FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, OKTOBER 2018
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 17
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 23
LAMPIRAN............................................................................................................................ 25
1
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR KALSIUM LAKTAT DALAM
SEDIAAN TABLET KALSIUM LAKTAT (FI IV)
1. TUJUAN
Mengkonfirmasi kesesuaian kandungan dan kadar Kalsium Laktat dalam sampel tablet
Kalsium Laktat dengan persyaratan yang ditentukan.
2. PRINSIP PERCOBAAN
Kalsium dan laktat diidentifikasi dengan metode identifikasi umum untuk
kalsium dan untuk laktat, sedangkan kadar tablet kalsium laktat ditentukan dengan cara
titrasi kompleksometri menggunakan larutan titer Na2EDTA dan indikator biru hidroksi
naftol.
Prinsip titrasi kompleksometri adalah terjadinya reaksi pembentukan kompleks
antara analit (kation logam, dilambangkan Mn+) dengan titer (ligan/komplekson/
chelating agent). Ligan dalam kompleks dapat berupa anion atau molekul netral yang
paling sedikit mempunyai sepasang elektron yang dapat diberikan kepada ion logam.
Na2EDTA (dilambangkan H2Y2-) merupakan ligan yang sangat baik karena dapat
membentuk kompleks sangat kuat 1:1 dengan hampir setiap ion logam divalen atau
trivalen tergantung pada kondisi larutan. Reaksi yang terjadi adalah:
Mn+ + H2Y2- ↔ (MY)(n-4)+ + 2H+
Pada titik akhir titrasi, sedikit kelebihan titer akan memecah kompleks logam-
indikator sehingga dapat diamati dengan terjadinya perubahan warna. Oleh karena itu,
syarat indikator yang dapat digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah harus
mempunyai warna yang berbeda antara bentuk kompleks dengan bentuk ion bebasnya.
Selain itu, ikatan antara indikator dengan ion logam harus lebih lemah dari ikatan
antara ion logam dengan ligan.
2
3. BAHAN DAN ALAT
a. Bahan
1. Larutan titer Na2EDTA 0,05 M
2. Kalsium karbonat P (keringkan 110oC, 2 jam, simpan dalam desikator)
3. Asam klorida 3 N
4. Asam klorida P
5. KMnO4 LP
6. Amonium hidroksida 6 N
7. Metil merah
8. NaOH LP
9. Amonium oksalat LP
10. Biru hidroksi naftol P
11. Asam asetat 6 N
12. Aquadestillata
13. Tablet Kalsium Laktat
b. Alat
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Timbangan analitik
4. Gelas ukur
3
B. Larutkan sejumlah serbuk tablet dalam air (1 dalam 20), saring. Filtrat
menunjukkan reaksi Laktat seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum.
Asamkan larutan dengan asam sulfat P kemudian tambahkan kalium
permanganat LP dan panaskan: timbul asetaldehida yang dapat dikenali dari
baunya yang spesifik.
b. Hasil Identifikasi
Pengamatan Hasil
Uji garam kalsium
Uji laktat
4
9. Hitung Molaritas larutan titer Na2EDTA dengan rumus:
M = W / (100,09 x V)
M = Molaritas larutan Na2EDTA
W = bobot kalsium karbonat (CaCO3) (mg)
V = volume (ml) larutan Na2EDTA yang digunakan.
Ulangi hingga triplo
Molaritas Na2EDTA =
SD = √ =√ = 0,0007
KV = = = 1,47 %
5
f. Verifikasi Metode Penetapan Kadar Tablet Kalsium Laktat
i. Orientasi Bahan Baku Kalsium Laktat
1) Kalsium Laktat 160 mg
1. Timbang saksama bahan baku kalsium laktat (C6H10CaO6. 5 H2O) lebih
kurang 160 mg, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
2. Tambahkan 80 ml air dan 1 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit (sampai larut).
3. Sambil diaduk, tambahkan lebih kurang 7,5 ml dinatrium edetat 0,05 M
LV melalui buret, tambahkan 8 ml natrium hidroksida 1 N dan 160 mg
indikator biru hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir
berwarna biru.
