Anda di halaman 1dari 6

1) Apa itu GHSA?

Global Health Security Agenda (GHSA)  Februari 2014, anggota 29 negara. Saat ini
beranggotakan 65 negara dan didukung oleh badan-badan PBB seperti WHO, FAO, OIE, Bank
Dunia, serta NGO dan sektor swasta.

Kenapa kok sampe dibuat GHSA??

Kelebihan forum ini adalah dimana dapat menguatkan kerja sama multisektor dan
multilaktor, mengingat penanganan ketahanan kesehatan tidak dapat dilakukan hanya oleh
sektor kesehatan saja. Selain itu, GHSA juga bermaksud membangun komitmen dari para
pemimpin tinggi negara untuk lebih memperhatikan penanganan isu health security.

Peran Indonesia?

 Pemerintah Indonesia (Kementerian Kesehatan RI) menjadi tuan rumah Pertemuan


Tingkat Menteri GHSA ke-5 tanggal 6-8 November 2018 di Bali Nusa Dua Convention
Center 2 (BNDCC 2), Bali.

 Tujuan pertemuan : meningkatkan komitmen negara dalam mencapai ketahanan


kesehatan global, regional, dan nasional, sekaligus sebagai upaya berbagi
pengalaman dan praktik dalam upaya mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat
berbagai penyakit menular berpotensi wabah.

 GHSA Ministerial Meeting kali ini tidak hanya dihadiri oleh para Menteri Kesehatan
dari negara anggota, namun juga Menteri Pertanian. Di pertemuan ini, Indonesia
membawa pendekatan One Health. Maksudnya, kesehatan itu tidak hanya ditujukan
kepada manusia namun juga kepada hewan. Karena seperti yang disadari saat ini,
penyakit yang diderita oleh hewan akan berdampak kepada manusia, baik secara
langsung dan tidak langsung.

 Indonesia juga menawarkan untuk menjadi host country Sekretariat GHSA yang
akan membantu administrasi dan komunikasi dalam GHSA 2024 yang saat ini sedang
dalam pembahasan untuk menentukan lokasi dan komposisinya.

Sehatnegeriku.kemenkes.go.id

2) Pasal 6 Pelaporan
1. Setiap Negara Anggota harus menilai kejadian/KLB di wilayahnya dengan menggunakan
algoritme pada Lampiran- 2. (Algoritme Untuk Penilaian Dan Pelaporan Suatu Kejadian/Klb
Yang Dapat Menimbulkan Pheic)
Setiap Negara Anggota harus melapor ke WHO dalam waktu 24 jam semua
kejadian/KLB/KLB yang mungkin merupakan PHEIC (Public Health Emergency of
International Concern),
2. Setelah melapor suatu kejadian/KLB Negara Anggota ybs harus terus memberitahu WHO,
mengenai definisi kasus, hasil laboratorium, sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan
kematian, kondisi yang menimbulkan penyebaran penyakit dan tindakan penyehatan yang
dilakukan. Bila perlu laporkan pula kesulitan yang dihadapi dan bantuan yang diperlukan
dalam menanggulangi kejadian/KLB yang berpotensi menimbulkan PHEIC.

Peraturan Kesehatan Internasional ( International Health Regulation/IHR 2005)

3) Sidang Umum PBB tanggal 25 September 2015 di New York, secara resmi mengesahkan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan/TPB (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global.
SDGs berisi 17 tujuan dan 169 sasaran pembangunan yang diharapkan dapat menjawab
ketertinggalan pembangunan negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju dan negara
berkembang.

PRINSIP PELAKSANAAN SDGs


 Universality – SDGs dilaksanakan oleh negera maju maupun negara berkembang
 Integration – SDGs dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua
dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan
 No One Left Behind – harus memberi manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan,
dan pelaksanaan yang melibatkan semua pemangku kepentingan

SEKTOR KESEHATAN DALAM SDGs

 Sebelumnya, sektor kesehatan pada MDGs terdapat 4 Goals, 8 Target dan 31 Indikator
 Sektor kesehatan pada SDGs terdapat 4 Goals, 19 Target dan 31 Indikator
o Keempat goals tersebut berada pada posisi goals 2, 3, 5 dan 6.
Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, yaitu pada
2030:

 mengurangi AKI hingga < 70/100.000 KH


 mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan menurunkan Angka Kematian
Neonatal hingga 12/1000 KH dan Angka Kematian Balita 25/ 1000 KH
 mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit tropis yang terabaikan, serta
memerangi hepatitis, penyakit bersumber air dan penyakit menular lainnya
 mengurangi 1/3 kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan
perawatan, serta mendorong kesehatan dan kesejahteraan mental
 memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat, termasuk penyalahgunaan
narkotika dan alkohol yang membahayakan
 mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas
 menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi
 Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses kepada
pelayanan kesehatan dasar berkualitas dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang
aman, efektif, dan berkualitas bagi semua orang
 mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan akibat senyawa berbahaya serta
kontaminasi dan polusi udara, air, dan tanah.

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
Disampaikan dalam Diskusi Panel “Pengendalian Tembakau dan Tujuan Pembangunan Indonesia”
The 4th ICTOH Balai Kartini, 15 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai