Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“Perbandingan kadar Glukosa Pada Berbagai Minuman Isotonis ”

Dosen Pengampu:
Dr.rer.nat. Senam, M.Si

Disusun Oleh:
INDRY ARISKA
18708251006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
“Perbandingan kadar Glukosa Pada Berbagai Minuman Isotonis ”

A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui perbedaan kadar Glukosa pada berbagai minuman
Isotonis.
B. Dasar Teori
Karbohidrat adalah senyawa organik mengandung atom karbon,
hidrogen, dan oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam
komposisi menghasilkan H2O. di dalam tubuh Karbohidrat dapat dibentuk dari
berbagai asam amino dan gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber
bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Hutagalung, 2004).
Sementara menurut Winarno (2002) Karbohidrat adalah senyawa polihidroksi
aldehid atau polihidroksi keton yang mempunyai rumus empiris CnH2nOn.
Karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida, disakarida, oligosakarida,
dan polisakarida. Golongan karbohidrat yang banyak dijumpai di alam adalah
monosakarida seperti glukosa dan fruktosa, disakarida seperti laktosa dan
sukrosa, serta polisakarida seperti pati.
Fungsi karbohidrat sebagai penyedia energi yang utama. Protein dan
lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi karena
sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat, maka karbohidratlah yang
terutama merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Amilum atau pati,
selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa
karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Molekul karbohidrat terdiri
atas atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan
oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Dahulu orang
berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat. Karena hal ini maka dipakai kata
karbohidrat, yang berasal dari kata “karbon” dan “hidrat” atau air. Walaupun
pada kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, kata
karbohidrat tetap digunakan. Senyawa karbohidrat tidak hanya ditinjau dari
rumus empirisnya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya. (McGilvery
& Goldstein, 1996).
Monosakarida ialah jenis karbohidrat yang tidak bisa dihidrolisis,
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi 2 molekul monosakarida disebut
dengan disakarida. Sementara karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi
banyak molekul onosakarida ialah polisakarida. Monosakarida apabila
dijelaskan lebih lanjut, ia mengandung grup aldehid yang disebut dengan aldosa,
jika mengandung keton maka disebut dengan ketosa. Glukosa mempunyai
struktur molekul C6H12O6, yang tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan
pentahidroksil aldehid maka glukosa ialah aldosa (Morrison, 1983).
Glukosa ialah suatu aldoheksosa dan disebut dengan dekstrosa karen
mempunyai sifat yang dapat memutar cahaya yang terpolarisasi ke arah kanan.
Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia
normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu
antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah
kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudah itu,
jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang
menderita diabetes mellitus, jumlah glukosa darah lebih dari 130 mg per 100 ml
darah (McGilvery & Goldstein, 1996).
Minuman isotonik secara khusus diformulasikan untuk dikomsumsi
sebelum, sesudah, dan selama aktifitas fisik. Minuman ini sebagai pengganti
elektrolit atau minuman isotonik (Stofan & Murray, 2001). Ford (1995)
menemukan bahwa kehilangan sejumlah volume tertentu dan perubahan
komposisi cairan tubuh selama latihan dapat dicegah dan diperbaiki melalui
konsumsi minuman yang mengandung glukosa dan elektrolit, yang tentunya
akan memberikan efek yang baik bagi tubuh. Sementara menurut BPOM RI
(2006) definisi dari minuman isotonikialah minuman formulasi yang
ditunjukkan untuk menggantikan cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral
tubuh dengan cepat. Sehingga minuman ini akan lebih cepat diserap oleh tubuh
setelah diminum. Minuman isotonik juga salah satu produk minuman ringan
karbonasi atau nonkarbonasi untuk meningkatkan kebugaran, yang megandung
glukosa, asam sitrat dan mineral. Istilah istonik sendiri sering digunakan untuk
larutan atau minuman yang memilki nilai osmolalitas yang mirip dengan cairan
tubuh (Stofan & Muray, 2001).
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Spektronik genesis 20 1. Minuman oceana
2. Tabung reaksi 2. Minuman goodmood
3. Batang pengaduk 3. Minuman mizone
4. Pipet tetes 4. Reagen Nelson A
5. Rak tabung reaksi 5. Reagen Nelson B
6. Gelas ukur 10 ml 6. Reagen Arsenomolybdat
7. Gelas beker 7. Spiritus
8. Erlemenyer 8. Aquades
9. Labu ukur 10 ml 9. Glukosa
10. Corong
11. Pipet volum
12. Vortex
13. Kaki tiga
D. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sampel Pengenceran
2. Pembuatan Larutan Blanko dan Standar

3. Menentukan waktu kestabilan


4. Pembuatan Kurva Standar Glukosa
5. Pengukuran Sampel
E. Hasil Pengamatan dan Analisis Data
1. Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Dengan Panjang
Gelombang 660 nm
No. Konsentrasi Absorbansi (A)
1. 2 ppm 0,190
2. 4 ppm 0,492
3. 6 ppm 1,300
4. 8 ppm 1,517
5. 10 ppm 1,908

Tabel 2. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Sampel Dengan Panjang


Gelombang 660 nm
No. Sampel Absorbansi (A) Kadar protein
1. Oceana 1,180 0,03221
2. Goodmood 1,208 0,03283
3. Mizone 1,832 0,04682

2. Analisis Data
a. Kadar Glukosa pada Oceana dengan A= 1,180
y = 44,61x – 0,2569
1,180 = 44,61x – 0,2569
-44,61x = -0,2569 – 1,180
1,4369
x = 44,61

x = 0,03221
Jadi kadar glukosa pada oceana ialah sebesar 0,03221
b. Kadar glukosa pada Goodmood dengan A = 1,208
y = 44,61x – 0,2569
1,208 = 44,61x – 0,2569
-44,61x = -0,2569 – 1,208
1,4649
x = 44,61

x = 0,03283
Jadi kadar glukosa pada goodmood ialah sebesar 0,03283
c. Kadar glukosa pada Mizone dengan A = 1,832
y = 44,61x – 0,2569
1,832 = 44,61x – 0,2569
-44,61x = -0,2569 – 1,832
2,0889
x = 44,61

x = 0,04682
Jadi kadar glukosa pada mizone ialah sebesar 0,04682

F. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa
pada berbagai merek minuman isotonis. Adapun merek yang dijadikan sampel
dalam percobaan kali ini ialah merek oceana, goodmood, dan mizone. Sebelum
melakukan percobaan ini terlebih dahulu yang harus dilakukan ialah
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah alat dan bahan
telah siap kemudian yang langkah selanjutnya ialah membuat larutan blanko,
larutan standar, dan larutan sampel. Larutan blanko dibuat dengan
mencampurkan aguades dengan reagen arsenomolybdat, kemudian untuk
pembuatan larutan standar dibuat dengan melarutkan glukosa dengan aquades
kemudian dipanaskan dengan suhu 100oC selama 20 menit setelah itu larutan
didinginkan pada suhu kamar dan selanjutnya menambahkan reagen
arsenomolybdat setelah itu larutan siap itu untuk diukur absorbansinya adapun
konsentrasi larutan standar yang digunakan ialah 0,01 ppm, 0,02 ppm, 0,03 ppm,
0,04 ppm, dan 0,05 ppm. Sementara untuk pembuatan larutan sampel digunakan
3 jenis merek minuman isotonis yaitu oceana, goodmood, dan mizone. Sebelum
larutan sampel dicampurkan dengan berbagai jenis reagen terlebih dahulu
larutan diencerkan 1000x. Larutan sampel yang telah diencerkan kemudian
ditambahkan reagen nelson A dan B yang selanjutnya dilakukan pemanasan
selama 20 menit pada suhu 100oC dan setelah itu didinginkan pada suhu kamar
kira hingga bersuhu 25oC dan dilanjutkan dengan menambahkan reagen
arsenomolybdat dan juga aguades maka setelah melalui berbagai proses tersebut
barulah larutan sampel siap untuk diukur absorbansinya.
Setelah semua larutan siap untuk diukur absorbansinya dengan
menggunakan spetronik genesis 20 seharusnya sebelum mengukur absorbansi
setiap larutan yang telah dibuat terlebih dahulu dilakukan pengukuran panjang
gelombang maksimum dan juga menentukan waktu kestabilan setiap larutan
yang ingin diketahui absorbansinya. Tetapi dalam praktikum yang dilakukan
pengukuran panjang gelombang maksimum dan waktu kestabilan tidak
dilakukan karena beberapa faktor yang terjadi dalam pelaksanaan praktikum
yang dilakukan pada saat itu, sehingga panjang gelombang langsung ditentukan
sebesar 660 nm.
Larutan yang siap di ukur absorbansinya dimasukkan kedalam kuvet
dan dimasukkan ke dalam spektronik genesis 20 dan ditentukkan panjang
gelombang sebesar 6600 nm. Larutan yang pertama yang di masukkan dalam
spektronik genesis 20 adalah larutan blanko kemudian menutup spektronik lalu
menekan tombol 0 ABS 100% T. Setelah absorbansi yang terlihat pada layar 0
maka larutan dikeluarkan dan diganti dengan larutan yang lain misalnya larutan
blanko 0,01 ppm dan melakukan hal yang sama dengan larutan blanko dan
mencatat absorbansi yang tertera pada layar detektor spektronik genesis 20.
Sebelum melakukan pengukuran absorbansi pada larutan standar dan larutan
sampel terlebih dahulu spektronik genesis harus dinormal ke angka 0 dengan
menggunakan larutan blanko. Adapun absorbansi yang diperoleh pada
pengukuran larutan standar dengan konsentrasi 0,001 ppm, 0,02 ppm, 0,03 ppm,
0,04 ppm, dan 0,05 ppm masing-masing secara berurutan sebesar 0,190; 0,492;
1,300; 1,517; 1,908. Dari data tersebut dibuatlah grafik untuk mengetahui
persamaan regresi linearnya. Berdasarkan regresi linear yang diperoleh tersebut
dapat digunakan untuk menghitung kadar glukosa yang terdapat dalam tiap
sampel yang diujicobakan.

Hubungan Absorbansi dengan Konsentrasi


2,5

2 y = 44,61x - 0,2569
R² = 0,9647
Absorbansi

1,5

0,5

0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06
Konsentrasi

Gambar 1. Grafik hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi

Persamaan regresi linear yang diperoleh berdasarkan grafik yang dibuat


ialah Y = 44,61x – 0,2569 yang kemudian digunakan untuk menghitung kadar
glukosa dari sampel yang di ujicobakan. Sampel yang pertama ialah oceana
dengan absorbansi sebesar 1,180 A dengan kadar glukosa sebesar 0,03221
Kemudian untuk sampel yang kedua yaitu minuman isotonis goodmood
diperoleh absorbansi sebesar 1,208 A dengan kadar glukosa sebesar 0,03283 dan
sampel yang terakhir yaitu minuman isotonik pada merek mizone diperoleh
absorbansi sebesar 1,832 A dengan kadar glukosa sebesar 0,04682.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan kadar glukosa yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa minuman isotonis yang memiliki kadar
glukosa tertinggi ialah pada merek minuman isotonis mizone dengan jumlah
kadar glukosa sebesar 0,04682 dan merek minuman isotonis dengan kadar
glukosa terendah yaitu pada merek oceana dengan kadar glukosa sebesar
0,03221. Dan untuk merek minuman isotonis goodmood memiliki kadar glukosa
sebesar 0,03283.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan.2006. Kategori Pangan No.


HK:00.05.52.4040. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jakarta

Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Universitas Sumatera Utara: Sumatera


Utara

McGilvery&Goldstein. 1996. Biokimia: Suatu Pendekatan Fungsional. Surabaya:


Airlangga University Press

Morrison, Robert Thornton. 1983. Organic Chemistry Fourth Edit. New York:
New York University.

Stofan, J., & Murray, R. 2001. Formulating Carbohydrate-Electrolyte Drinks for


Optimal Efficacy. New York-Washington

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN

Sampel larutan standar dan blanko uji glukosa

Semua sampel panaskan

Sampel larutan uji glukosa

Anda mungkin juga menyukai