BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Anatomi
oleh 33 buah tulang dengan bentuk tidak beraturan. Ke-33 tulang tersebut
(Kirnantoro, 2016).
backward “c” dengan kurva lordotik dan jauh lebih mobile dari vertebra
gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai tulang
dibanding vertebra lainnya. Bentuknya lebar dan padat serta berbentuk bulat
terhadap MSP.
illiaca, dan bagian bawah dengan coccyx, Os sacrum terdiri dari 5 ruas
(Pearce, 2008)
10
dengan ciri khusus yaitu, korpusnya besar dan tebal dan berbentuk oval.
kecil dan bentuknya menyerupai segitiga, processus spinosus nya tebal dan
2.2 kifosis
masyarakat awam sering di sebut bungkuk. Kifosis terjadi jika lengkung tubuh
lebih dari 40 derajat. Jika lebih dari 50 derajat dianggap tidak normal. Kifosis bisa
ringan mungkin tidak disadari karena nyaris tidak menimbulkan keluhan, kecuali
rasa lelah, punggung nyeri dan kaku yang awalnya di anggap wajar akibat
gambaran radiografi yang baik dan bagus, serta memberikan informasi sebanyak-
tergantung pada jumlah dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima (Rasad,
2005).
12
2. Kerusakan hemopoetik
5. Aberasi genetik
dosis radiasi yang diberikan harus sekecil mungkin sesuai keharusan klinis. Pada
personil, dosis radiasi yang diterima harus ditekan serendah mungkin dan dalam
a. Justifikasi
(Hiswara, 2015).
b. Optimisasi
c. Limitasi
batasan yang jelas untuk prosedur yang lebih subjektif dan juga mencegah
AP
posisi erect.
Posisi objek : Atur MSP pada CR dan Mid Line, atur Mid
crista iliacha.
Kaset : 30 x 40 Cm.
Iliacha.
Kaset : 30 x 40 Cm.
vertebrae
samping tubuh
15
Gambar 2.20 Proyeksi Bending Kanan dan Kiri Vertebrae Scoliosis Series PA e
rect (Bontrager, dalam Wijaksono, 2019)
1. Posisi objek
2. Sinar :
FFD : 102-153 cm
3. Kriteria :