Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan salah satupenyebab utama mortalitas dan morbiditas
pada maternal dan neonatal diseluruh dunia.Preeklampsia adalah hipertensi (tekanan
darah sistolik >140 mmHg dan diastolik>90 mmHg) disertai proteinuria (> 30
mg/liter urin atau >300 mg/24 jam)dan terjadi sesudah usia kehamilan lebih dari 20
minggu,dimana pada preeklampsia terjadi gangguan berbagai sistem yang
mempengaruhi fungsi vaskuleribu dan pertumbuhan janin (Padmini 2011).
Etiologi preeclampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti.
Sehingga langkah pencegahan dan alat skrining kurang, perawatan diarahkan pada
manajemen manifestasi klinis yang jelas, dan persalinan tetap menjadi terapi pilihan
(Mandy, 2010). Preeklampsia merupakan satu dari tiga penyebab utama kematian ibu
di dunia. Preeklampsia menyebabkan kegagalan beberapa organ. Salah satu penyebab
preeclampsia yaitu adanya gangguan plasentasi. Banyak penelitian yang bertujuan
untuk mengevaluasi beberapa faktor risiko preeclampsia yaitu primigravida, obesitas,
diabetes, hipertensidan multiparitas. Dan beberapa penelitian menunjukkan
morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi pada preeklampsia early onset
dibandingkan dengan late onset (Adisorn,2013)
Menurut WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau
kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara
berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51
negara persemakmuran. Menurut WHO Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2017, 81
% diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Bahkan
sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi dan
preeklampsia. (WHO, 2018)
Berdasarkan data dari Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, penyebab kematian ibu di Indonesia tahun 2010 adalah
Perdarahan (23%), Hipertensi dalam Kehamilan (32%), Infeksi (31%), Partus lama

2
(1%), Abortus (4%), kelainan amnion (2%), dan penyebab lainnya (7%) (Profil
Kesehatan Indonesia, 2013)
Menurut Manuaba (2010) kehamilan dapat juga diikuti dengan beberapa
penyulit salah satunya adalah preeklampsia. Preeklampsia ini dibagi menjadi
preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Akan tetapi yang banyak
menyumbangkan angka kematian ibu yaitu preeklampsia berat. Hal ini terbukti
dengan sebanyak 31 % ibu hamil yang ada di Kota Banjarmasin meninggal akibat
menderita preeklampsia.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil
dan bayi menjadi sakit dan meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Banyak
faktor resiko ibu hamil dan faktor yang memengaruhi diantaranya adalah usia dan
paritas ibu. Ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun lebih beresiko tinggi untuk hamil
dibandingkan bila hamil pada usia normal, yang biasanya terjadi sekitar 21-30 tahun.
Umur seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu
tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk
melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi,
psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswana, 2015).
Risiko kehamilan dengan faktor risiko bagi ibu yang dapat terjadi diantaranya
adalah Mengalami perdarahan, Kemungkinan keguguran / abortus, Persalinan yang
lama dan sulit. Sedangkan bagi bayi yang dapat terjadi diantaranya adalah
kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR),
cacat bawaan, dan kematian bayi. (Sarwono,2015)

B. Manfaat Penulisan
1. Bagi klien dan keluarga
Agar klien mampu meningkatkan kualitas kesehatan dan juga tahu proses
terjadinya penyakit,faktor yang harus dihindari dan juga pengobatannya.
2. Bagi Mahasiswa Ners
Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang penyakit dan
dapat mengaplikasikannya di lahan praktek, baik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan maupun medis secara teori. Hal ini dapat mempermudah mahasiswa
dalam menerapkan teori ini dalam lahan praktek sesuai keadaan yang terjadi di
lapangan. Teori ini akan terus melekat dan akan terus berkembang bagi tingkat
pengetahuan mahasiswa.
3
3. Bagi perawat profesional yang bertugas di pelayanan kesehatan
Dapat meningkatkan mutu, kualitas dan kerja dan kinerja serta membantu
meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan dan perawatan
yang profesional.
4. Bagi profesi-profesi terkait:
a. Dokter
Dapat melakukan hubungan kerjasama dengan baik agar terciptanya kerjasama
yang efisien sehingga mempercepat kesembuhan klien.
b. Laboratory tecnician
Agar bekerja sama atau berkolaborasi dalam mengidentifikasi masalah
patologis klien sehinnga dapat menentukan tindakan keperawatan ataupun medis
apa yang akan dilakukan sehingga mempercepat penyembuhan klien.
c. Pharmacist
Berguna dalam menyediakan obat yang diperlukan sesuai terapi dari dokter
pada klien sesuai dengan terapi yang diberikan dokter.

C. Batasan Masalah
Laporan asuhan keperawatan hanya pada lingkup asuhan keperawatan klien Ny. Y
dengan G3P2A0 dengan Preeklamsia Berat Rumah Sakit Umum Daerah Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin pada tanggal 16 Januari 2020.

