Anda di halaman 1dari 2

jIndustri digital di Indonesia tengah berada dalam tahap fase berkembang, banyak aplikasi maupun

layanan digital yang muncul dalam menghilang dalam kurun waktu sepuluh tahun belakang. Untuk terus
menjaga ekosistem digital di Indonesia, perlu peran banyak pihak, salah satunya adalah pemerintah.
Pemerintah sekarang mulai menunjukkan tanda-tanda sangat proaktif mendukung industri kreatif dan
digital. Bukti nyatanya adalah didirikannya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan beberapa kebijakan yang
dikeluarkan pihak-pihak pemerintahan terkait, termasuk Presiden.

Pemerintah saat ini tengah memperkuat ekonomi industri digital dengan mendorong anak muda di usia
produktif untuk terjun ke dalam bisnis digital. Salah satu program yang dihasilkan itu adalah Gerakan
1.000 perusahaan rintisan (Startup) yang nantinya diharapkan bisa mengurangi kesenjangan ekonomi
dan angka gini ratio. Hal itu ditegaskan oleh Kepala Seksi Penerapan Pemberdayaan Teknologi dan
Infrastruktur Informatika, Kementerian Kominfo, Sony Hendra Sudaryana, ST., M.MT., saat menghadiri
seminar dan workshop Networking Gerakan 1.000 startup Digital di Asrama Dharma Putera Baciro,
Yogyakarta, Sabtu (19/5).

Ia menyebutkan beberapa perusahaan rintisan yang menggunakan teknologi digital sudah berkembang
pesat diantaranya Gojek melalui sharing ekonomi dan digitalisasi tenaga kerja. “Sekarang orang
mendapatkan penghasilan melalui teknologi, selain itu melalui Gojek juga telah mengurangi tingkat
pengangguran dan rata-rata pendapatan driver maupun UMKM naik,” katanya

Sebastian Alex Dharmawangsa, salah satu pegiat startup Horticulturist jebolan Innovative Academy
UGM, mengatakan langkah awal dalam pengembangan bisnis digital dengan memperkuat kerja sama
antar anggota tim. Faktanya, kata Alex, sekitar 65% tim startup tidak bisa berkembang karena memiliki
masalah internal tim dan tidak mengetahui dengan jelas peran dan tugas masing-masing anggota tim.
”Penting untuk mengetahui karakter dan jobdesk anggota agar tercipta tim yang efektif,” katanya.
(Humas UGM/Gusti Grehenson)

"Jadi lima sektor industri ini yang akan fokus dikembangkan oleh pemerintah dalam menghadapi era
digital yang perkembangannya sangat cepat," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara melalui keterangan resmi, Jumat (23/2/2018). Baca juga :
Industri Makanan Minuman Jadi Contoh Implementasi Era Industri Baru Ngakan menjelaskan, kelima
sektor industri yang diunggulkan untuk memasuki Industri 4.0 tersebut, selama ini berkontribusi besar
terhadap perekonomian nasional. Misalnya, industri makanan dan minuman yang memiliki pangsa pasar
dengan pertumbuhan mencapai 9,23 persen pada tahun 2017. Selain itu, menjadi penyumbang terbesar
dalam produk domestik bruto (PDB) industri nonmigas hingga 34,33 persen tahun 2017. “Peranan
industri makanan dan minuman juga tampak dari sumbangan nilai ekspor produknya, termasuk minyak
kelapa sawit yang mencapai 31,7 miliar dollar AS pada tahun 2017 dan mengalami neraca perdagangan
surplus bila dibandingkan dengan nilai impornya sebesar 9,6 miliar dollar AS," papar Ngakan. Baca juga :
Gapmmi Dukung Industri Makanan Minuman Terapkan Era Industri Baru Guna mempercepat
pertumbuhan kelima sektor industri tersebut, lanjutnya, berbagai teknologi pendukung Industri 4.0
seperti Internet of Things (IoT), advance robotic, artificial intelligence, dan additive manufacturing akan
diimplementasikan. "Tujuannya adalah untuk mencapai peningkatan produktivitas dan efisiensi yang
tinggi serta kualitas produk yang lebih baik melalui pemanfaatan teknologi terkini secara optimal,"
tambahnya. Bahkan, menurut Ngakan, upaya tersebut dilakukan guna menangkap peluang
pembangunan ekonomi digital di Indonesia yang besar, seperti pada tahun 2030 jumlah penduduk usia
produktif akan mencapai di atas 60 persen, internet telah menjangkau lebih dari setengah populasi
Indonesia. Baca juga : Antisipasi Revolusi Industri 4.0, Pemerintah Benahi Pendidikan Vokasi Kemudian,
peningkatan jumlah kelas menengah diperkirakan mencapai 135 juta orang, dan peningkatan
permintaan produk digital. “Tentunya hal ini dapat dicapai apabila semua komponen bangsa bekerja
sama untuk membangun industri yang kuat, berdaya saing, berkelanjutan dan inklusif," tegas Ngakan.
Selain dipasarkan melalui toko, penjualan juga dilakukan dengan sistem online.(Kompas TV)
PenulisPramdia Arhando Julianto EditorAprillia Ika Tag: industri revolusi industri Berita Terkait Antisipasi
Revolusi Industri 4.0, Pemerintah Benahi Pendidikan Vokasi Revolusi Industri 4.0 Memangkas Sekaligus
Memunculkan Pekerjaan Baru Kemenperin Unggulkan 5 Kategori untuk Revolusi Industri 4.0
Kemenperin Persiapkan Roadmap Menuju Revolusi Industri 4.0 Jokowi Minta Industri Keuangan Siap
Hadapi Revolusi Industri 4.0

Anda mungkin juga menyukai