Anda di halaman 1dari 9

C.

Poses Keperawatan Berdasarkan Tinjauan Teori

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama : No. RM :

Umur : Pekerjaan :

Jenis Kelamin : Status Perkawinan :

Agama : Tanggal MRS :

Pendidikan : Tanggal Pengkajian :

Alamat : Sumber Informasi :

b. Riwayat Kesehatan:
keluhan yang paling dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian.
Keluhan utama pada klien dengan Hernia Inguinalis Lateralis secara
umum adalah beberapa keluhan benjolan pada lipatan paha atau area
umbilical, keluhan aktivitas karena dipengaruhi ukuran benjolan,
nyeri menandakan strangulasi dan kebutuhan terhadap pembedahan.

c. Riwayat kesehatan terdahulu:


Penyakit yang telah dialami: penyakit yang dialami pasien
sebelumnya, maupun penyakit keluarga , terutama yang mempunyai
penyakit menular. riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari pasien
atau keluarga sebagai data subyektif. data-data ini sangat berarti
karena dapat mempengaruhi prognosis pasien.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem Integumen
Luka operasi mengakibatkan kerusakan kontinuitas jaringan
dan keterbatasan gerak dapat mengakibatkan kerusakan kulit
pada daerah yang tertekan karena sirkulasi perifer terhambat.
akibat dari keadaan post operasi seperti peradangan, edema
dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum setelah
perbaikan hernia inguinal lateral ( C. Long, Barbara,
1996:247.)
2. Sistem Neurologi
Luka pembedahan mengakibatkan spasmen otot dan
pembuluh darah sehingga merangsang pelepasan mediator
kima (serotonin, bradikinin, histamine) proses ini
merangsang reseptor nyeri kemudian rangsangan
ditransmisikan ke thalamus, kortek cerebri sehingga terasa
nyeri. nyeri akan merangsang RAS(reticulum aktiviting
system) stimulus ini menyebabkan sikap terjaga dan
berkurangnya stimulus untuk mengantuk.
3. Sistem Respirasi
peningkatan frekuensi nafas dapat terjadi akibat nyeri, nyeri
pada luka operasi dapat menekan pengembangan rongga dada
dan pasien dapat memerlukan sangat banyak dorongan untuk
bergerak, ambulasi dan bernafas.
4. Sistem Kardiovaskuler
pada klien post herniotomi biasanya dapat terjadi
peningkatan denyut nadi hal ini disebabkan dari rasa nyeri
akibat luka operasi sehingga mengakibatkan medulla
oblongata untuk meningkatkan frekuensi pernafasan dan
merangsang pineprin sehingga menstimulasi jantung untuk
memompa lebih cepat selain itu juga dapat terjadi akibat
faktor metabolic, endokrin dan keadaan yang mengahsilkan
adrenergic sehingga dimanifestasi peningkatan denyut nadi
pembedahan traktus gastrointestinal sering kali mengganggu
proses fisiologi normal pencernaan dan penyerapan. Mual
muntah dan nyeri dapat terjadi selama pembedahan ketika
digunakan anesthesia spinal. dan penurunan peristaltic usus
ini mengakibatkan distensi abdomen dan gagal untuk
mengeluarkan feses dan flatus. metalitas gastrointestinal
dapat mengakibatkan distensi abdomen dan gagal untuk
mengeluarkan fases dan flatus (Brunner & Studdarth 2002:
484& 455).
5. Sistem Muskuluskletal
Nyeri pada luka operasi timbul akibat terputusnya kontinuitas
jaringan serta adanya spasmen otot terjadi penekanan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan metabolism anaerob
sehingga menghasilkan asam laktat hal ini mengakibatkan
terjadinya gangguan pergerakan (otot persendian) sehingga
aktivitas sehari-hari dapat terganggu. selain itu nyeri akibat
luka operasi dapat mengakibatkan klien mengalami
keterbatasan gerak.
6. Sistem Perkemihan
terjadi retensi urine dapat terjadi setelah prosedur
pembedahan retensi terjadi paling sering setelah pembedahan
pada rectum, anus dan vagina setelah pembedahan pada
abdomen bagian bawah, penyebabnya diduga adalah spesmen
spingter kandung kemih (Brunner& Studdarth 2002: 484).

e. pengkajian psikologis:
ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas masalah pekerjaan,
finansial keluarga karena berhubungan dengan penyakit. data sosial
yang diperlukan adalah bagaimana pasien berhubungan dengan
orang-orang terdekat dan yang lainnya. kemampuan berkomunikasi
dan perananya dalam keluarga.

f. data spiritual:
data yang diperlukan adalah ketaatan pasien terhadap agamanya
dalam menjalankan ibadah selama sakit.

g. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan klien dengan HIL
diantaranya adalah pemeriksaan laboraturium, sinar X abdomen,
Radiologi, CT scan.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnona keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan HIL
adalah:
1. Gangguan rasa nyama( nyeri) berhubungan dengan
diskontiunitas jaringan dan proses inflamasi luka akibat
operasi.
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak kuatan
pertahanan primer dan kerusakan jaringan kulit
3. Gangguan eliminasi BAB: konstipasi berhubungan dengan
penurunan peristaltik usus sekunder terhadap imobilitas
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan intake yang kurang terhadap metabolisme tubuh
yang meningkat
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri,
spasme otot, kerusakan neuromoskuler.
6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan immobilitas
3. Intervensi Keperawatan

Dari beberapa diagnose keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan
hernia pasca operasi, intervensi pada masing-masing diagnose antara lain
sebagai berikut(Doengoes: 2000:137) :

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan lunak


terhadap tindakan pembedahan (Doeagoes, 2000: 500)
Tujuan : Gangguan rasa nyaman nyeri
dapat teratasi Intervensi:

a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi


b. Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dangan kebutahan
c. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.
d. Berikan posisi pasien senyaman mungkin.
e. Kolaberasi pemberian obat analgesic

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidak kuatan pertahanan.


primer dan kerusakan jaringan kulit (Doeagoes, 2000: 202).
Tujuan: resiko tinggi infeksi dapat
teratasi. Intervensi :

a. Kaji keadaan luka, adanya inflamasi


b. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu tubuh
c. Lakukan tindakan perawatan luka secara aseptik dan antiseptic
d. Pertahankan perawatan luka dengan balutan kering
e. Kolaberasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

3. Gangguan eliminasi BAB: konstipasi berhubungan dengan penurunan


peristaltik usus sekunder terhadap imobilitas (Doeagoes, 2000: 505).
Intervensi: .
a. Kaji pola eliminasi pasien.
b. Anjurkan banyak minum + 2000 ml setiap hari.
c. Anjurkan untuk pergerakan / ambulasi sesuai kemampuan.
d. Gunakan bedpan sampai pasien mampu untuk defekasi turun dari
tempat tidur.
e. Kolaberasi dengan tim ahli gizi dalam penmberian makanan tinggi
serat.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake


yang kurang terhadap metabolisme tubuh yang meningkat (Doeagoes,
2000: 426). Tujuan: mempertahankan berat badan pasien yang tepat.
Intervensi:

a. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pasien untuk


mencerna makanan.
b. Timbang berar badan sesuai indikasi masukan dan keluaran
c. Auskultasi bising usus : palpasi abdomen
d. Identifikasi kesukaan / ketidaksukaan diet dari pasien
e. Observasi terhadap terjadinya diare

5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot,


kerusakan neuromuskuler (Doengoes, 1999: 324):
Tujuan : mempertahankan fungsi secara
normal. Intervensi:

a. Berikan informasi mengenai mobilisasi.


b. Berikan lingkungan yang nyaman
c. Dorong pasien untuk melakukan mobilisasi
d. Ikuti aktivitas dengan periode istirahat
e. Bantu melakukan rentang gerak pasif dan aktif
6. Kurang perawatan diri berhubungan dengan immobilitas (Carpenito, 2000:
821).
Tujuan: pasien dapat melakukan perawatan diri secara
mandiri Intervensi :

a. Kaji tingkat kemampuan pasien.


b. Bantu dan ajarkan pada pasien untuk melakukan perawatan diri
sesuai kemampuan
c. Usahakan untuk melakukan satu bagian kegiatan setiap waktu.
d. Kaji hal-hal, yang dapat mengganggu pasien dalam memenuhi
kebutuhannya sehari-hari
e. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pasien
HALAMAN JUDUL

LAPORAN PENDAHULUAN APLIKASI KLINIS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HERNIA DI RUANG


DAHLIA RSU DR. H. KOESNADI BONDOWOSO

Oleh:

Karolina Korindo
NIM 162310101105

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
B. Clinical Phatwey

Kehamilan, batuk kronis, obesitas Kelemahan otot abdomen karena


usia atau secara kongenial Tekanan
intra abdomen

Peregangan rongga dinding

Hemiasi

Cincin Hernia

Hernia Ingunialis

Penekanan pembulu darah gangguan penyaluran isi (usus)

Strangulasi makan tidak dapat di

Penekanan penekanan Lama tersimpan simpul

Gangguan rasa Terputusnya kontinuitas Perubahan nutrisi


nyaman dan nyeri Jaringan lunak kurang dari kebutuhan

Proses penyembuhan Terputusnya simpul destruksi pertahanan keterbatasan gerak

Peningkatan Gangguan porte dc hipoperistaltik usus


Metabolisme rasa nyaman
: nyeri Gangguan
Kebutuhan nutrisi masuknya mikroorganisme eliminasi BAB
kontisipasi
Perubahan nutrisi Resiko tinggi
kurang dari infeksi
kebutuhan tubuh

Kurang Gangguan
perawatan diri mibilitas fisik

Anda mungkin juga menyukai