4. Hitung kadar kalsium laktat
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 15,42 mg
C6H10CaO6.5H2O
5. Ulangi hingga triplo
6
2. Tambahkan 80 ml air dan 1 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit (sampai larut).
3. Sambil diaduk, tambahkan lebih kurang 7,5 ml dinatrium edetat 0,05 M
LV melalui buret, tambahkan 8 ml natrium hidroksida 1 N dan 160 mg
indikator biru hidroksinaftol P dan lanjutkan titrasi sampai titik akhir
berwarna biru.
4. Hitung kadar kalsium laktat
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 15,42 mg
C6H10CaO6.5H2O
5. Ulangi hingga triplo
2) Tablet 100%
7
1. Buat simulasi serbuk tablet kalsium laktat kadar 100%, cara: timbang
1500 mg bahan baku kalsium laktat dan 300 mg matriks basis tablet,
campur hingga homogen.
2. Timbang saksama sejumlah simulasi serbuk tablet setara dengan lebih
kurang 216 mg C6H10CaO6. 5 H2O, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
3. Tambahkan 80 ml air dan 1 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit.
4. Sambil diaduk, tambahkan lebih kurang 7,5 ml dinatrium edetat 0,05 M
LV melalui buret, tambahkan 8 ml natrium hidroksida 1 N dan 160 mg
indikator biru hidroksinaftol P dan titrasi dengan Na2EDTA sampai titik
akhir berwarna biru.
5. Hitung kadar kalsium laktat dalam simulasi serbuk tablet
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 15,42 mg
C6H10CaO6.5H2O
6. Ulangi titrasi hingga triplo
3) Tablet 110%
1. Buat simulasi serbuk tablet kalsium laktat kadar 110%, cara: timbang
1100 mg bahan baku kalsium laktat dan 100 mg matriks basis tablet,
campur hingga homogen.
2. Timbang saksama sejumlah simulasi serbuk tablet setara dengan lebih
kurang 196 mg C6H10CaO6. 5, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
3. Tambahkan 80 ml air dan 1 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit (sampai bahan baku larut).
4. Sambil diaduk, tambahkan lebih kurang 7,5 ml dinatrium edetat 0,05 M
LV melalui buret,, tambahkan 8 ml natrium hidroksida 1 N dan 160 mg
indikator biru hidroksinaftol P dan titrasi dengan Na2EDTA sampai titik
akhir berwarna biru.
5. Hitung kadar kalsium laktat dalam simulasi serbuk tablet
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 15,42 mg
C6H10CaO6.5H2O
6. Ulangi titrasi hingga triplo
8
g. Data dan Perhitungan Verifikasi Metode Penetapan Kadar Tablet Kalsium
Laktat
i. Orientasi Bahan Baku Kalsium Laktat
No Berat Volume Kadar Kalsium (xxi)2 SD KV
Bahan Na2EDTA Laktat yang (%)
Baku (mL) Diperoleh (%)
(mg) (x)
1 160,08 0,00 – 10,94 105,71 0,2601
2 160,06 0,00 – 10,80 104,37 0,6889 0,7242 0,69
160
3 160,08 0,00 – 10,92 105,52 0,1024
mg
̅ = 105,2 = 1,0514
(xi)
1 180,03 0,00 – 12,25 105,25 0,0001
2 180,04 0,00 – 12,20 104,81 0,1849 0,4238 0,40
180
3 180,06 0,00 – 12,30 105,66 0,1764
mg
̅ = 105,24 = 0,3614
(xi)
1 200,12 0,00 – 13,48 104,19 0,5776
2 200,16 0,00 – 13,64 105,41 0,2116 0,6606 0,63
200
3 200,17 0,00 – 13,62 105,25 0,0900
mg
̅ = 104,95 = 0,2930
(xi)
Kadar = x 100%
1) 160 mg
Kadar 160 mg (1) = x 100% = 105,71%
9
SD = √ =√ = 0,7242
KV = = = 0,69%
2) 180 mg
Kadar 180 mg (1) = x 100% = 105,25%
SD = √ =√ = 0,4238
KV = = = 0,40%
3) 200 mg
Kadar 200 mg (1) = x 100% = 104,19%
SD = √ =√ = 0,6606
KV = = = 0,63%
10
Jumlah X mg yang harus ditimbang dari total simulasi tablet
Simulasi Serbuk Tablet 90%
X = 240,0 mg
X = 216,0 mg
X = 196,36 mg
Penimbangan Tablet
Bobot zat aktif dalam tablet berdasarkan etiket adalah 500 mg.
No Bobot Tablet Bobot Rata-rata (x-xi)2 SD KV (%)
(mg) (mg)
(x) (xi)
1 606,63 35,712576
2 593,06 57,668836
3 603,64 8,916196
4 602,94 5,225796
5 607,69 600,654 49,505296
6.294 1.048
6 591,12 90,897156
7 596,44 17,757796
8 595,14 30,404196
9 608,39 59,845696
10 601,49 0,698896
= 3465,356
SD = √ =√ = 6.294
KV = = = 1.048%
11
Kadar kalsium laktat dalam tablet seharusnya
= 100%
a) Uji Presisi
Kadar No Berat Volume Kadar Kadar (xxi)2 SD KV
Kalsium Serbuk Na2EDTA Kalsium Terhadap (%)
Laktat Tablet (mL) Laktat Etiket
(mg) Diperoleh [Recovery]
(%) (%)
(x)
0,00 -
1 216,2 81,42 97,80 0,024
11,38
0,00 -
2 216,4 81,50 97,90 0,056
11,40
0,00 -
3 217,2 81,61 98,04 0,052
Setara 11,46
100% 0,00 -
4 217,2 81,61 98,04 0,052 0,523 0,54
klaim 11,46
etiket 0,00 -
5 216,8 80,48 96,68 0,950
11,28
0,00 -
6 216,6 81,12 97,46 0,039
11,36
̅ = 97,654 =
(xi) 1,368
12
Kadar 100% (3) = x 100% = 81,61%
= 100%
SD = √ =√ = 0,523
KV = = = 0,54%
b) Uji Akurasi
No Berat Volume Kadar Kadar (xxi)2 SD KV
Serbuk Na2EDTA Kalsium Terhadap (%)
Tablet (mL) Laktat Etiket
(mg) Diperoleh [Recovery]
(%) (%)
(x)
Setara 1 240,2 0,00 -11,4 73,41 88,19 0,0004
90% 2 240,4 0,00 -11,42 73,48 88,27 0,01 0,1199 0,14
klaim 3 240,2 0,00 -11,38 73,28 88,04 0,017
13
etiket ̅ = 88,17 = 0,0274
(xi)
1 216,2 0,00 -11,40 81,56 97,98 0,014
Setara
2 216,4 0,00 -11,38 81,34 97,72 0,020 0,1323 0,13
100%
3 216,8 0,00 -11,42 81,48 97,88 0,0004
klaim
̅ = 97,86 = 0,035
etiket
(xi)
1 196,52 0,00 -11,5 90,52 108,74 0,0196
Setara
2 196,41 0,00 -11,48 90,41 108,61 0,0001 0,1510 0,14
110%
3 196,38 0,00 -11,46 90,26 108,44 0,0256
klaim
̅ = 108,60 = 0,0453
etiket
(xi)
14
Kadar terhadap etiket (recovery) 90% (3) = 100% = 88,04%
Kadar 90%
SD = √ =√ = 0,1199
KV = = = 0,14%
Kadar 100%
SD = √ =√ = 0,1323
KV = = = 0,13%
Kadar 110%
SD = √ =√ = 0,1510
KV = = = 0,14%
15
C6H10CaO6. 5 H2O, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
3. Tambahkan 80 ml air dan 1 ml asam klorida 3 N, aduk menggunakan
pengaduk magnetik selama 3 sampai 5 menit.
4. Sambil diaduk, tambahkan lebih kurang 7,5 ml dinatrium edetat 0,05 M LV
melalui buret, tambahkan 8 ml natrium hidroksida 1 N dan 160 mg indikator
biru hidroksinaftol P dan titrasi dengan Na2EDTA sampai titik akhir berwarna
biru.
5. Hitung kadar kalsium laktat dalam tablet
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 15,42 mg C6H10CaO6.5H2O
6. Ulangi titrasi hingga triplo
16
Kadar terhadap etiket (recovery) (3) = 100% = 110,59%
SD = √ =√ = 0,2715
KV = = = 0,25%
5. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, praktikan melakukan identifikasi kandungan garam kalsium
dan laktat dalam Tablet Kalsium Laktat. Pada identifikasi garam kalsium, praktikan
melarutkan sejumlah serbuk tablet sampel dan sejumlah matrik dalam aquadest dengan
perbandingan 1:20, disaring kemudian filtratnya ditampung di dalam erlenmeyer yang
berbeda. Kemudian filtrat ditambahkan dengan metil merah LP 2 tetes dan netralkan
dengan ammonium hidroksida 6 N dimana menunjukan warna kuning. Ke dalam
masing- masing tabung ditambahkan asam klorida 3 N tetes demi tetes hingga larutan
asam terhadap indikator yang ditandai dengan warna merah. Lalu ditambahkan
ammonium oksalat LP pada masing-masing labu erlenmeyer. Pada labu erlenmeyer
berisi matriks tidak menunjukkan endapan sementara labu erlenmeyer berisi sampel
terbentuk endapan putih. Kemudian larutan pada tabung berisi sampel dibagi menjadi
dua yakni labu erlenmeyer 1 dan 2. Pada labu erlenmeyer 1 ditambahkan asam asetat
6N menghasilkan endapan yang tidak larut. Pada labu erlenmeyer 2 ditambahkan asam
klorida P menghasilkan endapan larut.
Identifikasi kalsium dengan menggunakan larutan ammonium oksalat akan
terbentuk endapan dari kalsium oksalat, yang secara segera dan perlahan-lahan dari
larutan encer terkonsentrasi. Berikut merupakan reaksi yang terjadi:
17
Kesetimbangan dapat dikarakterisasikan dengan kelarutan produk
Berdasarkan persamaan (V) diatas, jika [H+] tinggi, maka akan menurunkan
[ dan membentuk (dan selanjutnya dalam larutan jenuh
kalsium oksalat). Karena kekonstanan dari kelarutan produk (iv), beberapa kalsium
oksalat harus larut untuk menghasilkan ion oksalat. Jika konsentrasi ion hidrogen cukup
tinggi, seluruh endapan dapat larut.
Pada prosedur kedua identifikasi garam kalsium dalam tablet Kalsium Laktat,
serbuk sampel dan matriks dibasahkan dengan menggunakan asam kolrida P,
kemudian sedikit larutan dipanaskan dengan mengambilnya menggunakan ose yang
ditaruh di api spiritus. Pada prosedur identifikas I ini tidak dilakukan oleh praktikan
karena keterbatasan alat yang tersedia di Lab.
Identifikasi yang praktikan lakukan selanjutnya adalah proses uji laktat. Prosedur
uji identifikasi ini adalah melarutkan sejumlah serbuk tablet dalam air (1 dalam 20),
kemudian disaring. Filtrat kemudian diasamkan dengan asam sulfat P yang kemudian
ditambahkan kalium permanganate LP dan dipanaskan selanjutnya timbul asetaldehida
yang dapat dikenali dari baunya yang spesifik. Berikut reaksi yang terjadi
18
Pembakuan larutan titer Na2EDTA
Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan
multidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan
keempat gugus karboksil-nya. (Rival, 1995). EDTA akan bereaksi dengan logam
polivalen dengan membentuk kompleks larut air yang tidak dapat diesktraksi dari
larutan air dengan menggunakan pelarut organik. EDTA bukan pengompleks spesifik
karena hampir membentuk khelat dengan seluruh logam. Terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi EDTA seperti aktivitas logam, pH saat titrasi dilakukan,
keberadaan ion pengganggu seperti CN-, Sitrat, Tartrat, F-, dan pembentuk kompleks
lainnya, serta pelarut organic juga meningkatkan stabilitas kompleks.
19
Stabilitas kompeks yang terbentuk akan bergantung dari pH, Apabila pH semakin
rendah akan semakin mengurangi kelarutan dari komplek karena bertambahnya gugus
H+ yang ada untuk bersaing dengan logam sebagai ligan. Hanya logam yang
membentuk kompleks yang sangat stabil yang dapat di titrasi dalam kondisi asam.
Suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-
titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila
hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat.
Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga,
kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak,
karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-
indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk
menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-
indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras
warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga
mudah diamati (Harjadi, 1993). Indikator juga harus stabil dalam pH selama
titrasi. Biru Hidroksi Naftol adalah indikator yang memberikan warna merah sampai
lembayung pada daerah pH 11–13 dan menjadi biru jernih jika terjadi kelebihan edetat.
20
digunakan untuk titrasi. Sebelum melakukan titrasi, dilakukan penambahan asam ke
dalam kalsium karbonat untuk melarutkan kalsium karbonat tersebut. HCl melarutkan
CaCO3 dengan menkonversinya menjadi CaCl2. Setelah itu ditambahkan 7,5 ml
Na2EDTA dari buret namun penambahan tersebut belum menunjukkan TE (titik
ekuivalen) agar dapat mengkelat ion-ion Ca2+ dalam sampel di labu erlenmeyer
sehingga konsentrasi ion-ion Ca2+ bebas menjadi sedikit. Apabila terdapat banyak ion
Ca2+ bebas, ketika dalam suasana basa (-OH), CaOH2 akan mengendap. Stabilitas
kompleks yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh pH larutan. Oleh karena itu, penting
menggunakan larutan buffer untuk dapat menjaga pH yang dikehendaki selama titrasi.
Penambahan natrium hidroksida (NaOH) ke dalam larutan sampel ditambahkan agar
larutan menjadi alkalin dan pH menjadi sekitar 11-12 dimana kompleks Ca-EDTA yang
terbentuk akan stabil, dan apabila terdapat kontaminan seperti Mg, tidak akan bereaksi.
Dalam percobaan ini, didapatkan pH larutan adalah 11. Kemudian ditambahkan
indikator warna biru hidroksi naftol P secukupnya. Indikator biru hidroksi naftol P
digunakan karena Indikator ini memberikan warna lembayung pada daerah pH 11 –12
dan menjadi biru jernih jika terjadi kelebihan edetat. Kompleks logam-indikator yang
terbentuk menghasilkan warna ungu dimana setelah penambahan garam EDTA, ion
logam akan bebas dari kompleks indikator dan berikatan dengan Na2EDTA sehingga
indikator akan berubah warna dari warna kompleks indikator logam yang berwarna
ungu menjadi ke warna indikator yang bebas dari ion logam yang berwarna biru. Hal
ini disebabkan karena kompleks logam-indikator lebih lemah daripada kompleks
logam-EDTA sehingga EDTA yang ditambahkan selama titrasi akan mengikat ion
logam bebas. Kompleks Ca-indikator memberikan Ca ke EDTA, membebaskan
indikator dari kompleks, yang berwarna biru. Berikut merupakan reaksi mekanisme
aksi dari indikator
22
hal tersebut dapat memicu pada ketidakakuratan metode yang dilakukan. Pada uji
presisi, dilakukan percobaan enam kali pada tablet kadar 100% sehingga diperoleh
enam data. Dari percobaan tersebut, didapatkan %KV sebesar 0,54%. Disimpulkan
bahwa %KV yang didapat memenuhi persyaratan (%KV < 2%) dan percobaan ini
menghasilkan nilai presisi yang baik.
6. KESIMPULAN
a. Identifikasi (tidak memenuhi / memenuhi syarat)
i. Uji garam kalsium, pada sampel terbentuk endapan putih.
ii. Uji laktat, menunjukan bau asetaldehida.
Sampel tablet positif mengandung kalsium laktat.
b. Verifikasi (tidak memenuhi / memenuhi syarat)
Metode penetapan kadar memenuhi persyaratan parameter presisi, namun tidak
memenuhi persyaratan parameter akurasi.
c. Kadar (tidak memenuhi / memenuhi syarat)
i. Kadar hasil penetapan kadar secara titrasi kompleksometri
- Percobaan 1 : 91,60%
- Percobaan 2 : 91,79%
- Percobaan 3 : 92,05%
- Rata-rata : 91,81%
ii. Persen kesesuaian dengan kadar yang tertera pada etiket
- Percobaan 1 : 110.05%
- Percobaan 2 : 110.28%
23
- Percobaan 3 : 110.59%
- Rata-rata : 110,31%
Kadar kalsium laktat dalam sampel tablet berdasarkan metode penetapan kadar
tidak memenuhi syarat keberterimaan yaitu tidak kurang dari 94,0% dan tidak
lebih dari 106,0%, dari jumlah yang tertera pada etiket.
7. DAFTAR PUSTAKA
British Pharmacopoeia. 2007. The Department of Health, Great Britain, London.
Farmakope Indonesia Edisi IV. 1979. Departemen Kesehatan RI, Jakarta, hal 1214.
Girgis, M. M., El-Shatoury, S. A., & Khalil, Z. H. (1985). Kinetics and Mechanism of
Oxidation of Lactic Acid by KMnO4 in H2SO4 Medium. Canadian Journal of
Chemistry, 63(12), 3317-3321.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Depok:
Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia.
Husain, A. (tanpa tahun). Theoretical Basis of Analysis: Complexometric Titrations.
New Delhi, India: School of Pharmaceutical Education and Research (SPER)
Jamia Hamdard University.
Vogel, A. I., & Svehla, G. (1979). Vogel's Textbook of Macro and semimicro
qualitative inorganic analysis. London: Longman.
8. LAMPIRAN
24
PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI
I. IDENTITAS PRODUK
a. Nama produk : tablet kalsium laktat 600 mg
b. Komposisi : Kalsium lakat 500 mg
c. Tanggal pengujian : 9 Oktober 2018
II. ACUAN PUSTAKA : FI IV Tahun 1995
III. METODE : TItrasi Kompleksometri
IV. HASIL
No. Parameter Uji Hasil Syarat Kesimpulan
Keberterimaan (MS/TMS)
1. Identifikasi Sesuai monografi Sesuai monografi MS
2. Akurasi UPK 90%: 98,0% - 102,0% TMS
(% Recovery) 88,04% - 88,27%
UPK 100%:
97,72% - 97,98%
UPK 110%:
108,44%-108,74%
3. Presisi 0,54% ≤2% MS
(% RSD)
4. Kadar rata- 110,31% dari jumlah 94,0%-106,0% TMS
rata yang tertera pada
etiket
V. KESIMPULAN
25
Metode ini tidak dapat digunakan untuk pengujian penetapan kadar Kalsium
Laktat dalam sediaan tablet pada laboratorium Kimia Farmasi.
LAMPIRAN
26
27
28
29
B. Foto Hasil Percobaan
a. Identifikasi
i. Uji garam kalsium
- Sebelum ditambah HCl dan CH3COOH
Keterangan dari kiri ke kanan: blanko negatif (matriks) dan sampel tablet
- Setelah ditambah HCl dan CH3COOH
Keterangan dari kiri ke kanan: setelah ditambah HCl (endapan putih larut) dan
setelah ditambah asam asetat (tetap endapan)
30
ii. Uji laktat
Keterangan dari kiri ke kanan: percobaan I (50,1 mg CaCO3), percobaan III (50,2
mg CaCO3), dan percobaan II (50,3 mg CaCO3)
31
Keterangan dari kiri ke kanan: percobaan I (160,08 mg baku kalsium laktat),
percobaan II (160,06 mg baku kalsium laktat), percobaan III (160,08 mg baku
kalsium laktat)
- Sesudah titrasi
32
Keterangan: percobaan II (200,16 mg baku kalsium laktat)
- Sesudah titrasi
d. Uji Presisi
- Sebelum titrasi
- Sesudah titrasi
33
e. Uji Akurasi
i. Setara 90% klaim (240 mg)
- Sebelum titrasi
34
Keterangan dari kiri ke kanan: Percobaan I (216,2 mg serbuk tablet), Percobaan II
(216,4 mg serbuk tablet), Percobaan III (216,8 mg serbuk tablet)
- Sesudah titrasi
35
Keterangan dari kiri ke kanan: Percobaan I (196,52 mg serbuk tablet), Percobaan
II (196,41 mg serbuk tablet), Percobaan III (196,38 mg serbuk tablet)
- Sesudah titrasi
36