Anda di halaman 1dari 36

PERATURAN

PERUNDANGAN K3

PRODI D-III KESEHATAN LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES
jjjjSEMARANG
Sistem Regulasi

Undang-Undang I

Peraturan Pemerintah II

Peraturan Presiden III

Permen / Kepmen IV

Pedoman/Juklak V
UNDANG UNDANG TERKAIT K3

UUD 1945

UU 1/1970 : Keselamatan Kerja

UU 13/2003 : Ketenagakerjaan

UU 40/2004 : SJSN

UU 36/2009 : Kesehatan

UU 24/2011 : BPJS

UU 5/2014 : ASN
PERATURAN PEMERINTAH TERKAIT K3
PP No. 33 / 2007 : Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
PP No. 50 / 2012 : Penerapan SMK3

PP No. 44 / 2015 : JKK & JK.

PP No. 45 / 2015 : Jaminan Pensiun.

PP No. 46 / 2015 : Jaminan Hari Tua

PP No. 70 / 2015 : JKK & JK ASN


PERPRES & KEPRES TERKAIT K3
Kepres No. 22 / 1993 tentang
Penyakit yang Timbul Karena
Hubungan Kerja.

Perpres No. 21 / 2010 tentang


Pengawasan Ketenagakerjaan
PERMENAKER TERKAIT K3
Permenakertrans N0. PER.235/MEN/2003 tentang
Jenis Jenis Pekerjaan yang Membahayakan
Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.

Permenakertrasn No. PER.15/MEN/VIII/2008


tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja

Permenakertrans No. PER.25/MEN/XII/2008


tentang Pedoman Diagnosis dan Penentuan Cacat
Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
PERMENAKER TERKAIT K3

Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang


Alat Pelindung Diri

Permenakertrans No. PER.09/MEN/VII/2010 tentang


Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut

Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011 tentang


Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di
Tempat Kerja.

Permenakertrans No. 26 / 2014 tentang


Penyelenggaraan Penilaian Penerapan SMK3.
PERMENKES TERKAIT K3
PMK No. 56 / 2016 : Penyelenggaraan
Pelayanan PAK.

PMK No. 48 / 2016 : Standar K3 Perkantoran.

PMK No. 66 / 2016 : K3 RS

PMK No. 70 / 2016 : Standar dan Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
UU No. 1/1970
KESELAMATAN KERJA
Setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatan.

Setiap orang yang berada di tempat kerja


perlu dijamin keselamatannya.

Setiap sumber produksi perlu dipakai dan


dipergunakan secara aman dan efisien.

Perlu adanya segala upaya untuk membina


norma-norma perlindungan kerja.

Pembinaan norma-norma perlu diwujudkan


dalam Undang-Undang.
RUANG LINGKUP
• Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi
suatu usaha.

• Adanya tenaga kerja yang bekerja disana.

• Adanya bahaya kerja di tempat kerja.

10
SUMBER BAHAYA

• Keadaan mesin, pesawat, alat


kerja dan peralatan lainnya,
bahan dan sebagainya.
• Lingkungan.
• Sifat pekerjaan.
• Cara kerja.
• Proses kerja.

11
SYARAT KESELAMATAN KERJA

• Mencegah dan mengurangi


kecelakaan.
• Mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran.
• Mencegah dan mengurangi
bahaya peledakan.

12
SYARAT KESELAMATAN KERJA

• Memberikan kesempatan atau jalan


menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian lain yang
berbahaya.
• Memberikan pertolongan pada
kecelakaan.
• Memberikan APD kepada tenaga
kerja.

13
SYARAT KESELAMATAN KERJA

• Mencegah dan mengendalikan timbul


atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, gas
dan hembusan.
• Mencegah dan mengendalikan
timbulnya PAK baik fisik maupun
psikis, keracunan, infeksi dan
penularan.
• Memperoleh penerangan yang cukup
dan sesuai.
14
SYARAT KESELAMATAN KERJA

• Menyelenggarakan suhu dan


kelembaban udara yang baik.
• Menyelenggarakan penyegaran
udara yang baik.
• Memelihara kebersihan,
kesehatan dan ketertiban.

15
SYARAT KESELAMATAN KERJA

• Memperoleh keserasian antara


tenaga kerja, lingkungan, cara
kerja dan proses kerjanya.
• Mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya

16
SYARAT KESELAMATAN KERJA

• Mengamankan dan memperlancar pekerjaan


bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
• Mengamankan dan memelihara segala jenis
bangunan.
• Menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan pada pekerjaan yang
berbahaya.

17
PENGAWASAN
• Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik
dari tenaga kerja yang akan diterimanya
maupun akan dipindahkan sesuai sifat
pekerjaannya.
• Pengurus diwajibkan memeriksa semua
tenaga kerja secara berkala.
• Norma-norma mengenai pengujian
kesehatan ditetapkan sengan peraturan
perundangan.

