Anda di halaman 1dari 41

Penyelenggaraan BG

Berdasarkan
UU No. 28/2002

Jakarta, 18 Maret 2008


SUMBER
SUMBER DAYA AIR
DAYA AIR

JEMBATAN

JASA
JALAN
JALAN &
& JEMBATAN

BANGUNAN GEDUNG
BANGUNAN GEDUNG
PENATAAN

PERKIM
PERKIM & RUSUN
& RUSUN
JASAKONSTRUKSI
PENATAANRUANG

KONSTRUKSI
RUANG

RUMAH NEGARA
RUMAH NEGARA
penyelenggaraan PU
Undang-undang yang melandasi
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Undang-undang RI
No. 28 Tahun 2002
tentang

Bangunan Gedung
(UUBG)

E
Peran UUJK & UUBG
dalam Industri Konstruksi (BG)

Asosiasi
Asosiasi
Profesi
Profesi
KODE ETIK LPJK/L… PERATURAN
STANDAR
LPJK/L… DAERAH
TEKNIS

IJIN USAHA PEMERINTAH


PENYEDIA
PENYEDIA JASA
JASA SERTIFIKASI
PEMERINTAH

IMB
KONTRAK SLF

UUJK UUBG
PEMILIK/
PEMILIK/
PENGGUNA
PENGGUNA JASA
JASA

PROGRAM
KEBUTUHAN
Permasalahan BG di Indonesia

Tidak sesuai
peruntukan
Tidak
CAMPURAN memenuhi
BETON Persyaratan
teknis

PEMBESIAN YANG
KELIRU
PENGGUNAAN
AGREGAT/SPLIT BULAT
Rusak
akibat
gempa
Rusak
akibat
kebakaran
ITC Permata
Menimbulkan Hijau
kecelakaan

Menara
Jamsostek
Lubang!
Membahayakan
Tidak aksesibel
penca bagi penca

Tidak ada
“guiding
block” bagi
Tuna Netra

Sudut yang
membahayakan
bagi Tuna Daksa/
kursi roda
Pokok Persoalan
ƒ Bangunan gedung didirikan pada lokasi
yang tidak sesuai dengan peruntukan
tata ruang;
ƒ Bangunan gedung didirikan pada lokasi
rawan bencana tidak memenuhi
persyaratan teknis tahan gempa;
ƒ Belum semua Bangunan Mempunyai IMB;
ƒ Masyarakat membangun sendiri dan
tidak memakai kaidah-kaidah yang benar;
ƒ Bangunan Gedung yang telah mempunyai
IMB, masih banyak yang belum memenuhi
persyaratan teknis.
PENGATURAN BANGUNAN GEDUNG
Undang-undang No. 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005


tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28 Tahun 2002
tentang Bangunan Gedung

Perpres
Perpres
Perda Bangunan Gedung di
Pedoman kab/kota
Pedomanteknis
teknisdan
dan
Standar
StandarTeknis/SNI
Teknis/SNI
KONDISI
KONDISISOSIAL,
SOSIAL,BUDAYA,
BUDAYA,
EKONOMI, GEOLOGI DAN GEOGRAFI 9
EKONOMI, GEOLOGI DAN GEOGRAFI
DAERAH
DAERAH
Alur Pikir UUBG
LINGKUP PENGATURAN

FUNGSI

TUJUAN
KONDI • FUNGSIONAL
PENYELENGGA- & EFISIEN
SI YG AZAS
ADA
RAAN • TERTIB
PENYELENG-
PENYELENG-
GARAAN
PERSYARATAN • KEPASTIAN
HUKUM

PERAN MASYARAKAT
PEMBINAAN

SANKSI
SISTIMATIKA UUBG
JUDUL
KONSIDERAN
DASAR HUKUM

BAB I: KETENTUAN UMUM


BAB II: AZAS, TUJUAN DAN LINGKUP

BAB III: FUNGSI BANGUNAN GEDUNG


BAB IV: PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
BAB V: PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
BAB VI: PERAN MASYARAKAT
BAB VII: PEMBINAAN

BAB VIII: SANKSI


BAB IX: KETENTUAN PERALIHAN
1 14
BAB X: KETENTUAN PENUTUP
Bab I: Ketentuan Umum UUBG

Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil


pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada di atas dan/atau
di dalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia
melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan
sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
Bab II: Asas, Tujuan, Lingkup UUBG

ASAS: kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta


keserasian BG dengan lingkungannya.

TUJUAN:
1. mewujudkan BG yang fungsional dan sesuai dengan
tata BG yang serasi dan selaras dengan
lingkungannya;
2. mewujudkan tertib penyelenggaraan BG yang
menjamin keandalan teknis BG dari segi keselamatan,
kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan;
3. mewujudkan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan BG.

LINGKUP: fungsi, persyaratan, penyelenggaraan, peran


masyarakat, dan pembinaan.
Bab III: Fungsi BG UUBG
SOSIAL &
HUNIAN KEAGAMAAN USAHA KHUSUS
BUDAYA
ƒ Rumah tinggal ƒ Masjid ƒ Perkantoran ƒ Pendidikan, ƒ reaktor nuklir
tunggal ƒ Gereja ƒ Perdagangan ƒ Kebudayaan, ƒ instalasi
ƒ Rumah tinggal ƒ Pura ƒ Perindustrian ƒ Pelayanan pertahanan
deret kesehatan, dan keamanan,
ƒ Vihara ƒ Perhotelan dan
ƒ Rumah susun ƒ Laboratorium,
ƒ Kelenteng ƒ Tempat wisata ƒ bangunan
ƒ Rumah tinggal dan rekreasi dan
sementara sejenis yang
ƒ Terminal, dan ƒ Pelayanan
diputuskan
umum
ƒ Penyimpanan. oleh menteri

Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi

harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam


peraturan daerah tentang RTRW kabupaten/kota.

mengubah fungsi BG yang telah ditetapkan, harus mendapatkan


persetujuan dan penetapan kembali oleh PemDa
Bab IV: Persyaratan BG UUBG

administrasi teknis
Status Hak atas Tanah Tata Bangunan Keandalan BG
Peruntukan dan
Status Kepemilikan BG Keselamatan
Intensitas BG

Perizinan (IMB) Arsitektur BG Kesehatan

Pengendalian Dampak
Kenyamanan
Pembangunan BG di atas Tanah Milik Lingkungan
Orang/Pihak Lain dengan
Perjanjian Tertulis Kemudahan

Persyaratan administratif dan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen,
darurat, dan bangunan gedung yang dibangun pada daerah lokasi bencana ditetapkan
oleh PemDa sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.

Persyaratan administrasi dan teknis untuk bangunan gedung fungsi khusus, juga harus
memenuhi persyaratan administratif dan teknis khusus yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang.
Bab V: Penyelenggaraan BG UUBG
PEMBONGKAR-
PEMBANGUNAN PEMANFAATAN PELESTARIAN
AN

ƒ Tahap Perencanaan, ƒ Pemanfaatan ƒ BG & Lingkungan- ƒ BG dapat dibongkar:


dan Pelaksanaan, dilakukan oleh Cagar Budaya, harus tidak laik fungsi;
beserta Pengawasan/ Pemilik atau dilindungi dan dapat membahaya-
MK Pengguna setelah dilestarikan kan pemanfaatan BG
ƒ Di atas tanah milik BG dinyatakan Laik ƒ Penetapan dilakukan dan/atau lingkungan-
sendiri maupun milik Fungsi oleh PemDa dan/atau nya; tidak memiliki
pihak lain ƒ BG harus dipelihara, Pemerintah IMB
ƒ Setelah rencana dirawat, dan ƒ Perbaikan, ƒ Penetapan BG harus
teknis disetujui diperiksa secara Pemugaran, dan dibongkar oleh
PemDa dalam bentuk berkala agar selalu Pemanfaatan yang Pemda berdasarkan
IMB laik fungsi merusak nilai/ hasil pengkajian
ƒ Pemilik dan karakter, harus teknis
ƒ Pengesahan rencana
Teknis BG untuk Pengguna dikembalikan sesuai ƒ Pembongkaran BG
kepentingan umum mempunyai hak dan per-UU-an. yang mempunyai
setelah mendapat kewajiban dampak luas ber-
Pertimbangan Teknis dasarkan RencTek
Tim Ahli BG (ad hoc) pembongkaran

Penyelenggara: pemilik, pengguna, dan penyedia jasa konstruksi

Hak dan kewajiban: Pemilik dan Pengguna Bangunan Gedung


Bab V: Penyelenggaraan BG UUBG

KAJIAN
TEKNIS

IMB SLF RTB

PEMBANGUNAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN

PELESTARIAN
PENDATAAN
Bab VI: Peran Masyarakat UUBG
Memantau & Menyampaikan Gugatan
Memberikan
Menjaga Pendapat Perwakilan
Masukan NSPM
Ketertiban (public hearing) (class action)

ƒ Memantau ƒ Menyampaikan ƒ Dalam peny. RTBL ƒ BG yang


penyelenggaraan pendapat (masyarakat ahli mengganggu,
BG (masyarakat penyusunan per- dan masyarakat merugikan,
pada umumnya) UU-an yang berada pada dan/atau
ƒ Menjaga ketertiban ƒ Masyarakat kawasan ybs.) membahayakan
penyelenggaraan umum melalui ƒ Dalam peny. kepentingan
BG (masyarakat media atau RenTek BG umum.
selaku cetak/elektronik tertentu
pengunjung) ƒ Masyarakat ahli (masyarakat ahli
melalui Tim atau dan masyarakat
asosiasi yang terkena
dampak)

Masyarakat Ahli melalui Tim AdHoc

Masyarakat Umum melalui perwakilan


Bab VII: Pembinaan BG UUBG
PENGATURAN PEMBERDAYAAN PENGAWASAN

Pemerintah menyelenggarakan pembinaan bangunan gedung


secara nasional untuk meningkatkan pemenuhan persyaratan
dan tertib penyelenggaraan bangunan gedung

Di daerah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah

Sebagian dapat dilaksanakan bersama-sama masyarakat yang


Terkait dengan Bangunan Gedung

Pemerintah Daerah bersama Masyarakat melakukan


pemberdayaan bagi yang belum mampu
Bab VIII: Sanksi UUBG

administratif Pidana
ƒ peringatan tertulis; Melanggar Lalai
ƒ pembatasan kegiatan pembangunan;
ƒ penghentian sementara/tetap pada Kerugian Harta Benda: Kerugian Harta Benda:
pekerjaan pelaks. pembangunan; pidana penjara paling pidana kurungan paling
lama 3 th. dan/atau lama 1 th. dan/atau denda
ƒ penghentian sementara atau tetap denda paling banyak paling banyak 1% dari
pada pemanfaatan BG; 10% dari nilai BG nilai BG
ƒ pembekuan/pencabutan izin
mendirikan BG; Cacat seumur hidup:
Cacat seumur hidup: pidana
ƒ pembekuan/pencabutan sertifikat pidana penjara paling
kurungan paling lama 2
laik fungsi BG; lama 4 th. dan/atau
th. dan/atau denda paling
denda paling banyak
ƒ perintah pembongkaran BG banyak 2% dari nilai BG
15% dari nilai BG

Meninggal: pidana penjara Meninggal: pidana


dapat dikenakan sanksi denda paling
paling lama 5 th. kurungan paling lama 3
banyak 10% dari nilai BG yang sedang
dan/atau denda paling th. dan/atau denda paling
atau telah dibangun.;
banyak 20% dari nilai BG banyak 3% dari nilai BG

Bagi Pemilik/Pengguna
Bagi Penyedia Jasa Konstruksi UUJK
Bab IX: Ketentuan Peralihan UUBG

Per-UU-an BG yang BG yang telah


BG yang telah
telah ada dan memperoleh
berdiri namun
tidak perizinan dari
belum memiliki IMB
bertentangan PemDa

tetap berlaku sampai


untuk memperoleh izin
diadakan peraturan
izinnya dinyatakan mendirikan bangunan
pelaksanaan yang
masih tetap berlaku harus mendapatkan
baru berdasarkan
sertifikat laik fungsi
undang-undang ini
Bab IX: Ketentuan Penutup UUBG

berlaku 1 (satu) tahun sejak tanggal


diundangkan

16 Desember 2003
Peraturan Pemerintah No. 36/2005
tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG
UU No. 28 Tahun 2002 ttg BG BCI
10 Bab, 49 Pasal, 149 Ayat PPBG
9 Bab, 120 pasal
21 Pasal/ayat tentang Fungsi,
FUNGSI dan PERSYARATAN
Persyaratan Administrasi & Teknis
BANGUNAN GEDUNG
dan 3 Pasal/ayat tentang Sanksi

4 pasal/ayat tentang PENYELENGGARAAN


Penyelenggaraan BANGUNAN GEDUNG
dan 3 Pasal/ayat tentang Sanksi

1 Pasal/ayat tentang Peran MASYARAKAT


Masyarakat Dlm Penyeleng. BG

PEMBINAAN
1 Pasal/ayat tentang Pembinaan Dalam Penyelenggaraan
Bangunan Gedung
1 26
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2005
TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 28 tentang BG
SISTEMATIKA
PP No 36 tahun 2005

BAB I KETENTUAN UMUM


BAB II FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
BAB III PERSYARATAN BANGUNAN GEDUNG
BAB IV PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
BAB V PERAN MASYARAKAT
BAB VI PEMBINAAN
BAB VII SANKSI
BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN
BAB IX KETENTUAN PENUTUP
POKOK-POKOK PENGATURAN BG
DALAM PPBG 36/2005
1. FUNGSI DAN KLASIFIKASI BG

2. PENDATAAN BANGUNAN GEDUNG

3. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN/IMB

4. RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

5. TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG

6. PEMERIKSAAN KELAIKAN FUNGSI BANGUNAN GEDUNG

7. SERTIFIKAT LAIK FUNGSI

8. PELESTARIAN BG YANG DILINDUNGI DAN DILESTARIKAN


KETENTUAN LAIK FUNGSI
BANGUNAN GEDUNG

1. DIBERIKAN PERTAMA KALI DALAM BENTUK SERTIFIKAT LAIK


FUNGSI, SETELAH BANGUNAN GEDUNG SELESAI DIBANGUN.
2. SLF DIPERPANJANG SETIAP 5 TAHUN SEKALI UNTUK
BANGUNAN GEDUNG RUMAH TINGGAL TIDAK SEDERHANA
DAN BANGUNAN GEDUNG LAINNYA.
3. SLF DIPERPANJANG SETIAP 20 TAHUN SEKALI UNTUK
BANGUNAN GEDUNG RUMAH TINGGAL TUNGGAL DAN DERET
s.d. 2 LANTAI
4. SLF BERLAKU SELAMANYA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
RUMAH TINGGAL TUNGGAL SEDERHANA DAN RUMAH DERET
SEDERHANA
Permen PU sebagai pengaturan
tindak lanjut uubg dan ppbg
1. PERMEN PU No. 29/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN PERSYARATAN
TEKNIS BG;

2. PERMEN PU No. 30/PRT/M/2006 TTG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS


DAN AKSESIBILITAS PADA BG DAN LINGKUNGAN

3. PERMEN PU No. 05/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS RUSUNA


BERTINGKAT TINGGI

4. PERMEN PU No. 06/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN RTBL

5. PERMEN PU No. 24/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TEKNIS IMB

6. PERMEN PU No. 25/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN SLF

7. PERMEN PU No. 26/PRT/M/2007 TTG PEDOMAN TABG

8. KEPMEN PU No. 10/KPTS/2000 TTG KETENTUAN TEKNIS


PENGAMANAN THD BAHAYA KEBAKARAN PADA BG DAN LINGKUNGAN
9. KEPMEN PU No. 11/KPTS/2000 TTG KETENTUAN TEKNIS MANAJEMEN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PERKOTAAN
TARGET IMPLEMENTASI UUBG & PPBG

 Tersusunnya PERDA BG untuk seluruh kota


metro dan kota besar di seluruh indonesia
tahun 2010, dan kabupaten/kota lainnya
untuk tahun 2020
 Terwujudnya BG umum yang LAIK FUNGSI
(memiliki SLF) pada tahun 2010

 Terlaksananya Pendataan BG di 33 Provinsi

Maka seluruh peraturan perundang-


undangan terkait BG harus sudah selesai
tahun 2009
upaya-upaya yang telah dan
sedang dilakukan
TINGKAT PUSAT
 Sosialisasi peraturan perundang-undangan (2002
bersama DPR, 2003 s.d. sekarang dilakukan bersama
asosiasi profesi dan instansi terkait
 Kerjasama antara Pemerintah RI dengan Pemerintah
Jepang dalam penyusunan Mekanisme Perizinan BG di
daerah rawan gempa

 Bantek pada daerah/kawasan bencana (gempa &


kebakaran) dalam bentuk pengecekan struktur BG
yang mengalami kerusakan dan penbarluasan
informasi berkaitan dengan tatacara perbaikan

 Pemberian Advis teknis terkait dengan permasalahan


penyelenggaraan BG di daerah

 Percontohan pengkajian teknis kelaikan fungsi BG


1 33
upaya-upaya yang telah dan
sedang dilakukan
TINGKAT DAERAH

 Pembinaan : Penguatan kelembagaan BG di daerah


(bersama dengan DEPDAGRI) :
a. Sosialisasi peraturan perUUan BG
b. Fasilitasi organisasi yang membidangi
penyelenggaraan BG di daerah
c. Fasilitasi penyusunan RAperda BG (15, 11, 150)
d. Pelatihan Aparat Pemda tentang KESBANG
dan pengecekan BG
seluruh kab/kota di Indonesia

 Kegiatan PKPDPU (reward kepada daerah yang telah


melaksanakan pembinaan penyelennggaraan BG
dengan baik)

1 34
Output Yang Diharapkan
dari kerjasama Teknis Dep. PU -Jica
TINGKAT PUSAT
 Masukan/input atas peraturan tentang
pembangunan di wlayah gempa;
 Dukungan pengembangan sistem
informasi bg skala nasional;
 Peningkatan kapasitas kelembagaan bg di
pusat;
 Review /masukan atas peta zonasi gempa
(mikrozonasi);
 Action plan untuk wilayah rawan gempa
di indonesia;
 Kampanye nasional atas hasil kerjasama
1 35
Output Yang Diharapkan
dari kerjasama Teknis Dep. PU -Jica
TINGKAT PROVINSI
 Pengembangan kapasitas kelembagaan;
 Pembinaan peraturan daerah BG pada
kab/kota;
 Pengembangan Sisinfo BG;

TINGKAT KAB/KOTA
 Draf PERDA BG kab/kota sesuai dengan
UUBG, PPBG dan Peraturan perUUan , dan
zonasi gempa;
 Dukungan pengembangan SiInfo BG bagi
mekanisme Prosedur IMB dan SLF,
khususnya untuk wilayah bencana;
1 36
 Peningkatan kapasitas kelembagaan BG;
Terima Kasih

DISUSUN OLEH STUDIO PBL


DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan
 Produk NSPM Nasional yang telah dilakukan
2002 2005 2006 2007
UU UU No.
28/2002
PP PP No.
36/2005

Perpres Raperpres Bukti kepemilikan BG

Permen • 29/PRT/M.200 • 05/PRT/M/2006 Rusuna Tinggi


6:
• 06/PRT/M/2006 RTBL
Persyaratan
Teknis BG • 24/PRT/M/2007 IMB
• 30/PRT/M/200 • 25/PRT/M/2007 SLF
6
• 26/PRT/M/2007 TABG
Aksesibilitas
dan Fasilitas • Rapermen RISPK
BG dan • Rapermen Pendataan BG
Lingkungan
• Rapermen Pemeliharaan & Perawtn BG
• Revisi Kepmen 10/2000
• Revisi Kepmen 11/2000
• Konsensus RApermen Pelestarian BG
• Konsensus Rapermen BG di bawah/atas
tanah/air/PS umum
1 38
• Konsensus Rapermen BGFK
Kab/Kota yg Telah SELESAI Menyusun Perda
NO KABUPATEN / KOTA TAHUN
1 Kab Dharmas Raya, Prop. Sumatera Barat 2007
2 Propinsi Lampung 2006
3 Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat 2006
4 Kota Depok, Propinsi Jawa Barat 2006
5 Kab. Purwakarta, Propinsi Jawa Barat 2006
6 Kab. Pemalang, Propinsi Jawa Tengah 2006
7 Kab. Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah 2006
8 Kab. Barito Timur, Propinsi Kalimantan Tengah 2005
9 Kab. Tabalong (Prop. Kalimantan Selatan) 2004
10 Kab. Banjar (Prop. Kalimantan Selatan) 2005
11 Kab. Tapin (Prop. Kalimantan Selatan) 2004
12 Kab. Hulu Sungai Selatan (Prop. Kalimantan Selatan) 2005
13 Kab. Hulu Sungai Utara (Prop. Kalimantan Selatan) 2005
14 Kab. Sumbawa (Prop. Nusa Tenggara Barat) 2005
15 Kab. Nabire (Prop. Papua) 2006
Kab/Kota Yg SEDANG Memproses Perda

NO KAB/KOTA TAHUN
1 Provinsi Sumatera Barat 2007
2 Provinsi DKI Jakarta 2007
3 Kab. Pandeglang (Prop. Banten) 2007
4 Kota Bandung (Prop. Jawa Barat) 2007
5 Kota Semarang (Prop. Jawa Tengah) 2007
6 Kab. Pekalongan (Prop. Jawa Tengah) 2007
7 Kab. Banyumas (Prop. Jawa Tengah) 2007
8 Kab. Batang (Prop. Jawa Tengah) 2007
9 Kab. Purworejo (Prop. Jawa Tengah) 2007
10 Kota Probolinggo (Prop. Jawa Timur) 2007
11 Kab. Sukamara (Prop. Kalimantan Tengah) 2007
Upaya yang akan dilakukan
ƒ Melanjutkan kegiatan pembinaan penyelenggaraan bangunan
gedung yang selama ini telah dilakukan;
ƒ Melakukan percontohan audit bangunan gedung di 33 provinsi
(2008);
ƒ Membentuk PIP2B (Pusat Informasi Pengembangan Permukiman
dan bangunan) di provinsi sebagai salah satu bentuk layanan
informasi tentang bangunan gedung
ƒ Bersama Depdagri melaksanakan pembinaan kelembagaan dan
mekanisme perizinan melalui sosialisasi kepada para aparat
kabupaten/kota;
ƒ Bantuan teknis kepada pemerintah kabupaten/kota dalam
penyusunan Perda Bangunan Gedung;
ƒ Memfasilitasi pihak PHRI (Persatuan Hotel dan Restauran
Indonesia) dalam pengecekan bangunan agar memiliki sertifikat
laik fungsi.

Anda mungkin juga menyukai