Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG

NOMOR : 249/KEB/RSB/XI/2015

TENTANG

KEBIJAKAN PELABELAN PERBEKALAN FARMASI


DI RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT BANYUMANIK SEMARANG

Menimbang : a. bahwa untuk mendapatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu,


berkualitas dan mempertimbangkan keselamatan pasien di Rumah
Sakit Banyumanik diperlukan suatu Pedoman Pelabelan Obat;

b. bahwa Pelabelan Obat yang tepat adalah penentu utama dari ketepatan
pemberian obat dan dapat mengurangi kesalahan pemberian obat

c. bahwa untuk memberikan obat yang tepat dan benar , maka perlu di
tetapkan Surat Keputusan Direktur tentang Pelabelan Obat di Rumah
Sakit Banyumanik Semarang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

3. Kepmenkes Republik Indonesia Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992,


tentang pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun


2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;

5. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Nomor : 445/2456


tentang Izin Operasional dan Penetapan Klasifikasi Rumah Sakit
Banyumanik;

6. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Al Manshurin Nomor : KEP-


004/BP-YAM/II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Banyumanik Semarang;

7. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Al Manshurin Semarang Nomor :


Kep-060/BP-YAM/XII/2012 tentang Peraturan Perusahaan Rumah
Sakit Banyumanik;

8. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Al Manshurin Nomor : KEP-


011/BP-YAM/V/2013 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Banyumanik.

1
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEBIJAKAN PELABELAN PERBEKALAN FARMASI SEBAGAI
TERLAMPIR DALAM KEPUTUSAN INI.

Kedua : Pelabelan perbekalan farmasi menjadi tanggung jawab Instalasi Farmasi.

Ketiga : Pelabelan perbekalan farmasi yang diberikan berupa label atau etiket
diperuntukkan untuk obat oral (obat minum), obat injeksi dan bahan kimia.

Keempat : Pelabelan obat di tulis oleh Petugas Farmasi (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian).

Kelima : Uraian tentang pelabelan obat terlampir dalam Surat Keputusan ini.

Keenam : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal
1 tahun sekali.
Ketujuh : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan
dilakukan perbubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 11 November 2015
Rumah Sakit Banyumanik Semarang
Direktur,

dr. Akbar Kurniawan


NIK. 11.137
Tembusan Yth :
1. Seksi Penunjang Medis
2. Seksi Keperawatan
3. Instalasi Farmasi
4. Arsip

2
LAMPIRAN : Peraturan Direktur Rumah Sakit Banyumanik
Semarang
Nomor : 249/KEB/RSB/XI/2015
Tanggal : 11 November 2015

PELABELAN PERBEKALAN FARMASI

1. Pelabelan perbekalan farmasi adalah pemberian label atau etiket pada obat, bahan obat dan
bahan kimia.
2. Pelabelan perbekalan farmasi di tulis oleh petugas farmasi (Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian).
3. Pelabelan perbekalan farmasi dilakukan pada obat minum (tablet, kaplet, capsul, puyer,
sirup), obat suppositoria, salep, krim, lotion, tetes mata, tetes telingan, obat semprot, dan obat
injeksi.
4. Penyimpanan Obat :
Obat, sediaan farmasi dan bahan kimia yang sudah dikeluarkan dari wadah aslinya harus
diberi label atau etiket.
5. Produksi :
Semua hasil produksi harus diberi label atau etiket yang berisi :
a. Tanggal produksi dan nomor produksi;
b. Nama obat, kekuatan obat dan bentuk sediaan;
c. Cara penyimpanan;
d. Batas waktu expired date;
e. Beyond Use Date (untuk obat racikan maksimal 30 hari digunakan setelah peracikan).
6. Penyiapan :
a. Semua Perbekalan Farmasi yang disiapkan dari Instalasi Farmasi harus diberi label atau
etiket
b. Semua perbekalan farmasi yang disiapkan perawat harus diberi label atau etiket
c. Label atau etiket ditempelkan setelah obat dimasukkan dalam wadah
d. Etiket Obat untuk pasien rawat inap harus mencantumkan :
1) Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis);
2) Nama Bangsal/kamar pasien (ditunjukan dalam kwitansi obat);
3) Tanggal penulisan resep;
4) Nama Obat (dituliskan nama merek dagang, apabila obatnya patent/branded;
dituliskan nama generik apabila obatnya generik);
5) Kekuatan obat;
6) Bentuk sediaan obat;
7) Waktu pemberian pemberian obat;
8) Aturan pakai obat;
9) Cara pakai obat;
Lampiran 1
10) Aturan penyimpanan obat (khusus obat yang penyimpanan di kulkas);
11) Petunjuk khusus pemakaian obat;
12) Tanggal kadaluwarsa obat atau Beyond Use Date (untuk obat racikan maksimal 30
hari digunakan setelah peracikan).
e. Etiket obat untuk pasien rawat jalan harus mencantumkan :
1) Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis);
2) Aturan pakai;
3) Waktu pemberian obat;
4) Cara pakai obat;
5) Aturan penyimpanan obat (khusus obat yang penyimpanan dikulkas);
6) Petunjuk khusus pemakaian obat;
7) Tanggal kadaluwarsa obat atau Beyond Use Date (untuk obat racikan maksimal
30 hari digunakan setelah peracikan);
Untuk nama obat, kekuatan obat, bentuk sediaan obat, jumlah obat dalam
kwitansi obat.
f. Obat injeksi yang telah disiapkan atau dilarutkan/dicampur namun belum akan
diberikan, harus diberi label yang berisi :
1) Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis dalam bentuk
barcode) ditempel di plastik etiket terpisah dengan obat;
2) Nama bangsal/kamar pasien;
3) Nama obat;
4) Kekuatan obat;
5) Tanggal dan jam penyiapan/pencampuran;
6) Nama dan jumlah pelarut.
g. Obat infus yang telah dilarutkan atau dicampur dengan obat injeksi harus diberi label
yang berisi :
1) Identitas pasien (nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam medis dalam bentuk
barcode) di tempel diflabot atau botol infus;
2) Nama obat injeksi dalam infus;
3) Kekuatan obatnya;
4) Tanggal dan jam penyiapan/pencampuran.
h. Obat yang digunakan untuk banyak pasien didokumentasikan di buku
pendokumentasian pemakaian obat untuk banyak pasien oleh perawat dan harus diberi
label pada tempat obatnya, meliputi :
1) Nama obat;
2) Kekuatan obat;
3) Tanggal buka pertama segel obat.

Lampiran 2
i. Obat injeksi di Instalasi Bedah Sentral dan kamar operasi pelabelannya ditempel di
spuit disposible, isinya meliputi :
1) Nama obat;
2) Kekuatan obat;
3) Tanggal buka pertama segel obat dibuka.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 11 November 2015
Rumah Sakit Banyumanik Semarang
Direktur,

dr. Akbar Kurniawan


NIK. 11.137

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai