Anda di halaman 1dari 17

UTS MANAJEMEN SEKOLAH

PERAN WARGA SEKOLAH MENUJU SEKOLAH EFEKTIF

Dosen Pengampu : Dr. Eko Purwanti, M.pd.

Rombel 116
Disusun oleh :

Tasya Labella Rizqi (1401417419)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam menyelenggarakan

pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi yang

didapat, oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus menggunakan suatu sistem,

artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang di dalamnya terdapat komponen-

komponen terkait seperti guru-guru, staff TU, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, anak

didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja

pimpinan.

Tantangan lembaga pendidikan adalah mengejar ketertinggalan artinya kompetisi

dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global. Salah satu strategi

manajerial yang dikembangkan untuk menjamin sebuah organisasi (sekolah) memiliki daya

tahan dan daya hidup dari masa sekarang dan berkelajutan sampai masa yang akan datang

yaitu dengan melakukan analisis SWOT.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Manajemen Sekolah ?

2. Apa saja tujuh komponen yang perlu dikelola oleh kepala sekolah?

3. Apa saja tugas guru terkait manajemen komponen sekolah?

4. Apa peran Kepala Sekolah dalam analisis SWOT?

5. Bagaimana itu sekolah efektif ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen sekolah.

2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang perlu dikelola oleh kepala sekolah.


3. Untuk mengetahui tugas guru terkait manajemen sekolah.

4. Untuk mengetahui peran Kepala Sekolah dalam analisis SWOT.

5. Untuk mengetahui tentang sekolah efektif.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sekolah

Menurut Stoner Manajemen secara umum yang dikutip oleh T. Hani Handoko

(1995) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-

sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut buku

manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang

persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan

menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen

pendidikan, begitu seterusnya.

Sedangkan menurut James Jr. manajemen sekolah adalah proses

pendayagunaan sumber-sumber manusiawi bagi penyelenggara sekolah secara efektif.

Sedangkan dalam konteks pendidikan ada juga manajemen pendidikan.

Menurut Ali Imron manajemen pendidikan adalah proses penataan

kelembagaan pendidikan, dengan melibatkan sumber potensial baik yang bersifat

manusia maupun yang bersifat non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara

efektif dan efisien.

Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah

mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan

karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang

menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen


sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama,

yang diturunkan dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.

B. Komponen Manajemen Sekolah

1. Manajemen Kurikulum dan Program Pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS.

Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencangkup kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangangan kurikulum

nasional pada umumnya telah dilakukan oleh departemen pendidikan nasional pada

tingkat pusat.

Sekolah merupakan unjung tombak pelaksanaan kurikulum, baik kurikulum

nasional maupun muatan lokal, yang diwujudkan melalui proses belajar mengajar

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler dan instruksional.

Agar proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta

mencapai hasil yang diharapkan kegiatan manajemen program pengajaran.

Manajemen atau administrasi pengajaran adalah keseluruhan proses penyelenggaraan

kegiatan dibidang pengajaran yang bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran

terlaksana secara efektif dan efisien.

Kepala sekolah merupakan seorang menejer di sekolah. Ia harus bertanggung

jawab terhadap perencanaan, pelaksaan dan penilaian perubahan program pengajaran

di sekolah. untuk kepentingan tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus

dilakukan, yaitu menilai kesesuain program yang ada dengan tuntutan kebudayaan

dan kebutuhan murid, meningkatkan perencanaan program , memilih dan

melaksanakan program, serta menilai perubahan program.

2. Manajemen peserta didik


Manajemen Peserta Didik merupakan salah satu bidang opearasional MBS

dalam hal penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta

didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu

sekolah. Salah satu tugas sekolah diawal tahun pelajaran baru adalah menata siswa.

Manajemen kemuridan adalah penataan dan pengaturan kegiatan yang berhubungan

dengan peserta didik (murid), awal pendaftaran sampai mereka lulus, tetapi bukan

sekedar pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek lebih luas yang

secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan murid melalui proses

pendidikan di sekolah.Meskipun pencatatan sangat diperlukan untuk menunjang

keberhasilan mana-jemen kemuridan, buku presensi murid, buku raport, daftar

kenaikan kelas, buku mutasi murid, dan sebagainya. Manajemen kemuridan

dimaksudkan bertujuan mengatur berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah

berjalan.dengan kondusif. Sedangkan tanggung jawab Kepala sekolah dalam

mengelola bidang kesiswaan adalah:

1. Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah bidang kemuridan yang

berhu-bungan dengan hal studi;

2. Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan pembagian kelas murid dan pembagian

program studi;

3. Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar murid;

4. Program supervisi bagi murid yang mempunyai kelainan, seperti mengulang

pengajaran (remid), perbaikan, dan pengajaran luar biasa;

5. Pengendalian kedisiplinan murid belajar di sekolah;

6. Program bimbingan dan penyuluhan bagi seluruh murid;

7. Program kesehatan dan keamanan murid belajar, terutama ketenangan belajar

murid di kelas;
8. Penyesuaian pribadi, sosial, dan emosional murid.

Untuk itu sekolah perlu melakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan

dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presentasi

siswa, buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya.

3. Manajemen Personel

Salah satu bidang penting dalam Manajemen Pendidikan adalah berkaitan

dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik

itu Pendidik seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga

Administratif.Manajemen personel menjadi hal yang sangat dominan dalam proses

pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia

dalam arti guru dan karyawan merupakan bidang yang sangat penting dalam

melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Manajemen

Personel merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber

Daya Manusia atau personal dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

untuk mencapai suatu tujuan sekolah . Manajemen Personel merupakan suatu

pengakuan terhadap pentingnya guru sebagai personal yang cukup potensial dan

sangat menentukan dalam suatu pendidikan, dan perlu terus dikembangkan sehingga

mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi sekolah maupun bagi

pengembangan dirinya.

Manajemen personel dalam sekolah memerlukan pengelolaan dan

pengembangan yang baik dalam upaya meningkatkan kinerja para guru dan

karyawan agar dapat memberi sumbangan bagi pencapaian tujuan. Meningkatkan

kinerja para guru dan karyawan akan berdampak pada semakin baiknya kinerja

dalam menjalankan perannya disekolah. Meningkatkan kinerja dalam personal


memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan

organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti

bahwa manajemen personel merupakan hal yang sangat penting untuk

keberhasilansuatu pendidikan yang berada disekolah, membuming atau tidaknya

keberadaan suatu sekolah, aspek manajemen personel menduduki posisi penting

dalam suatu pendidikan di sekolah, karena setiap organisasi pendidikan atau

pendidikan terbentuk oleh orang-orang, sehingga peru mengembangkan

keterampilan guru, karyawan untuk mendorong mereka berkinerja tinggi

sebagaimana perannya, dan menjaminnya untuk terus memelihara komitmen pada

pendidikan dalam sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian

tujuan sekolah.

4. Manajemen Anggaran/Biaya Pendidikan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara

langsung menjunjung efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut

lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan

pengelolaan dana secara trasparan kepada masyarakat dan pemerintah.

Sumber keuangan dan pembiyaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat

dikelompokan atas tiga sumber, yaitu :

a. Pemerintah, baik pemerntah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang bersifat

umum atau khusus dan diperuntukan bagi kepentingan pendidikan

b. Orang tua dan peserta didik

c. Masyarakat baik mengikat maupun tidak mengikat.

Tugas manajemen keuangan dapat dibagi tiga fase, yaitu financial plaining,

implementasi, dan evaluation. Jones mengemukakan perencanaan finansial yang


disebut budgeting, merupakan keiatan mengkordinasi semua sumber daya yang

tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa

menyebabkan efek samping yang merugikan.implementation involves accouting

(pelaksanaan anggaran) iyalah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan

kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Evaluation involves merupakan

proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan menganut asas pemisahan tugas

antara fungsi otorisator. Ordonator, dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat yang

diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan

pengeluaran anggaran. Odonator adalah pejabat yang berwenang, melakukan

pengujian dan memrintahkan pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan

berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan.

5. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan antara sekolah dengan orang tua/wali murid serta masyarakat pada

hakekatnya merupakan suatu sarana sangat berperan dalam membina dan

mengembangkan pertumbuhan pribadi murid di sekolah. Sekolah dan orang tua/wali

murid memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan sekolah atau

pendidikan secara efektif dan efisien.

Pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), manajemen hubungan

sekolah dengan orang tua wali murid diharapkan berjalan dengan baik. Hubungan

yang harmonis membuat masyarakat memiliki tanggung jawab untuk memajukan

sekolah. Penciptaan hubungan dan kerja sama yang harmonis, apabila masyarakat

mengetahui dan memiliki gambaran yang jelas tentang sekolah. Gambaran yang jelas

dapat diinformasikan kepada masyarakat melalui laporan kepada orang tua wali
murid, kunjungan ke sekolah, kunjungan ke rumah murid, penjelasan dari staf

sekolah, dan laporan tahunan sekolah.

Melalui hubungan yang harmonis diharapkan tercapai tujuan hubungan

sekolah dengan masyarakat, yaitu proses pendidikan terlaksana secara produktif,

efektif, dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang produktif dan berkulitas.

Lulusan yang berkualitas akan terlihat dari penguasaan/kompetensi murid tentang

ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat dijadikan bekal ketika terjun di

tengah-tengah masyarakat (out come).

6. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur

dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif dan efisien dalam

rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen sarana dan prasarana

adalah proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana pendidikan yang

dimiliki oleh sekolah secara efektif dan efisisen. Tugas dari manajemen sarana dan

prasarana yaitu mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat

memberikan kontribusi secara optimal dan berarti dalam proses pendidikan..

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasaan, dan evaluasi kegiatan pengadaan

barang, pembagian dan penggunaan barang (inventasi), perbaikan barang, dan tukar

tambah maupun penghapusan barang.

7. Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus itu meliputi perpustakaan, kesehatan, dan

keamanan sekolah.Sekolah sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan


bertanggungjawab melaksanakan proses pembelajaran, tetapi juga mampu

memberikan pelayanan berupa :

a. Perpustakaan

Perpustakaan yang dikelola dengan baik memungkinkan peserta didik untuk lebih

mngembangkan dan mendalami pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya

didalam kelas secara mandiri, dan juga dapat mengajar dengan metode bervariasi,

misalnya belajar individual.

b. Kesehatan

Menyediakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) yang mana badan kesehatan ini

akan membantu untuk membangun mewujudkan sumberdaya manusia yg

berpengetahuan dan sehat baik itu sehat jasmani dan rohani para peserta didik.

c. Keamanan

Jelas harus adanya keamanan karena ini akan menciptakan rasa aman dan nyaman

untuk para peserta didik dan para substansi-substansi sekolah lainnya

C. Tugas Guru Terkait Manajemen Kurikulum

Guru merupakan faktor penting dalam implementasi kurikulum karena ia

merupakan pelaksana kurikulum. Karena itu guru dituntut memiliki kemampuan

untuk mengimplementasikannya karena tanpa itu kurikulum tidak akan bermakna

sebagai alat pendidikan. Dan sebaliknya pembelajaran tidak akan efektif tanpa

kurikulum sebagai pedoman. Dengan demikian guru menempati posisi kunci dalam

implementasi kurikulum.

Selanjutnya dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam

tataran kelas. Murray Print (1993) mengemukakan peran guru dalam tingkatan

tersebut sebagai berikut :


Sebagai pengembang kurikulum, guru memiliki kewenangan dalam mendesain

sebuah kurikulum. Guru tidak hanya bisa menentukan tujuan dan isi pelajaran yang

akan disampaikan, tetapi bahkan dapat menentukan strategi apa yang harus

dikembangkan dan bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang

kurikulum guru sepenuhnya dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik,

misi dan visi sekolah/madrasah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang

diperlukan anak didik. Dalam KTSP peran ini dapat dilihat dalam pengembangan

kurikulum muatan lokal. Dalam pengembangan kurikulum muatan lokal, sepenuhnya

diserahkan kepada masing-masing satuan pendidikan, karena itu kurikulum yang

berkembang dapat berbeda antara lembaga yang satu dengan lembaga yang lainnya.

D. Peran Kepala Sekolah dalam Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode analisis situasional yang

menitikberatkan pada identifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan, organisasi, atau lembaga. SWOT sendiri merupkan

akronim dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang),

dan Threats (ancaman).Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,

tujuan, strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan, organisasi,

atau lembaga tersebut dalam kondisi yang ada pada saat ini. Hal ini disebut analisis

situasi. Berikut ini definisi lebih rinci tentang elemen SWOT:


 Strength (Kekuatan); faktor internal atau dalam yang cenderung memiliki efek positif

(atau menjadi mampu untuk) mencapai tujuan suatu lembaga pendidikan

 Weakness (Kelemahan); faktor internal atau dalam yang mungkin memiliki efek

negatif (atau menjadi penghalang untuk) mencapai tujuan suatau lembaga pendidikan

 Opportunity (Peluang); faktor eksternal atau luar yang cenderung memiliki efek

positif pada pencapaian atau tujuan sekolah, atau tujuan yang sebelumnya tidak

dipertimbangkan

 Threat (Ancaman); faktor eksternal atau kondisi yang cenderung memiliki efek

negatif pada pencapaian tujuan suatu lembaga pendidikan, atau membuat tujuan

absurd atau malah sulit dicapai.

Jika analisis SWOT digunakan pada pendidikan maka dimungkinkan bagi

sebuah sekolah untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi

sekolah itu sendiri baik dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga

pendidikan yang lain, dan lapangan industri yang akan dimasuki oleh para siswanya,

bahkan sampai situasi internaal sekolah itu sendiri. Untuk pemahaman mengenai

faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan peluang), yang digabungkan dengan

suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam

mengembangkan sebuah visi tentang masa depan. Perkiraan seperti ini diterapkan

dengan mulai membuat program yang kompeten atau mengganti program-program

yang tidak relevan serta berlebihan dengan program yang lebih inovatif dan relevan,

sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri.

E. Sekolah Efektif

Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik,

transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting


sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam rangka pencapaian visi-misi-

tujuan sekolah secara efektif dan efesien.

•Karakterstik sekolah efektif

-Organizational leadership (kepemimpinan organisasi)

-Curicullum leadership (kepemimpinan kurikulum)

-Supervisory leadership (pemimpin sebagai pengawas)

- Management (manajemen).

Hasil observasi saya di SDN 1 Purwoyoso menunjukkan bahwa sekolah terebut telah

menerapkan komponen-komponen manajemen dengan baik. Meskipun masih ada

beberapa kekurangan, seperti tidak adanya lab untuk kegiatan praktik. Namun untuk

keseluruhan, kegiatan manajemen sudah terlaksana dengan baik, sehingga dapat

dikatakan sekolah efektif. Semua warga sekolah, baik Kepala Sekolah, guru, siswa,

wali murid, dan staff sekolah mendukung kegiatan sekolah dengan baik sehingga

terciptanya Kegiatan Belajar Mengajar yang efektif dan nyaman.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen didefinisikan sebagai kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh

hasil dalam rangka pencapaian tujuan tertentu melalui cara menggerakkan orang lain.

Manajemen merupakan suatu proses dimana sumber-sumber yang semula tidak

berhubungan satu dengan yang lainnya lalu diintegerasikan menjadi suatu sistem

menyeluruh untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Manajemen dan kepemimpinan sebenarnya memiliki kajian yang berbeda. Tetapi

keduanya memiliki hubungan yang dekat. Memimpin terkait dengan menggerakkan

dan mengarahkan kegiatan orang, sedangkan “memanage” terkait dengan kegiatan

mengatur orang. Mengatur bisa dimaknai secara luas, misalnya menempatkan,

memberi tugas, membagi-bagi, mencarikan jalan keluar, memperlancar dan

mengubah-ubah tugas yang diberikan. Mengelola pendidikan bukanlah hal hal yang

mudah untuk dilakukan karena mengelola pendidikan sangat rumit. Di sekolah,

diperlukan adanya manajemen yang efektif agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

B. Saran

Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses

manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk

memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan. Kepala

sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan:

 Menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses

belajar mengajar

 Kepala administrasi

 Sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran


 Mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas

pendidikan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Sutomo, dkk. 2016. Manajemen Sekolah. Semarang: UNNES Press

Komariah, A. 2005. Visionery Leadership menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara

Widodo, Suparno Eko. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan: untuk Guru dan Kepala Sekolah.

Jakarta: Ardadizya Jaya.

Anda mungkin juga menyukai