Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

“Asuhan Keperawtan Pada Pasien dengan Eklampsia di Ruang Kebidanan


Lantai 2 RSUP dr. Djamil Padang”

Oleh :

Kelompok 5

Arvia Nella Zachraina (163110197)


Dinda Nurul Fadhillah (163110202)
Fera Azwar (163110206)
Masyithah Amaturrahimi (163110212)
Putri Indah Kamelia (163110217)
Shinta Maifenti (163110222)
Tesya Kurnia (163110227)
Zakiah Amalya (163110232)
Kelas III.B

Dosen Pembimbing :
Ns.Hj. Elvia Metti, M.Kep, Sp. Kep.Mat

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

D III KEPERAWATAN PADANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit hipertensi dapat menyerang siapa saja dan menyebabkan berbagai gangguan
pada pembuluh darah. Penyakit hipertensi merupakan masalah pada wanita khususnya
pada keadaan sebelum hamil atau komplikasi pada saat adanya kehamilan dan pada masa
awal post partum.

Karena banyaknya perubahan pada masa kehamilan khususnya pada bagian sistem
kandiovaskules. Kehamilan dapat menyebabkan terjadinya hipertensi .

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah melebihi batas normal, yaitu lebih
dari 140/90 mmhg. Pada masa kehamilan dengan hipertensi, proteinuria dan edama dapat
dikatakan preeklamsia dengan waktu setelah 20 minggu kehamilan yang sebelumnya
normal (Reader;2011) .

Jika pasien mengalami hal tersebut makan pasie bisa dikatakan diambang akan
mengalami kejang. Jika kondisi tidak segera diatasi atau diatasi dengan tuntas, maka
akan terjadi eklampsi.

Eklampsia adalah keadaan akut dengan kejang coma pada wanita hamil dan wanita dalam
nifas disertai dengan hipertensi, edema, dan proteinuria. (Obsetri Patologi : Unpad).
Eklampsia adalah suau keadaan dimana telah didiagnosa pre eklampsia tapi memburuk
dan menjadi kejang ( Helen Varley;2007) . Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari
preeklmpsia yang tidak teratasi dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia ,
pada wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami kejang-kejang, eklampsia
dapat menyebabkan koma baik sebelum, sesaat atau setelah melahirkan.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan Asuhan Keperawatan
Kardiovaskuler pada pasien dengan Eklampsia diruang obgyne RSUP
Dr.M.Djamil Padang
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
eklampsia diruang obgyne RSUP Dr.M.Djamil Padang
b. Mahasiswa dapat memutuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan
eklampsia diruang obgyne RSUP Dr.M.Djamil Padang
c. Mahasiswa dapat merumuskan intervensi keperawatan pada pasien dengan
eklampsia diruang obgyne RSUP Dr.M.Djamil Padang
d. Mahasiswa dapat melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan
eklampsia diruang obgyne RSUP Dr.M.Djamil Padang
e. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi keperawatan dan dokumentasi
keperawatan pada pasien dengan eklampsia diruang obgyne RSUP
Dr.M.Djamil Padang
C. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan adalah untuk menambah wawasan dan kemampuan
berpikir mengenai penerapan teori yang telah dipelajari sebelumnya dari mata kuliah
yang bersangkutan dengan eklampsia yang terjadi pada seorang pasien diruang
obgyne RSUP Dr.M.Djamil Padang.
BAB II

KONSEP TEORITIS

A. Defenisi
Eklamsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa
nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan syaraf)
dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklamsia
dan gejala gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu
(Nurarif,2016)
Menurut Reeder, 2017, eklamsia merupakan perburukan dari bentuk pre-
eklamsia yang lebih berat yaitu dapat terjadi kejang seluruh tubuh atau bahkan koma
akibat adanya proteinuria, edemapatologi, atauhipertensi.
Menurut Andalas, Mohddan Andry Khairani(2017) dalam jurnalnya,
Eklampsia adalah pre eklampsia yang mengalami komplikasi kejang tonik klonik
yang bersifat umum. Koma yang fatal tanpa disertai kejang pada penderita pre
eklampsia juga disebut eklampsia. Namun kita harus membatasi definisi diagnosis
tersebut pada wanita yang mengalami kejang dan kematian pada kasus tanpa kejang
yang berhubungan dengan pre eklampsia berat.

B. Etiologi

Penyebab pasti kejang pada eklamsia masih belum diketahui ,tetapi factor penyebab
yang dapat meningkatkan resiko terjadinya eklamsi yaitu adanya hipertensi
ensefalopati, vasospasme, hemoragi, iskemia, dan edema pada hemisferotak.

Penyebab resiko lainnya yang meningkatkan resiko terjadinya eklamsia


berawal dari penyebab preeklamsia yang menimbulkan perburukan, diantaranya yaitu:

1. Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan


molahidatidosa.
2. Riwayat keluarga dengan preeklamsia atau eklamsia
3. Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
4. Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
5. Wanita dengan ganguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan
tekanan darah tinggi)
6. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dankoma

C. Klasifikasi

Eklamsia dibagiatas 2 macamyaitu:

1. Eklampsia gravidarum (Eklampsia antepartum)

Adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam
air kencing) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20
minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

2. Eklampsia parturientum (Eklampsia intrapartum)

Adalah pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita


tekanan darah tinggi. Intrapartum berarti bahwa itu terjadi selama pengiriman bayi.
Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis yang
mendesak. Eklampsia dapat dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan
pada tekanan darah. Tekanan darah dapat kembali normal setelah melahirkan atau
mungkin bertahan untuk jangka waktu tertentu.

3. Eklampsia puerperale (Eklampsia post partum)

Pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita tekanan darah
tinggi. Post partum berarti bahwa segera setelah melahirkan. Eklampsia adalah
kondisi serius yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat
dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan darah.

4. ManifestasiKlinis
Tanda gejala diawali dengan tanda gejala preeklamsia, yaitu :
1. Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang diikuti dengan
peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit kepala tersebut terus menerus
dan tidak berkurang dengan pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain
2. Gangguan penglihatan, pandangan kabur, dan terkadang terjadi kebutaan
sementara
3. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bias bertoleransi dengan suara berisik atau
gangguan lainnya
4. Nyeri perut pada bagian ulu hati ( bagian epigastrium ) yang kadang disertai
dengan muntah
5. Gangguan pernafasan sampai sianosis
6. Terjadi gangguan kesadaran
7. Dengan pengeluaran proteinuria keadaan semakin berat, kerena terjadi gangguan
fungsi ginjal.

Kelanjutan dari tanda gejala preeklamsia berat menjadi eklamsi dengan


tambahan gejala kejang dan atau koma. Selama kejang diikuti kenaikan suhu
mencapai 40 °C, frekuensi nadi bertambah cepat, den tekanan datah makin
meningkat

5. Patofisiologi

Terjadinya eklamsia kerena perburukan kondisi dari preeklampsia berawal


darifaktor imunologi, genetik, penyakit pembuluh darah dan keadaan dimana terjadi
penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini
menyebabkan penurunan perfusi ke organ ,termasuk ke utero plasental fatal unit.
Vaso spasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi
vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.
Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating
pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang
lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth
Retardation.

Patofisiologi preeklamsia-eklamsia setidaknya berkaitan dengan perubahan


fisiologis kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi peningkatan
volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskuler sistemik,
peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotic koloid. Pada preeklamsia,
volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan
peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ maternal
menurun, termasuk perfusi ke unit janin-utero plasenta. Vasospasme siklik lebih
lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah,
sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.

6. Penatalaksanaan
Prinsip penataksanaan eklamsi samadengan pre-eklamsi berat dengan tujuan
menghentikan berulangnya serangan konvulsi (kejang) dan mengakhiri kehamilan
secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan.
Tujuan utama penanganan eklamsia adalah menstabilisasi fungsi vital
penderita dengan terapi suportif Airway, Breating, Cirkulation (ABC), mengendalikan
kejang, mengendalikan tekanan darah khususnya jika terjadi krisis hipertensi sehingga
penderita mampu melahirkan janin dengan selamat pada kondisi optimal.
Pengendalian kejang dapat diberi terapi dengan magnesium sulfat pada dosis
muatan (loading dose) 4-6 gr secara IV diikuti 1,5 – 2 g/jam dalam 100 ml
infusrumatan IV.

7. PemeriksaanPenunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Penurunan hemoglobin( nilai rujukan atau kadar normal haemoglobin
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%)
- Hematokrit meningkat( nilai rujukan 37-43 gr%)
- Trombosit menurun ( Nilai rujukan 150-450 ribu/mm3)
2. Urinalis
- Ditemukan protein dalam urine
3. Pemeriksaan fungsi hati
- Bilirubin meningkat ( N = < 1mg/dl)
- LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
- Aspartat aminomtransferase( AST ) > 60 ul.
- Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N= 15-45 u/ml )
- Serum glutamate oxaloacetictrasaminase (SGOT) meningkat ( N= <31 u/l
)
- Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
4. Teskimiadarah
Asam urat meningkat( N= 2,4-2,7 mg/dl )
5. Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban
sedikit.

b. Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.
BAB III
ASKEP TEORITIS
1. Pengkajian
a. Identifikasi pasien
Meliputi: nama umur ,jenis kelamin ,agama ,pendidikan ,pekerjaan ,alamat
,status perkawinan,suku bangsa,noregister, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnose medis
b. Keluhan Utama
Biasanya adanya keluhan seperti kejang,sakit kepala yang hebat ,pusing,nyeri
epigastrium, mual, muntah,penglihatan kabur.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya terjadinya peningkatan tekanan darah,edema,mual,muntah.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien memilki riwayat penyakit ginjal,anemia,vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari genogram keluarga biasnya terdapat salah satu anggota keluarga yang
juga menderita hipertensi, penyakit jantung atau penyakit keturunan yang
dapat menyebabkan terjadinya eklamsi
f. Riwayat obstetri
1. Reproduksi : Biasanya pada riwayat menstruasi normal, kaji
bagaimana riwayat menstruasi yaitu: siklusnya, lamanya, banyaknya
dan apakah ada keluhan seperti dismenore
1. Perkawinan : kaji lamanya perkawinan dan berapa kali kawin

g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:


Biasanya pada eklamsi ini sering terjadi pada primigravida yang berumur<20
thnatau>35 th. Dan adanya eklamsi padakelahiran anak sebelumnya.
Kaji GPAH: Gravidarum (jumlah kehamilan),Partus (jumlah
kelahiran),Abortus (jumlah keguguran), Hidup (jumlah anak hidup)

h. Kehamilan sekarang :
Apakah ibu hamil muda (primigravida) dan apakah hamil tua
(multigravida),lalu bagaimana kondisi saat ini,biasanya pada eklamsi adanya
keluhan pusing, muntah atau sakit kepala.
i. Riwayat persalinan sekarang:
Kaji jika ibu sudah melahirkan ,bagaimana jenis persalinan lalu lamanya
persalinan ,berapa lama ketuban pecah sebelum bayi lahir, keadaan air
ketuban, lalu adakah komplikasi persalinan pada ibu dan bayi. Biasanya
adanya komplikasi pada ibu seperti stroke akibat suplai darah keotak
terganggu ,
Biasanya pada bayi eklamsia lahir dengan berukuran kecil (premature) lalu
terjadi komplikasinya kesulitan bernafas karena paru-paru bayi tidak
berkembang dengan sempurna
j. Data keluarga berencana
Kaji , apakah pasien pernah mengikuti KB,kapan waktunya dan berapa lama
lalu, adakah keluhannya
2. Data psikologis: apakah kehamilan yang lalu atau kelahiran yang sekarang
diinginkan, adakah interkasi ibu dan bayi serta suami, adakah dukungan suami untuk
menyusui.
3. Data spiritual :
Biasanya emosi yang tidak stabil dating menyebabkan kecemasan
4. Data social ekonomi:
Bagaimana keadaan ekonomi pasien serta keluarga
5. Aktivitas sehari-hari:
a. Nutrisi
Pasien biasanya mengeluh tidak nafsu makan karena mual dan muntah, berat badan
biasanya meningkat. Minum biasanya pasien tidak banyak minum.
b. Istirahat dan pola tidur

Pasien biasanya kurang atau susah beristirahat karena sakit atau nyeri

c. Eliminasi (BAB & BAK)

Pasienbiasanya BAK dan BAB dibantu, BAB dan BAK biasanya dalam batas normal.

6. Pemeriksaanfisik :

1). Keadaan umum:

a. TD: tekanan darah ibu biasanya tinggi


b. Suhu: biasanya dalam batas normal (36,5-37 derjatcelcius)
c. Nadi: biasanya cepat 85-90x/i
d. Pernafasan :biasanya dalam batas normal.

2). Kepala : kaji kebersihan rambut,apakah ada lesi

3).Muka

a. Mata : Pada konjungtiva biasanya tampak simetris, lensa mata tampak keruh,
sclera tidak ikterik dan biasanya pada pasien akan terjadi penglihatan
kabur/ganda, diplopia.
b. Mulut dan gigi
Biasanya mukosa bibir kering, dan bibir tampak pucat
c. Hidung : biasanya tidak ada pernasan cuping hidung, sianosis pada hidung,
dan hidung tampak bersih

4). Telinga : Biasanya telinga simetris dan kebersihan telinga tampak bersih

5).Leher
Biasanya tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, getah bening dan biasanya distensi
vena jugularis yang menetap.
6). Thorax (paru):
a. Inspeksi : Bentuk dada normal ,tidak adalesi
b. Palpasi : pada pasien biasanya kaji premitus kiri dan kanan.
c. Perkusi : bunyi biasanya sonor
d. Auskultasi: bisanya vesikuler ,kaji apakah adanya suara tambahan
7). Kardiovaskuler
Biasanya pada jantung mengalami masalah pada :

a. Inspeksi
Biasanya dada simetris kiri dan kanan, ictus cordis tidak terlihat ,kaji apakah
ada lesi atau tidak
b. Palpasi
Biasanya ictus cordisteraba
c. Perkusi
Biasanya bunyi pekak melebar pada batas jantung ,dan adanya pembesaran
jantung yang tidak sama
d. Auksultsi

8). Abdomen

a. Inspeksi
Biasanya abdomen tampak tidak simetris dan adanya pelebaran lingkar
abdomen
b. Palpasi
Biasanya akan teraba jika terjadi pembengkakan/massa abdomen
c. Pekusi
Biasanya bunyi timpani
d. Auskultasi
Biasanya bising usus akan terdengar

9). Ekstermitas

Biasanya pada kaki edema ,danadanyavarises

10).Genitalia dan Anus


Kajikebersihan ,perineum,locheadanhaemoroid

7. Data Penunjang

1) Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan
interval 6 jam
a. Laboratorium : protein urine dengan kateter atau midstream ( biasanya
meningkat hingga 0,3 gr/ltatau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatinin meningkat, uric
acid biasanya> 7 mg/100 ml
a. Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
b. Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada
otak
c. USG ; untuk mengetahui keadaan janin
d. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin.

A. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada paru)
2. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan air
5. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan sindroma nefrotik (penurunan
filtrasi)
6. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasife

B. Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa NOC NIC
1. Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
tidak efektif keperawatan selama….X24 - Buka jalan nafas dengan
b/d Deformitas jam diharapkan pola nafas tehnik chin lift
dinding dada klien normal dengan kriteria - Posisikan klien untuk
(adanya edema hasil: memaksimalkan ventilasi
pada paru) Staus Pernapasan : Sirkulasi - Identifikasi jika pasien

-Respirasi dalam batas normal perlu pemasangan alat jalan


nafas buatan
-Mudah bernafas
- Auskultasi suara nafas,
-Tidak ada dipsnea catat adanya suara nafas
-TTV normal tambahan
- Monitor respirasi dan status
O2
- Observasi TTV

2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nyeri


berhubungan keperawatan selama ... x 24 1. Kaji secara komprehensif
dengan Agen jam diharapkan nyeri tentang nyeri meliputi: lokasi,
cidera biologi berkurang dengan kriteria karakteristik, dan onset, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas,
Kontrol Nyeri intensitas/beratnya nyeri, dan

1. Mengenali faktor faktor-faktor presipitasi


penyebab 2. Kaji pengalaman individu
2. Menggunakan metode terhadap nyeri, keluarga, dengan
pencegahan nyeri kronis
3. Menggunakan metode 3. Evaluasi tentang keefektifitan
pencegahan non analgetik dari tindakan mengontrol nyeri
untuk mengurangi nyeri yang telah digunakan
4. Menggunakan analgetik
4. Berikan informasi tentang nyeri
sesuai kebutuhan
seperti penyebab, berapa lama
5. Melaporkan gejala pada
terjadi, dan tindakan
tenaga kesehatan
pencegahan
6. Mengenali gejala-gejala
nyeri 5. Berikan analgetik sesuai anjuran

7. Mencatat pengalaman 6. Beritahu dokter jika tindakan


tentang nyeri sebelumnya berhasil atau terjadi keluhan
8. Melaporkan nyeri yang
sudah terkontrol

3. Ketidakseimba Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi


ngan nutrisi keperawatan selama ... x 24 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari jam diharapkan nafsu makan
2. Anjurkan pasien untuk
kebutuhan klien normal lagi dengan
meningkatkan intake Fe
tubuh kriteria hasil:
berhubungan 3. Berikan substansi gula
Status Nutrisi
dengan 4. Berikan makanan yang
1. Stamina,Tenaga
Ketidakmampu terpilih( sudah dikonsultasikan
2. Kekuatan
an dalam dengan ahli gizi)
menggenggam
memasukkan/ 5. Ajarkan pasien bagaimana
3. Penyembuhan
mencerna membuat catatan makanan
jaringan
makanan harian
4. Daya tahan tubuh
karena faktor
5. Tidak ada
biologi
penurunan BB yg
berlebih

6. Setelah dilakukan asuhan Manajemen Cairan


keperawatan selama 3 x 24 jam 1.Pertahankan catatan intake
diharapkan klien dapat tidak output urin yang di buat
ada resiko kekurangan volume
2.Monitor adanya status dehidrasi
cairan dengan kriteria hasil:
1. Mempertahankan 3.Monitor hasil lab. yang sesuai

urin output sesuai dengan retensi cairan

dengan usia dan BB 4.Monitor TTV


2. TTV dalam batas 5.Kolaborasi pemberian cairan
normal atau makanan/ infus
3. Elastisitas turgor
6.Monitor status nutrisi
kulit normal
7.Dorong masukan oral
4. Tidak ada tanda-
tanda dehidrasi
5. Membran mukosa
lembab
6. Tidak ada rasa haus
berlebihan
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan Penerapan Nanda
NIC NOC Jilid 2.Yogyakarta : Media Action.

Reeder, S.J, Martin, L.L, &Koniak-Griffin, D. 2017.KepwrawatanMaternitasVol 2Edisi


18.Jakarta : EGC.

Andalas, MohddanAndryKhairani Ramadana2 Eklampsia Postpartum:


SebuahTinjauanKasus. JurnalKedokteranSyiah KualaVolume 17 Nomor 1 April 2017

Moorhead Sue dan Maroin Johnson dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification. Elseiver

Bulechek Gloria M dan Howard K. Butcher dkk.2013. Nursing Intervetions Classification.


Elseiver

Anda mungkin juga menyukai