Anda di halaman 1dari 5

Kapasitor

I. Pengertian kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan dan menyalurkan kembali energy
(berupa muatan listrik )di dalam medan listrik (medan elektromagnetik).
II. Kontruksi kapasitor
kapasitor tersusun dari sepasang plat/ lempeng konduktor yang permukaannya dapat
menampung muatan listrik. Kedua plat / lempeng konduktor tersebut disusun sejajar dan
dipisahkan oleh bahan isolator(bahan dielektrikal) yang sangat tipis. Di suatu titik pada masing-
masing plat konduktor dihubungkan dengan kawat konduktor (disebut kaki/pin kapasitor) yang
berfungsi sebagai penghubung kapasitor dengan elemen lain pada rangkaian listrik.
Plat konduktor beserta bahan isolator disusun dalam satu kemasan , sedangkan kawat
konduktor/ kaki kapasitor diperpanjang hingga keluar dari kemasan.

Gambar 2.1 : ilustrasi kontruksi dasar kapasitor

III. Bahan dan jenis kapasitor


Bahan dan jenis kapasitor ditentukan oleh bahan isolator penyekat kedua plat
konduktor-nya. Jadi jika bahan isolator-nya adalah keramik, maka kapasitor tersebut disebut
sebagai kapasitor keramik.
Di pasaran terdapat beberapa jenis kapasitor , yaitu sebagai berikut:

