Anda di halaman 1dari 8

KESEHATAN DAERAH MILITER III/SILIWANGI

FKTP KLINIK SILIWANGI

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


IN HOUSE TRAINING KESELAMATAN PASIEN MANAJEMEN RISIKO
FKTP SILIWANGI
TAHUN 2018
I. PENDAHULUAN
Di era Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat di
rumah sakit atau fasilitas kesehatan ( faskes )tangka lanjutan , namun pelayanan kesehatan
harus dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medisnya. Dalam sistem
kesehatan nasional ada 4 prinsip yang perlu diperhtikan yaitu Promotif, Preventif, Kuratif &
Rehabilitatif. Prinsip ini difokuskan pada Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP )
seperti Puskemas, klinik atau dokter praktek perorangan yang akan menjadi gerbang utama
peserta BPJS dalam mengakses pelayanan kesehatan
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dibutuhkan tindakan yang
komprehensif dan responsif terhadap kejadian tidak diinginkan di fasilitas pelayanan
kesehatan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Pada Permenkes No. 11 Tahun 2017
tentang keselamatan pasien pasal 5 ayat 1 menjelaskan Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien. Pasal 5 ayat 2 menjelaskan untuk
menyelenggarakan keselamatan pasien perlu dibentuk standar keselamatan pasien, sasaran
keselamatan pasien dan tujuh langkah menuju keselamatan pasien.
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani
segera di fasilitas pelayanan kesehatan, maka diperlukan peningkatan pengetahuan klinik
tentang keselamatan pasien sehingga dapat meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

II. LATAR BELAKANG


Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan
yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Dalam mengimplementasikan keselamatan pasien perlu dibentuk tim keselamatan
pasien yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan fasilitas kesehatan. Yang
terlibat dalam tim keselamatan pasien ini berasal dari unsur manajemen dan unsur praktisi
klinis yang nantinya akan melakukan analisis apabila terjadi insiden keselamatan pasien
yang masuk kategori ekstrim dan tinggi.
Mutu dan keselamatan pasien tidak bisa dipisahkan, begitu juga dengan enam dimensi
tidak bisa dipilih satu-satu, semuanya harus serentak. Upaya mengimplementasikan di klinik
melalui kebijakan internal, pedoman mutu dan keselamatan pasien yang akan diturunkan
pada SOP. Berdasarkan kajian indikator maka perlu disusun rencana program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien. Setiap program memiliki kegiatan yang dibuat kerangka
acuannya untuk memudahkan pelaksanaan.
Berdasarkan hal di atas , maka dinas kesehatan kota Cimahi melaksanakan kegiatan
pendukung implementasi yaitu in house training keselamatan pasien dengan tujuan dapat
meningkatkan mutu klinik.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Keselamatan Pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas
pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sehingga asuhan
pasien lebih aman.
2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan kemampuan klinik dalam melaksanakan assessment resiko
 Meningkatkan kemampuan klinik dalam melakukan identifikasi dan pengelolaan
risiko pasien.
 Klinik mampu membuat pelaporan dan analisis risiko
 Klinik mampu belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
 Klinik mampu mengimplementasikan solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.

IV. DASAR HUKUM


Permenkes no 46 tahun 2015 tentang akreditasi Klinik
Permenkes no 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien
V. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini bersumber dari anggaran kapitasi klinik bulan Desember tahun 2018 sejumlah
Rp.4.000.000

VI. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
Konsep mutu dan - Pendahuluan
keselamatan pasien di FKTP - Pemaparan materi
- Diskusi dan Tanya jawab
Standar akreditasi yang - Pemaparan materi
terkait dengan keselamatan - Diskusi dan Tanya jawab
pasien dan manajemen
risiko
Konsep manajemen risiko - Pemaparan materi
dalam pelayanan kesehatan - Diskusi dan Tanya jawab
di FKTP - Penugasan
- Presentasi
Severity assessment - Pemaparan materi
- Diskusi dan Tanya jawab
- Penugasan
- Presentasi
RCA - Pemaparan materi
- Diskusi dan Tanya jawab
- Penugasan
- Presentasi
FMEA - Pemaparan materi
- Diskusi dan Tanya jawab
- Penugasan
- Presentasi

VII. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK Pelaksana Kegiatan In House Training keselamatan
pasien dan manajemen risiko FKTP
Konsep mutu dan  Pre test
keselamatan pasien di FKTP  Pendahuluan

