Anda di halaman 1dari 1

Ini Tanggapan SKK Migas tentang Ahok jadi Komut Pertamina

Jakarta, Gatra.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir telah menunjuk Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Wakil Kepala SKK
Migas Fatar Yani Abdurrahman menilai, penunjukan tersebut sudah tepat.

Menurut Fatar, Ahok memiliki visi yang jelas dalam meningkatkan kinerja suatu instansi atau
perusahaan. “Positip. Pak Ahok itu punya visi yang jelas dan bisa buat value creation yang
bermanfaat nantinya bagi rakyat dan perusahaan,” ujarnya ketika dikonfirmasi Gatra.com, (22/11).

Fatar melanjutkan, visi-visi Ahok juga bisa dilakukan dan tidak mengawang-ngawang. “Dia bisa
membuat visi itu into actions,” katanya.

Berdasarkan catatan Fatar, Pertamina selama ini sering lambat dan ragu-ragu mengeksekusi
keputusan korporasi. Akibatnya Pertamina tertinggal dari perusahaan migas luar negeri. “Nanti akan
bisa lebih cepat dan berani,” katanya,

Fatar mencontohkan dari sisi kegiatan hulu migas. “Saat ini (Pertamina) sangat ketinggalan
dibandingkan dengan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) sekelasnya,” ujarnya.

Fatar berharap, dengan masuknya Ahok menjadi Komut Pertamina, bisa menggenjot target produksi
minyak ke angka 1 juta bopd (barrel oil per day). “Mimpi SKK untuk giant discoveries, itu akan
lebih cepat terealisasi,” ujarnya.

Selama ini, lifting migas nasional sulit mencapai target. Berdasarkan data SKK Migas hingga
September 2019, realisasi lifting migas masih 89% atau sebesar 1,8 juta barel setara minyak per hari
dari target APBN tahun ini sebesar 2 juta boepd. Sementara, lifting minyak di kuartal III 2019
hanya 745 ribu barel per hari.

Terkait rekam jejak Ahok yang tidak pernah membidangi sektor migas, Fatar meyakini tidak akan
menghambat dobrakan Ahok di Pertamina. “Yang penting punya manajerial skill yang mumpuni.
Ahlinya harus ada di dewan direksi. Dulu Pak Tanri juga tidak punya pengalaman Migas kan?”
katanya.

Anda mungkin juga menyukai