DENGAN DIARE
DI RUANG ANAK
Disusun oleh :
CKR0160015
2017 – 2018
A. KONSEP PENYAKIT
I. Definisi
Diare adalah penyakit yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi buang air besar dari
biasanya di sertai dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita yang
bersangkutan. (Depkes RI, 2002).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya di
tandai dengan peningkatanvolume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada
neonates lebih dari 4 kali sehari dengan tanpa lender darah. (Aziz, 2006).
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat pula bercampur lendir dan
darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997).
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian tersebut bahwa diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair yang dapat disertai lendir atau darah
dengan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari dimana diare akut berlangsung kurang dari dua
minggu dan diare kronik berlangsung lebih dari dua minggu.
II. Etiologi
Secara klinis penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam golongan :
a. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
b. Alergi.
c. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
d. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
e. Infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi
dan menyebabkan diare seperti campylobacter, salmonella shigella dan escherichia coli.
f. Infeksi Virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus,Norwalk,cytomegalovirus, virus herpes simplex
dan virus hepatitis.
g. Intoleransi Makanan
factor makanan misalnya makanan basi, beracun,atau alergi terhadap makanan. Penularan
melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,seperti:
makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
h. Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap dalam system
pencernaan seperti giardia lamblia, entamoeba histolytica dan cryptosporidium.
i. Reaksi Obat
Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung magnesium.
j. Penyakit Inflamasi
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi usus seperti sindroma
iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.
V. Cara Penularan
Kontak langsung dengan penderita
Makanan yang tercemar
Air minum yang tercemar
Tangan yang kotor
BAB disembarang tempat
Botol susu yang kurang bersih
IX. Penatalaksanaan
Hal pertama yang harus di perhatikan dalam penanggulangan diare adalah masalah
kehilangancairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila tidak segera di atasi dapat membawa
bahaya terutama bagi balita dan anak-anak. Bagi penderita diare ringan di berikan oralit, tetapi bila
dehidrasi berat maka perlu di bantu dengan cairan intravena atau infuse. Hal yang tidak kalah penting
adalah pemberian makanan kembali (refeeding) sebab selama diare pemasukan makanan sangat
kurang karena akan kehilangan nafsu makan dan kehilangan makanan secara langsung melalui tinja
atau muntah dan peningkatan metabolism selama sakit. (sitorus, 2008).
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi seseorang
diare. Hal sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) Seperti
oralit harus cepat dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare sudah mulai timbul dan kita
dapat melakukan nya sendiri dirumah . kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru
dilakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang disertai muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena
merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh , atau dengan kata lain perlu diinfus. Masalah
dapat timbul karena ada sebagian masyarakat yang enggan untuk merawat-inapkan penderita, dengan
berbagai alas an, mulai dari biaya, kesulitan dalam menjaga, takut bertambah parah setelah masuk
rumah sakit dan lain-lain.pertimbangan yang banyak ini menyebabkan respon time untuk mengatasi
masalah diare semakin lama ,dan semakin cepat penurunan kondisi pasien kearah yang fatal.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobatan lain selain ORS . apabila kondisi stabil,
maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat di atasi sendiri ole tubuh (self-
limited disease).
Diare karena infeksi bakteri dan parasit seperti salmonella sp,giardia lamblia., entamoeba coli perlu
mendapat terapi antibiotic yang rasional, artinya antibiotik yang diberikan dapat membasmi kuman.oleh
karena penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotic, maka pengenalan
gejala dan pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menentukan penyebab pasti. Pada kasus
diare akut dan parah pengobatan suportif didahulukan dan terkadang tidak membutuhkan pemeriksaan
lebih lanjut kalau kondisi sudah membaik.
1) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan
umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di
atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan /
sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien,
tetapi kesemuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya cairan
Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang diperhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.
Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde) selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.
2) Pengobatan dietetic
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis
makanan :
Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak mau
minum susu karena di rumah tidak biasa.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak
mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan / tanpa
muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air
tajin, tepung beras sbb).
Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora,
opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras
tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi
diare sehingg tidak diberikan lagi.
Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga
diberikan bila terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis /
bronkopneumonia.
X. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja
Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan
cadangan alkali dan analisa gas darah.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
2. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh anak, dalam hal ini dalam melakukan
pengkajian adalah yang berhubungan pada sistem gastrointestinal atau pencernaan anak. Pada
bayi, keluhan tidak dapat diungkapkan, sehingga hanya dapat di manifestasikan melalui perilaku
bayi. Akan tetapi beda halnya dengan anak, keluhan utama sudah dapat diungkapkan seperti sakit
perut dan sering BAB ≥ 3 kali sehari.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit sekarang
Riwayat Penyakit sekarang merupakan keluhan yang terjadi sekarang. Jika pada keluhan
utama tidak dijelaskan proses munculnya riwayat penyakit sekarang, maka pada pengkajian
selanjutnya dapat dimunculkan berbagai keluhan lainnya. Hal yang ditanyakan pada anak
atau orang tuanya adalah bagaimana kronologis atau alur sehingga keluhan tersebut terjadi
dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya, termasuk pengobatan yang dilakukan
ketika keluhan tersebut terjadi. Berbagai keluhan yang muncul diantaranya seperti sakit perut,
badan lemas, berkeringat, muntah, dehidrasi, menangis, sering BAB ≥ 3 kali sehari dengan
konsistensi feses yang cair.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada riwayat penyakit dahulu, perawat dapat mengkaji waktu atau berapa lama klien
mengalami diare dan apakah sebelumnya mengalami penyakit yang dapat memicu terjadinya
diare, seperti alergi (fruktosa dan laktosa). Perlu ditanyakan juga apakah beberapa hari
sebelumnya pernah mengkonsumsi makanan pedas dan buah-buahan tertentu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dapat ditanyakan apakah dalam keluargan juga ada yang
mengalami penyakit diare yang sama. Perlu dikaji juga keadaan atau lingkungan rumah dan
komunitas. Selain itu juga perlu ditanyakan makanan yang sering dikonsumsi oleh keluarga,
apakah suka mengkonsumsi makanan yang pedas sehingga dapat memicu terjadinya diare.
d. Riwayat Pemberian Imunisasi
Diare juga sering timbul apabila anak tidak diberi imunisasi. Oleh karena itu perlu ditanyakan
pada orang tua apakah anak pernah dilakukan imunisasi atau tidak. Jika tidak, anjurkan
campak segera setelah berumur sembilan bulan.
1. DS : data yang diperoleh dari pasien Penyebab atau asal muasal Masalah Keperawatan yang
maupun keluarga dari masalah keperawatan muncul pada pasien
yang muncul
DO :data yang diperoleh dari hasil
pengamatan dan pemeriksaan
perawat.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit pada tubuh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik usus.
4. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
Evaluasi :
Huda,nurarif amin dan hardhi kusuma.2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan nanda
nic-noc.jogjakarta:mediaction jogja.
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit: Pedoman bagi Rumah Sakit Tingkat Pertama
di Kabupaten/Kota. Jakarta: WHO dan DEPKES RI.
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta.