POLITEKNIK
PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA - ITS Percobaan 4. Penentuan Praktek Teori Bangunan
Titik Berat Kapal Kapal (601304.A)
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu melaksanakan proses peluncuran kapal.
B. DASAR TEORI :
Yang dimaksud dengan peluncuran kapal adalah menurunkan kapal dari landasan
peluncur ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal pada bidang miring. Cara
peluncuran dapat ditentukan berdasarkan type landasan pembangunan (building berth)
dan rancangan badan kapal serta berat peluncuran dari kapal. Untuk meluncurkan kapal,
maka kapal harus dilengkapi dengan alat peluncur yaitu :
Jalan peluncur ( launching ways )
Sepatu peluncur ( sliding ways )
Jenis-jenis peluncuran dengan menggunakan landasan bidang miring ada dua, yaitu :
Secara melintang ( Side launching )
Secara memanjang ( End launching )
Lapisan dasar.
Bahan lapisan dasar yang digunakan terdiri dari dua bahan yang dicampur dengan jalan
direbus dan diaduk dalam satu tempat. Adapun jenis kedua bahan tersebut serta
spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Wax (parafin).
Bahan ini mampu menopang beban yang diterima karena merupakan bahan yang
keras. Bahan ini dapat juga kita sebut parafin yang dihasilkan dari hasil
penyulingan minyak bumi dengan tingkatan penyulingan nomer 8, yang
membutuhkan suhu diatas 3500 C. Beberapa spesifikasi dari wax / parafin (produk
PT. Intiboga Sejahtera ) adalah sebagai berikut :
Titik leleh : ( 41 ~ 45 )0 C.
Kadar air : maksimal 0,1%
Iodine value : ( 43 ~ 47 ) gram / 100 gram oil.
Tallow (margarin / lemak).
Tallow disini berfungsi sebagai campuran wax / parafin supaya tidak terlalu keras
yang dapat menimbulkan kegetasan pada parafin tersebut. Tallow sendiri berasal
File : Direvisi : Disetujui : Kode Revisi : Page: (no hal) /(tot.hal)
Ruddianto
Bengkel Non Metal Teknik Bangunan Kapal
POLITEKNIK
PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA - ITS Percobaan 4. Penentuan Praktek Teori Bangunan
Titik Berat Kapal Kapal (601304.A)
dari bahan sejenis margarin yang berbeda dengan yang digunakan untuk konsumsi
sehari-hari. Selain itu, lemak juga dapat digunakan sebagai tallow. Beberapa
spesifikasi Tallow (produk PT. Intiboga Sejahtera) adalah sebagai berikut :
Titik leleh : ( 40 ~ 42 )0 C.
Kadar air : maksimal 0,1%
Iodine value : ( 47 ~ 50 ) gram / 100 gram oil.
Lapisan pelicin.
Sebagai lapisan paling atas, grease ini memegang peranan yang penting. Proses
pemberian grease ini adalah setelah pelapisan campuran tallow dan wax. Beberapa jenis
bahan lapisan pelicin (produk Pertamina) dan spesifikasinya adalah sebagai berikut :
Gemuk Pertamina SG – NL.
Pelumas ini adalah jenis pelumasan untuk bantalan kendaraan yang sifatnya serba
guna, dengan dasar sabun lithium hydroxystearate-unleaded yang mengandung zat
aditif anti oksida, anti karat, tahan terhadap air, mempunyai daya lekat yang baik
pada permukaan logam serta mempunyai sifat extreme pressure (EP). Adapun
karakteristik pelumas tersebut adalah sebagai berikut:
Type of soap : lithium
Structure : smooth
Penetration at 770 F (250 C), worked : 270 ~ 310
0
Dropping point, C : 171
Colour : Brown
Gemuk Pertamina TS 2.
Pelumas ini dibuat dari bahan dasar sabun kalsium, yang dipakai untuk pelumasan
secara mekanik dan untuk pelumasan dengan pot gemuk berpegas. Secara umum,
pelumas ini dianjurkan untuk pelumasan pada suhu sekitar ( 32 ~ 160 )0 F atau ( 0 ~
75 )0 C, untuk bantalan luncur maupun pelor atau rol yang memerlukan pelumas
dan tahan air. Beberapa karakteristik dari pelumas ini adalah sebagai berikut :
Type of soap : Calcium
Structure : smooth
landasan peluncuran dengan besarnya tinggi sepatu peluncur serta sarat pada haluan
kapal yang diluncurkan ( H – T ). Jika harga ( H – T ) positif maka tidak terjadi
jumping, sebaliknya jika harga ( H – T ) negatif maka akan terjadi jumping.
1. Besarnya H.
Besarnya nilai H dapat ditentukan berdasarkan panjang serta sudut kemiringan
dari landasan peluncuran yang direncanakan ( minimal 2 x Sarat depan kapal ).
2. Besarnya T.
Perhitungan besarnya T dapat dilakukan menurut langkah-langkah sebagai
berikut :
Volume x ( Lcg - Lcb )
T -
( 1000 x MTC )
Volume
Trata
( Lpp x B x Cb )
( T x Lcf )
Ta Trata
Lpp
Tf = Ta - T
Dengan memperhatikan gambar dibawah, dapat diketahui :
x Tf ( Tf x Lpp )
sehingga x
Lpp Ta Ta
(xm) Y Ta . ( x m )
sehingga y
( x Lpp ) Ta ( x Lpp )
dengan m = ( Lpp – S ) / 2
T = Y + tinggi sepatu
3. Pemeriksaan H - T.
Agar tidak terjadi Jumping, maka harga dari H – T harus positif atau setidaknya
diusahakan harga H sama dengan 2 x sarat depan kapal yang diluncurkan
t = Temperatur peluncuran ( 0F )
= ( 9/5 x 0C ) + 32
= Tekanan rata-rata pada landasan ( ton/ft2 )
2. Persamaan gerakan kapal pada landasan ( perhitungan dinamis ).
Waktu yang dibutuhkan meluncurnya kapal ke air :
2.Sx
t
g ( f d )
D. PROSEDUR PERCOBAAN :
E. LATIHAN SOAL-SOAL :
F. PENILAIAN (20 %) :
G. DAFTAR PUSTAKA
B. Baxter, Naval Architecture (example and theory), The Garden City Press
Limited, Letchworth, Hertfordshire SG6 1JS, 1977
Harry Benford, Naval Architecture for Non-Naval Architects, The Society of Naval
Architects and Marine Engineers 601 Pavonia Avenue, Jersey City, NJ, 1991
R. Munro – Smith, Ship and Naval Architecture, The Institute of Marine Engineers,
London, 1978
Schneekluth H., and Bertram, Ship Design for Economy, Butterworth Heinemann,
Oxford, 1998