Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sofwan Ali Fakhrudin

NIM: 2201861881

Tugas Personal 2

(Minggu 7 / Sesi 11)

Tulislah 2 halaman (Spasi 1,5/Times New Roman/Font 12) konsep sekularisme dan sejauh mana
sekularisme dewasa ini mempengaruhi Anda khususnya dalam aspek hidup keagamaan dan
keimanan Anda! Apa yang dapat Anda lakukan untuk tetap teguh beriman di tengah derasnya arus
zaman sekularisme yang berpotensi melemahkan imanmu?

CHAR6021 – Character Building: Agama


Sekularisme adalah faham yang menganggap bahwa agama itu tidak ada urusan dengan
dunia, negara dan sebagainya. Agama itu menjadi urusan pribadi, jangan ada agama dalam Negara,
jangan ada agama dalam urusan pemerintahan demikianlah Kaum Sekulerisme menyebarkan
fahamnya. Dan sudah pasti ini bertentangan dengan Islam , karena Islam mengajarkan seluruh
Aspek kehidupan, dari masalah yang sepele seperti masuk WC apalagi dalam urusan yang penting
seperti Negara dan Pemerintahan Islam mengaturnya, artinya Kaum Sekulerisme wajib di
waspadai. Sejatinya Islam tidak pernah mendefinisikan persoalan keagamaan dan politik sebagai
dua institusi yang berbeda. Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford, dalam Islam,
negara sebagai institusi politik diselenggarakan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan Islam,
menjaga ummah, dan menjamin pelaksanaan syariat (hukum Islam). Meski Islam tak mengenal
paham adanya pemisahan antara agama dan negara, dalam perjalanan sejarah, banyak negara
berpenduduk Muslim menganut sekularisme. "Sekularisme atau proses sekularisasi berasal dari
pengalaman sejarah Eropa," ungkap Esposito. Sekularisme memang berawal dan berakar dari
sejarah Kristen di Barat.

Ensiklopedi Islam mendefinisikan sekularisme sebagai suatu aliran atau sistem doktrin dan
praktik yang menolak segala bentuk yang diimani dan diagungkan oleh agama atau keyakinan
harus terpisah sama sekali dari masalah kenegaraan (urusan duniawi). Secara bahasa, sekuler
berasal dari bahasa Latin, saeculum yang bermakna ganda, yakni 'ruang' dan 'waktu'. Istilah ruang
merujuk pada pengertian dunia atau duniawi, sedangkan waktu mengandung pengertian sekarang
atau kini. Kata secular akhirnya berkembang menjadi sebuah istilah yang bermakna atau bersifat
duniawi atau kebendaan.

Sekularisme berkembang di dunia Barat pada era modern. Pada masa itu, negara-negara di
Eropa, khususnya, memisahkan hal-hal yang menyangkut masalah agama dan nonagama.
Pemicunya adalah ketidakserasian antara hasil penemuan sains atau ilmu pengetahuan dengan
doktrin Kristen. Pada abad ke-17 dan 18 M, di Barat, berkembang periode sekularisme moderat.
Pada masa itu, agama dipandang sebagai masalah individu yang tak berkaitan dengan masalah
negara. Memasuki abad ke-19, berkembang sekularisme ekstrem, ditandai dengan munculnya
pemikiran materialisme historis Marxisme.

Sekularisme semakin merebak di dunia Islam pada era imperialisme atau penjajahan. Saat
itu, negara-negara Islam harus berupaya agar mampu bertahan serta menjaga kemerdekaan atau

CHAR6021 – Character Building: Agama


memperolehnya kembali pada penguasa-penguasa asing. "Penguasaan budaya sekuler Eropa,
khususnya sains (sebagai dasar keahlian militer), dijadikan alat untuk mencapai modernisasi,"
papar Esposito yang juga guru besar Studi Islam pada Universitas Georgetown, Amerika Serikat.
Akibatnya, sejumlah negara berpenduduk Muslim lebih memilih menerapkan sekularisme dalam
mengatur warganya, contohnya Turki.

Di dunia Islam, para ulama dan ilmuwan Muslim memiliki pandangan yang berbeda
tentang sekularisme dan sekularisasi. Ulama dan filsuf terkemuka dari Mesir, Sayyid Qutub,
mendefinisikan sekularisme sebagai pembangunan struktur kehidupan tanpa dasar agama.
Sehingga, Sayyid Qutub memandang sekularisme bertentangan dengan Islam. Bahkan,
menurutnya, sekularisme adalah musuh Islam yang paling berbahaya. Namun, ada pula tokoh
Islam yang membedakan sekularisme dan sekularisasi, salah satunya Prof Nurcholis Madjid.
Dalam perkembangannya, masyarakat Muslim ternyata kurang cocok dengan sistem negara
sekuler.

Penting kiranya untuk terus menggunakan berbagai opsi perjuangan legal dan nonlegal
yang tersedia. Kita bisa menjelaskan, misalnya, kepada sejumlah kelompok Islam bahwa agenda
untuk membuat masyarakat semakin Islami dengan cara mendisiplinkan agama lain melalui
negara sejatinya merupakan agenda yang justru bersifat sekuler. Penting untuk memahami bahwa
terlalu menghakimi konservatisme agama sebagai akar masalah sembari mengimajinasikan
sekularisme sebagai panglima perdamaian, padahal sejatinya sekularisme juga bagian dari
masalah, merupakan satu masalah tersendiri.

Poinnya bahwa sekularisme menjauhkan agama dari mengurusi dunia, atau memisahkan
agama dari urusan politik. Orang sekuler melihat dunia secara mendua, misalkan akal dan materi
serta jiwa dan raga, yang sebenarnya semuanya saling berhubungan dan harus dipandang secara
komprehensif

Untuk mengatasi sekularisme supaya faham ini tidak menyebar luas adalah dengan
membentengi diri dengan ajaran-ajaran Islam. Kita tingkatkan pemahaman kita tentang islam, kita
tanamkan Al qur’an di dada kita Insya Allah faham – faham sekularisme tidak akan masuk
kedalam diri kita. Karena faham tersebut pendapatnya bisa dibantah dengan isi kandungan Al
Qur’an. Dan untuk mencegah paham ini menyebar ke generasi muda kita, maka tindakan yang

CHAR6021 – Character Building: Agama


paling nyata adalah menyebarkan ajaran Al Qur’an ke semua kalangan dan menanamkan Al
Qur’an sejak usia dini. Sehingga akan tercipta generasi dengan jiwa-jiwa Al qur’an.

Sumber:

https://crcs.ugm.ac.id/masalah-sekularisme-dan-dampaknya-dalam-hubungan-mayoritas-
minoritas/

CHAR6021 – Character Building: Agama

Anda mungkin juga menyukai