korupsi
memang sering terjadi dikarenakan oleh dorongan hawa nafsu pada manusia itu sendiri. Tak
hanya sekali dua kali melakukan korupsi ini, jika sudah pernah mencoba sekali pasti akan
melakukannya lagi dan lagi.

Pemuda sebagai generasi penerus bangsa nantinya yang akan bertanggung jawab untuk
memajukan bangsa, yang akan menjadi motor penggerak gerakan anti-korupsi sebagai mana
peran pemuda yaitu sebagai agent of change ( agen perubahan ). Akan tetapi sudah layakkah para
pemuda untuk mengambil peran tersebut ditengah banyaknya kasus – kasus yang di timbulkan
oleh para pemuda itu sendiri.

Tidak hanya orang dewasa yang melakukian korupsi, tetapi sekarang anak kecil pun juga
melakukan korupsi, contohnya saja, saat mereka disuruh oleh ibu mereka untuk membelikan
telur di toko, uang kembalian telur seringkali diambil untuk membeli jajan dan tidak langung
bilang kepada ibunya. Hal itu merupakan contoh yang tidak baik dan sehrusnya tidak boleh
dilakukan oleh anak-anak diusia dini. Orangtua seharusnya memberi wawasan kepada anak
mereka sejak dini agar tidak melakukan tindakan korupsi.

Dengan keadaan ini saya sangat tidak setuju dengan kegiatan-kegiatan korupsi kecil ini.
Karena sesuatu yang kecil suatu saat juga akan menjadi besar. Jika sudah sejak dini mereka
sudah bisa korupsi, bisa dibayagkan nanti pada saat dewasa bagimana. Korupsinya akan menjadi
lebih besar.
Hal-hal ini memang sangat berkaitan dengan kejujuran seseorang, jika seseorang itu
sudah tidak jujur maka, kecenderungan korupsi akan semakin besar. Kejujuran memang kunci
dari segala macam kesuksesan. Jika kita selalu bersikap jujur maka, tidak perlu korupsi, rejeki
akan datang kepada kita dengan sendirinya, karena Allah sudah mengatur segala rejeki umat
manusia.

Contoh lain dari korupsi adalah menyontek saat ulangan/ujian. Ini sangatlah seing
dilakukan oleh siswa maupun mahasiswa. Mengapoa bisa terjadi? Itu semua dikarenakan tidak
danya rasa jujur didalam jiwa siswa/ mahasiswa tersebut, serta dikarenakan tidak adanya rs
kepercayaan diri pada siswa/mahasiswa. Bisa juga dikarenakan karena mereka tidak bisa
mengerjakan soal dan takut mendapat nilai yang jelek.

Mengapa menyontek termasuk kedalam korupsi? Karena menyontek merupakan kegiatan


mencuri jawaban/pemikiran orang lain yang mengakibatkan nilai kita menjadi baik. Malah
biasanya orang yang mencontek mendapat nilai yang lebih baik dari pada orang yang
menyonteki.

Memang tidak luput, pasti semua siswa/ mahasiswa pernah mencontek, seperti saya,
memang itu dimulai dengan ketidaksengajaan/ keterpaksaan yang membuat semakin lama
semakin menarik dan menyenangkan, karena kita tidak perlu berfikir lama-lama dan tinggal
mencotek saja. Nah itulah hal hal yang sangat tidak baik untuk ditiru, sangat merugikan diri
sendiri daan merugikan orang lain. Resikonya pun besar, kita bisa saja tiba-tiba ketawan oleh
guru/ dosen kita dan kita terkena marah, tidak hanya itu, kita juga akan mendapat dosa.

Penyuapan pun sering terjadi di era ini, seperti contohnya penyuapan terhadap polisi saat
terjadi penilangan di jalan raya, ketika di tilang yang dilakukan oleh pemuda/ seseorang yang
terkena tilang menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai sifat jujur dan tanggung jawab.
Lantas bagaimana kondisi negara ini nantinya jika generasi penerus bangsanya sendiri saja tidak
memiliki sifat dasar yang seharusnya dimiliki olehse orang yang akan menjadi penerus sekaligus
panutan bagi rakyatnya nanti. Pantaskah mereka menjadi panutan sekaligus menjadi pelopor
penggerak anti korupsi?, tanpa di jawab pun masyarakat pasti akan tau yang mana yang baik
untuk dijadikan panutan dan mana yang tidak.
Contoh lainnya yang dilakukan para pemuda yaitu kebiasaan merusak fasilitas umum,
tidak mau antre, dan menerobos lampu lalu lintas. Ketiga hal tesebut sebenarnya mempunyai
satu kasus yang sama yaitu mengambil bagian hak orang lain yang telah disediakan oleh
pemerintah. Sehingga kasus ini pun sebenarnya sama dengan kasus korupsi yang mana sama –
sama mengambil hak orang lain untuk kepentingan diri sendiri.

Di dalam al-qur’an juga sudah diterangkan, seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah :
44, yang berbunyi:

‫ب أننفلَ تنععققللوُنن‬ ‫أنتنأعلملرونن النناَ ن‬


‫س قباَعلبقرر نوتنعننسعوُنن أنعنفلنسلكعم نوأنعنتلعم تنعتللوُنن اعلقكنتاَ ن‬

”Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu
berpikir?”

Demikian pula terdapat dalam hadits. Dari Usamah, aku mendengar


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan didatangkan seorang pada hari
kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka orang tersebut berputar-putar
sebagaimana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak penduduk neraka
yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, ‘Wahai Fulan, bukankah engkau dahulu sering
memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?’ Orang tersebut menjawab, ‘Sungguh
dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya. Sebaliknya aku
juga melarang kemungkaran tapi aku menerjangnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Walaupun memang tidak semua pemuda mempunyai segala sifat tersebut, akan tetapi
akan sangat sulit untuk mejadi pemuda yang selalu dan tetap berbuat jujur dan berjalan di jalan
yang benar. Bagaimanapun, pemuda saat ini berada di tengah – tengah zaman yang mana kini
kejujuran telah menjadi hal yang tabu, sulit untuk menjadi putih sendirian disaat yang lain
memilih menjadi abu – abu bahkan hitam. Inilah paradigma yang harus dihadapi para penentu
masa depan bangsa, pemuda-pemuda Indonesia.

Dengan begitu, sekarang kita bisa berfikir ke depan, dapat memilah dan memilih teman,
dan mengikuti pergaulan-pergaulan yang kiranya memang baik dan patut untuk ditiru, hal itu
dapat dilakukan agar kita semua dapat terhindar dari segala macam sesuatu yang tidak baik,
utamanya korupsi, karena memang tidak semua orang dapat bersikap baik, tapi etidaknya kita
semua sudah berusaha.

Selain beusaha kita juga harus terus mendekatkan diri kepada Allah, karena tanpa
perlindungan serta pertolongan dari-Nya kita akan lebih mudah terjerumus dan terjebak pada hal-
hal buruk yang dapat mencelakai dan menghancurkan masa depan kita. Jadilah marilah kita
berusaha menjadi manusia yang baik dan berguna bagi sesamanya.

Anda mungkin juga menyukai