TUGAS AKHIR
A. FAKULTAS
Visi Fakultas Teknologi Pertanian UNJA
Visi PS THP-UNJA
Pada Tahun 2028, Program Studi Teknologi Hasil Pertanian FATETA UNJA
Menjadi Program Studi Bertaraf Internasional yang Bermutu dan Unggul di
Bidang Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian yang Berwawasan
Kewirausahaan
Misi PS THP-UNJA
Tujuan PS THP-UNJA
Visi PS TIP-UNJA
Pada Tahun 2028, Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jambi menjadi Program Studi yang Bermutu dengan
Unggulan di Bidang Teknologi, Manajemen, dan Sistem Industri Pertanian.
Misi PS TIP-UNJA
Tujuan PS TIP-UNJA
Visi PS TEP-UNJA
Pada Tahun 2028, Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi menjadi Program Studi berstandar internasional dengan
Unggulan di Bidang Teknik Mesin Produksi, Teknik Biosistem dan Teknologi
Proses dalam Sistem Pertanian.
Misi PS TEP-UNJA
Tujuan PS TEP-UNJA
Pimpinan Fakultas
Dekan : Dr. Ir. Hj. Dharia Renate, M.Sc.
Wakil Dekan
- Bidang Akademik, Kerjasama,
dan Sistem Informasi : Dr. Mursalin, S.TP., M.Si.
Pelaksana Akademik
3) Ir. Surhaini, MP
I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................... 1
1.3 Batasan Skripsi ....................................................... 2
II. KETENTUAN UMUM .......................................................... 3
2.1 Persyaratan Akademik ............................................. 3
2.2 Bahasa .................................................................... 3
2.3 Format Penulisan ..................................................... 3
2.4 Jenis dan Pengumpulan Data serta Model Kegiatan ... 3
2.5 Etika Penyusunan Skripsi ........................................ 4
III. SISTEMATIKA SKRIPSI ...................................................... 6
3.1 Sistematika Umum .................................................. 6
3.2 Bagian Awal Skripsi ................................................. 6
3.3 Bagian Utama Skripsi .............................................. 11
3.4 Bagian Akhir Skripsi ................................................ 21
3.5 Ketentuan Penomoran dan Penyajian Bab, Sub-bab,
dan Sub-sub-bab Skripsi .......................................... 22
IV. FORMAT PENULISAN SKRIPSI .......................................... 27
4.1 Format Pengetikan Naskah Skripsi ........................... 27
4.2 Format Penulisan Skripsi .......................................... 33
4.3 Lain-lain .................................................................. 40
V. PROSEDUR DAN TATA LAKSANA PENYELESAIAN SKRIPSI . 41
5.1 Tata Alur Administrasi Penyelesaian Skripsi ............. 41
5.2 Bobot Kegiatan untuk Penyelesaian Skripsi ............. 43
5.3 Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ..................... 46
5.4 Proposal Skripsi ....................................................... 47
5.5 Supervisi dalam Pelaksanaan Skripsi ....................... 48
5.6 Sanksi dalam Penyelesaian Skripsi .......................... 48
5.7 Ujian Skripsi ............................................................ 49
5.8 Seminar Ilmiah ........................................................ 56
I.2. Tujuan
Secara umum, tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk menguji
kemampuan mahasiswa dalam mengintegrasikan pengetahuan yang
didapat selama menjalani masa perkuliahan. Pada tahap akhir
penyelesaian studi, mahasiswa dituntut untuk dapat menunjukkan
kemampuan penguasaan ilmu di bidang teknologi pertanian dalam wujud
memahami dan menjelaskan teori atau fenomena, menerapkan,
menganalisis serta menyusunnya ke dalam suatu karya tulis
ilmiahberbentuk skripsi.
Penyusunan skripsi juga ditujukan untuk memberi bekal dasar
kepada mahasiswa dalam menyusun suatu karya tulis ilmiah sebagai
wadah untuk menuangkan daya kritis, kemampuan analisis, dan
kemampuan sintesis mahasiswa terhadap suatu fenomena atau masalah
dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, dari perspektif lingkup bidang keilmuan pada program studi dimana
mahasiswa terdaftar.
2.2. Bahasa
Skripsi ditulis dalam Bahasa Indonesia atau bahasa lain yang disetujui
oleh jurusan/ program studi.
berupa data primer dan atau sekunder yang diperoleh melalui penelitian
Dan lain-lain.
2. Jurusan Teknik Pertanian
mekanisasi pertanian,
Rekayasa dan evaluasi sistem mekanisasi,
Dan lain-lain.
3. Jurusan Teknologi Industri Pertanian
bersangkutan.
Skripsi merupakan karya ilmiah yang tunduk pada norma dan etika
ilmiah. Norma-norma etis yang perlu dipenuhi dalam penyusunan skripsi
adalah:
memang diperlukan.
2. Melaporkan proses dan kajian dengan sebenarnya.
bersangkutan.
daftar pustaka.
3. Bagian akhir yang merupakan bagian pendukung dari skripsi
memuat lampiran-lampiran.
Judul skripsi dengan jarak 5 cm dari batas atas kertas, ditulis dengan
huruf kapital tebal (Bold) menggunakan Time New Roman 14, tidak
lebih dari 3 baris (15 kata), diatur dalam bentuk segitiga terbalik.
huruf kapital tebal (Bold) menggunakan Time New Roman 14, tidak
lebih dari 3 baris (15 kata), diatur dalam bentuk segitiga terbalik.
nama dan tanda tangan penguji, nama dan tanda tangan Ketua Jurusan,
dan tanggal lulus skripsi (tanggal pengesahan setelah perbaikan/revisi
Riwayat hidup ditulis dalam satu halaman. Pada bagian kiri atas,
dilengkapi dengan pas photo berwarna ukuran 3x4 cm. Riwayat hidup
memuat data tempat dan tanggal lahir, nama kedua orang tua, riwayat
pendidikan formal sejak Sekolah Dasar hingga mencapai gelar Sarjana,
karya tulis ilmiah seperti untuk lomba-lomba karya tulis ilmiah (LKTI, LKIM),
tulisan ilmiah dalam koran atau majalah ilmiah yang pernah dibuat serta
Halaman daftar diberi judul “DAFTAR ISI” yang diketik dengan huruf
besar di tengah halaman. Dalam daftar isi termuat bagian awal skripsi yang
dimulai dari Ringkasan, bagian utama sampai bagian akhir atau lampiran
dan masing-masing disertai nomor halamannya. Penomoran halaman
pada bagian awal skripsi menggunakan angka Romawi kecil (i, ii, iii dan
seterusnya), sedangkan pada bagian utama dan akhir menggunakan angka
Arab (1, 2, 3 dan seterusnya). Daftar Isi hanya memuat sampai judul sub-
bab.
Judul bab diketik dengan huruf besar, sedangkan setiap kata pada
judul sub-bab diketik dengan huruf kecil yang diawali dengan huruf besar,
kecuali kata sambung dan kata depan. Baik judul bab maupun sub-bab
tidak diakhiri dengan titik. Pada penulisan daftar isi digunakan spasi 1,
akan tetapi pada jarak antar Bab digunakan spasi 2. Contoh Daftar Isi
dapat dilihat pada Lampiran 10.
halamannya. Jarak baris antar judul tabel yaitu 2 (dua) spasi, sedangkan
jarak baris dalam satu judul tabel adalah 1 (satu) spasi. Contoh Daftar
judul gambar dan nomor halamannya. Contoh Daftar Gambar dapat dilihat
pada Lampiran 12. Aturan jarak spasi yang digunakan sama dengan daftar
tabel.
besar tanpa diakhiri titik. Dalam halaman daftar simbol dimuat tentang
simbol, satuan dan keterangan lainnya (Lampiran 14).
A. Pendahuluan
Bab Pendahuluan terdiri dari: latar belakang, perumusan masalah,
sistem atau proses lain yang serupa karena ada kemungkinan terjadi bias.
Demikian pula, proses yang berhasil pada lingkup terbatas dapat
akan dibuktikan dari hasil penafsiran atas data yang telah dikumpulkan
dalam penelitian. Bila penelitian topiknya rancangan alat atau model,
penelitian.
4) Tujuan
Tujuan penelitian merupakan capaian yang diinginkan dari hasil
B. Tinjauan Pustaka
bahan pembanding.
Landasan ilmiah yang disajikan dalam Tinjauan Pustaka mempunyai
dengan kerangka waktu (tanah, iklim, sosial dan ekonomi petani, dan lain-
lain) dan umumnya merupakan penelitian di lapang. Penulisan tempat dan
atau khas dalam pembuatan produk harus dinyatakan secara jelas sumber
dan spesifikasinya. Demikian pula bahan untuk keperluan analisis yang
dan model kegiatan serta cara, prosedur, protokol atau pendekatan ilmiah
4) Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan penelitian mulai dari: (1) persiapan bahan dan alat yang meliputi
penanganan bahan dan alat sebelum digunakan, dan sebagainya; (2) cara
melaksanakan perlakuan pendahuluan jika diperlukan; (3) pelaksanaan
satuan percobaan yang akan dilakukan, jumlah atau berat bahan utama
dan penunjang yang akan digunakan, dan ukuran-ukuran lainnya seperti
6) Analisis Data
Bagian ini memuat model matematika dan rancangan untuk analisis
Bab ini merupakan bagian terakhir dari bagian utama skripsi dan
umumnya dipisahkan menjadi dua sub-bab, yaitu: kesimpulan dan saran.
sama dengan ringkasan hasil. Sejatinya harus jelas terlihat adanya benang
merah yang menghubungkan antara judul penelitian, rumusan masalah,
halaman.
a. Pendahuluan
Bagian ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan
b. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi penjelasan tentang pokok-pokok materi yang
penelitian.
g. Daftar Pustaka
1) Latar belakang
Latar belakang menguraikan proses dalam mengidentifikasi masalah
yang akan dicari solusinya. Latar belakang berisi pandangan singkat dari
peneliti lain yang pernah melakukan pembahasan topik terkait. Latar
2) Perumusan masalah
Bagian ini merumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti
b. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi kumpulan pustaka terbaru, relevan dan asli
dari jurnal ilmiah yang menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian
lain. Kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari karya
2) Metode perancangan
3) Metode pengujian
4) Rencana implementasi
3) Rencana Implementasi
Interpretasi dan ketajaman analisis dari penulis terhadap hasil yang
f. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka mengacu pada skripsi dari hasil penelitian.
1. Lampiran
Lampiran memuat hal-hal yang mendukung dan dapat menjelaskan
berbagai informasi yang disajikan pada bagian utama skripsi seperti uraian
teks.
sub-bab Skripsi
Setiap bab dinomori dengan angka romawi, nama bab ditulis dengan
huruf times new roman 12 dengan huruf kapital, dicetak tebal dan
ditempatkan di tengah pada halaman baru tanpa diakhiri dengan tanda
tebal dan ditempatkan di bagian paling kiri, huruf kapital hanya dipakai
untuk setiap kata dalam sub-bab (contoh: 2.1 Sistematika Skripsi).
merupakan nomor bab, bagian kedua adalah urutan sub-bab, dan bagian
ketiga adalah urutan dari sub-sub-bab, dicetak tebal, hanya kata di awal
kalimat saja yang menggunakan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan
tanda baca “titik” (contoh: 3.2.4 Metode pembuatan margarin). Tidak
5.1 Kesimpulan
1,5 spasi
Xxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxx xxx
DAFTAR PUSTAKA
2 x 1,5 spasi
format penulisan, seperti bahan dan ukuran kertas, batas tepi, pengetikan
teks, simbol (lambang) dan satuan, format teks dan pengutipan pustaka
2. Batas Tepi
Batas-batas pengetikan diatur sebagai berikut :
a. Tepi kiri : 4 cm
b. Tepi atas, bawah dan tepi kanan: 3 cm
3. Jenis Huruf
b. Huruf miring atau huruf khusus lain dapat dipakai untuk tujuan
tertentu, misalnya untuk menandai istilah asing.
4. Jarak Baris
c. Jika judul sub-bab diketik berurutan ke bawah, maka jarak antar judul
sub-bab yang satu dengan sub-bab berikutnya diatur 2 spasi.
d. Jarak antar judul sub-bab dengan baris kalimat pertama adalah 1,5
spasi.
e. Jarak antar akhir kalimat dari sub-bab yang satu dengan judul sub
bab berikutnya adalah 2 spasi.
f. Jarak antara baris kalimat dengan judul tabel, atau antar bagian akhir
dari tabel dengan kalimat (teks) 2 spasi.
g. Jarak antara baris akhir judul tabel/gambar dengan tabel adalah 1,5
spasi, sedangkan jarak antar baris dalam judul tabel/gambar adalah 1
Setiap bab dimulai pada halaman baru, dan judul diketik dengan
huruf kapital di tengah halaman dan diberi nomor Romawi (I, II, III dst.)
tanpa diakhiri tanda titik. Judul sub-bab diketik di tepi paragraf, diberi
nomor sub-bab menggunakan huruf kapital (A, B, dst) tanpa diakhiri
tanda titik. Judul sub sub-bab diketik dengan angka arab (1, 2, dst).
Setiap awal kata pada judul sub-bab dan sub sub-bab ditulis dengan
huruf kapital.
paragraf.
7. Pengisian ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh,
artinya pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri sampai batas tepi
kanan dan jangan sampai ada ruangan yang terbuang kecuali alinea
*Nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata
menurut uji DNMRT 5%
b. Nomor tabel diketik dengan font Times New Roman ukuran 12.
Nomor tabel diketik dengan angka arab yang dipisahkan oleh titik.
c. Judul tabel diketik dengan font Times New Roman ukuran 12.
d. Judul tabel harus sama dengan judul tabel atau gambar yang
tercantum pada halaman daftar tabel .
e. Isi tabel diketik dengan font Times New Roman ukuran 12 tidak
ditebalkan baik untuk judul kolom maupun untuk isi kolom.
f. Baris antar lajur berjarak 1 spasi. Hal yang penting adalah agar tabel
mudah dibaca.
(halaman baru).
i. Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris
9. Format Gambar
a. Istilah gambar mencakup foto, ilustrasi, grafik, diagram, denah, peta,
b. Huruf, angka dan tanda baca lain yang dipakai pada gambar harus
jelas.
yang baik dalam format JPEG, PNG, GIF atau TIFF. Resolusi minimal
h. Sisi terpanjang dari garis batas gambar dapat diletakkan sejajar lebar
kertas atau sejajar panjang kertas. Untuk hal yang disebut terakhir,
j. Nomor gambar diketik dengan font Times New Roman ukuran 12.
Nomor gambar diketik dengan 1 angka arab.
k. Judul gambar diketik dengan font Times New Roman ukuran 12.
Judulnya ditulis secara ringkas, tetapi menggambarkan isi. Judul
bawah gambar dengan jarak antar baris 1 spasi jika judul gambar
lebih dari 1 baris.
tubuh utama.
Sebagai contoh, kata vacuum drying. Pada saat pertama kali muncul
dalam naskah, kata vacuum drying diikuti (pengeringan vakum),
sedangkan untuk selanjutnya apabila kata itu muncul kembali, maka dapat
digunakan terjemahannya saja: pengeringan vakum. Kata-kata Latin harus
diketik miring, misalnya: et al., i.e. viz, a priori, tet a tet, Oryza sativa L.,
Rhizopus oligosporus, dan seterusnya.
a. Penggunaan tanda baca seperti titik, koma, titik dua dan sebagainya,
mengacu pada kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
dkk, etc, et al. Penulisan singkatan nama instansi atau lembaga yang
Simbol).
Jika menggunakan huruf untuk simbol sesuatu, misalnya peubah
(variabel), rumus kimia, maka harus digunakan huruf Latin Yunani, baik
dalam bentuk huruf besar maupun huruf kecil. Lambang dapat terdiri
dari satu atau dua huruf. Lambang dapat diberi subskrip atau superskrip
atau kedua-duanya. Subskrip dan superskrip dapat berupa huruf atau
angka.
b. Angka dan Satuan
kalimat.
Nama penulis yang berjumlah 2 orang ditulis menggunakan kata
pada susunannya.
Khusus untuk pengutipan tabel dan gambar dari suatu pustaka,
penerbitannya.
2) Nama setiap penulis dimulai dari nama belakang/marga/keluarga,
3) Derajat Kesarjanaan, misalnya Prof., Dr., Ir., dr., Drs., SH., B.Sc., M.A.,
M.Sc., dan lain-lain dalam daftar pustaka tidak perlu dicantumkan.
6) Judul buku ditulis dengan huruf besar untuk setiap kata kecuali kata
sambung (style title case) dan ditulis miring, sedangkan judul naskah
jurnal ditulis dengan huruf besar pada kata pertama tanpa ditulis
miring.
Cara penulisan:
Nama penulis, tahun penerbitan, judul artikel/tulisan, nama
Contoh:
Cara penulisan:
daerah/kota).
Contoh:
d) Tesis
Contoh:
Suter, IK. 1996. Telaah Sifat Buah Salak Bali di Bali sebagai Dasar
Pembinaan Mutu Hasil. Disertasi. IPB. Bogor.
e) Internet
Contoh:
f) Paten
Contoh:
g) Prosiding
Contoh:
benar. Kata terakhir pada baris kalimat terakhir pada suatu halaman tidak
boleh dipotong. Apabila suatu alinea harus diputus karena pergantian
halaman, maka alinea terakhir pada halaman tersebut minimum tersisa dua
baris. Demikian pula bagian yang dipindahkan pada halaman berikutnya
administrasi penyelesaian skripsi terlihat pada Gambar 5.1 dan Tabel 5.1
Secara terinci sebagai berikut:
bersangkutan.
3. Setiap awal semester sub bagian akademik mengirimkan nama-
Jurusan.
9. Skripsi sudah harus selesai ditulis (termasuk pengumpulan data,
pengelola Jurusan.
12. Setelah revisi naskah Skripsi pasca Seminar Hasil disetujui Dosen
Pembimbing, mahasiswa dapat mendaftarkan untuk Ujian Skripsi
bobot kegiatannya setara 150 menit per minggu. Jika bobot Skripsi
ditetapkan 6 SKS atau 900 menit per minggu, maka selama satu semester
(16 minggu) menggunakan waktu 240 jam. Jika Skripsi dikerjakan efektif
setiap hari selama 3-4 jam dengan 25 hari kerja per bulan, maka Skripsi
Penyusunan Maks. 3
5 Mhs, DP Kartu Konsultasi
Proposal bulan
Pendaftaran,
Pendaftaran Maks. 2 Mhs, DP, DT,
6 Kesediaan DP
Seminar proposal minggu PJ
dan DT,
Undangan
Penilaian,
Maks. 2 Mhs, DP, DT, Komentar, saran,
7 Seminar proposal
minggu PJ dan perbaikan
Presensi peserta
Pengumpulan,
Maks. 2
8 intrepretasi data, Mhs, DP Kartu Konsultasi
semester
dan pembahasan
Pendaftaran,
Pendaftaran Maks. 2 Mhs, DP, DT,
9 Kesediaan DP
Seminar Hasil minggu PJ
dan DT,
Undangan
Penilaian,
Maks. 2 Mhs, DP, DT, Komentar, saran,
10 Seminar Hasil
minggu PJ dan perbaikan
Presensi peserta
ilmiah.
dengan bagian utama pada Skripsi, tanpa hasil dan pembahasan serta
kesimpulan dan saran. Pada Bab III (Metode Penelitian), juga dimuat
dibenarkan.
Ujian Skripsi adalah ujian akhir bagi mahasiswa dengan bahan ujian
berupa Skripsi yang telah ditulis oleh mahasiswa sebagai syarat untuk
Universitas Jambi.
3. Bagi mahasiswa yang muslim, telah khatam Al-Qur’an yang
yang diambil.
5. Skripsi sudah disetujui oleh Dosen Pembimbing.
dilaksanakan.
5.7.3. Tugas, Hak, dan Kewajiban Majelis Penguji, Panitia Ujian, dan
Mahasiswa
Skripsi di Jurusan.
8. Mahasiswa berpakaian sopan dan rapi. Mahasiswa harus
putih, dasi hitam, jas almamater, sepatu hitam dan berkaos kaki
warna gelap, bukan sepatu sandal atau sepatu olahraga, tanpa topi
atau mets).
9. Mahasiswa wajib memberikan jawaban atas pertanyaan yang
karena suatu alasan tidak dapat hadir pada jadual Ujian Skripsi,
maka pelaksanaan Ujian Skripsi harus ditunda dan dilaporkan
3. Lama waktu penundaan Ujian Skripsi tidak boleh lebih dari dua
minggu dari jadual ujian sebelumnya.
4. Dalam hal Dosen Pembimbing yang karena suatu alasan yang kuat
(force majeur) tidak dapat hadir dalam Majelis Ujian Skripsi, maka
Jurusan.
teruji pada Lembar Penilaian Ujian Skripsi dengan nilai angka pada skala 1
sampai 100. Kriteria penilaian seperti yang telah dijelaskan dalam Tabel
2 Penulisan Skripsi 20
3 Penyajian/ Presentasi 10
Kemampuan Mempertahankan
4 30
Skripsi
NILAI TOTAL
nilai akhir Skripsi, nilai Ujian Skripsi tidak boleh kurang dari nilai C.
b. Semua nilai pada masing-masing komponen Skripsi diisi dan
1 Dosen Pembimbing I 30
2 Dosen Pembimbing II 30
3 Dosen Penguji I 20
4 Dosen Penguji II 20
NILAI TOTAL
d. Jika Nilai Mutu Skripsi ternyata kurang dari B, atau jika ada salah
Nilai Mutu Skripsi minimal B dan atau tidak ada lagi nilai kurang
dari 70.
kali.
h. Apabila sampai batas waktu tersebut Ujian Skripsi Ulangan tidak
i. Jika pada saat Ujian Skripsi dinyatakan lulus dengan revisi minor,
maka perbaikan skripsi cukup disetujui oleh pembimbing saja,
bersangkutan.
j. Batas waktu revisi skripsi baik minor maupun mayor adalah 1
Pengesahan).
jadual pelaksanaannya.
7. Nilai Seminar dinyatakan dalam angka antara 1 sampai 100, dan
sertifikat GLP.
2. Administrasi jurusan mengatur pengalokasian fasilitas dan menyiapkan
menit.
ditentukan.
11 cm
ANANDA
(Time New Roman 12)
17 cm
11 cm
ANANDA
DIB99999
(Time New Roman 12)
17 cm
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
(Time New Roman 12, bukan huruf kapital)
23.7 cm
PERNYATAAN
Ananda
D1B99999
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Penentuan Biaya Produksi Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper
betle) dengan Penyulingan Uap dan Air pada Kajian Perajangan Daun dan Lama
Pelayuan” oleh Ananda NIM DIB99999, telah diuji dan dinyatakan lulus pada
tanggal 1 Desember 2017 di hadapan Tim Penguji yang terdiri atas:
Ketua : ........................
Sekretaris : ........................
Penguji Utama : ........................
Penguji Anggota : ........................
Menyetujui,
Mengetahui,
..........................................
NIP 19521102 198989 1 00 1
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP
MOTTO
“Sesunguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari satu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan
hanya kepada ALLAH hendaknya kamu berharap”
“Kesalahan bukan kegagalan tapi bukti bahwa seseorang sudah melakukan sesuatu”
PERSEMBABAN
ANANDA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, hingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Penentuan Biaya Produksi Minyak Atsiri Daun Sirih
(Piper betle) Dengan penyulingan Uap dan Air (Kajian dari Perajangan Daun dan
Lama Pelayuan)”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Dharia Renate, M.Sc Selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jambi.
2. Ir. Emanauli, MP, selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jambi.
3. Dr. Ir. Sahrial, M.Si selaku pembimbing akademik yang telah banyak
membantu penulis menyelesaikan masalah-masalah sulit selama kuliah.
4. Dr. Fitry Tafzi, M.Si dan Dr. Ir. Bagus Sadewo, MS, selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu dan pengetahuan kepada
penulis.
5. Dr. Ir. Lavlinesia, M.Si dan Ir. Surhaini, MP, selaku dosen penguji atas segala
saran dan masukannya.
6. ………………….dan seterusnya.
Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, referensi dan pengalaman,
penyusun mengharapkan saran dan masukan demi lebih baiknya skripsi ini.
Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penyusun maupu semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ………………………………………………….……………. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………….…… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………..…………… iii
DAFTAR TABEL ……………………………………….………..………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….…………..…… v
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………….…..……….... vi
DAFTAR SIMBOL …………….………………….…………..…………… vii
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar: Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Halaman
DAFTAR SIMBOL
Nomor
Simbol Keterangan Satuan
Persamaan
d Diameter Pipa m 4
Nama : …………………………………………………
NIM : …………………………………………………
Program Studi : …………………………………………………
Jurusan : …………………………………………………
Judul Sementara : …………………………………………………
…………………………………………………
Pembimbing Skripsi : 1. ………………………………………………
: 2. ………………………………………………
Lokasi (bila dalam bentuk
Magang Kerja) : …………………………………………………
Jambi,……………………
Mengetahui,
Panitia Pemantau TA Jurusan, Mahasiswa yang bersangkutan,
_________________________________
NIP. ………………………………………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan ……………………………..
_________________________________
NIP. ………………………………………………
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Utama, Mahasiswa yang bersangkutan,
___________________________ ______________________________
NIP. ……………………………..
Catatan:
*) Dibuat rangkap 4 diserahkan bersama-sama dengan Lembar Pendaftaran TA kepada
Panitia Pemantau TA Jurusan
**) Judul Kegiatan tergantung kepada kebutuhan sesuai arahan Pembimbing.
Judul Ditulis Menggunakan Times New Romans 12, dicetak Tebal, Spasi Tunggal dan
Maksimal Empat Belas Kata
(Judul Dalam Bahasa Inggris Tegak dan Tidak Dicetak Tebal)
F. Fateta1, J.Tehape1, MA.Sukses1 (Times New Romans 11, bold)
1
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jambi, Kampus Pondok Meja Jl Tribrata Km 11, Jambi, Indonesia
E-mail: fateta@unja.ac.id (Times New Romans 9, Italic)
ABSTRAK — Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat fungsional pati ubi kelapa kuning (Dioscorea alata) dan mengetahui
kemampuannya sebagai pengental pada saus tomat. Penelitian dilakukan dalam 2 tahapan yaitu ekstraksi pati ubi kelapa kuning dan
analisis sifat fisik dan fungsionalnya serta percobaan aplikasi pati sebagai pengental pada saus tomat menggunakan rancangan acak
lengkap dengan 5 taraf konsentrasi pati (0, 1, 2, 3, dan 4% b/b) dan 4 kali ulangan. Konsentrasi pati dihitung berdasarkan persentase
berat pati terhadap berat bubur tomat. Analisis sifat fungsional pati menunjukkan bahwa pati ubi kelapa kuning memiliki kemampuan
sebagai pengental namun masih memiliki nilai setback yang cukup tinggi. Konsentrasi pati ubi kelapa kuning berpengaruh nyata
terhadap kekentalan, sineresis saus tomat, dan nilai a* saus tomat namun tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, total padatan
terlarut, nilai L* dan nilai b* saus tomat. Walaupun terjadi perubahan warna yang jelas dapat dilihat oleh mata manusia (ΔE > 3),
konsentrasi pati sebesar 2% dapat digunakan dalam pembuatan saus tomat tanpa sineresis selama penyimpanan selama 1 minggu dan
memiliki kekentalan 4,85 Poise, total padatan terlarut 44,8obrix, nilai L* 50,75, a* 50,75, b* 51,30 dan penerimaan keseluruhan
―agak suka‖ - ―suka‖.
Kata kunci: Dioscorea alata; pengental; saus tomat; sifat fungsional; ubi kelapa
ABSTRACT — The aim of this research was to determine the functional properties of yellow greater yam’s starch (Dioscorea alata)
and its ability to acts as thickening agent for tomato sauce. This research was carried out in 2 stages: starch extraction followed by
determination of its physical and functional properties and production of tomato sauce using completely randomized design with 5
levels of starch concentration and 4 replications. The levels were 0, 1, 2, 3, and 4% which was calculated from tomato pulps.
Functional properties of yellow greater yam’s starch showed the capability as thickening agent but had quite high setback value. The
result showed that the concentration of yellow greater yam’s starch significantly affect viscosity and syneresis (p<0.01) and a* value
(p<0.05) but did not affect water content, total soluble solid, L* and b* of the tomato sauce. Although creates an obvious color
difference (ΔE>3), the concentration of 2% yellow greater yam’s starch is proposed to be used as thickening agent in tomato sauce
producing tomato sauce without syneresis during a week of storage, viscosity 4.85 Poise, total soluble solid 44.8obrix, L* 50.75, a*
50.75, b* 51.30 and overal acceptance ―rather like‖ to ―like‖.
Keywords: Dioscorea alata; functional properties; thickening agent; tomato sauce (abstrak dan kata kunci ditulis dengan huruf Times
New Romans 9, reguler)
78
Pengental berupa gum seperti xanthan gum banyak digunakan oleh Nadia dkk (Nadia etal., 2014). Potongan
digunakan dalam pembuatan saus tomat karena umbi kemudian diiris tipis 2-3 mm, dicuci dengan air
kekentalannya yang sangat baik (Diantom etal., 2017) bersih sebanyak 6 kali untuk menghilangkan lendirnya
namun harganya mahal (Li and Nie, 2015). Penggunaan lalu ditiriskan. Irisan umbi kemudian direndam dalam
pati jagung sebagai pengental saus tomat merupakan air garam 15% selama 30 menit, dicuci dengan air
salah satu alternatif yang lebih murah namun terkendala mengalir, direndam kembali didalam air selama 10 menit
sifat retrogradasinya yang menurunkan kualitas saus dan kemudian dicuci hingga 3 kali. Irisan umbi
tomat (Mert, 2012). Retrogradasi tersebut ditunjukkan dihaluskan menggunakan blender dengan perbandingan
dengan adanya peningkatan kekentalan yang sangat umbi:air sebesar 1:6.
tinggi selama pendinginan pasta pati jagung seperti yang Bubur umbi yang dihasilkan disaring menggunakan
diukur dengan menggunakan Brabender amilograph saringan 170 mesh. Residu yang dihasilkan dihaluskan
(Ulyarti, 2013). Pengukuran stabilitas pasta selama kembali dengan penambahan air sebanyak 6 kali berat
pendinginan (setback) pati ubi kelapa kuning residu dan kemudian disaring kembali. Susu pati hasil
menunjukkan bahwa pati ubi kelapa kuning memiliki penyaringan pertama dan kedua dicampur dan
kestabilan yang lebih baik daripada pati jagung yang diendapkan selama 6 jam. Endapan yang dihasilkan
dilihat dari nilai setback yang cukup rendah sebesar kemudian dipisah dari supernatannya dan dicuci dengan
2147cP (Ulyarti etal., 2016a). Dengan demikian pati ubi air dan diendapkan selama 2 jam. Pencucian diulangi
kelapa kuning berpotensi untuk menggantikan pati hingga didapatkan cairan supernatant yang tidak
jagung sebagai pengental saus tomat. Oleh karena itu berwarna. Pati basah yang didapatkan kemudian
dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk dikeringkan menggunakan pengering pada suhu 50oC
mengetahui sifat fungsional pati Dioscorea alata kuning selama 6-8 jam untuk mendapatkan pati kering. Pati
serta untuk mengetahui kemampuan pati tersebut yang sudah kering kemudian dihaluskan dan disaring
menggantikan pati jagung sebagai pengental pada saus menggunakan saringan 170 mesh.
tomat.
Pembuatan Saus Tomat
Tomat disortasi, dibuang tangkainya dan dicuci serta
II. METODE PENELITIAN diblansing pada suhu 80oC selama 5 menit. Setelah
dingin kulit tomat dibuang begitu juga dengan bekas
a. Bahan dan Alat melekatnya tangkai buah yang keras. Tomat kemudian
Bahan yang digunakan adalah umbi Dioscorea alata dihancurkan menggunakan blender kecepatan sedang
dengan warna umbi kuning yang dipanen di Desa selama 3 menit dan disaring untuk memisahkan bijinya.
Trimulya Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Ekstrak bumbu dan rempah dibuat dengan cara
Jabung Timur, Propinsi Jambi. Umur panen umbi tidak melarutkan bubuk bawang putih 0,30%, bubuk lada
diketahui dengan pasti karena tanaman ini tumbuh liar di 0,4%, bubuk pala 0,1%, bubuk cengkeh 0,5% dan bubuk
hutan. Tomat yang digunakan adalah tomat varietas apel kayu manis 0,05% kedalam 40 ml air mendidih.
dengan warna merah lebih dari 90% permukaan buah. Sebanyak 800 g bubur tomat ditambahkan pati sesuai
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah ayakan perlakuan (0, 1, 2, 3 dan 4% b/b). Konsentrasi bumbu,
170 mesh, RVA, viscotester, pH meter, hand rempah dan pati dihitung berdasarkan persentase berat
refractometer, camera, dan color box. bumbu, rempah dan pati terhadap berat bubur tomat
(%b/b). Lalu campuran bubur tomat dan pati tersebut
b. Rancangan Penelitian dan Analisis Statistik dimasak selama 15 menit pada suhu 85oC. Selanjutnya
Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahapan ekstrak bumbu dan rempah ditambahkan kedalam saus,
pertama adalah ekstraksi pati ubi kelapa kuning yang diikuti dengan penambahan gula 8% serta garam 1,5%
dilanjutkan dengan analisis sifat fisik dan fungsionalnya. sambil terus dilakukan pemanasan dan pengadukan
Tahap kedua adalah percobaan penggunaan pati ubi selama 15 menit pada suhu 80-85oC. Tahap terakhir
kelapa kuning sebagai pengental saus tomat. Percobaan yaitu pengemasan saus ke dalam botol kaca yang telah
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) disterilkan. Sterilisasi dilakukan dalam air mendidih
dengan perlakuan penambahan pati ubi kelapa kuning selama 30 menit lalu dikeringkan menggunakan oven
yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4%. selama 2 jam pada suhu 120oC.
Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Data
yang didapat pada saus tomat dianalisis menggunakan d. Analisis Parameter
ANOVA dan apabila didapat adanya pengaruh perlakuan Sifat Fisik dan Fungsional Pati
maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan New Sifat fisik pati yang diukur adalah warna pati yang
Multiple Range Test. terdiri dari nilai L*, a*, dan b* dianalisis menggunakan
metode simple digital imaging (Yam and Papadakis,
c. Prosedur Penelitian 2004; Leon etal., 2006). Sifat fungsional yang diukur
Ekstraksi Pati (Nadia etal., 2014 yang dimodifikasi) meliputi sifat pasta (Hughes etal., 2009), swelling power
Proses pembuatan pati diawali dengan mensortasi pati (Mir and Don Bosco, 2014), daya serap air (water
umbi, mengupas kulitnya dan mencucinya hingga bersih. absorption capacity, WAC) dan daya serap minyak (oil
Umbi kemudian dipotong dadu 2x2 cm dan direndam absorption capacity, OAC) (Falade and Christopher,
dalam air panas 600C selama 15 menit. Tahapan ini 2015). Sifat pasta pati ubi kelapa kuning dianalisis
merupakan proses yang ditambah dari prosedur yang menggunakan Rapid Visco Analyser (Newport RVA
dengan Thermo Haake K20) dengan konsentrasi pati 7%
79
(b/v) dimana berat pati dihitung berdasarkan berat Total perubahan warna ΔE dihitung menurut Torbica
keringnya (db) (Hughes etal., 2009). Pada awalnya (Torbica, et al., 2016) menggunakan rumus dibawah ini:
kecepatan putaran diatur 960 rpm selama 10 detik, 𝛥𝐸𝑥 = L∗x − L∗0 2 + a∗x − a∗0 2 + bx∗ − b∗0 2
kemudian 160 rpm sampai selesai pengamatan. Sampel Dimana:
distimbangkan pada 50oC selama 1 menit kemudian ΔEx = Perubahan warna pada perlakuan x dibandingkan
dinaikkan suhunya hingga hingga 95oC dengan dengan kontrol
kecepatan kenaikan suhu 6oC/menit. Sampel kemudian L*x = Nilai kecerahan pada perlakuan x
didiamkan pada suhu 95oC selama 5 menit. Suhu L*0 = Nilai kecerahan pada kontrol (perlakuan 0% pati)
kemudian diturunkan hingga 50oC dengan kecepatan a*x = Nilai kemerahan hingga kehijauan pada perlakuan
penurunan suhu 6oC/menit. Pasta kemudian didiamkan x
pada suhu 50oC selama 2 menit. a*0 = Nilai kemerahan hingga kehijauan pada kontrol
(perlakuan 0% pati)
Kekentalan Saus Tomat b*x = Nilai kekuningan hingga kebiruan pada perlakuan
Kekentalan saus diukur dengan dua cara yaitu x
menggunakan instrumen dan menggunakan panelis agak b*0 = Nilai kekuningan hingga kebiruan pada kontrol
terlatih (lihat: sub sifat organoleptik saus tomat). (perlakuan 0% pati)
Kekentalan saus yang diukur menggunakan instrumen
Rion Viscotester Vt-04 dilakukan pada hari ke-3 dan hari Sifat Organoleptik Saus Tomat
ke-21. Saus sebanyak 200 ml dimasukkan kedalam Sifat organoleptik yang dianalisis pada saus
beaker glass 250 ml. Lalu jarum spindel dipasang pada tomat meliputi kekentalan yang dianalisis menggunakan
viskotester dan diatur kecepatan putarnya (6rpm). uji pembanding jamak dan uji kesukaan terhadap
Selanjutnya sampel diukur kekentalannya dimana penerimaan keseluruhan. Penilaian dilakukan oleh
kekentalan (poise) adalah angka pembacaan pada panelis agak terlatih yaitu dari mahasiswa Program Studi
viscotester. Teknologi Hasil Pertanian Universitas Jambi sebanyak
18 orang. Sampel yang akan diuji disiapkan di atas meja
Sineresis Pada Saus Tomat dengan wadah disertai dengan sampel baku (R) yang
Pengukuran sineresis saus dilakukan dengan cara 30 merupakan saus dengan merk dagang ―Sasa‖.
g saus dimasukkan kedalam wadah plastik tertutup. Penerimaan keseluruhan saus tomat dinilai dengan
Kemudian wadah disimpan selama 7, 14 dan 21 hari. menggunakan skala hedonik 1 sampai 5. Skor penilaian
Air yang terpisah dari saus dipisahkan kemudian kekentalan dan penerimaan keseluruhan dapat dilihat
ditimbang beratnya. Tingkat sineresis dihitung dalam pada Tabel 1.
persen berat air yang keluar per berat saus mula-mula.
Tabel 1. Skor penilaian uji perbandingan jamak dengan
Total Padatan Terlarut Saus Tomat saus tomat komersil (R) dan penilaian keseluruhan saus
Total padatan terlarut saus tomat diukur dengan tomat (Judul Tabel: Time New Roman 9, bold, center)
menggunakan hand refractometer merek G-WON model Skor Kekentalan Penilaian Keseluruhan
GMK-701AC dan dinyatakan dalam oBrix. Sebelum
pengukuran, saus tomat diencerkan dengan cara diambil 1 Sangat lebih encer dari R Tidak Suka
2 Lebih encer dari R Agak tidak Suka
sampel sebanyak 1 g kemudian ditambahkan aquades
3 Agak encer dari R Agak Suka
hingga mencapai 10 ml. Sampel yang telah diencerkan 4 Sama kental dengan R Suka
diteteskan pada prisma refraktometer, kemudian diamati 5 Agak lebih kental dari R Sangat Suka
layar pembaca skala refraktometer. Angka yang terbaca 6 Lebih kental dari R
pada skala kemudian dikali dengan faktor pengenceran 7 Sangat lebih kental dari R
untuk mendapatkan oBrix. Keterangan: (Isi tabel ditulis dg huruf Time New Roman 9)
80
menunjukkan proses retrogradasi pati. Semakin tinggi ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian
nilai setback maka semakin besar kecenderungan pati sebelumnya dimana pati Dioscorea alata kuning
tersebut untuk mengalami retrogradasi. Suhu memiliki SP 1,97 g/g pada suhu 65oC (Ulyarti etal.,
pembentukan pasta dan setback pati Dioscorea alata 2016b) dan sebesar 1,96 g/g pada suhu 65oC dan 6,76
kuning pada penelitian ini lebih rendah dari yang pernah g/g pada suhu 85oC (Huang etal., 2010). Perbedaan SP
dilaporkan sebelumnya yaitu 83,95oC dan 335,51 RVU berkaitan dengan perbedaan kadar amilopektin
atau setara 4020 cP (Nadia etal., 2014). Nilai setback sementara amilosa bertindak sebagai inhibitor
pati ubi kelapa kuning dalam penelitian ini diketahui pembengkakan. SP merupakan ukuran kemampuan pati
lebih tinggi daripada nilai setback pati yang sama namun untuk mengalami hidrasi dibawah kondisi tertentu
yang diekstrak setelah perlakuan blanching uap dan seperti kadar air dan suhu. SP yang tinggi merupakan
pengeringan yaitu 2147 sd 2705 cP (Ulyarti etal., indikasi lemahnya ikatan didalam granula pati (Mir and
2016a). Blanching uap dan pengeringan pada umbi Don Bosco, 2014).
sebelum ekstraksi dapat mengakibatkan pati Daya serap air (WAC) menggambarkan struktur
tergelatinisasi sebagian yang dapat menurunkan granula pati yang memiliki tempat-tempat pengikatan air
pelarutan pati terutama amilosa keluar dari granula pati diluar kemampuan pati untuk berikatan melalui ikatan
(Gunaratne and Hoover, 2002). Diketahui bahwa hidrogen atau ikatan kovalen antar rantai molekul pati.
penurunan solubilisasi amilosa dapat mengurangi WAC pati Dioscorea alata kuning dalam penelitian ini
terjadinya retrogradasi pada pasta pati (Bello etal., berada dalam kisaran WAC pati beras (Falade and
1995). Christopher, 2015), namun sangat rendah dibandingkan
dengan pati beberapa tanaman dioscorea (Jiang etal.,
2013). Daya serap minyak (OAC) menggambarkan
8000 Suhu 120 kemampuan emulsifikasi pati dalam formulasi produk.
Nilai OAC pati Dioscorea alata kuning dalam penelitian
100
Kekentalan (Cp)
81
padatan namun lebih karena sifat pseudoplastiknya yang DAFTAR PUSTAKA
mengikat air selama proses pemanasan. (TIME NEW ROMAN 10, BOLD)
...........................................................................................
........................................................................................... Tulis nama pengarang. (tahun) ―judul artikel‖. Nama jurnal dengan
volume dan issuednya/nama buku dengan edisinya ditulis italic.
...........................................................................................
Halaman dimuat. Semua ditulis dengan Time New Roman 8.
........................... Akissoe, N., Hounhouigan, J., Mestres, C., & Nago, M. (2008) ―How
Konsentrasi pati berpengaruh sangat nyata terhadap Blanching and Drying Affect the Colour and Functional
sineresis saus tomat selama penyimpanan (Tabel 4). Characteristics of Yam (Dioscorea Cayenensis-rotundata)
Flour‖. Food Chemstry, vol.82, pp.257-264
Diketahui bahwa seperti halnya konsentrasi hidrokoloid,
Akissoe N, Hounhouigan J, Mestres C, Nago M. (2010) ―Effect of
konsentrasi pati berpengaruh pada besar retensi air tuber storage and pre- and post-blanching treatments on the
dalam bahan pangan (Varela etal., 2003). Semakin physicochemical and pasting properties of dry yam flour‖.
tinggi konsentrasi pati ubi kelapa yang digunakan Journal of Food Chemistry. 85,141–149
Boudries N, Belhaneche A, Nadjemi B, Deroanne C, Mathlouthi M,
sebagai pengental maka semakin besar sineresis yang
Roger B, Sindic M. (2010) ―Physicochemical and functional
terjadi pada saus selama penyimpanan. Hasil ini sejalan properties of starches from sorghum cultivated in the Sahara of
dengan terjadinya perubahan kekentalan pada saus tomat Algeria‖. Carbohydrate polymers, 78, 475-480
selama penyimpanan yang terjadi akibat retrogradasi Falade KO, Christopher AS. (2015) ―Physical, functional, pasting and
thermal properties of flours and starches of six Nigerian rice
pati. Retrogradasi pati mengakibatkan keluarnya air
cultivars‖. Food Hydrocolloids. 44, 478-490
pada jaringan amilosa dan amilopektin yang sebelumnya Hoover R and Manuel H. (2016) ―The effect of heat moisture treatment
terbentuk selama proses pemasakan saus. on the structure and physicochemical properties of normal
..................................................................................... miaze, waxy maize, dull waxy maize, and amilomaize V
starches‖. Journal of Cereal Science, vol. 23, pp. 153-162
...........................................................................................
Hoover R, Gunaratne A. (2008) ―Effect of heat-moisture treatment on
........................................................................................... the structure and physicochemical properties of tuber and root
........................... starches‖. Carbohydrate Polymers. 49, 425-437
d. Warna Saus Tomat Hughes T, Hoover R, Liu Q, Donner E, Chibbar R, Jaiswal S.
(2011) ―Composition, morphology, molecular structure, and
Beberapa parameter warna digunakan untuk
physicochemical properties of starches from newly released
melihat pengaruh penggunaan pati pada berbagai chickpea (Cicer arietinum L.) cultivars grown in Canada‖. Food
konsentrasi terhadap warna asli saus tomat. Warna asli Research International. 42, 627–635
saus tomat dipresentasikan sebagai saus tomat tanpa Indrasuti, E., Harijono, dan Susilo, B. (2012) ―Karakteristik tepung uwi
ungu (Dioscorea alata) yang direndam dan dikeringkan sebagai
penambahan pati (Gambar 2). Hasil analisis ragam
bahan edible paper‖. Jurnal Teknologi Pertanian, vol.13,
menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pati tidak pp.169-176
memberikan pengaruh terhadap nilai L* dan nilai b* Jiang Q, Gao W, Li X, Xia Y, Wang H, Wu S, Huang L, Liu C, Xiao
saus tomat (p>0,05) tetapi berpengaruh nyata terhadap P. (2012) ‖Characterizations of starches isolated from five
different Dioscorea L species‖. Food Hydrocolloids, vol.29,
nilai a* (p<0,05).
pp.35-41
..................................................................................... Jiang Q, Gao W, Li X, Xia Y, Wang H, Wu S, Huang L, Liu C, Xiao
........................................................................................... P. (2012) ‖Characterizations of starches isolated from five
........................................................................................... different Dioscorea L species‖. Food Hydrocolloids, vol.29,
pp.35-41
...........................................................................................
Krishnan JG, Padmaja G, Moorthy SN, Suja G, Sajeev MS. (2010)
................ ―Effect of pre-soaking treatments on the nutritional profile and
browning index of sweet potato and yam flours‖. Innovative
Food Science And Emerging technologies, vol.11, pp.387-393
Leon, K., Mery, D., Pedreschi, F., & Leon, J. (2008) ―Color
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Measurement in L*a*b* units from RGB Digital Images‖. Food
Research International, 39, 1084-1091
Mir Ahabir Ahmad, Don Bosco Sowriappan John. (2014) ―Cultivar
.......................................................................................
difference in physicochemical properties of starches and flours
........................................................................................... from temperate rice of Indian Himalayas‖. Food Chemistry,
........................................................................................... 157, 448-456
........................................................................................... Mali S, Ferrero C, Redigonda V, Beleia AP, Grossmann MVE,
........................................................................................... Zaritzky NE. (2013) ―Influence of PH and hydrocolloid addition
on yam (Dioscorea alata) starch pastes stability‖. Lebensm-
. Wiss.u-Technol., vol. 36, pp. 475-481
Nadia, L, Wirakartakusumah, A, Abdarwulan N, Purnomo EH, Koaze
H, Noda T. (2014) ―Characterization of physicochemical and
functional properties of starch from five yam (Dioscorea Alata)
UCAPAN TERIMA KASIH cultivars in Indonesia‖. International journal of Chemical
Engineering and Application, vol.5, pp.489-496
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Perez E, Rolland-Sabate A, Dufour D, Guzman R, Tapia M,
Raymundez M, Ricci J, Guilois S, Pontoire B, Reynes M,
........................................................................................... Gilbert O. (2013) ―Isolated starches from yams (Dioscorea sp)
........................................................................................... grown at the Venezuelan Amazons: Structure and functional
........................................................................................... properties‖. Vol.98, pp.650-658
........................................................................................... Wang S, Gao W, Chen H, Xiao P. (2009) ―Studies on the
morphological, thermal and crystalline properties of starches
.................. separated from medicinal plants‖. Journal of Food Engineering.
76, 420–4
82