Proposal Faisal Hukum
Proposal Faisal Hukum
USULAN PENELITIAN
oleh:
FAISAL
NIM. 61511A0029
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
MATARAM
2019
ii
PROPOSAL
OLEH
FAISAL
NIM. 61511A0029
Menyetujui;
Pembimbing I Pembimbing II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7
A. Perencanaan Pembangunan Daerah ................................................. 7
1. Pengertian Perencanaan ............................................................. 7
2. Pengertian Pembangunan .......................................................... 8
3. Pengertian Perencanaan Pembangunan Daerah ......................... 9
B. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ...................................... 15
1. Pengertian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.............. 15
2. Organisasi Bappeda ................................................................... 16
3. Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda............................................. 17
C. Tinjauan Umum Tentang Penataan Ruang ...................................... 23
1. Pengertian Penataan Ruang ....................................................... 23
2. Prinsip-prinsip dasar dan Tujuan Penataan Ruang .................... 33
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 36
B. Sumber Bahan Hukum/Data ............................................................ 37
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 38
D. Teknik Analisis Bahan Hukum/Data ............................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berlaku, sejak reformasi tahun 1997 terjadi perubahan yang cukup besar dan
kabupaten/kota.
1
Undang-ndndang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
2
yang mengarah ke kualitas hidup yang lebih baik dari seluruh ataupun
masyarakat dalam usaha ini, serta membuat mereka menjadi penentu untuk
satu satuan kerja perangkat daerah Kabupaten Dompu yang secara umum
2
Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya,
(PT Raja Grafindo Persada : Jakarta 2007) hal. 254
3
aspirasi masyarakat.
aspirasi masyarakat.
perencanaan pembangunan
dengan sarana dan prasarana yang sangat tidak memadai untuk mendukung
Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan, Tata Ruang dan
3
Ruddy Williams. Klasifikasi Perncanaan Pembangunan Kota Berwawasan Lingkungan.
Penerbit Widiatama. Jakarta. 2001. hal. 52
5
berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Dompu?
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritik
b. Manfaat Praktis
Kabupaten Dompu.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Perencanaan
atau pilihan dan berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada,
penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
4
Sondang P Siagian. Administrasi Pembangunan, Gunung Agung, Cetakan 10, Jakarta.
1983. hal. 18
5
Westra, Pariata. Ensklopedia Administrasi. Gunung Agung. Jakarta. 1982. hal.26
6
Tjokroamidjojo, Bintaro, Perencanaan Pembangunan, Haji Masagung, Jakarta. 1987. hal.
17
8
2. Pengertian Pembangunan
yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa negara dan pemerintah
7
Sondang P Siagian, Op.cit. hal.21
9
serta sesuai ilmu tekhnologi dan tekhnik yang semakin maju. Apabila
definisi di atas dijabarkan lebih lanjut akan terlihat beberapa ide pokok
pemilihan tujuan dilakukan secara sadar atas dasar skala kebutuhan dan
8
Ibid, hal. 22
10
9
Solihin, Dadang, Proses pengambilan Keputusan Perencanaan, disampaikan pada kursus
Tehnik dan Manajemen Perencanaan Pembangunan Tingkat Dasar Angkatan ke-28 Pendidikan dan
Latihan LPEM-FE Universitas Indonesia, Jakarta. 2002
11
Tahun 2008. Kurun waktu dua puluh tahun dipergunakan sebagai tolak
masa depan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu visi
ini dan masa depan, baik dari dalam maupun dari luar negeri, yaitu:10
10
Ibid
12
7) Globalisasi
11
Ibid
13
c. Perencanaan Tahunan
12
Ibid
14
bangsa
harus dilaksanakan.
Pembangunan Daerah yang mana Badan ini menurut aturan KEPRES No.
27 Tahun 1980, dalam Bab I bahwa badan ini adalah Badan Staf yang
13
KEPRES No. 27 Tahun 1980 tentang Pembentukan BAPPEDA Republik Indonesia
16
2. Organisasi Bappeda
daerah;
17
pembangunan daerah;dan
14
Pemendagri No.57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat
Daerah
18
a. Kepala Badan
Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan
dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas serta penyusunan kebijakan
dibidang perencanaan pembangunan daerah dalam rangka mendukung
tugas-tugas pembangunan pemerintah daerah. Untuk melaksanakan
tugas tersebut Kepala Badan menyelenggarakan fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang perencanaan
pembangunan daerah;
2) Pengkoordinasian penyusunan, penataan dan pelaksanaan
kelembagaan perencanaan pembangunan daerah;
3) Pembinaan, pengendalian dan pelaksanaan tugas perencanaan
pembangunan daerah;dan
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuaidengan
ketentuan yang berlaku.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas kesekretriatan
sertta memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh
satuan organisasi di lingkungan Badan. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud Sekertriat menyelenggarakan fungsi:
1) Penyusunan rencana kegiatan internal Bappeda;
2) Perencanaan pengembangan sumber daya aparatur Bappeda;
3) Pengelolaan administrasi keuangan; dan
4) Pelaksanaan urusan administrasi umum, meliputi urusan
ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, dan kerumah tanggaan.
c. Kabid Ekonomi
Mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan
mengendalikan tugas-tugas di bibang perencanaan pembangunan
perekonomian yang meliputi perencanaan pembangunan Subbidang
Pertanian dengan leading koordinasi yaitu satuan kerja
Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan, Dinas Kelautan dan
Perikanan, dan Dinas Ketanahan Pangan. Subbidang Penanaman
Modal dan Dunia Usaha dengan leading koordinasi yaitu satuan kerja
Dinas Penanaman Modal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas
Koperasi dan UMKM, Subbidang Transmigrasi, Tenaga Kerja Energi
dan Sumber Daya Mineral dengan leading koordinasi yaitu satuan
kerja Dinas Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Energi dan
Sumber daya Mineral. Untuk menyelenggarakan tugas pokok
sebagaimana dimaksud Bidang Ekonomi mempunyai fungsi:
15
Peraturan Bupati Dompu No.42 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Dompu
19
tanggung jawab kepada kepala daerah yang bersangkutan. Hal ini dengan jelas
21
Ayat (1)
Ayat (2)
Bappeda tingkat II, adalah badan staf yang langsung berada dibawah
dan tanggung jawab kepada Bupati/Walikota madya kepala daerah tingkat
II.
Jadi jelaslah bahwa Bappeda itu mempunyai tugas atau pekerjaan yang
Dalam Negeri Nomor 185 tahun 1980 tentang ; “Pedoman Organisasi dan
pada tanggal 28 Agustus 1980. Sebagaimana ketentuan yang telah diatur dalam
staf Kepala daerah yang secara lengkap dan jelas diatur melalui pasal 2 dari
16
Kepres nomor 27 tahun 1980 tentang Pembentukan Bappeda R.I
17
Keputusan Presiden Nomor 27 tahun 1980 tentang Pembentukan BAPPEDA R.I
22
adalah merupakan Badan staf yang langsung berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah. Hal ini berarti bahwa Bappeda bukanlah
daripada tanggung jawab dari Kepala Daerah yang bersangkutan, tetapi Badan
tersebut dibentuk adalah untuk bekerja dan membantu Kepala Daerah dalam
pelaksanaannya.
18
pasal 4 ayat 2 KEPRES No. 5 tentang Pembentukan Bappeda R.I
23
dan penilaian menjadi tugas daripada Bappeda tersebut, artinya bahwa badan
itu bukan hanya bertugas sebagai perencanaan saja tetapi harus turut serta
dilakukan. Oleh sebab itu, Bappeda tidaklah boleh terlepas dari semua badan-
makhluk hidup lainnya dan sebagai sumber daya alam. Ruang baik sebagai
batas menurut keadaan fisik, sosial atau pemerintahan yang terjadi dari
udara diatasnya.
19
Kantaatmadja, M.K. Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang. Mandar Maju
Bandung. 1994. hal. 115
24
Penataan ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan
Ruang (disingkat UUPR), ruang terdiri dari ruang wilayah dan ruang
20
Kartasasmita, G. Administrasi Pembangunan (Perkembangan Pemikiran dan
Prakteknya di Indonesia). LP3ES. Jakarta, 1997). hal. 51
21
Pasal 1 butir 1 Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
25
ruang adalah wujud struktural dan pola ruang. Struktur ruang dalam
budi daya.
adalah suatu sistem proses yang terdiri dari perencanan tata ruang,
dapat terpisahkan satu sama lainnya. Sesuai dengan Pasal 6 ayat (3)
ruang laut dan ruang udara, termasuk di dalam bumi sebagai satu
kesatuan.
Untuk perlu disusun suatu rencana yang disebut rencana tata ruang.
bidang Nasional ada pula yang hanya berlaku untuk wilayah, atau
dan dilaksanakan. Karena pada tata ruang, yang ditata adalah tempat
tata ruang yang baik dapat dilaksanakan dari segala kegiatan menata
22
Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-konsep Hukum dalam Pembangunan, Alumni
Bandung, 2002 hal 104
27
yang baik disebut penataan ruang. Dalam hal ini penataan ruang terdiri
dari tiga kegiatan utama yakni perencanaan tata ruang, perwujudan tata
daratan, ruang lautan, dan ruang udara beserta seluruh sumber daya
dan makmur.
23
Silalahi, M. Daud. 2006. Hukum Lingkungan dalam Sistem Penegakan Hukum
Lingkungan Indonesia. Alumni Bandung. hal 80
24
Marsono, Undang- Undang dan Peraturan-Peraturan di Bidang Perumahan dan
Pemukiman. Jakarta: Penerbit Djambatan, 1995, hal. 115-168.
28
yang apabila tidak ditata dengan baik dapat mendorong ke arah adanya
25
Ibid
26
Ibid, hal 2
29
(dua) atau lebih wilayah kabupaten pada 1 (satu) atau lebih wilayah
27
Ibid, hal. 3
30
bersangkutan.
28
Ibid, hal. 4
29
Edy Lisdiono. 2008. Legislasi Penataan Ruang (Studi tentang Pergeseran Kebijakan
Hukum Tata Ruang dalam Regulasi Daerah di Kota Semarang). Disertasi Program Doktor Ilmu
Hukum Universitas Diponegoro - Semarang. hal. 247
31
(subsistem) jelas akan berpengaruh pada subsistem yang lain, yang pada
pemanfaatan ruang.30
berikut:32
31
Angka 8 Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
32
Angka 9 Penjelasan Umum Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
33
33
Penjelasan Pasal 2 Undang-undang Nomor. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
34
34
Pasal 3 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
35
laut, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan.
Dalam Pasal 6 Ayat (5) UUPR, bahwa ruang laut dan ruang udara
Kecil (Pasal 1 Angka 14, Pasal 7 Ayat (1) b, Pasal 9, 10 dan 11) dan UU
35
Penjelasan Pasal 3 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Penelitian Normatif
2. Penelitian Empiris
primer atau data yang diperoleh langsung dari masyarakat, dalam hal ini
peneliti terjun langsung untuk mengamati dan mencari data dengan cara
36
Ranuhandoo, 2013, Terminologi Hukum, Grafika, Jakarta, hal. 419.
37
1. Bahan Hukum
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat atau bahan
Daerah
tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus
istilah hukum.
2. Sumber Data
a) Data primer
pelaksaanaan kegiatan.
b) Data sekunder
c) Data tersier
37
Furqon, 2010, Metode Penelitian dan Analisis Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, Hlm. 181
39
pengolahan data atau analisis data. Analisis data menurut Bogdan dan Bikden
sebagaimana dikutip Ahmad Tanzeh dan Suyitno adalah proses pencarian dan
38
Abdurrahman Fatoni, Metodelogi Penelitian dan Tehnik Penyusunan Tesis (Jakarta: PT.
Rinekha Cipta. 2006), 104-105.
40
ditemukan.39
tersebut dianalisis seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat.
dalam bentuk kata-kata atau gambar, data tersebut diperoleh dari hasil
39
Ahmad Tanzeh dan Suyitno,Dasar-dasar Penelitian.(Surabaya:el.Kaf,2006),hlm.31.
40
Lexy J. Moeleong.Metode Penelitian Kualitatif.(Bandung:PT Remaja
Roasdakarya,2006).28.
41
Burhan Ashofa, 2007, Metode Penelitian Hukum,Rineka Cipta, Jakarta, Hlm. 181
41
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Furqon, Metode Penelitian dan Analisis Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 2010.
Kantaatmadja, M.K. Hukum Angkasa dan Hukum Tata Ruang. Mandar Maju
Bandung. 1994.
B. PERUNDANG-UNDANGAN
Indonesia