D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan asuhan keperawatan ini adalah untuk
menerapkan asuhan keperawatan kepada Ny. Y dengan G3P2A0 dengan Preeklamsia
Berat.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan G3P2A0 dengan Preeklamsia Berat.
b. Menganalisa data yang sudah di peroleh dari masalah kesehatan klien.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan G3P2A0 dengan
Preeklamsia Berat.
d. Memprioritaskan diagnosa keperawatan pada klien dengan G3P2A0 dengan
Preeklamsia Berat.
4
e. Merencanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah klien.
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
E. Metode
1. Wawancara
Metode yang sifatnya mengidentifikasi masalah kesehatan klien secara langsung
yang melalui tanya jawab tentang tanda dan gejala maupun keluhan yang di rasa
klien dengan alloanamnesa dan autoanamnesa.
2. Observasi
Pengumpulan data adalah dengan melihat langsung keadaan klien secara umum
tingkat kesadaran pasien baik fisik, sikap dan tingkah laku klien atau respon klien
terhadap kehamilan.
3. Pemeriksaan fisik
Teknik yang digunakan yaitu:
a. Inspeksi
Observasi menggunakan mata, yang di inspeksi adalah keadaan umum,tingkat
kesadaran (respon sensorik, motorik, dan verbal).
b. Palpasi
Metode yang dilakukan dengan sentuhan atau rabaan yaitu pemeriksaan
leopold :
1) Leopold 1 menetukan TFU
2) Leopold 2 menentukan batas samping (punggung janin)
3) Leopold 3 menentukan bokong dan kepala
4) Leopold 4 menentuka apakah janin sudah masuk PAP atau belum
c. Auskultasi
Metode dengan cara mendengarkan dengan menggunakan stetoskop dan
dopler. Auskultasi di area dada dengan stetoskop untuk mengidentifikasi
abnormalitas bunyi jantung dan bunyi paru sedangkan auskultasai di area
abdomen untuk mendengarkan bunyi jantung janin dengan menggunakan alat
dopler.
4. Diagnostic test review
Pengumpulan data yang diperoleh dari status klien yang berisi program terapi,
pemeriksaan dignostik (tes laboratorium), CT scan, dan MRI (Magnetic Imaging
Resonance) maupun perkembangan terhadap kesehatan.
5
5. Studi kepustakaan
Mengumpulkan bahan melalui beberapa literatur yang ada diperpustakaan dan bahan
dari internet mengenai materi-materi yang berhubungan dengan G3P2A0 dengan
Preeklamsia Berat sebagai bahan referensi.

6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa definisi tentang Intracranial Hematoma dapat
disimpulkan bahwa terjadinya perdararahan didalam otak, penyebab
perdarahan otak diantaranya tekanan darah tinggi, pembuluh darah abnormal
yang bocor, penyalahgunaan narkoba, dan trauma. Banyak orang yang
mengalami pendarahan otak memiliki gejala seolah-olah mereka mengalami
stroke, dan dapat menimbulkan berbagai kelemahan pada tubuh penderita
seperti kesulitan bicara, atau rasa mati rasa. Terdapat pula gejala yang tidak
biasa seperti kesulitan melakukan aktivitas biasa, termasuk masalah dengan
berjalan atau bahkan jatuh.
Proses keperawatan pada Ny. A dilakukan pada tanggal 29 Oktober – 31
Oktober 2019 di ruang Ruby RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
dan di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2019 pada Ny.A
meluputi keluhan umum, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga dan focus pengkajian fisik pada bagian
ekstremitas dengan cara inspeksi, palpasi serta mengukur skala kekuatan
otot pasien dan di dapatkan hasil pasien mengalami hemiparese sinistra
dengan skala kekuaatan otot 5555 (D) 4444 (S), hal tersebut sejalan
dengan keluhan yang disampaikan oleh pasien dimana pasien
mengatakan kepala terasa pusing dan tubuh terasa lemah di sebelah kiri,
yang menunjukan beberapa tanda dan gejala dari terjadinya hematoma
intraserebral.

7
2. Diagnosa Keperawatan
Kasus yang didapat dari Ny.A terdapat 3 diagnosa keperawatan yang
diangkat sesuai dengan keluahan dan masalah kesehatan yang muncul
dari hasil pengkajian yang kemudian diurutkan berdasarkan prioritas
masalah yakni :
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hematoma serebral
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
neuromuscular
c. Resiko Jatuh dengan factor resiko infark akut dan hemiparese
sinistra
3. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan dibuat berdasarkan kebutuhan pasien
serta mencegah atau mengantisipasi masalah – masalah yang muncul
akibat kondisi pasien saat ini. Pasien Ny.A diharapkan keluhan rasa sakit
kepala yang dirasakan dapat berkurang, pasien dapat melakukan
akitivitas tanpa hambatan dengan mandiri dan resiko jatuh tidak terjadi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keparawatan berjalan sesuai dengan
perencanaan yang disusun. Tindakan keperawatan pada Ny.A berjalan
dengan baik, perawat dan keluarga dapat bekerja sama dalam setiap
tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan asuhan keperawatan ini
melibatkan perawat diruangan dan tim medis yang ada. Adapun tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah mengkaji TTV, mengkaji GCS,
menganjurkan pasien untuk bedrest total di tempat tidur, meninggikan
bagian kepala 15o, menganjurkan pasien untuk tidak melakukan aktivitas
seperti mengejan saat defekasi dan pemberian obat sesuai dengan
indikasi dan instruksi dokter yaitu manitol 125cc (4 x 1), citicoline 250
gr/12 jam, amlodipine 10 gr (1 x 1) dan asam tranexsamat 500 gr/8 jam,
mengkaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas, meninggikan
posisi kepala dan tangan pasien, merubah posisi setiap 2 jam, melatih
ROM aktif dan pasif serta menganjurkan keluarga untuk membantu