18
PEMBINAAN
Pengurus wajib menunjukkan dan
menjelaskan kepada tenaga kerja
baru tentang :

• Kondisi dan bahaya yang dapat timbul.


• Pengamanan alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerja.
• Alat pelindung diri bagi tenaga kerja.
• Cara dan sikap yang aman dalam bekerja.

19
HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA

• Memberikan keterangan yang benar bila diminta


oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan
kerja.
• Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
• Memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja.
• Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan
semua persyaratan K3.
• Menyatakan keberatan bekerja pada pekerjaan yang
mempunyai potensi bahaya.

20
Barang siapa akan
memasuki suatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati
semua petunjuk K3 dan
memakai APD yang
diwajibkan.

21
PERLINDUNGAN, PENGUPAHAN, DAN
KESEJAHTERAAN (UU No. 13/2003)
Perlindungan terhadap tenaga kerja penyandang
cacat.

Perlindungan terhadap pekerja anak.

Perlindungan terhadap tenaga kerja perempuan.

Pengaturan waktu kerja.

Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

22
KEBIJAKAN PENGUPAHAN

Upah tidak masuk


Upah minimum. Upah kerja lembur. kerja karena
berhalangan.

Upah tidak masuk Upah karena


kerja karena menjalankan hak
melakukan waktu istirahat
pekerjaan lain. kerjanya.

23
KEBIJAKAN PENGUPAHAN

Hal-hal yang dapat


Bentuk dan cara Denda dan
diperhitungkan
pembayaran upah. potongan upah.
dengan upah.

Upah untuk Upah untuk


Struktur dan skala
pembayaran penghitungan
pengupahan.
pesangon. pajak penghasilan.

24
KESEJAHTERAAN

Untuk meningkatkan Untuk meningkatkan


Setiap pekerja / buruh
kesejahteraan bagi kesejahteraan pekerja /
dan keluarganya berhak
pekerja / buruh dan buruh, dibentuk koperasi
untuk memperoleh
keluarganya, pengusaha pekerja / buruh dan
jaminan sosial tenaga
wajib menyediakan usaha-usaha produktif di
kerja.
fasilitas kesejahteraan. perusahaan.

25
Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) berkelas dunia, terpercaya, bersahabat
dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.

26
VISI BPJS KESEHATAN : CAKUPAN SEMESTA 2019

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk


Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional untuk
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan
yang handal, unggul dan terpercaya.

27
MISI BPJS KESEHATAN
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai
lembaga dan mendorong partisipasi masyarakat
dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan
pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan
bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang
optimal dengan fasilitas kesehatan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program
jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan secara
efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program.
MISI BPJS KESEHATAN
4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif
berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi
yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai
untuk mencapai kinerja unggul.
5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem
perencanaan dan evaluasi, kajian, manajemen mutu
dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi
BPJS Kesehatan.
6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mendukung
operasionalisasi BPJS Kesehatan.
PESERTA BPJS KESEHATAN
Peserta BPJS Kesehatan adalah setiap orang,
termasuk orang asing yang bekerja paling singkat
6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
membayar iuran, meliputi :
1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
(PBI) : fakir miskin dan orang tidak mampu,
dengan penetapan peserta sesuai ketentuan
peraturan perundang- undangan.
2. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan (Non PBI).
Bukan Penerima Bantuan Iuran
Jaminan Kesehatan
• Pekerja Penerima Upah dan anggota
keluarganya.
• Pekerja Bukan Penerima Upah dan
anggota keluarganya.
• Bukan pekerja dan anggota keluarganya.
ANGGOTA KELUARGA YANG
DITANGGUNG
1. Pekerja dan Keluarga Penerima Upah.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja :
Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
yang diinginkan (tidak terbatas).
3. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan
seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
4. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti
Saudara kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.
MANFAAT BPJS KESEHATAN

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu


pelayanan kesehatan non spesialistik.

2. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan


(Rawat Jalan dan Rawat Inap)
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA
1. Administrasi pelayanan.
2. Pelayanan promotif dan preventif.
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis.
4. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif
maupun non operatif .
5. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai.
6. Transfusi darah sesuai kebutuhan medis.
7. Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium
tingkat pertama.
8. Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
PELAYANAN RUJUKAN RAWAT JALAN
1. Administrasi pelayanan
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
oleh dokter spesialis dan sub spesialis
3. Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi
medis
4. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
5. Pelayanan alat kesehatan implant
6. Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai
dengan indikasi medis
7. Rehabilitasi medis
8. Pelayanan darah
9. Peayanan kedokteran forensik
10. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
PELAYANAN RUJUKAN RAWAT INAP

1. Perawatan inap non intensif .

2. Perawatan inap di ruang intensif .

3. Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai