Anda di halaman 1dari 9

PELAKSANAAN KEGIATAN BIBLIOTHERAPY DALAM MEMBENTUK

KONSEP DIRI PESERTA DIDIK


(Studi terhadap Kelas XI Perhotelan SMK Negeri 9 Padang)

ARTIKEL

Oleh:

INDRA
NPM: 11060207

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PELAKSANAAN KEGIATAN BIBLIOTHERAPY DALAM MEMBENTUK
KONSEP DIRI PESERTA DIDIK
(Studi terhadap Kelas XI Perhotelan SMK Negeri 9 Padang)

Oleh:

Indra*

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated their students who lack an understanding of the implementation
of bibliotherapy. The purpose of this study describes the implementation of activities in the form of
self-concept bibliotehrapy seen from: (1) readiness, (2) the selection of books, (3) introduces the
book and (4) follow-up strategy. This type of research is quantitative descriptive research. The
population of this research were 30 people. Sampling using total sampling technique. Means of
collecting data using questionnaires. Techniques to analyze the percentage of engineering data.
Results of a study of the implementation of activities bibliotehrapy in shaping the concept of self-
learners reveals that: (1) in terms of readiness to be in both categories. (2) in terms of selection of
books that are in either category. (3) in terms of introducing the book in both categories. (4) in
terms of follow-up strategy in the very good category. Based on this research was recommended to
teachers in order to maintain the role BK bibliotehrapy implementation of activities in developing
good habits so that learners can understand the activities bibliotehrapy in forming a good self-
concept.

Keywords: bibliotherapy and Self Concept

Pendahuluan
Konsep diri merupakan suatu bagian suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
yang penting dalam setiap pembicaraan Sebaliknya pandangan positif terhadap
tentang kepribadian manusia. Konsep diri kualitas kemampuan yang dimiliki
merupakan sifat yang unik pada manusia, mengakibatkan seseorang individu
sehingga dapat digunakan untuk membedakan memandang seluruh tugas sebagai suatu hal
manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri
psikologi kepribadian berusaha menjelaskan terbentuk dan dapat berubah karena interaksi
sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga dengan lingkungannya.
terdapat beberapa pengertian. Menurut James (Mudjiran, 2007:133)
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui konsep diri adalah pendapat seseorang tentang
sikap dirinya yang merupakan aktualisasi dirinya sendiri atau pemahaman seseorang
orang tersebut. Manusia sebagai organisme tentang dirinya sendiri, baik menyangkut
yang memiliki dorongan untuk berkembang kemampuan mental maupun fisik, prestasi
yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar mental maupun fisik, ataupun yang
akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang menyangkut segala sesuatu yang menjadi
berlangsung tersebut kemudian membantu miliknya yang bersifat material. Aspek fisik
pembentukan konsep diri individu yang berkaitan dengan tampang atau penampakan
bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia lahiriah (Appearance) anak, yang menyangkut
tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. kemenarikan dan ketidakmenarikan diri dan
Padahal segala keberhasilan banyak cocok atau tidaknya jenis kelamin dan
bergantung kepada cara individu memandang pentingnya bagian-bagian tubuh yang berbeda
kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan serta prestasi yang ada pada dirinya,
dan sikap negatif terhadap kualitas sedangkan konsep diri yang bersifat psikologi
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan
individu memandang seluruh tugas sebagai

1
PELAKSANAAN KEGIATAN BIBLIOTHERAPY DALAM MEMBENTUK
KONSEP DIRI PESERTA DIDIK
(Studi terhadap Kelas XI Perhotelan SMK Negeri 9 Padang)

Oleh:

Indra*

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya peserta didik yang kurang memahami tentang
pelaksanaan kegiatan bibliotherapy. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan
bibliotehrapy dalam membentuk konsep diri dilihat dari: (1) kesiapan, (2) seleksi buku, (3)
memperkenalkan buku dan (4) strategi tindak lanjut. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif
kuantitatif. Populasi penelitian ini berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik
total sampling. Alat pengumpul data menggunakan angket. Teknik untuk menganalisis data teknik
persentase. Hasil penelitian terhadap pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam membentuk
konsep diri peserta didik mengungkapkan bahwa: (1) dari segi kesiapan berada pada kategori baik.
(2) dari segi seleksi buku berada pada kategori baik. (3) dari segi memperkenalkan buku pada
kategori baik. (4) dari segi strategi tindak lanjut pada kategori sangat baik. Berdasarkan penelitian
ini direkomendasikan kepada guru BK agar mempertahankan peran pelaksanaan kegiatan
bibliotehrapy dalam mengembangkan kebiasaan yang baik sehingga peserta didik dapat
memahami pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam membentuk konsep diri yang baik.

Kata Kunci: Bibliotherapy dan Konsep Diri

Pendahuluan
Konsep diri merupakan suatu bagian kualitas kemampuan yang dimiliki
yang penting dalam setiap pembicaraan mengakibatkan seseorang individu
tentang kepribadian manusia. Konsep diri memandang seluruh tugas sebagai suatu hal
merupakan sifat yang unik pada manusia, yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri
sehingga dapat digunakan untuk membedakan terbentuk dan dapat berubah karena interaksi
manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli dengan lingkungannya.
psikologi kepribadian berusaha menjelaskan Menurut James (Mudjiran, 2007:133)
sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga konsep diri adalah pendapat seseorang tentang
terdapat beberapa pengertian. dirinya sendiri atau pemahaman seseorang
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui tentang dirinya sendiri, baik menyangkut
sikap dirinya yang merupakan aktualisasi kemampuan mental maupun fisik, prestasi
orang tersebut. Manusia sebagai organisme mental maupun fisik, ataupun yang
yang memiliki dorongan untuk berkembang menyangkut segala sesuatu yang menjadi
yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar miliknya yang bersifat material. Aspek fisik
akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berkaitan dengan tampang atau penampakan
berlangsung tersebut kemudian membantu lahiriah (Appearance) anak, yang menyangkut
pembentukan konsep diri individu yang kemenarikan dan ketidakmenarikan diri dan
bersangkutan. Perasaan individu bahwa ia cocok atau tidaknya jenis kelamin dan
tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. pentingnya bagian-bagian tubuh yang berbeda
Padahal segala keberhasilan banyak serta prestasi yang ada pada dirinya,
bergantung kepada cara individu memandang sedangkan konsep diri yang bersifat psikologis
kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan
dan sikap negatif terhadap kualitas
kemampuan yang dimiliki mengakibatkan
individu memandang seluruh tugas sebagai
suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
Sebaliknya pandangan positif terhadap

1
2

berdasarkan pikiran, perasaan dan dipersepsi sebagi usaha yang


emosional. Hal ini berhubungan dengan menjatuhkan harga dirinya. Dalam
kualitas dan abilitas yang memainkan peranan berkomunikasi orang yang memiliki
penting dalam penyesuaian dalam kehidupan, konsep diri negatif cenderung
seperti keberanian, kejujuran, kemandirian, menghindari dialog yang terbuka, dan
kepercayaan diri, aspirasi dan kemampuan diri bersikeras mempertahankan
dari tipe-tipe yang berbeda. pendapatnya dengan berbagai logika
Menurut Rogers (Sobur, 2003: 506) yang keliru.
konsep diri adalah “kesadaran batin yang c. Cenderung bersikap hiperkritis, ia selalu
tetap, mengenai pengalaman yang mengeluh, mencela atau meremehkan
berhubungan dengan aku dan membedakan apapun dan siapapun. Mereka tidak
aku dari yang bukan aku”. Sedangkan menurut pandai dan tidak sanggup
O’Hair (Sobur, 2003: 205) “konsep diri mengungkapkan pendapat, dan mengakui
mengacu pada cara Anda menilai diri Anda kelebihan orang lain.
sendiri, seberapa besar Anda berpikir bahwa d. Bersikap pesimis terhadap kompetisi.
diri Anda berharga sebagai seseorang” Hal ini terungkap dalam keengannannya
Brim (Elida, 2006:121) menyatakan untuk bersaing dengan orang lain dalam
konsep diri adalah semua persepsi terhadap membuat prestasi. Ia akan menganggap
aspek diri meliputi aspek fisik, sosial dan tidak akan berdaya melawan persaingan
aspek psikologis, yang didasarkan pada yang merugikan dirinya.
pengalaman dan interaksi pada orang lain. Berdasarkan pendapat para ahli di atas
Maksudnya konsep diri penelitian disisni dapat dikemukakan bahwa konsep diri dapat
adalah pandangan peserta didik tentang mencerminkan kehidupan individu dan
dirinya baik secara positif atau negative yang hubungan dengan pribadi. Apabila seseorang
menyangkut dengan tingkah laku dan itu memahami konsep dirinya dengan baik
perbuatan. maka ia akan menampilkan prilaku yang
Menurut Brooks (Rakhmat, 2005:99) disukai orang lain. Sebaliknya bila ia tidak
konsep diri didefenisikan sebagai those memahami konsep dirinya dengan baik maka
physical, social, and psychological perception cenderung akan menimbulkan kegagalan
of ourselves that we have derived form dalam berbuat. Penjelasan di atas dapat
experiences and our interaction wiyh other. dipahami bahwa konsep diri yang ada dalam
Pengertian tersebut mengandung makna diri individu tergantung dari interaksinya
bahwa konsep diri adalah pandangan dan dengan orang yang ada di lingkungannya.
perasaan kita tentang diri kita, yang meliputi Karena lingkungan juga mempunyai peran
aspek psikis, sosial dan fisik. Penertian penting dalam membentuk konsep diri
tersebut menjelaskan bahwa dalam seseorang.
menghadapi kehidupannya seseorang Menyadari seseorang akan dirinya
memiliki konsep diri yang terdiri atas maka akan ada penilaian tentang keberadaan
pengetahuan akan diri, penilaian bagi diri serta dirinya itu apakah dirinya seorang yang baik
pengharapan bagi diri sendiri. atau Cukup Baik. Terjadinya perubahan pada
Ketidakmampuan peserta didik dalam penilaian penampilan fisik, hubungan dengan
mengeluarkan pendapat merupakan salah satu orang tua dan teman sebaya serta kemampuan
konsep diri yang negatif. Individu yang kognitif sangat penting dalam membentuk
memiliki konsep diri negatif meyakini dan konsep diri remaja. Sebagai guru BK harus
memandang bahwa dirinya lemah, tidak dapat membantu peserta didik dalam proses
berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak pembentukan konsep diri yang baik, salah satu
kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak upaya dalam pembentukan konsep diri yang
disukai, tidak mempunyai pengetahuan baik yaitu melalui kegiatan bibliotherapy.
tentang apa yang dibicarakan King (Herlina, 2013 :88)
Adapun tanda-tanda individu yang mengemukakan bahwa “Bibliotherapy
memiliki konsep diri negatif menurut Brooks memiliki dampak positif terhadap konsep diri
(Rahmat, 2005:109) adalah: anak dan remaja”. Selanjutnya Kinney
a. Peka terhadap kritik. Orang ini tidak (Herlina, 2013 :80) mengemukakan
tahan kritik yang diterimanya dan mudah Bibliotherapy merupakan teknik yang sangat
marah, hal ini berarti dilihat dari faktor bagus untuk merangsang munculnya diskusi
yang mempengaruhi. tentang sesuatu masalah yang mungkin tidak
b. Kurang bisa mengendalikan emosi, bagi didiskusikan karena adanya rasa takut,
orang ini seperti ini koreksi sering bersalah, dan malu.
3

Griffin (Herlina, 2013 :79) tujuan terhadap Kelas XI Perhotelan SMK Negeri 9
bibliotherapy adalah: Padang)”
a. Memberikan informasi tentang masalah. Mengingat luasnya pembahasan
b. Memberikan insight (pemahaman yang menyangkut rumusan masalah dalam
timbul dengan cepat) tentang masalah. penelitian ini maka, penulis membatasinya
c. Menstimulasi diskusi tentang masalah. dalam beberapa pokok bahasan berikut:
d. Mengkomunikasikan nilai-nilai dan 1. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
sikap-sikap baru. dalam membentuk konsep diri dilihat
e. Menciptakan suatu kesadaran bahwa dari kesiapan.
orang lain berhasil mengatasi masalah 2. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
yang mirip. dalam membentuk konsep diri dilihat
f. Memberikan solusi atas permsalahan. dari seleksi buku.
3. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
Berdasarkan studi awal yang peneliti dalam membentuk konsep diri dilihat
lakukan melalui observasi di SMK Negeri 9 dari memperkenalkan buku.
Padang selama melakukan PPLBKK dan 4. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
PPLBKS sejak tanggal 9 Agustus sampai dalam membentuk konsep diri dilihat
tanggal 20 Desember 2014 terlihat guru BK dari strategi tindak lanjut.
melakukan kegiatan bibliotherapy kepada
peserta didik dengan cara berkelompok. Penelitian yang dilaksanakan ini
Melalui wawancara pada tanggal 4 Mei adalah bertujuan untuk mengetahui:
2016 dengan guru BK dikatakan bahwa di 1. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
sekolah ini telah dilaksanakan kegiatan dalam membentuk konsep diri dilihat
bibliotherapy kepada peserta didik kelas XI dari kesiapan.
yang mengalami konsep diri yang kuarang 2. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
baik, dikarenakan kelas XI ini akan dalam membentuk konsep diri dilihat
melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan dari seleksi buku.
maka untuk membentuk konsep diri yang 3. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
lebih baik, guru BK melaksanakn kegiatan dalam membentuk konsep diri dilihat
bibliotherapy agar peserta didik yang dari memperkenalkan buku.
mengalami konsep diri yang Cukup Baik 4. Pelaksanaan Kegiatan bibliotherapy
mengubah konsep dirinya menjadi lebih baik dalam membentuk konsep diri dilihat
dan siap untuk melaksanakan kegiatan praktik dari strategi tindak lanju.
kerja lapangan.
Maka terlihat masalah yang dialami Metode Penelitian
peserta didik di atas menjadi hambatan bagi Penelitian ini menggunakan jenis
peserta didik untuk mengembangkan potensi pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif,
yang dimilikinya secara maksimal karena yaitu penelitian yang menggrafikkan suatu
peserta didik masih belum bisa memandang keadaan atau situasi tertentu sebagaimana
dirinya dengan positif. Untuk mengatasi adanya secara sistematis, aktual, akurat dan
masalah tersebut maka diperlukan bantuan ditentukan hubungan antar variabel yang akan
dari sekolah khususnya guru BK. Salah satu diteliti serta penelitian yang memusatkan
bantuan yang disediakan oleh sekolah adalah penelitian pada permasalahan dan pemecahan
dengan sarana layanan Bimbingan dan masalah yang berlangsung saat ini. Penelitian
Konseling yang diselenggarakan oleh guru deskriptif menurut Iskandar (2009 :61) adalah:
BK, baik itu layanan bimbingan pribadi Penelitian yang dilakukan untuk memberikan
maupun bimbingan kelompok. uraian mengenai fenomena atau gejala sosial
Melalui observasi di lapangan kegiatan yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang
bibliotherapy telah dilaksanakan di sekolah. nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
Peneliti ingin mengetahui apakah pelaksanaan lebih berdasarkan indikator–indikator dari
kegiatan bibliotherapy yang telah dilakukan variabel yang diteliti tanpa membuat
oleh guru BK sesuai dengan tujuan yang ingin perbandingan guna untuk eksplorasi dan
dicapai dan dilaksanakan dengan baik oleh klasifikasi dengan mendeskripdikan sejumlah
peserta didik. Hal ini menjadi fokus dalam variabel yang berkenaan dengan masalah
penelitian, sehingga peneliti tertarik untuk variabel yang diteliti.
mengangkat penelitian ini dengan judul
“Pelaksanaan Kegiatan Bibliotherapy dalam Sedangkan menurut Yusuf (2005:83)
Membentuk Konsep Diri Peserta Didik (Studi penelitian deskriptif adalah “Salah satu jenis
4

penelitian yang bertujuan mendeskripsikan Berdasarkan hasil angket mengenai


secara sistematis, aktual dan akurat mengenai pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau membentuk konsep diri peserta didik
mencoba mengGrafikkan fenomena secara dilihat dari segi kesiapan terungkap bahwa
detail”. 33,30% sangat baik, 50,00% menyatakan
Berdasarkan pendapat di atas dapat baik, 16,70% menyatakan Cukup Baik,
disimpulkan bahwa penelitian deskriptif bukan dan tidak ada peserta didik yang berada
hanya terbatas menyimpulkan data saja, pada kategori kurang baik dan sangat
namun dapat melihat, meninjau dan kurang baik dalam hal pelaksanaan
menggrafikkan objek yang diteliti kegiatan bibliotehrapy dalam membentuk
sebagaimana adanya dan menarik kesimpulan konsep diri peserta didik dilihat dari segi
setelah menemukan analisis terhadap data kesiapan. Hal ini mengungkapkan bahwa
yang telah ditetapkan. Dengan demikian sebagian besar pelaksanaan kegiatan
penelitian ini mendeskripsikan tentang bibliotehrapy dalam membentuk konsep
pelaksanaan kegiatan bibliotherapy oleh guru diri peserta didik dilihat dari segi kesiapan
BK di kelas XI SMK Negeri 9 Padang. tergolong dalam kategori sudah baik.
Penelitian ini dilaksanakan pada Zaccaria (Herlina, 2013:97) menyatakan
tanggal 21 Mei 2016 di SMK Negeri 9 bahwa pada umumnya, anak paling siap
Padang. Alasan peneliti memilih sekolah ini memulai bibliotherapy bila telah memiliki
adalah karena masalah yang akan diteliti rapport yang memadai, kepercayaan, dan
dalam penelitian ini ditemukan di SMK keyakinan telah ditanamkan oleh terapis
Negeri 9 Padang ini sehingga peneliti kepada anak. Di sekolah peneliti
memutuskan untuk melakukan penelitian di menemukan pelaksanaan kegiatan
SMK Negeri 9 Padang tentang “pelaksanaan bibliotehrapy dalam membentuk konsep
kegiatan bibliotherapy dalam membentuk diri peserta didik pada umumnya sudah
konsep diri peserta didik (Studi terhadap Kelas baik. Hal ini tentu akan mempengaruhi
XI Perhotelan SMK Negeri ( Padang)”. konsep diri peserta didik baik dalam proses
Peneliti mengambil sasaran yang akan belajar dan bersosialisai terhadap
diteliti yaitu kelas XI. Populasi dari penelitian linkungannya.
ini sebanyak 30 orang peserta didik. Populasi Berdasarkan pembahasan hasil
pada penelitian ini kurang dari 100 orang penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan
maka peneliti menggunakan teknik bahwa pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
pengambilan sampel yaitu total sampling dalam membentuk konsep diri peserta
dengang jumlah sampel 30 orang. didik kelas XI SMK Negeri 9 Padang
Jenis data dalam penelitian ini adalah dilihat dari segi kesiapan sebagian besar
data interval. Menurut Yusuf (2005:133) data tergolong baik, hal ini akan berdampak
interval adalah “Antara kategori dalam positif bagi konsep diri peserta didik itu
variabel ini dapat diketahui selisih atau sendiri dan juga dapat berdampak baik
jumlahnya yaitu data tentang pelaksanaan bagi pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
kegiatan bibliotherapy dalam membentuk dari segi kesiapan. Dalam tahap ini peran
konsep diri peserta didik (Studi terhadap Kelas guru BK sangat penting karena tahap
XI Perhotelan SMK Negeri 9 Padang). kesiapan ini merupakan tahap dimana
Selanjutnya pengolahan data dilakukan peserta didik bisa mengikuti kegiatan ini
dengan menggunakan rumus persentase. dengan serius untuk tahap selanjutnya.
Rumusan yang digunakan untuk menganalisis Agar pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
data tentang pelaksanaan kegiatan ini dapat dikatakan sangat baik maka
bibliotherapy dalam membentuk konsep diri sebaiknya guru BK bisa lebih bervariasi
peserta didik terhadap Kelas XI Perhotelan dalam pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
SMK Negeri 9 Padang. Menurut Sudijono ini baik dari segi waktu dan tempat
(2010: 43) persentase dapat dihitung dengan pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
rumus: berlangsung, karena waktu dan tempat bisa
F mempengaruhi lancarnya kegiatan
P = x 100%
N
bibliotherapy ini.
Hasil dan Pembahasan
2. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
1. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam membentuk konsep diri peserta didik
membentuk konsep diri peserta didik dilihat dari segi seleksi buku.
dilihat dari segi kesiapan
5

