Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH LAPORAN PROGRAM PROYEK INOVASI

PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH PEPAYA TERHADAP NAFSU MAKAN BALITA


UMUR 5 TAHUN

Disusun Oleh :
Agung Nugraha
Ega Muhamad Renaldi
Erin Ely Lana Julfa
Nabilla Octaviany
Nada Pratidinah Oktiawani
Serly Aulia Nevi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya khususnya
bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah laporan program proyeksi inovasi yang berjudul
“Pengaruh pemberian jus buah pepaya terhadap nafsu makan balita umur 5 tahun”
Dalam menulis karya laporan ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala,
sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Komplementer, orang tua dan semua orang yang terlibat
yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya laporan ini dapat terselesaikan.
Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ini terdapat hal – hal
yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa
yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna. Amin.

Kuningan, 30 Juli 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... i


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Judul / Nama Proyek ……………………………………………………… 1
B. Pendahuluan
a). Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
b). Alasan Pemilihan Proyek ……………………………………………... 2
C. Tujuan Umum & Khusus
a). Tujuan Khusus ………………………………………………………… 2
b). Tujuan Umum …………………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Nutrisi
a). Pengertian Nutrisi ……………………………………………………... 3
b). Kebutuhan Gizi Pada Balita ………………………………………….. 3
B. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi ………………………. 9
C. Penilaian Status Gizi ……………………………………………………… 10
D. Masalah Kebutuhan Nutrisi ……………………………………………... 11
E. Status Gizi Berdasarkan Antropometri
a). Parameter Antropometri ……………………………………………... 12
b). Indeks Antropometri …………………………………………………. 13
F. Buah Pepaya
a). Pengertian ……………………………………………………………… 16
b). Kandungan Buah Pepaya …………………………………………….. 16
c). Ragam Manfaat Pepaya ………………………………………………. 16
d). Efek Samping Buah Pepaya ………………………………………….. 17
BAB III PERSIAPAN DAN KEGIATAN
A. Pengkajian ………………………………………………………………… 19
B. Rencana Tindakan ……………………………………………………….. 20

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Implementasi ……………………………………………………………… 23
B. Evaluasi ……………………………………………………………………. 23
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………... 25
B. Saran ………………………………………………………………………. 25

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul / Nama Proyek :
Pengaruh pemberian jus buah pepaya terhadap nafsu makan balita umur 5 tahun
B. Pendahuluan
a) Latar Belakang Masalah
Masa Balita (golden period) merupakan masa emas yang sangat peka terhadap
lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi. Pada
masa kritis ini, otak Balita lebih plastis. Plastisitas otak pada Balita mempunyai sisi
positif dan negative. Sisi positifnya, otak Balita lebih terbuka untuk proses
pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak Balita lebih peka terhadap
lingkungan yang tidak mendukung seperti masukan gizi yang tidak adekuat ( Depkes
RI, 2005).
Asupan gizi yang tidak adekuat disebabkan karena pada anak Balita terjadi kesulitan
makan berupa berkurangnya nafsu makan yang berkaitan dengan makin meningkatnya
interaksi dengan lingkungan. Balita lebih mudah terkena penyakit terutama penyakit
infeksi baik yang akut maupun yang menahun, infeksi cacing dan dalam waktu yang
lama bisa menyebabkan gizi kurang atau gizi buruk (Sunarjo, 2011). Data tentang
prevalensi gizi buruk diungkapkan pada saat membuka seminar nasional dalam rangka
memperingati hari Ibu ke -82 di Jakarta tanggal 10 Desember 2010.
Data tersebut menyatakan bahwa ada sekitar sejuta Balita di Indonesia yang menderita
gizi buruk dan ini merata tersebar di seluruh Indonesia. Prevalensi gizi buruk terus
mengalami penurunan dari 9,7% di tahun 2005 menjadi 4,9% di tahun 2010 dan
diharapkan di tahun 2015, prevalensi gizi buruk dapat turun menjadi 3,6%. Prevalensi
anak balita gizi kurang dan buruk turun 0,5 % dari 18,4% pada 2007 menjadi 17,9%
pada 2010 ( Linda, 2010 ). Berbeda dengan GHI ( Global Hunger Index ) yang
menyatakan bahwa Indonesia tergolong Negara yang termasuk kategori serius atau
berada dibawah level mengkawatirkan dalam jumlah penderita gizi buruk. Pada
keadaan kesulitan makan yang berat dan berlangsung lama akan berdampak pada
kesehatan dan tumbuh kembang anak. Gejala yang timbul tergantung dari jenis dan
jumlah zat gizi yang kurang. Anak yang tidak menyukai makanan tertentu misalnya
buah atau sayur akan terjadi defisiensi vitamin A. Bila hanya mau minum susu saja
akan terjadi anemi defisiensi besi. Bila kekurangan kalori dan protein akan terjadi
kekurangan energi protein (Sunarjo, 2011).
Banyak orang tua yang kesulitan dalam menghadapi masalah kurangnya nafsu makan
pada anak. Obat-obatan selalu saja menjadi pilihan utama untuk kondisi ini. Obat
penambah nafsu makan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan penyakit kronis
yang lain. Pilihan lain yang dapat di ambil adalah dengan mengkonsumsi multivitamin
non farmakologis. Multivitamin yang diperkaya dengan zat besi, seng, juga mineral
lain akan meningkatkan keseimbangan gizi serta menambah energi serta kekebalan
tubuh. Multivitamin berupa buah- buahan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi,
rasanya manis, dengan harga murah dan mudah didapatkan adalah Carica Papaya (
Indra, 2010). Vitamin yang ada dalam buah pepaya merupakan senyawa organik
tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil tetapi esensial untuk reaksi metabolisme
dalam sel dan penting untuk melansungkan pertumbuhan normal dan memelihara
kesehatan. Oleh karena itu tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan untuk
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi dan ikut
membantu pembentukan tulang dan jaringan. Kandungan vitamin dan mineral dalam
buah pepaya akan memulihkan nafsu makan anak, memperkuat daya tahan tubuh dan
memulihkan kondisi sakit pada anak (Wijayakusuma , 2005). Penelitian yang

4
dilakukan oleh The Center for Science in the Public Interest (CSPI) di Washington AS
tahun 1992 dikutip dari Suryani ( 2010 ) meneliti manfaat kesehatan dari 40 jenis buah.
Penilaian didasarkan pada sumbangan dari sembilan jenis vitamin, potasium, dan serat
pangan yang terkandung pada masing-masing buah terhadap angka kecukupan gizi
yang dianjurkan (AKG). Dari penilaian tersebut, pepaya telah ditetapkan sebagai buah
yang paling menyehatkan. Menurut Villegas, ahli pepaya dari Institute of Plant
Breeding, University of the Philippines at Los Banos ( 1992) dikutip dalam Suryani (
2010 ), buah pepaya mengandung enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki
kemampuan mempercepat proses pencernaan protein. Papain dapat membantu
mewujudkan proses pencenaan makanan yang lebih baik. Dengan cara ini sistem
kekebalan tubuh dapat ditingkatkan.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk ingin mengetahui pengaruh
pemberian buah pepaya terhadap nafsu makan anak berumur 5 tahun.
b) Alasan Pemilihan Proyek
Tertarik ingin mengetahui pengaruh pemberian buah pepaya terhadap nafsu makan
anak berumur 5 tahun.
C. Tujuan Umum & Khusus
a) Tujuan Khusus
Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh 1 buah pepaya perhari secara
teratur selama 1 bulan terhadap nafsu makan anak balita di wilayah Desa Jalaksana.
b) Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan pada balita.

BAB II

5
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Nutrisi
a) Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa,
2001).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia). Nutrisi berbeda
dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi adalah
apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri, 2008).
Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda-beda dan anak mempunyai
karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena
itu, untuk menentukan makanan yang tepat pada anak, tentukan jumlah kebutuhan dari
setiap nutrien, kemudian tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah
sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan
perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004).

b) Kebutuhan Gizi Pada Balita


Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi,
balita termasuk kelompok lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena
kekurangan makanan yang dibutuhkan. (sediaoetama 2000).
Masalah gizi balita yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah gizi
kurang dan masalah gizi lebih.Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh
kembang bagi anak-anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang
berumur di bawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang
adalah merupakan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan kalori protein. (Back,
2000).
Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi dan protein.
Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120 kkal/ kg berat
badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/
kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan
juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan
sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum,
mengganti sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta
sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu
lemak juga mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat
pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan
karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat
diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula, dan serat makanan. Serat
makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. Vitamin dan mineral
pada masa balita sangat diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan
kesehatan secara keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari
pada protein, lemak, dan karbohidrat.
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi terbagi menjadi dua, yaitu
zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam
jumlah besar. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat, lemak,
dan protein. Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil

6
atau sedikit tetapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro
adalah mineral dan vitamin.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah banyaknya zat-zat minimal yang dibutuhkan
seseorang untuk mempertahankan status gizi yang adekuat. AKG yang dianjurkan
didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing kelompok umur, jenis kelamin,
tinggi badan, berat badan, kondisi khusus (hamil dan menyusui) dan aktivitas fisik
(Almatsier, 2002).
Angka kecukupan zat gizi individu dapat diperoleh dari perbandingan antara asupan
zat gizi dengan standar angka kecukupan gizi seseorang.
BB Individu
AKG Individu = X AKG Energi/Protein
BB Standar AKG

Selanjutnya pencapaian AKG (Tingkat Konsumsi Energi/Protein) untuk individu :

Tingkat Konsumsi Asupan Energi/Protein Berdasarkan Food Recall

Energi/Protein = x 100%
AKG Individu

Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut of points masing-
masing sebagai berikut :
1. Baik : ≥ 100% AKG
2. Sedang : 80-90% AKG
3. Kurang : 70-80% AKG
4. Defisit : < 70% AKG

1. Energi
Energi dalam makanan berasal dari nutrisi karbohidrat, protein, dan lemak. Setiap
gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan karbohidrat 4 kalori. Distribusi
kalori dalam makanan anak yang dalam keseimbangan diet (balanced diet) ialah 15%
berasal dari protein, 35% dari lemak dan 50% dari karbohidrat. Kelebihan energi yang
tetap setiap hari sebanyak 500 kalori, dapat menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram
dalam seminggu (Soediaoetama, 2004).
Tabel 1. Angka Kecukupan Energi Untuk Anak Balita

Golongan Umur Kecukupan Energi Kal/Kg BB/Hari


1 990 110
1-3 1200 100

4-5 1620 90

Sumber : Soediaoetama, 2004

7
2. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Akan tetapi dalam
praktek sehari-hari umumnya dapat ditentukan dari asalnya. Protein hewani biasanya
mempunyai nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan protein nabati. Protein telur
dan protein susu biasanya dipakai sebagai standar untuk nilai gizi protein.
Nilai gizi protein nabati ditentukan oleh asam amino yang kurang (asam amino
pembatas), misalnya protein kacang-kacangan. Nilai protein dalam makanan orang
Indonesia sehari-hari umumnya diperkirakan 60% dari pada nilai gizi protein telur
(Soediaoetama, 2004).
Protein mempunyai banyak fungsi, antara lain adalah membantu memecah nutrisi
untuk menjadi energi, sebagai struktur bangunan dalam tubuh, dan menghancurkan racun.

Tabel 2. Angka Kecukupan Protein Anak Balita (gr/kgBB sehari )

Umur (Tahun) Gram/Hari


1 1,27

2 1,19

3 1,12
4 1,06

5 1,01

Sumber : Soediaoetama, 2004


3. Lemak
Agar tubuh kita tetap stabil, tubuh kita juga membutuhkan Lemak. Lemak memiliki
fungsi antara lain sebagai sumber energi, memproduksi zat zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
serta membantu tubuh menyerap vitamin tertentu dari makanan. Tidak semua makanan
berlemak baik untuk kesehatan.
Lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh tunggal ( monounsaturated
) dan lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated). Dengan mengkonsumsi lemak tak jenuh
kita dapat meminimalisir akan terserang penyakit jantung. Beberapa makanan yang
mengandung lemak tak jenuh tunggal antara lain adalah, Minyak zaitun, Minyak kacang,
Minyak canola, dan Alpukat. Dan beberapa makanan yang memiliki kandungan lemak tak
jenuh jamak tinggi antara lain adalah minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak
kedelai.
Jenis lemak yang kurang baik untuk kesehatan kita adalah lemak jenuh dan trans yang
dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menyebabkan penumpukan zat lemak
dalam arteri yang dapat menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung kita.
Lemak ini juga dapat meningkatkan risiko stroke dengan menyebabkan penumpukan zat
lemak yang sama dalam arteri yang menjadi saluran aliran darah ke otak kita. Sebuah
penelitian juga menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi banyak lemak trans dapat
meningkatkan risiko kanker payudara. Makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh
tinggi antara lain daging merah (sapi, babi, domba), Daging unggas, Mentega, Susu,
Minyak kelapa, Minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak trans dapat kita jumpai pada
beberapa makanan yang digoreng seperti seperti kerupuk, donat, dan dan kentang goreng.
Sama halnya dengan lemak jenuh dan lemak trans.
Meskipun lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh jamak baik untuk kesehatan
kita, namun kita tetap teratur dalam mengkonsumsi lemak tersebut. Karena jika lemak terus

8
bertambah maka tubuh kita akan mengalami kegemukan yang dapat beresiko terserang
penyakit lain seperti diabetes dan obesitas.
Tabel 3. Tingkat Kecukupan Lemak Anak Balita

Umur Gram
0-5 Bulan 31

6-11 Bulan 36

1-3 Tahun 42

4-6 Tahun 62

Sumber : Hardiansyah, 2012.


4. Karbohidrat
Karbohidrat dibutuhkan sebanyak 60-75% dari total kebutuhan kalori. Dari jenis jenis
karbohidrat ada yang lebih baik untuk kesehatan kita dibanding jenis karbohidrat yang
lainnya. Jenis jenis kabohidrat antara lain adalah:
1. Gula, secara alami dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan susu.
Makanan seperti kue dan biskuit memiliki pemanis buatan atau juga disebut dengan
gula tambahan. Gula yang kita dapatkan secata alami maupun yang didapat dari
gula tambahan Semuanya dapat diubah menjadi glukosa, atau zat gula darah. Sel-
sel kita membakar glukosa dan menjadikan energi.
2. Zat tepung, di dalam tubuh kita dipecah menjadi gula. Zat tepung dapat ditemukan
dalam sayuran tertentu, seperti kentang, buncis, kacang polong, dan jagung. Ia juga
ditemukan dalam roti, sereal, dan biji-bijian.
3. Serat, adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh kita. Serat melewati
tubuh kita tanpa dipecah menjadi gula. Meskipun tubuh kita tidak mendapatkan
energi dari serat, kita masih perlu mengkonsumsi serat untuk tetap sehat. Serat
membantu menyingkirkan lemak berlebih dalam usus, yang membantu mencegah
penyakit jantung. Serat juga membantu mendorong makanan melalui usus, yang
membantu mencegah sembelit. Makanan tinggi serat ialah buah-buahan, sayuran,
kacang-kacangan, kacang polong, biji-bijian, dan gandum makanan (seperti roti
gandum, oatmeal, dan beras merah).
Meskipun tubuh kita memerlukan glukosa, akan tetapi kita perlu menjaganya agar
tetap seimbang. Jika kadar glukosa dalam darah tinggi dalam rentan waktu yang lama,
maka kita berpotensi untuk terserang penyakit diabetes tipe 2 . Untuk menjaga glukosa
darah, kita perlu membatasi makanan dengan gula tambahan. Kita dapat mengetahui
apakah sebuah makanan telah menambahkan gula dengan melihat daftar bahan bahan
pada kemasan makanan tersebut. Carilah istilah-istilah seperti: Jagung, Dekstrosa,
Fruktosa, Glukosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, madu, gula merah, dan sirup. Sebaiknya
kita mengkonsumsi karbohidrat yang sehat dan alami. Karbohidrat yang sehat antara
lain adalah zat gula alami buah-buahan, sayuran, susu, dan produk susu, serat dan zat
tepung dalam makanan gandum, buncis, kacang polong, dan jagung.
5. Vitamin Dan Mineral
Menurut Almatsier (2001), vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah sangat kecil. Vitamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu vitamin yang
larut dalam air (vitamin B dan C) dan vitamin yang tidak larut dalam air (vitamin A, D, E
dan K). Menurut Soerdarmo dan Sediaoetama (1977), satuan untuk vitamin yang larut
dalam lemak dikenal dengan Satuan Internasional (S.I) atau I.U (International Unit).

9
Sedangkan yang larut dalam air maka berbagai vitamin dapat diukur dengan satuan
milligram atau mikrogram.
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan, berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor
dalam aktivitas enzim-enzim (Almatsier, 2001). Ada dua jenis mineral : macrominerals
dan jejak mineral. Macrominerals adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
yang lebih besar, yaitu kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, dan klorida.
Sedangkan jejak mineral terdiri dari besi, tembaga, yodium, seng, fluorida, dan selenium.
Tabel 4. Tingkat Kecukupan Vitamin dan Mineral Anak Balita

Kalsium Fosfor Zat Besi Vitamin A Vitamin C


Umur
(mg) (mg) (mg) (mg) (mg)
0-5 200 100 0,5 375 40
Bulan

6-11 400 225 7 400 40


Bulan

1-3 500 400 8 400 40


Tahun

4-6 500 400 9 450 45


Tahun

Sumber : Angka Kecukupan Gizi, 2004


Ada 13 vitamin yang dibutuhkan tubuh kita . Masing masing vitamin memiliki fungsi
tersendiri. Berikut adalah beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh kita.
1. Vitamin A, berfungsi melindungi tubuh kita dari beberapa infeksi, serta membantu
menjaga kulit kita agar tetap sehat. Vitamin A dapat kita temukan pada makanan
seperti brokoli, bayam, wortel, labu, ubi jalar, hati, telur, susu, krim, dan keju.
2. Vitamin B1, berfungsi membantu tubuh kita dalam mencerna karbohidrat serta
baik dalam menjaga sistem saraf. Vitamin B1 dapat kita temukan pada makanan
seperti hati, kacang, sereal, roti, dan susu.
3. Vitamin B2, baik dalam menjaga kesehatan kulit kita. Untuk memenuhi kebutuhan
akan vitamin B2, kita bisa mengkonsumsi Hati, telur, keju, susu, makanan hijau ,
kacang polong, dan gandum.
4. Vitamin B3, berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein, lemak
dan karbohidrat. Selain itu Vitamin B3 juga baik dalam menjaga sistem saraf dan
kulit kita. Vitamin B3 dapat kita temukan dalam makanan antara lain Hati, ragi,
kacang, daging, ikan, dan unggas.
5. Vitamin B5, membantu dalam proses penggunaan karbohidrat dan lemak dan
membantu dalam produksi sel darah merah. Vitamin ini dapat kita temukan dalam
daging sapi, ayam, lobster, susu, telur, kacang, kacang polong, brokoli, ragi, dan
biji-bijian.
6. Vitamin B6, berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein dan
lemak dan membantu dalam proses transportasi oksigen serta sangat baik untuk
kesehatan saraf kita. Vitamin ini terkandung dalam Hati, biji-bijian, kuning telur,
kacang, pisang, wortel, dan ragi.

10
7. Vitamin B9, (asam folat) membantu dalam produksi sel baru dan memeliharanya,
serta dapat mencegah cacat lahir. Makanan hijau, hati, ragi, kacang, kacang
polong, jeruk, sereal dan gandum mengandung vitamin jenis ini.
8. Vitamin B12, dapat membantu dalam produksi sel darah merah dan sangat baik
untuk kesehatan saraf. Vitamin B12 dapat kita temukan pada Susu, telur, hati,
unggas, kerang, sarden, dan telur.
9. Vitamin C, bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang, kulit dan pembuluh darah.
Makanan yang mengandung Vitamin C antara lain jeruk, tomat, kentang, pepaya,
stroberi, dan kubis.
10. Vitamin D, sangat baik dalam menjaga kesehatan tulang. Untuk memenuhi
kebutuhan vitamin D kita cukup berjemur atau terkena sinar matahari selama 5- 30
menit minimal 2 kali dalam seminggu. Selain itu kita juga bisa mengkonsumsi
makanan antara lain seperti Hati dan Susu.
11. Vitamin E, dapat memelihara sel tubuh kita dari kerusakan, Makanan yang
mengandung Vitamin E antara lain kuning telur, hati sapi, ikan, susu, brokoli, dan
bayam.
12. Vitamin H (Biotin), dapat membantu tubuh dalam menggunakan karbohidrat dan
lemak serta membantu dalam pertumbuhan sel. Kita dapat menemukan Vitamin H
dalam Hati, kuning telur, tepung kedelai, sereal, ragi, kacang polong, buncis,
kacang, tomat, dan susu.
13. Vitamin K, membantu dalam proses pembekuan darah dan pembentukan tulang.
Vitamin K terkandung dalam bayam, kubis, keju, bayam, brokoli, kubis, dan tomat.
Selain itu, tubuh kita juga memproduksi vitamin K.

6. Air
Air adalah bagian penting dari tubuh kita. Bahkan lebih dari 60 persen tubuh kita terdiri
dari air. Beberapa fungsi:
1. Membasahi jaringan, seperti di sekitar mulut, mata, dan hidung
2. Mengatur suhu tubuh
3. Sebagai Bantalan sendi kita
4. Membantu tubuh kita mendapatkan nutrisi

7. Kalsium
Kalsium membantu dalam pembentukan tulang dan gigi serta membantu menjalankan
fungsi otot dan saraf. Kalsium terkandung dalam ikan Salmon, sarden, susu, keju, yoghurt,
kubis Cina, kangkung, lobak, sawi, brokoli, dan jeruk.

8. Tembaga
Tembaga membantu melindungi sel dari kerusakan dan juga untuk membentuk tulang
dan sel darah merah. Tembaga dapat ditemukan dalam kerang (terutama tiram), coklat,
jamur, kacang, dan gandum.

9. Fluroide
Floride berfungsi memperkuat tulang dan gigi. Kopi dan dan teh merupakan makanan
yang mengandung fluoride.

10. Yodium
Yodium membantu menjalankan fungsi kelenjar tiroid. Tiroid terkandung dalam
Seafood, dan garam beryodium.

11
11. Zat Besi
Zat Besi membantu sel darah merah dan mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan
tubuh serta membantu menjalankan fungsi otot. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi kita
dapat mengkonsumsi Daging merah, unggas, ikan, hati, tepung kedelai, telur, kacang-
kacangan, kacang polong, bayam, lobak hijau, kerang, dan sereal.

12. Magnesium
Magnesium berfungsi untuk membentuk tulang dan gigi serta untuk memeliahara
syaraf dan otot agar tetap normal. Magnesium terkandung dalam beberapa makanan ysitu
kacang-kacangan, seafood, susu, keju, dan yogurt.

13. Fosfor
Fosfor sama halnya dengan magnesium yang berfungsi untuk membentuk tulang dan
gigi serta untuk memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Fosfor dapat kita temukan
pada makan antara lain Susu, yoghurt, keju, daging merah, unggas, ikan, telur, kacang-
kacangan, dan kacang polong.

14. Kalium
Kalium berfungsi menjaga keseimbangan kadar air di seluruh tubuh kita serta berfungsi
memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Kalium terkandung dalam susu, pisang,
tomat, jeruk, melon, kentang, ubi jalar, plum, kismis, bayam, lobak, kangkung, dan kacang
polong.

15. Selenium
Selenium berfungsi mencega kerusakan pada sel serta membantu fungsi kelenjar tiroid.
Sayuran, ikan, kerang, daging merah, biji-bijian, telur, ayam, hati, bawang putih, dan ragi
bisa kita konsumsi untuk memeneuhi kebutuhan akan Selenium.

16. Seng (Zinc)


Seng berfungsi dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu dalam penyembuhan
luka. Selain itu Seng juga berfungsi membantu tubuh kita untuk melawan penyakit. Seng
dapat kita temukan dalam beberapa makanan antara lain hati, telur, makanan laut, daging
merah, tiram, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, sereal, gandum, dan biji labu.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan, hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat
terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi.

2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa darah, tempe yang
merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak digunakan dalam makanans ehari-
hari, karena masyarakat menganggap bahwa mengosumsi tempe dapat merendahkan
derajat mereka.

3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan buruk atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat juga
memengaruhi status gizi. Misalnaya, di beberapa daerah ,terdapat larangan makan pisang,
papaya, bagi para gadis remaja. Padahal, makanan itu merupakan sumber vitamin yang

12
baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak, karena ikan dianggap mengakibatkan
cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.

4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehigga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang di butuhkan
secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus malnutrisi pada remaja
karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh.

5. Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan
bergizi, membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi
oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi kurang biasanya
kesulitan dalam menyadiakan makanan bergizi. Sebaliknya orang dengan satus ekonomi
cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.

6. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme tubuh biasa bertambah dengan cepat hal
ini sehubungan dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relative konstan.

7. Jenis Kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kg BB/jam.

8. Status Kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurag nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.

9. Tinggi Dan Berat Badan


Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas, sehingga kebutuhan
metabolisme basal tubuh juga semakin besar.

C. Penilaian Status Gizi


Menurut (Supariasa, 2002), pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu
secara langsung dan tidak langsung.
1. Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara lansung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu
: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Secara umum antropometri artinya
ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum
digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Ketidakseimbanagan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2002).
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk melihat status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (sipervicial epithelialtissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid (Supariasa, 2002).

13
Metode klinis umumnya untuk survey klinis secara cepat (rapidclinical
suveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepattanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan
untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit (Supariasa,
2002).
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dan jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti
kejadian buta senja epidemik, cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap
(Supariasa, 2002).
2. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Survei konsumsi makanan
merupakan metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Statistik vital merupakan pengukuran
dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian
bedasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu.
Faktor ekologi digunakan untuk mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai hasil interkasi beberapa faktor fisik, biologis, dan
lingkungan budaya.

D. Masalah Kebutuhan Nutrisi


1. Kekurangan Nutrisi
a) Keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau risiko
penurunan berat badan akibat ketidak cukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme
b) Tanda klinis : BB 10-20% dibawah normal, TB di bawah ideal, adanya kelemahan dan
nyeri tekan pada otot, adanya penurunan albumin serum
c) Penyebab : disfagia, nafsu makan menurun, penyakit infeksi dan kanker, penurunan
absorpsi nutrisi
2. Kelebihan Nutrisi
a) Suatu keadaan yang dialami seseorang yg mempunyai resiko peningkatan BB akibat
asupan kebutuhan metabolisme berlebih
b) Tanda klinis : BB lebih dari 10% BB idieal, obesitas, aktivitas menurun dan monoton,
lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
c) Penyebab : perubahan pola makan, penurunan fungsi pengecapan
3. Obesitas : BB yang mencapai > 20% BB normal
4. Malnutrisi Malnutrisi adalah suatu keadaan terganggunya kemampuan fungsional, atau
defisiensi integritas struktural atau perkembangan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara suplai nutrisi esensial untuk jaringan tubuh dengan kebutuhan biologis spesifik.
Malnutrisi dapat disebabkan oleh:
a) Under nutrition, disebabkan karena kekurangan pangan secara relatif atau absolut
selama periode tertentu.

14
b) Spesific deficiency, disebabkan karena kekurangan zat gizi tertentu, misalnya
kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dll.
E. Status Gizi Berdasarkan Antropometri
Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode antropometri,
sebagai cara untuk menilai status gizi. Antropometri berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan
tebal lemak di bawah kulit. Keunggulan antropometri antara lain alat yang digunakan mudah
didapatkan dan digunakan, pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan
objektif, biaya relatif murah, hasilnya mudah disimpulkan, dan secara ilmiah diakui
keberadaannya (Supariasa, 2002).
a) Parameter Antropometri
Supariasa (2002) menyatakan bahwa antropometri sebagai indikator status gizi
dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran
tunggal dari tubuh manusia, antara lain :
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penetuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti
bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
2. Berat Badan
Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan
pada bayi baru lahir (neonates). Pada masa bayi-balita, berat badan dapat
digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Berat
badan merupakan pilihan utama karena parameter yang paling baik, mudah
dipakai, mudah dimengerti, memberikan gambaran konsumsi energi terutama
dari karbohidrat dan lemak. Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan
kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan anak.
3. Tinggi Badan
Merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan
sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua terpenting, karena dengan menghubungkan berat
badan terhadap tinggi badan, faktor umur dapat dikesampingkan. Pengukuran
tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan alat
pengukuran tinggi mikrotoa (microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1
(Supariasa, 2002).

15
b) Indeks Antropometri
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi
antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Beberapa indeks
antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U),
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) (Supariasa, 2002).
1. Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran
massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang
mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat badan
merupakan parameter antopometri yang sangat labil.
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan
abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembanagan berat badan, yaitu dapat
berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berdasarkan
karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan menurut umur
digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat
karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan
status gizi seseorang saat ini (current nutrional status) (Supariasa,2002).
Kelebihan Indeks BB/U antara lain lebih mudah dan lebih cepat
dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengukur status gizi akut atau
kronis, sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan kecil, dan dapat
mendeteksi kegemukan. Kelemahan Indeks BB/U adalah dapat mengakibatkan
interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun acites,
memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia 5 tahun,
sering terjadi kesalahan pengukuran, seperti pengaruh pakaian atau gerakan
anak pada saat penimbangan (Supariasa,2002).
2. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat
badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu
yang pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak
dalam waktu yang relatif lama. Bedasarkan karakteristik tersebut di atas, maka
indeks ini menggambarkan konsumsi protein masa lalu (Supariasa, 2002).

16
 Kelebihan Indeks TB/U:
- Baik untuk menilai status gizi masa lampau
- Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa.
 Kekurangan indeks TB/U:
- Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun.
- Pengukuran relatif lebih sulit dilakukan karena anak harus berdiri
tegak, sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya
(Supariasa, 2002).
3. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan.
Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dan kecepatan tertentu.
Indeks BB/TB adalah merupakan indeks yang independent terhadap
umur. Keuntungan Indeks BB/TB adalah tidak memerlukan data umur,
dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus). Kelemahan
Indeks BB/TB adalah tidak dapat memberikan gambaran, apakah anak
tersebut pendek, cukup tinggi badan, atau kelebihan tinggi badan menurut
umurnya.
Dalam praktek sering mengalami kesulitan dalam melakukan
pengukuran panjang/tinggi badan pada kelompok balita. Dengan metode ini
membutuhkan dua macam alat ukur, pengukuran relatif lebih lama.
Membutuhkan dua orang untuk melakukannya.

4. Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)


Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti
bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat (Supariasa, 2002).
Pengukuran status gizi balita dapat dilakukan dengan indeks
antropometri dan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Rumus IMT :
IMT = BB (kg) x TB2 (m)

Keterangan : IMT : Indeks Massa Tubuh

BB : Berat Badan (kg)

TB : Tinggi Badan (m)

17
Tabel 5. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks.

Kategori Status
Indeks Ambang Batas (z-Score)
Gizi

Berat badan Gizi buruk < -3 SD

menurut Umur Gizi kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD

(BB/U) Anak Umur Gizi baik -2 SD sampai dengan 2 SD

0-60 bulan Gizi lebih >2 SD

Tinggi badan Sangat pendek < -3 SD

menurut umur Pendek -3 SD sampai dengan < -2 SD

(TB/U) Anak Umur Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

0-60 bulan Tinggi >2 SD

Berat badan Sangat kurus < -3 SD

menurut Tinggi Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD

badan (BB/TB) Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

Anak Umur 0-60 Gemuk >2 SD

Bulan

Indeks Massa Sangat kurus < -3 SD

Tubuh menurut Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD

Umur (IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 2 SD

Anak Umur 0-60 Gemuk >2 SD

Bulan

Indeks Massa Sangat kurus < -3 SD

Tubuh menurut Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD

Umur (IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 1 SD

Anak Umur 5-18 Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

18
Tahun Obesitas >2 SD

Sumber : Kemenkes, 2011.

F. Buah Pepaya
a) Pengertian
Pepaya merupakan buah-buahan khas daerah tropis. Asal buah ini berasal dari Amerika
Tengah, kemudian menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya. Tanaman pepaya memiliki
nama latin Carica papaya, termasuk dalam keluarga Caricaceae.
Buah pepaya tersedia dalam berbagai varietas. Mulai dari pepaya bangkok yang
bentuknya besar dengan kulit buah hijau-kuning. Hingga varietas-varietas yang relatif baru
dikenal seperti pepaya hawaii yang buahnya kecil-kecil namun manis.
Di negeri kita buah pepaya sudah dikenal sejak lama. Buah pepaya mudah didapatkan
dan harganya relatif murah. Mungkin masyarakat menganggapnya tidak terlalu spesial.
Namun siapa sangka, buah pepaya kaya akan kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh.

b) Kandungan Buah Pepaya


Pepaya mengandung banyak sekali nutrisi, bahkan sangat kaya akan vitamin C. Satu
buah pepaya setidaknya mengandung 235 mg vitamin C. Jumlah tersebut 2-3 kali lebih
banyak dari rekomendasi harian yang disarankan.
Tidak hanya itu, pepaya juga mengandung nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu vitamin A, vitamin B1, B3, B5, vitamin E, vitamin K, likopen, serat, kalsium,
potasium, folat, dan magnesium. Dengan segudang nutrisi tersebut, pepaya memberikan
begitu banyak manfaat bagi kesehatan.
Vitamin yang ada dalam buah pepaya merupakan senyawa organik tertentu yang
diperlukan dalam jumlah kecil tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan
penting untuk melansungkan pertumbuhan normal dan memelihara kesehatan. Oleh karena
itu tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan untuk mengatur metabolisme,
mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi dan ikut membantu pembentukan tulang
dan jaringan. Kandungan vitamin dan mineral dalam buah pepaya akan memulihkan nafsu
makan anak, memperkuat daya tahan tubuh dan memulihkan kondisi sakit pada anak.
(Wijayakusuma , 2005).

c) Ragam Manfaat Pepaya


Sebagian orang mungkin mengenal pepaya sebagai buah yang dapat memperlancar
pencernaan. Tapi sebenarnya ada beragam manfaat pepaya bagi kesehatan dan kecantikan
yang perlu Anda ketahui:
1. Kandungan vitamin dan mineral dalam buah pepaya akan memulihkan nafsu makan
anak, memperkuat daya tahan tubuh dan memulihkan kondisi sakit pada anak.
(Wijayakusuma , 2005).
2. Menyehatkan mata. Pepaya mengandung vitamin A yang baik untuk mata. Vitamin A
dibutuhkan untuk kesehatan kornea dan menghasilkan kelembapan yang cukup agar
mata selalu terlumasi dengan baik.
3. Menyehatkan rambut dan kuku. Pepaya kaya akan vitamin dan mineral yang membantu
meningkatkan pertumbuhan rambut dan kuku. Buah berwarna oranye ini bahkan bisa
dijadikan masker rambut untuk menyuburkan rambut.
4. Menyembuhkan kulit yang terbakar sinar matahari. Pepaya mengandung zat yang
bernama likopen. Menurut penelitian, mengonsumsi likopen dapat memelihara
kesehatan kulit karena aktivitas antioksidan dari zat ini berperan dalam menangkal
kerusakan sel akibat radikal bebas.

19
5. Memperlancar pencernaan. Hal ini karena pepaya mengandung enzim papain yang
membuat protein lebih mudah dicerna. Menurut penelitian, mengonsumsi pepaya
selama 40 hari diduga dapat menyembuhkan konstipasi dan perut kembung.
6. Kesehatan jantung. Pepaya yang mengandung vitamin C dan likopen bisa menjadi
salah satu makanan yang membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Selain itu,
antioksidan dalam pepaya juga dapat meningkatkan efek kolesterol baik (HDL) yang
ada di dalam tubuh.
7. Mengurangi risiko kanker. Pepaya mengandung antioksidan likopen yang mampu
mengurangi radikal bebas penyebab kanker.
8. Antipenuaan. Berbagai nutrisi dalam pepaya mampu membuat kulit tetap sehat dan
terlihat muda. Misalnya enzim papain yang membantu melembutkan dan merevitalisasi
kulit, serta vitamin A dan C yang membantu mengurangi kerutan dan memudarkan
bintik-bintik hitam. Tak hanya itu, vitamin C juga berguna membantu tubuh
memproduksi kolagen yang dapat mengurangi keriput.
9. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin A, C, dan E dalam pepaya bisa
membantu menguatkan sistem kekebalan tubuh. Hasilnya, kita pun terhindar dari
penyakit infeksi, seperti pilek dan flu.
10. Baik untuk penyakit demam dengue. Papaya diduga memiliki dampak baik terhadap
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dapat menekan jumlah trombosit.
Penelitian menunjukkan penderita infeksi dengue yang mendapatkan ekstrak daun
papaya memiliki peningkatan trombosit lebih cepat dibandingkan mereka yang
mendapatkan pengobatan biasa. Akan tetapi efek ini masih perlu diteliti secara klinis
lebih lanjut.
d) Efek Samping Buah Pepaya
Pepaya merupakan salah satu buah yang memiliki banyak sekali kandungan vitamin
serta nutrisi yang di mana kandungan tersebut dapat membantu untuk menjaga kesehatan.
Meskipun demikian mengkonsumsi buah pepaya secara berlebihan dapat menyebabkan
seseorang mengalami efek samping buah pepaya. Adapun beberapa efek samping buah
pepaya adalah sebagai berikut.
1. Mengalami Gangguan Pencernaan
Meskipun pada dasarnya buah pepaya dapat membantu anda untuk
memperlancar buang air besar, Namun ternyata mengkonsumsi buah pepaya secara
berlebihan dapat mengalami gangguan pencernaan. Hal ini disebabkan karena
adanya kandungan protein yang terdapat di dalam buah pepaya. Jika pencernaan
terganggu maka hal-hal yang berhubungan dengan pencernaan pun akan terganggu
seperti buang air besar terngagu atau bahkan dapat menyebabkan penyakit yang
berhubungan dengan ginjal, lambung dan usus besar maupun usus kecil. Maka dari
itu lebih baik konsumsi pepaya secukupnya saja.
2. Mengalami Batu Ginjal
Kandungan vitamin C yang terdapat di dalam buah pepaya sangat baik untuk
menjaga kesehatan serta kecantikan anda. Namun ketika anda mengkonsumsi buah
pepaya secara berlebihan anda akan mengalami berbagai macam efek samping dari
buah pepaya salah satunya adalah mengalami penyakit batu ginjal. Bahaya batu
ginjal sangat banyak dan beragam, maka dari itu lebih baik memperhatikan
konsumsi pepaya sesuai porsinya dari pada harus mengalami penyakit batu ginjal.
3. Mengalami Gangguan Pada Pernafasan
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang mengandung enzim papain yang
dimana enzim tersebut bermanfaat untuk mengalami gangguan pencernaan serta
melawan peradangan pada tenggorokan. Namun Tahukah anda bahwa ketika
seseorang memiliki alergi pada enzim papain ini orang tersebut dapat mengalami
gangguan pada pernafasan dan hidung menjadi tersumbat. Hal tersebut tentu akan
menyebabkan seseorang mengalami sesak nafas yang mengaggu

20
4. Mengalami Gastrointestinal
Ketika anda mengkonsumsi pepaya terlalu banyak anda akan mengalami
gastrointestinal ini karena di dalam buah pepaya mengandung protein yang dapat
membuat anda mengalami penyakit tersebut jika anda mengkonsumsi pepaya
secara berlebihan. Getah pepaya dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang yang
sensitive.

BAB III
PERSIAPAN DAN KEGIATAN
A. Pengkajian
Metode : Penyuluhan, Demonstrasi, Tanya jawab
Media : Leaflet
Lokasi : PAUD Kasih Ibu desa Jalaksana
1. Persiapan Alat dan Bahan
1) Alat dan bahan pembuatan jus pepaya :

21
 Blender
 Pisau
 Gelas
 Sendok
 Buah papaya
 Madu
2) Alat Untuk Pelaksanaan :
 Alat Timbangan Berat Badan
 Jus buah pepaya yang siap konsumsi
2. Prosedur Tindakan
1) Pengkajian
 Informed concent
 Mengkaji tingkat nafsu makan balita
 Mengkaji berat badan balita
2) Perencanaan
 Cuci tangan di air mengalir
 Persiapan alat dan bahan
 Persiapan klien : jelaskan prosedur pelaksanaan tindakan dan atur posisi pasien
3) Pelaksanaan
 Menyiapkan jus buah pepaya yang sudah siap dikonsumsi
 Memberikan penyuluhan kesehatan kepada orang tua mengenai nutrisi yang seimbang
sesuai dengan tumbuh kembang balita.
 Menimbang berat badan klien
 Mengkaji tingkat nafsu makan klien
 Memberikan jus pepaya yang sudah disediakan
 Setelah pemberian jus pepaya selama 2 minggu secara rutin kaji ulang tingkat nafsu makan
klien dan timbang ulang berat badan klien (diharapkan ada perkembangan baik) dan
kemudian lanjutkan sampai satu bulan.
4) Evaluasi
 Mengemukakan pada klien mengenai hasil pengkajian
 Respon klien setelah mengkonsumsi jus papaya.
5) Dokumentasi
 Waktu pelaksanaan
 Identitas klien
 Hasil tindakan
 Nama perawat yang melaksanakan

22
B. Rencana Tindakan

Penanggung
No Masalah Waktu Jenis Kegiatan Sasaran Media
Jawab

1 Kurangnya 1-2 Pembukaan : Orang tua Leaflet Anggota


nafsu makan menit dan anak kelompok
- Mengucapkansalam
pada balita balita di
- Menyebutkan nama PAUD
dan istitusi Kasih Ibu

- Menjelaskan desa

tujuanpenyuluhan Jalaksana

- Menyebutkan materi
yang akan di
sampaikan

- Menanyakan
kesiapan orangtua
2 Kurangnya 5-10 Pelaksanan Orang tua Leaflet Anggota
nafsu makan menit - Menyam dan anak kelompok
pada balita paikan balita di
materi PAUD
penyuluh Kasih Ibu
an desa
- Demonst Jalaksana
rasi
- Menamp
ilkan
leaflet.
Kurangnya 5-10 Tanya jawab : Orang tua leaflet Anggota
nafsu makan menit dan anak kelompok
- Meminta peserta
pada balita balita di
untuk bertanya dan
PAUD
menjawab
3 Kasih Ibu
pertanyaantentang :
desa
a. Pengertian nutrisi,
Jalaksana
masalah
kebutuhan nutrisi,

23
dan kebutuhan
nutrisi untuk
balita.
b. Kandungan buah
pepaya, manfaat
jus pepaya, dan
efek samping
buah pepaya
apabila di
konsumsi secara
berlebihan.
4 Kurangnya 5-10 Evaluasi : Orang tua Leaflet Anggota
nafsu makan menit dan anak kelompok
- Meminta
pada balita balita di
peserta
PAUD
untuk, menjelaskan
Kasih Ibu
kembalitentang :
desa
a. Pengertian nutrisi,
Jalaksana
masalah kebutuhan
nutrisi, dan
kebutuhan nutrisi
untuk balita.
b. Kandungan buah
pepaya, manfaat
jus pepaya, dan
efek samping buah
pepaya apabila di
konsumsi secara
berlebihan.
- Memberikan
pujian atas
kemampuan peserta
untuk menjelaskan
kembali dan
memberikan
kesimpulan.

24
5 Kurangnya 1-2 Penutup : Orang tua Leaflet Anggota
nafsu makan menit dan anak kelompok
- Mengucapkan
pada balita balita di
terimaksih atas
PAUD
partisipasi menjadi
Kasih Ibu
pesertapenyuluhan
desa
- Mengucapkan Jalaksana
salampenutup.

25
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Implementasi
1. Pembukaan :
 Mengucapkan salam
 Menyebutkan nama dan institusi
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Menyebutkan materi yang akan di sampaikan
 Menanyakan kesiapan orangtua
2. Pelaksanaan :
 Menyampaikan materi penyuluhan
 Demonstrasi
 Menampilkan leaflet
3. Tanya Jawab :
Meminta peserta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan tentang :
 Pengertian nutrisi, masalah kebutuhan nutrisi, dan kebutuhan nutrisi untuk balita.
 Kandungan buah pepaya, manfaat jus pepaya, dan efek samping buah pepaya apabila di
konsumsi secara berlebihan.
4. Evaluasi :
 Meminta peserta untuk menjelaskan kembali tentang :
o Pengertian nutrisi, masalah kebutuhan nutrisi, dan kebutuhan nutrisi untuk balita.
o Kandungan buah pepaya, manfaat jus pepaya, dan efek samping buah pepaya apabila
di konsumsi secara berlebihan.
 Memberikan pujian atas kemampuan peserta untuk menjelaskan kembali dan memberikan
kesimpulan.
5. Penutup :
 Mengucapkan terimaksih atas partisipasi menjadi pesertapenyuluhan.
 Mengucapkan salam penutup
B. Evaluasi ( Proses dan Hasil )
a) Proses penelitian
Penelitian ini telah di laksanakan di PAUD Kasih Ibu desa Jalaksana pada bulan Juli 2019.
Langkah pertama kami melakukan penyuluhan tentang nutrisi pada balita dan pengaruh
pemberian jus buah pepaya terhadap nafsu makan balita kepada orangtua dan juga balita.
Kemudian langkah kedua kami melakukan pendataan pada balita yang mengalami kurang
nafsu makan sekaligus melakukan pemeriksaan berat badan balita. Langkah ketiga kami
melakukan pengkajian kepada orangtua mengenai pola makan, nafsu makan dan berat badan
anaknya. Langkah yang terakhir yaitu pemberian jus buah pepaya kepada balita di PAUD Kasih
Ibu desa Jalaksana.
b) Evaluasi dan Hasil
 Evaluasi Terhadap Balita
Balita di PAUD Kasih Ibu Jalaksana menyukai Jus buah papaya yang diberikan oleh kami.
Balita bersedia meminum jus buah papaya selama satu bulan secara rutin. Dan setelah satu
bulan meminum jus buah pepaya, balita menunjukan adanya peningkatan nafsu makan.

 Evaluasi Terhadap Orang Tua

26
Orang tua sangat antusias terhadap penyuluhan tersebut, dapat menerima informasi dan
mengaplikasikan jus buah papaya sebagai variasi menu harian untuk meningkatkan nafsu
makan balita.

BAB V

27
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa balita merupakan periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia 2
– 5 tahun. Pada masa ini, seorang anak sedang terjadi perubahan siklus dalam hidupnya
seperti ia sudah dapat membaca keadaan, banyak bertanya sesuatu yang tidak ia ketahui,
belajar berhitung, bermain dan mulai mengenal teman-temannya dan bersosialisasi,
mengetahui benda, mengeja dan berbicara lancer. Pada periode ini, balita membutuhkan
nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila gizi pada balita
tidak dapat terpenuhi, maka akan terjadinya ketidakseimbangan gizi pada balita, seperti
kurang gizi maupun kelebihan gizi yang akan membuat pertumbuhannya tidak normal.
Pada hasil penelitian ini ada pengaruh dari konsumsi satu potong buah pepaya perhari
selama satu bulan baik di buat jus atau pun di makan secara langsung terhadap peningkatan
nafsu makan balita.
B. Saran
Ada beberapa hal yang dapat disarankan dalam penelitian ini, yaitu :
a) Bagi Institusi
Bisa dijadikan bahan masukan dalam kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat
bahwa buah pepaya sebagai terapi nutrisi untuk meningkatkan nafsu makan dan
memperbaiki sistem pencernaan.
b) Bagi Orang tua
Diharapkan bagi orang tua untuk selalu menyediakan buah pepaya sebagai variasi
menu harian untuk meningkatkan nafsu makan balita.
c) Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian dapat menambah wawasan mengenai manfaat buah pepaya untuk
meningkatkan nafsu makan serta mengaplikasikannya dalam bentuk promosi
kesehatan kepada masyarakat.

28
DAFTAR PUSTAKA

Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. 2009. Buku Ajar Gizi : Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha
Offset

Yuniastuti, Ari. 2007. Gizi dan Kesehatan . Yogyakarta: Graha Ilmu

Hidayat, Azis Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika
Supariasa,I. Dewa Nyoman S. 2001. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta

29
Lampiran

30
31

Anda mungkin juga menyukai