Sejarah geologi daerah pemetaan pertama kali dimulai pada zaman pra tersier
dikala Jura Akhir - Kapur awal bagian Barat Daya daerah pemetaan berupa
Tersier dikala Miosen sampai Pliosen terjadi pembentukan batuan beku plutonik
berupa sepentinit yang berada pada bagian Selatan dearah pemetaan yang
konglomerat akibat hasil sedimentasi dari batuan sekitar yang berada di bagian
transisi ( sub litoral sampai open marine ) yang dicirikan adanya jejak fosil pada
sayatan batuan yang terbentuk pada bagian Timur Laut daerah pemetaan yang
termasuk pada formasi Padang Tiji. Dan pada Pliosen sampai Plistosen cekungan
kemudian terjadi aktivitas tektonik yang mengangkat satuan batupasir yang mana
satuan ini terbagi atas dua bagian yaitu terdapat pada bagian Utara dan Tenggara
pada daerah pemetaan. Selanjutnya proses geologi terus berlangsung hingga pada
zaman Kwarter dikala Holosen proses tektonik terjadi kembali dan menghasilkan
topografi perbukitan atau tergolong dalam fisiografi kaki bukit barisan bagian
disebelah Timur Laut daerah pemetaan. Kondisi litologi, tektonik atau struktur
pembentukan potensi sumber daya alam endapan aluvial, mineralisasi, dan potensi
Proses geologi juga masih berkembang sampai saat ini didaerah pemetaan yaitu
berupa proses eksogen yang terjadi pada daerah pemetaan, dimana proses eksogen
ini berupa proses erosi terutama di aliran – aliran sungai didaerah pemetaan, yang
mana erosi tersebut membentuk endapan di sekitaran sungai yang berupa material
hasil rombakan dari batuan yang ada didaerah pemetaan membentuk satuan
aluvial dan sekaligus sebagai pengontrol akan potensi endapan sirtu didaerah
pemetaan