Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN 1

PEMBAGI TEGANGAN DAN ARUS

1.1 Gambar Rangkaian


1.1.1 Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan

Gambar 1.1 Pembagi Arus dan Tegangan

1.1.2 Rangkaian Jembatan Seimbang

Gambar 1.2 Jembatan Seimbang


1.1.3 Rangkaian Jembatan Tak Seimbang

Gambar 1.3 Jembatan Tak Seimbang


1.2 Data Percobaan
1.2.1 Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan
Tabel 1.1 Data Hasil Pengukuran Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan
No Hambatan (ohm) Tegangan (V) Arus (mA)
1 5,43 KΩ 2,45 0,49 mA
2 9,76 KΩ 2,65 0,29 mA
3 8,03 KΩ 1,44 0,19 mA
4 17,8 KΩ 1,22 0,09 mA
5 9,78 KΩ 1,09 0,1 mA
6 1,19 KΩ 0,13 0,1 mA

1.2.2 Rangkaian Jembatan Seimbang


Tabel 1.2 Data Hasil Pengukuran Rangkaian Jembatan Seimbang
No Hambatan (ohm) Tegangan (V)
1 9,72 KΩ 3,65
2 8,01 KΩ 1,5
3 8,08 KΩ 1,5
4 6,1 KΩ 0,76
5 6,06 KΩ 0,76

1.2.3 Rangkaian Jembatan Tak Seimbang


Tabel 1.2 Data Hasil Pengukuran Rangkaian Jembatan Tak Seimbang
No Hambatan (ohm) Tegangan (V)
1 9,80 KΩ 3,95
2 4,58 KΩ 0,80
3 3,21 KΩ 0,76
4 1,95 KΩ 0,42
5 1,95 KΩ 0,38
6 1,48 KΩ 0,03
V ab 0,03
1.3 Analisis dan Pembahasan
1.3.1 Analisis Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan
a) Analisis Perhitungan Nilai Tahanan Total Pada Rangkaian Pembagi
Arus dan Tegangan

R Seri 1
=𝑅5 + 𝑅6
=1,19+9,78
=10,97 KΩ

R Paralel 1
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 1 𝑥 𝑅4
= 𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 1+𝑅4
10,97𝑥 17,8
=10,97+17,8
195,266
= 28,77

=6,78 KΩ

R Seri 2
= 𝑅3 + 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙1
=8,03+6,78
=14,81 KΩ

R Paralel 2
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 2 𝑥 𝑅2
=
𝑅𝑠𝑒𝑟𝑖 2 + 𝑅2
14,81𝑥9,76
=14,81+9,76
144,54
= 24,57

=5,88 KΩ
R Total
=𝑅1 + 𝑅𝑝𝑎𝑟𝑎𝑙𝑒𝑙2
=5,43+5,88
=11,31 KΩ
R total diperoleh dengan cara mengubah rangkaian seri-pararel dirubah ke
rangkaian pengganti dengan cara mengserikan(Rseri 1) R5 dan R6 selanjutnya
mempararelkan(Rpararel1) Rseri 1 dengan R4 lalu mengserikan(Rseri2)
Rpararel1 dengan R3 kemudian mempararelkan(Rpararel2) Rseri2 dengan R2
lalu mengserikan(Rseri3) Rpararel 2 dengan R1. Rtotal didapat lewat
penjumlahan antara R1 dan Rparalel2 dan didapatkan hasil Rtotal = 11,31 kΩ

b) Analisis Perhitungan Nilai Arus Di Setiap Titik Pengukuran (Resistor)


Pada Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan
I = VPengukuran/R
I1 = 2,45/5,43
= 0,45 mA
I2 = 2,65/9,76
= 0,27 mA
I3 = 1,44/8,03
= 0,18 mA
I4 = 1,22/17,8
= 0,06 mA
I5 = 1,09/9,78
= 0,11 mA
I6 = 0,13/1,19
= 0,11 mA

Menghitung nilai arus pada setiap titik dilakukan dengan cara V pengukuran di
setiap pengukuran dibagi dengan R pada setiap titik. Maka dari itu data V
pengukuran dan R di setiap titik diperlukan. Berdasarkan rumus I =
VPengukuran/R
c) Analisis Perhitungan Nilai Tegangan Di Setiap Titik Pengukuran
(Resistor) Pada Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan
V = IPengukuran x R
V = IPengukuran x R
V1 = 0,49 x 5,43
= 2,66 V
V2 = 0,29 x 9,76
= 2,83 V
V3 = 0,19 x 8,03
= 1,52 V
V4 = 0,09 x 17,8
= 1,6 V
V5 = 0,1 x 9,78
= 0,978 V
V6 = 0,1 x 1,19
= 0,119 V

Untuk menghitung nilai V di setiap titik, perlu pengukuran dan adanya R di


setiap titik tersebut. Lalu I dikalikan dengan R di setiap titik. Didapatkan hasil
perhitungan diatas.
d) Perbandingan Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada Rangkaian
Pembagi Arus dan Tegangan

Tabel 1.4 Perbandingan Data Arus Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada Rangkaian
Pembagi Arus dan Tegangan
No Arus Pengukuran (mA) Arus Perhitungan (mA)
1 0,49 0,45
2 0,29 0,27
3 0,19 0,18
4 0,09 0,06
5 0,1 0,11
6 0,1 0,11

Pada table 1.4 terdapat data perbandingan nilai arus dengan metode pengukuran
dan perhitungan. Data tersebut mempunyai perbedaan nilai yang kecil hal ini
membuktikan bahwa praktikum telah dilakukan dengan benar, pengukuran arus
oleh multimeter terdapat rugi-rugi alat pada multimeter sehingga pengukuran
terdapat selisih akan tetapi selisih dapat diabaikan karena selisih sangat kecil.

Tabel 1.5 Perbandingan Data Tegangan Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada
Rangkaian Pembagi Arus dan Tegangan
No Tegangan Pengukuran (V) Tegangan Perhitungan (V)
1 2,45 2,66
2 2,65 2,83
3 1,44 1,52
4 1,22 1,6
5 1,09 0,978
6 0,13 0,119
terdapat data perbandingan nilai tegangan dengan metode pengukuran dan
perhitungan. Data tersebut mempunyai perbedaan nilai yang kecil hal ini
mungkin dipengaruhi rugi-rugi alat ataupun pembulatan saat menghitung
tegangan perhitungan. Karena selisih data yang tidak terlalu besar maka dapat
dikatakan bahwa praktikum telah dilakukan dengan benar.
1.3.2 Analisis Rangkaian Jembatan Seimbang
a) Analisis Perhitungan Tegangan Di Titik BC Saat R4 = R5
:
(𝑅4 + 𝑅2) 𝑥 (𝑅5 + 𝑅3)
𝑅5 𝑅4 (𝑅4 + 𝑅2 + 𝑅5 + 𝑅3)
𝑉𝐵𝐶 =( − ) 𝑥 𝑉𝑠 𝑥 ( )
𝑅5 + 𝑅3 𝑅4 + 𝑅2 (𝑅4 + 𝑅2) 𝑥 (𝑅5 + 𝑅3)
+ 𝑅1
(𝑅4 + 𝑅2 + 𝑅5 + 𝑅3)

(6,1 + 8,01) 𝑥 (6,06 + 8,08)


6,06 6,1 (6,1 + 8,01 + 6,06 + 8,08)
( − ) 𝑥 5,14 𝑥 ( )
6,06 + 8,08 6,1 + 8,01 (6,1 + 8,01) 𝑥 (6,06 + 8,08)
+ 9,72
(6,1 + 8,01 + 6,06 + 8,08)

199,51
28,25
= ( 0,428 − 0,432)𝑥 5,14 𝑥 ( )
195,51
+ 9,72
28,25

6,92
= (−0,004)𝑥 5,14 𝑥 ( )
6,92 + 9,72

= -0,00855 V

Nilai VBC dapat dicari dengan menghitung dengan perhitungan diatas.

b) Perbandingan Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada Rangkaian


Jembatan Seimbang
Tabel 1.6 Perbandingan Data Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada Rangkaian Jembatan
Seimbang
Data Pengukuran Data Perhitungan
0V -0,00855 V
Dari Tabel 1.6 diketahui bahwa nilai tegangan terukur adalah 0 V sedangkan
nilai tegangan terhitung adalah -0,00855 V. Perbedaan ini mungkin terjadi
akibat rugi-rugi alat ukur atau kesalahan pengukuran. Namun perbedaan antara
keduanya tidak begitu besar, bahkan nilai keduanya hampir sama.

1.3.3 Analisis Rangkaian Jembatan Tak Seimbang


a) Analisis Perhitungan Nilai Tahanan Total Pada Rangkaian Jembatan
Tak Seimbang
𝑅2 𝑥 𝑅3
Ra: 𝑅2+𝑅3+𝑅6
4,58𝑥 3,21
= 4,58+3,21+1,48

= 1,58 KΩ
𝑅2 𝑥 𝑅6
Rb: 𝑅2+𝑅3+𝑅6
4,58𝑥 1,48
=4,58+3,21+1,48

= 0,73 KΩ
𝑅3 𝑥 𝑅6
Rc: 𝑅2+𝑅3+𝑅6
3,21 𝑥 1,48
=4,58+3,21+1,48

= 0,51 KΩ

(𝑅𝑏+𝑅4) 𝑥 (𝑅𝑐+𝑅5)
R Paralel: (𝑅𝑏+𝑅4)+(𝑅𝑐+𝑅5)
(0,73+1,95) 𝑥 (0,51+1,95)
= (0,73+1,95)+(0,51+1,95)

=1,28

Rtotal = R1 + Ra + Rparalel
=9,8 + 1,58 + 1,28
=12,66 KΩ
Untuk mendapat Rtotal, Awalnya dicari Ra, Rb, dan Rc. Ra didapat dengan
𝑅2 𝑥 𝑅3 𝑅2 𝑥 𝑅6 𝑅3 𝑥 𝑅6
rumus . Selanjutnya Rb = . Dan juga Rc = .
𝑅2+𝑅3+𝑅6 𝑅2+𝑅3+𝑅6 𝑅2+𝑅3+𝑅6
(𝑅𝑏+𝑅4) 𝑥 (𝑅𝑐+𝑅5)
Kemudian menghitung Rparalel yaitu Rparalel = (𝑅𝑏+𝑅4)+(𝑅𝑐+𝑅5)
. Lalu Rtotal

merupakan penjumlahan dari R1, R1, dan Rparalel. Sehingga didapat seperti
perhitungan diatas.

b) Analisis Perhitungan Nilai Arus Di Setiap Titik Pengukuran (Resistor)


Pada Rangkaian Jembatan Tak Seimbang
I = VPengukuran/R
I = VPengukuran/R
I1 = 3,95/9,8
= 0,40 mA
I2 = 0,8/4,58
= 0,17 mA
I3 = 0,76/3,21
= 0,24 mA
I4 = 0,42/1,95
= 0,21 mA
I5 = 0,38/1,95
= 0,19 mA
I6 = 0,03/1,48
= 0,02 mA

Untuk menghitung nilai I di setiap titik, perlu pengukuran V dan adanya R di


setiap titik tersebut. Lalu V terukur dibagi dengan R di setiap titik. Berdasarkan
rumus I =V / R. Didapatkan hasil perhitungan diatas.

c) Analisis Perhitungan Nilai Tegangan Di Setiap Titik Pengukuran


(Resistor) Pada Rangkaian Jembatan Tak Seimbang
V = IPengukuran x R
V = IPerhitungan x R
V1 = 0,40 x 9,8
= 3,95 V
V2 = 0,17 x 4,58
= 0,8 V
V3 = 0,24x 3,21
= 0,76 V
V4 = 0,21 x 1,95
= 0,42 V
V5 = 0,19 x 1,95
= 0,38 V
V6 = 0,02 x 1,48
= 0,03 V

d) Perbandingan Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada Rangkaian


Jembatan Tak Seimbang
Tabel 1.7 Perbandingan Data Tegangan Hasil Pengukuran dan Hasil Perhitungan Pada
Rangkaian Jembatan Tak Seimbang
Tegangan Pengukuran (V) Tegangan Perhitungan (V)
3,95 3,95
0,8 0,8
0,76 0,76
0,42 0,42
0,38 0,38
0,03 0,03
Pada tabel 1.7, ditampilkan perbandingan nilai tegangan hasil pengukuran dan
hasil perhitungan. Tidak terdapat perbadaan nilai antara hasil pengukuran dan
hasil perhitungan,
1.4 Kesimpulan
1. Arus yang mengalir pada rangkaian resistor pararel arusnya akan terbagi.
2. pada resistor terdapat toleransi sehingga resistansi terukur dapat berbeda
degan resistansi tertera.
3. adanya perbedaan hasil pengukuran dan perhitungan arus, resistansi, dan
tegangan dapat terjadi karena kesalahan praktikan dan rugi-rugi alat.
4. pada rangkaian seri arusnya sama sedangkan di rangkaian pararel
teganganya yang sama.
5. Rangkaian Jembatan Wheatstone berfungsi untuk membantu dalam
pengukuran dikarenakan lebih sensitif dan akurat.
6. Pada rangkaian jembatan seimbang nilai tegangan terukur adalah 0 V
sedangkan nilai tegangan terhitung adalah -0,00855 V. Namun perbedaan
antara keduanya tidak begitu besar, bahkan nilai keduanya hampir sama,
sehingga dapat dikatakan seimbang.
7. Pada hasil pengukuran dan perhitungan arus pada rangkain pembagi arus
dan tegangan memiliki perbedaan yang cukup besar hal tersebut mungkin
dikarenakan kesalahan praktikan ataupun eror pada alat ukur maupun rugi-
rugi alat.
8. Rangkaian jembatan dikatakan seimbang jika setiap titik memiliki tegangan
yang sama.
9. Nilai hambatan pengganti untuk rangkaian yang disusun secara seri dan
parallel berbeda, sehingga kita harus memperhatikan bagaimana rangkaian
disusun unuk menghitung nilai hambatan total pada suatu rangkaian seri
parallel.
10. Pada rangkaian jembatan tak seimbang, VBC ≠ 0, sehingga untuk
memudahkan perhitungan rangkaian tersebut dapat diubah dari rangkaian ∆
ke rangkaian Y dan menghitung nilai hambatan pengganti RA, RB, dan RC.

Anda mungkin juga menyukai