IV. Prinsip kerja kapasitor


Kedua plat/ lempeng konduktor dipisahkan oleh bahan isolator yang sangat tipis
sehingga memungkinkan muatan listrik pada kedua lempeng tidak bisa mengalir secara fisik
namun bisa terpengaruh oleh medan listrik.
Ketika terdapat beda potensial (tegangan listrik) di antara kedua kaki kapasitor, maka
akan menimbulkan suatu medan listrik yang mempengaruhi permukaan kedua plat konduktor
menjadi tidak seimbang. Salah satu lempeng akan kehilangan electron (secara istilah adalah
mendapat muatan positif) dan lempeng yang lain kelebihan electron (secara istilah adalah
mendapat muatan negative). Elektron-elektron tersebut akan menumpuk pada salah satu plat
konduktor , dan plat konduktor yang lain akan terus kehilangan elektron-lektron hingga jenuh
(jenuh : keadaan dimana tidak ada lagi gaya yang dapat mengakibatkan electron terdorong -
tertarik ke -dari masing-masing lempeng konduktor). Keadaan jenuh ini terjadi ketika beda
potensial pada kedua lempeng konduktor sama dengan beda potensial pada kedua kaki
kapasitor dengan polaritas yang bersesuaian.
Walaupun secara fisik tidak ada aliran electron yang mengalir di dalam kapasitor (
karena tersekat oleh bahan isolator), namun selama proses penumpukan muatan listrik, jumlah
electron yang mengalir masuk pada salah satu kawat konduktor adalah sama dengan jumlah
electron yang mengalir keluar meninggalkan kawat konduktor yang lainnya ( jumlah muatan
negative yang mengalir pada lempeng konduktor pertama sama dengan jumlah muatan positif
yang mengalir pada lempeng konduktor kedua). Hal ini membuat seolah-olah terdapat arus
listrik yang mengalir pada kapasitor seperti halnya arus listrik yang mengalir pada resistor saat
diberi tegangan (beda potensial). Perbedaannya adalah arus listrik yang mengalir pada kapasitor
terbatas hanya sampai pada saat proses penumpukan muatan listrik menjadi jenuh (arus listrik
bernilai nol). Arus listrik “seolah-olah “ inilah,yang disebut sebagai arus perpindahan atau arus
loncatan (displacement current) oleh James Clerk Maxwell dalam hipotesisnya. Arus loncatan
tersebut muncul hanya pada saat terdapat tegangan listrik (penyebab medan listrik bagi kedua
lempeng konduktor) yang berubah-ubah menurut waktu diantara kedua kaki kapasitor (proses
pemuatan (penumpukan muatan ) tidak dalam kondisi jenuh).
Dengan adanya prinsip “arus loncatan” tersebut , maka hukum Kirchhoff juga dapat
diterapkan pada kapasitor seperti halnya komponen pasif lainnya.
V. Parameter, persamaan, satuan dan sifat kapasitor pada rangkaian listrik
Parameter utama yang perlu diketahui adalah kapasitansi dan tegangan kerja
maksimum.
Kapasitansi adalah kemampuan menyimpan muatan listrik dengan satuan baku
farad(F).Tegangan kerja maksimum adalah batas maksimum tegangan kerja yang diperbolehkan
agar kapasitor dapat beroperasi secara normal.
Tegangan kerja maksimum didasarkan pada besar medan listrik maksimum yang
diperbolehkan agar tidak merusak lapisan bahan isolator.
Persamaan 5.1
𝑄 𝐼.𝑡
𝐶=𝑉= 𝑉
Keterangan:
C = kapasitansi , Farad (F)
Q = muatan listrik, Coulomb (C).
I = arus listrik, Ampere (A)
V = tegangan listrik, Volt (V)
t = waktu , Sekon (s)
Persamaan 5.2
𝜀𝐴
𝐶= 𝑑
Keterangan:
C = kapasitansi , Farad (F)
ℇ = konstanta permitivitas bahan isolator, Farad per meter (F/m), permitivitas ruang
hampa adalah ℇ0 = 8.854 pF/m
A = luas permukaan plat/ lempeng konduktor (𝑚2 )
d = ketebalan bahan isolator (m)
Di dalam hipotesis “arus loncatan “, dijelaskan lebih lanjut tentang hubungan arus listrik yang
mengalir pada kapasitor, tegangan kapasitor, dan kapasitansi kapasitor yang membentuk
persamaan sebagai berikut
persamaan 5.3
𝑑𝑣
𝑖(𝑡) = 𝐶 𝑑𝑡
Keterangan:
i(t) = arus kapasitor (arus loncatan) pada saat (t) sekon, fungsi terhadap waktu (A)
C = kapasitansi , Farad (F)
dv = differensial fungsi tegangan (V)
dt = differensial fungsi waktu (s)
(t) =waktu pada saat arus kapasitor mencapai i(t) (s)
Berdasarkan penjelasan tentang prinsip kerja kapasitor, dapat disimpulkan bahwa arus kapasitor
merupakan fungsi turunan dari akumulasi muatan yang tertumpuk pada lempeng konduktor.
Persamaan 5.4
𝑑𝑞
𝑖(𝑡) = 𝑑𝑡
Keterangan:
i(t) = arus kapasitor (arus loncatan) pada saat t sekon, fungsi terhadap waktu (A)
dq = differensial fungsi muatan listrik (C)
dt = differensial fungsi waktu (s)
(t) =waktu pada saat arus kapasitor mencapai i(t) (s)
Parameter penting dalam analisa rangkaian adalah tegangan listrik, arus listrik, daya listrik dan
energy listrik, oleh karena itu perlu dijelaskan terlebih dahulu persamaan tegangan dan arus
kapasitor, sehingga selanjutnya dapat didefinisikan persaaan daya dan energy listrik kapasitor.
Berikut akan dijelaskan persamaan tegangan kapasitor dalam konteks arus kapasitor yang
didasarkan pada persamaan 5.3.
𝑑𝑣
𝑖 = 𝐶 𝑑𝑡
1
↔ 𝑑𝑣 = 𝐶 𝑖(𝑡) 𝑑𝑡
1 𝑡
↔ 𝑣(𝑡) = ∫𝑡0 𝑖(𝑡 ′ ) 𝑑𝑡′ + 𝑣(𝑡0)
𝐶
Persamaan 5.5
1 𝑡
𝑣(𝑡) = 𝐶 ∫𝑡0 𝑖(𝑡 ′ ) 𝑑𝑡′ + 𝑣(𝑡0)
Keterangan
v(t) = tegangan kapasitor pada saat (t) sekon, fungsi terhadap waktu (V)
v(t0) = tegangan kapasitor (tegangan awal) pada saat (0) sekon (V)
C = kapasitansi kapasitor (F)
(t) =watu pada saat tegangan kapasitor mencapai v(t)(s)
(t0) = waktu awal , 0 sekon (s)
Karena integral arus kapasitor sepanjang interval waktu (t0) hingga (t) adalah sama dengan
jumlah muatan yang terakumulasi maka , dapat didefinisikan persamaan sebagai berikut.
Persamaan 5.6
𝑞(𝑡) = 𝐶𝑣(𝑡)
Keterangan :
Q(t) =muatan listrik yang terakumulasi pada salah satu lempeng konduktor pada interval
waktu (t0) hingga (t), Coulomb(C)
C = kapasitansi (F)
v(t) = tegangan kapasitor pada saat (t) sekon , fungsi terhadap waktu(V)
setelah persamaan tegangan dan arus kapasitor sudah didefinisikan, maka selanjutnya dapat
didefinisikan persamaan daya dan energy listrik kapasitor.
Persamaan 5.7
𝑑𝑣
𝑝(𝑡) = 𝑣(𝑡) . 𝑖(𝑡) = 𝑣(𝑡) . 𝐶 𝑑𝑡
Keterangan:
p(t) = daya kapasitor pada saat (t) sekon , fungsi terhadap waktu(W)
v(t) = tegangan kapasitor pada saat (t) sekon , fungsi terhadap waktu(V)
i(t) = arus kapasitor (arus loncatan) pada saat (t) sekon, fungsi terhadap waktu (A)
berdasarkan persamaan 5.7 dapat didefinisikan besar energy listrik pada kapasitor dengan
rincian sebagai berikut.
Persamaan 5.8
𝑡
𝑤(𝑡) − 𝑤(𝑡0) = ∫𝑡0 𝑝 𝑑𝑡
𝑡 𝑑𝑣 𝑡 1 2 2
↔ 𝐶 ∫𝑡0 𝑣 𝑑𝑡
𝑑𝑡 = 𝐶 ∫𝑡0 𝑣 𝑑𝑣 = 2 𝐶{(𝑣(𝑡) ) − (𝑣(𝑡0) ) }
1 2 1
Jika 𝑣(𝑡0) = 0 , maka 𝑤(𝑡0) = 2 𝐶(𝑣(𝑡0) ) = 2 𝐶. 02 = 0 .
1 2
Sehingga 𝑤(𝑡) = 2 𝐶(𝑣(𝑡) ) .
Keterangan:
VI. Rangkaian seri dan parallel kapasitor

Anda mungkin juga menyukai