8
dalam pemenuhan ADLs, mengkaji resiko jatuh pada pasien, memasang
palang tempat tidur, memasang plang resiko jatuh, menganjurkan
keluarga untuk selalu membantu pasien dalam aktivitas sehari – hari dan
menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang factor – factor yang
turut berkontribusi dalam meningkatkan kejadian resiko jatuh.
5. Evaluasi
Tahap akhir dalam asuhan keparawatan yang dilakukan adalah
mengevaluasi kondisi klien setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 hari. Selama dilakukannya tindakan keperawatan pada pasien
Ny.A tidak ditemukannya masalah baru, namun dari kedua masalah
keperawata yang akutuan dari Ny.A tidak ada masalah keperawatan yang
dapat teratasi sepenuhnnya dikarena pasien masih mengalami
peningkatan TIK yang menyebabkan ketidakefektifan perfusi jaringan
serebral dan gangguan neuromuskular yang berakibat pada terhambatnya
mobilitas fisik pasien, sedangkan diagnosa resiko jatuh pada pasien
didapatkan pada selama 3 hari masalah keperawatan tidak terjadi.
B. SARAN
1. Bagi pasien dan keluarga
Bagi pasien agar dapat meningkatkan kemampuan dalam
memperbaiki status kesehatannya seperti menjaga pola hidup sehat
dengan makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan minum
obat secara teratur yang dianjurkan oleh dokter.
Bagi keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan dan mampu
melakukan perawatan secara mandiri yang sesuai dengan kondisi pasien
saat di rumah, selain itu keluarga juga dapat lebih memperhatikan
kondisi pasien seperti halnya membantu aktivitas pasien, memperhatikan
pola tidur dan pola nutisi pasien.
2. Bagi Perawat
Dapat membantu meningkatkan mutu, kualitas dan kerja dan kinerja
serta membantu meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam
pelayanan dan perawatan yang professional sehingga pelayan asuhan

9
keperawatan yang diberikan tepat sasaran dan dapat membikan
keuntungan baik bagi pasien, keluarga serta perawat itu sendiri.
3. Bagi Mahasiswa Ners
Bagi mahasiswa yang membaca studi kasus ini dapat menambah
informasi serta pengetahuan tentang perawatan pada pasien G3P2A0
dengan Preeklamsia Berat dan dapat menjadi acuan dalam kasus – kasus
selanjutnya dengan penyakit yang sama. Namun harapan bagi mahasiswa
yang akan melakukan studi kasus hendaknya harus mempelajari dan
menguasai pengkajian focus pada pasien G3P2A0 dengan Preeklamsia
Berat dapat melakukan analisa lebih mendalam sehingga mampu
menentukan diagnosa yang actual dan memberikan intervvensi yang
berdasarkan teori terkait.

10
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association, (2014). Heart Disease And Stroke Statistics. AHA
Statistical Update, P. 205

Audiana, Dhea. (2016). Usia, Jenis Kelamin Dan Klasifikasi Hipertensi Dengan
Jenis Stroke Di Rsud Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Doenges, Marilyn E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta: EGC

Judha M & Rahil H.N. (2011) Sistem Persarafan Dalam Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Gosyen Publishing

Junaidi, I., (2011) .Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI

Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia., (2011).


Pedoman Tatalaksana Epilepsi. Jakarta: PERDOSSI

Magistris F., Bazak S., Martin J., (2013). Intracerebral Hemorrhage:


Pathophysiology, Diagnosis And Management. MUMJ. 10(1):15-22

Misbach J., (2011). Stroke, Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta :


Balai Penerbit FK UI.

Pearce, Evelyn C. (2014). Anatomi Dan Fisiologis Untuk Para Medis, Cetakan
Kedua Puluh Sembilan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Soemitro, D.W., Et Al. (2011). Sinopsisilmu Bedah Saraf Perhimpunan Dokter


Spesialis Bedah Saraf Indonesia. Jakarta: FKUI-RSCM.

Yoon, H. S., G. C. Zuccarello, And D. Bhattacharya. (2013). Evolutionary History


And Taxonomy Of Red Algae. Science And Businees

11

Anda mungkin juga menyukai