Berdasarkan hasil angket mengenai berjalannya pelaksanaan bibliotherapy ini,


pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam guru BK juga bisa menampilkan film-film
membentuk konsep diri peserta didik pendek yang berkaitan dengan buku yang
dilihat dari segi seleksi buku terungkap dibaca oleh peserta didik agar lebih
bahwa dari segi seleksi buku 76,67% menarik perhatian peserta didik dalam
menyatakan baik, dan 23,33% menyatakan pelaksanaan bibliotherapy. Agar
Cukup Baik. Hal ini mengungkapkan pelaksanaan kegiatan bibliotherapy ini
bahwa sebagian besar pelaksanaan dapat dikatakan sangat baik maka
kegiatan bibliotehrapy dalam membentuk sebaiknya guru BK bisa lebih bervariasi
konsep diri peserta didik dilihat dari segi dalam pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
seleksi buku tergolong dalam kategori ini.
sudah baik. Fader dan McNeil (Herlina,
2013:111) elemen penting lain dari buku 3. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
adalah bentuk publikasi. Bentuk-bentuk membentuk konsep diri peserta didik
alternatif seperti braille, buku bicara dilihat dari segi memperkenalkan buku
(kaset), dan buku berukuran besar tersedia Berdasarkan hasil angket mengenai
untuk anak-anak berkebutuhan khusus. pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
Terapis juga diharapkan menggunakan membentuk konsep diri peserta didik
edisi bersampul tipis sehingga lebih enak dilihat dari segi memperkenalkan buku
digunakan oleh anak. Terapis harus terungkap bahwa dari segi
mempertimbangkan beberapa faktor saat memperkenalkan buku 40,00% sangat
memilih buku untuk treatment. Faktor baik, 46,67% menyatakan baik, dan
terpenting adalah masalah yang terjadi 13,33% menyatakan Cukup Baik. Hal ini
pada anak. Anak mungkin memiliki sedikit mengungkapkan bahwa sebagian besar
atau banyak penyesuaian dan masalah pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
perkembangan. Walaupun tersedia banyak membentuk konsep diri peserta didik
buku untuk berbagai masalah, namun tetap dilihat dari segi memperkenalkan buku
sangat penting untuk diperhatikan bahwa tergolong dalam kategori sudah baik.
bila menggunakan fiksi, buku tersebut Herlina (2013:113) Jika anak telah siap
harus berisi karakter dan situasi yang dapat mengikuti proses bibliotherapy dan telah
dipercaya yang memberikan harapan dilakukan pemilihan buku, maka yang
realistis bagi anak. Terapis juga harus perlu diperhatikan terapis adalah
mengetahui minat dan tingkat kemampuan bagaimana memasukkan buku kedalam
menbaca anak. treatment. Sebagian besar orang dari
Berdasarkan pengertian di atas dapat profesi membantu menganggap bahwa
disimpulkan bahwa seleksi buku dalam yang terbaik adalah menganjurkan
pelaksanaan kegiatan bibliotherapy sangat menentukan buku jika bekerja dengan anak
penting terhadap proses pelaksanaan berusia lebih tua; namun sebaliknya jika
kegiatan bibliotherapy untuk tercapainya berhadapan dengan anak yang lebih muda.
suatu tujuan yang telah ditetapkan yaitu Apapun strategi yang digunakan untuk
untuk membentuk konsep diri peserta memperkenalkan buku dalam treatment,
didik. Di samping itu guru BK harus terapis harus benar-benar mengenal baik
melihat minat peserta didik dalam isi dari buku yang dipilih dalam
membaca buku agar pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan bibliotherapy.
bibliotherapy bias berjalan efektif. Berdasarkan pembahasan hasil
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan
penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
bahwa pelaksanaan kegiatan bibliotherapy dalam membentuk konsep diri peserta
dalam membentuk konsep diri peserta didik kelas XI SMK Negeri 9 Padang
didik kelas XI SMK Negeri 9 Padang dilihat dari segi memperkenlkan buku
dilihat dari segi seleksi buku sebagian sebagian besar tergolong baik, hal ini akan
besar tergolong baik, hal ini akan berdampak positif bagi konsep diri peserta
berdampak positif bagi konsep diri peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
didik itu sendiri, disini juga guru BK harus bibliotherapy itu sendiri. Agar pelaksanaan
teliti dalam memilih buku yang akan kegiatan bibliotherapy selanjutnay lebih
digunakan dalam kegiatan bibliothreapy menarik dan peserta didik lebih antusias
karena dengan pemilihan buku yang tepat lagi dari awal pelaksanaan hingga akhir
maka akan berpengaruh terhadap pelaksanaan bibliotherapy maka sebaiknya
6

guru BK bisa lebih bervariasi dan tradisional, anak berusia lebih muda tidak
berinovasi dalam pelaksanaan kegiatan mampu mengalami katarsis yang
bibliotherapy ini. membawa pada insight terhadap masalah.
Melalui proses ini, anak mulai melihat
4. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam bagaimana karakter dalam buku ini
membentuk konsep diri peserta didik mengatasi masalahnya dan kemudian
dilihat dari segi strategi tindak lanjut mengenali pemecahannya.
Berdasarkan hasil angket mengenai Dimana strategi tindak lanjut sangat
pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam menentukan peserta didik dalam mengikuti
membentuk konsep diri peserta didik kembali pelaksanaan kegiatan
dilihat dari segi strategi tindak lanjut bibliotherapy ini kerena sebagian besar
terungkap bahwa dari segi strategi tindak peserta didik sangat antusias dalam
lanjut 53,33% sangat baik, 40,00% melakukan aktivitas strategi tindak lanjut
menyatakan baik, dan 6,67% menyatakan yang diberika oleh guru BK sebelum
Cukup Baik. Hal ini mengungkapkan kegiatan pelaksanaan bibliotherapy ini
bahwa sebagian besar pelaksanaan akan diakhiri. Dimana guru BK harus bisa
kegiatan bibliotehrapy dalam membentuk melakukan kegiatan-kegiatan yang
konsep diri peserta didik dilihat dari segi menarik agar peserta didik antusias dalam
strategi tindak lanjut tergolong dalam mengikuti tahap terakhir dari pelaksaanaan
kategori sudah sangat baik. Pardeck kegiatan bibliotherapy yaitu strategi tindak
(Herlina, 2013:85) berikut ini adalah lanjut.
aktivitas yang dapat digunakan oleh terapis Berdasarkan pembahasan hasil
atau orang yang membantu setelah buku penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan
dibaca. Strategi tindak lanjut ini sesuai bahwa pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
untuk sebagian besar anak. Beberapa dalam membentuk konsep diri peserta
aktivitas tindak lanjut membutuhkan didik kelas XI SMK Negeri 9 Padang
setting kelompok kecil. Terapis dapat dilihat dari segi strategi tindak lanjut
digunakan satu atau beberapa aktivitas. sebagian besar tergolong sangat baik, hal
Strategi mencakup menulis kreatif, ini akan berdampak positif bagi konsep
aktivitas seni, diskusi, dan bermain peran. diri peserta didik itu sendiri. Agar
Zaccaria (Herlina, 2013:114) pelaksanaan kegiatan bibliotherapy
menyimpulkan bahwa terdapat selanjutnay lebih menarik dan peserta
kesepakatan antara berbagai studi tentang didik lebih antusias lagi dari awal
bibliotherapy yaitu bahwa kegiatan pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan
membaca buku harus disertai dengan bibliotherapy maka sebaiknya guru BK
diskusi dan atau konseling. Selama dan bisa lebih bervariasi dan berinovasi dalam
setelah membaca buku, anak mungkin pelaksanaan kegiatan bibliotherapy ini.
mengalami tiga tahapan dari proses
bibliotherapy. Dalam kondisi terapeutik
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Pelaksanaan Jumlah (%)
Kegiatan
No Bibliotherapy dalam Sangat
Sangat Cukup Kurang
Membentuk Konsep Baik Kurang
Baik Baik Baik
Diri Baik
1 Kesiapan 33.33 50.00 16.77 0.00 0.00
2 Seleksi Buku 0.00 83.37 16.73 0.00 0.00
3 Memperkenalkan Buku 40.00 46.77 13.33 0.00 0.00
4 Strategi Tindak Lanjut 53.33 40.00 6.77 0.00 0.00

Kesimpulan dilihat dari segi kesiapan berada pada


Berdasarkan hasil dan pembahasan kategori baik.
yang peneliti peroleh dari penelitian yang 2. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan membentuk konsep diri peserta didik
bahwa: dilihat dari segi seleksi buku berada pada
1. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam kategori baik.
membentuk konsep diri peserta didik 3. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam
3

membentuk konsep diri peserta didik pedoman dan sumber ilmu pengetahuan
dilihat dari segi memperkenalkan buku dalam menambah wawasan untuk
tergolong pada kategori baik. penelitian selanjutnya khususnya yang
4. Pelaksanaan kegiatan bibliotehrapy dalam berkaitan dengan pelaksanaan
membentuk konsep diri peserta didik bibliotherapy.
dilihat dari segi strategi tindak lanjut
tergolong pada kategori sangat baik. Kepustakaan
Herlina. (2013). Bibliotherapy Mengatasi
Saran Masalah Anak dan Remaja Melalui
Dari hasil penelitian yang telah Buku. Bandung : Pustaka Cendikia
dipaparkan, peneliti mengemukakan saran, Utama.
sebagai berikut:
1. Guru BK, perlu mengikutsertakan peserta Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian
didik dalam pemilihan buku yang Sosial. Jakarta: Gaung Persada Pres.
berkaitan dengan permasalahan peserta
didik agar pelaksanaan kegiatan Mudjiran. (2007). Perkembangan Peserta
bibliotherapy dari segi seleksi buku bisa Didik. Padang: UNP Perss.
lebih meningkat lagi.
2. Peserta didik agar dapat mengikuti Elida, Prayitno. (2006). Psikologi
pelaksanaan kegiatan bibliotherapy yang Perkembangan Remaja. Padang:
dilaksanakan oleh guru BK dengan baik. Angkasa Raya.
3. Kepala Sekolah, untuk dapat mendukung
terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Psikologi
guru BK terutama pelaksanaan kegiatan Komunikasi. Bandung: Remaja
bibliotherapy baik yang dilaksanakan di Rosdakarya.
dalam sekolah maupun yang di luar
sekolah. Sobur, Alex. (2003). Psikologi Umum.
4. Pengelola program studi bimbingan Bandung: Pustaka Setia.
dan konseling, perlu mengembangkan
dan meningkatkan kualitas calon guru Sudijono, Anas. (2010). Pengantar Statistik
BK yang akan melaksanakan pelayanan Pendidikan. Jakarta: Rajawali
bimbingan dan konseling baik di sekolah Press.Umar, Husein. (2011).
maupun di masyarakat. Metode Penelitian. Jakarta: PT
5. Peneliti, hendaknya dapat Raja Grafindo Persada.
mengembangkan dan mengaplikasikan
pelaksanaan bibliotherapy yang telah Yusuf. A. Muri. (2005). Metode Penelitian
didapat selama penelitian baik di sekolah Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah.
maupun di masyarakat. Padang: UNP Press.
6. Peneliti selanjutnya, untuk jadi

Anda mungkin juga menyukai