 Pemaparan tentang konsep mutu dan


keselamatan pasien
 Diskusi dan Tanya jawab
Standar akreditasi yang  Pemaparan tentang standar akreditasi yang terkait
terkait dengan keselamatan dengan keselamatan pasien dan manajemen risiko
pasien dan manajemen risiko  Diskusi dan Tanya jawab
Konsep manajemen risiko  Pemaparan tentang konsep manajemen risiko
dalam pelayanan kesehatan  Diskusi dan Tanya jawab
di FKTP  Penugasan
 Presentasi hasil
Severity assessment  Pemaparan tentang severity assessment
 Diskusi dan Tanya jawab
 Latihan
 Penugasan
 Presentasi
RCA  Pemaparan tentang RCA
 Diskusi dan Tanya jawab
 Latihan
 Penugasan
 Presentasi
FMEA  Pemaparan tentang FMEA
 Diskusi dan Tanya jawab
 Latihan
 Penugasan
 Presentasi

VIII. SASARAN
Peserta terdiri dari 20 orang diantaranya : Kepala Klinik, Ketua Tim Mutu, Ketua
Adman,dan Ketua Ukp serta perwakilan dari masing- masing Pokja.

IX. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan di aula klinik Siliwangi pada tanggal 20 September 2018

X. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan langsung dilaksanakan setelah kegiatan selesai
dengan melihat waktu, tempat dan tekhnis pelaksanaan kegiatan serta pelaksanaan pre test
dan pos-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta. Pelaporan berupa notulen serta
hambatan atau masalah yang di jumpai selama kegiatan berlangsung.

XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan dilaksanakan 3 hari setelah pelaksanaan kegiatan, kegiatan dilaporkan
kepada kepala

XII. INDIKATOR KEBERHASILAN

No Kegiatan Input proses output


Konsep mutu dan  SDM : Narsum  Selama 100 % Peserta
keselamatan pasien Dinkes Kota pelaksanaan memahami
di FKTP Cimahi , peserta aktif konsep mutu dan
pendamping dan mengikuti keselamatan
moderator serta kegiatan pasien di FKTP
peserta : Klinik
 Dana : anggaran
kapitasi klinik
 Permenkes no
46 tahun 2015
 Permenkes no
11 tahun 2017
Standar akreditasi  SDM : narsum Selama 100 % Peserta
yang terkait dengan Dinkes kota pelaksanaan memahami
keselamatan pasien Cimahi peserta aktif standar akreditasi
dan manajemen pendamping dan mengikuti kegiatan yang terkait
risiko moderator serta dengan
peserta : Klinik keselamatan
 Dana : anggaran pasien dan
kapitasi klinik manajemen risiko
 Permenkes no
46 tahun 2015
 Permenkes no
11 tahun 2017
Konsep manajemen  SDM : narsum Selama Adanya hasil
risiko dalam Dinkes Dinkes pelaksanaan identifikasi dan
pelayanan kesehatan Cimahi, peserta aktif pengelolaan risiko
di FKTP pendamping dan mengikuti kegiatan pelayanan di Klinik
moderator serta dan semua peserta
peserta : Klinik melakukan,
 Dana : anggaran identifikasi dan
kapitasi klinik pengelolaan risiko
 Permenkes no
46 tahun 2015
 Permenkes no
11 tahun 2017
Severity assessment  SDM : narsum Selama Klinik mampu
Dinkes Kota pelaksanaan melaksanakan
Cimahi , peserta aktif assessment risiko
pendamping dan mengikuti kegiatan pelayanan Klinik
moderator serta dan membuat
peserta : Klinik assessment risiko
 Dana : anggaran
kapitasi klinik
 Permenkes no
46 tahun 2015
 Permenkes no
11 tahun 2017
RCA  SDM : narsum Selama Klinik mampu
Dinkes Kota pelaksanaan membuat RCA di
Cimahi peserta aktif pelayanan UKP S
pendamping dan mengikuti kegiatan
moderator serta dan melaksanakan
peserta : Klinik latihan RCA
 Dana : anggaran
klinik
 Permenkes no
46 tahun 2015
 Permenkes no
11 tahun 2017
FMEA  SDM : narsum Selama Klinik mampu
Dinkes Kota pelaksanaan membuat FMEA di
Cimahi peserta aktif pelayanan UKP
pendamping dan mengikuti kegiatan
moderator serta dan melaksanakan
peserta : Klinik latihan FMEA
 Dana : anggaran
DAK non fisik
 Permenkes no
46 tahun 2015
 Permenkes no
11 tahun 2017

Kepala Klinik Siliwangi,

drg. Laskawina
Pembina Tk. I-IV/b NIP. 196802121999032006

Anda mungkin juga menyukai