Studi Observasional
Pada penelitian observasional peneliti hanya mengamati suatu fenomena ataupun kejadian
dan sama sekali tidak melakukan intervensi. Studi observasional dapat dilakukan dengan
pendekatan deskriptif maupun analitik. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan pola
distribusi penyakit dan determinan penyakit berdasar populasi, letak geografik, dan waktu.
Berbagai indikator dapat dipakai untuk menggambarkan distribusi dan determinan
penyakit di masyarakat. Indikator yang digunakan mencakup faktor-faktor sosio-dermografik
seperti umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaaan, dsb; maupun variabelvariabel lain
seperti gaya hidup (life style) dan sosial seperti jenis makanan, pemakaian obatobatan tertentu,
perilaku seksual, dsb. Penelitian deskripsi hanya akan memberikan sebuah gambaran tentang
keadaan kesehatan yang terjadi di masyarakat, dan biasanya merupakan langkah awal dari sebuah
penelitian epidemiologi yang lebih mendalam. Contoh penelitian deskriptif adalah apabila seorang
peneliti ingin mengetahui prevalensi infeksi pasca bedah pada suatu rumahsakit.
Penelitian deskriptif antara lain dapat berupa laporan kasus (case report), studi kasus serial
(case series), dan studi cross-sectional. Walaupun penelitian deskriptif umumnya hanya akan
memberikan sedikit informasi, tetapi sangat bermanfaat untuk memacu penelitian epideimiologi
lebih lanjut. Misalnya Gottileb et al. (1981) melakukan penelitian deskriptif dalam bentuk laporan
kasus pneumonia pada 4 orang pemuda. Meskipun hanya 4 kasus, penelitian tersebut ternyata
memicu keingintahuan banyak orang karena jenis pneumonia yang dididerita oleh 4 pemuda
tersebut merupakan kasus pneumonia yang jarang terjadi. Rasa ingin tahu tersebut memicu
penelitian lebih mendalam sampai akhirnya ditemukan bahwa pneumonia pada ke empat penderita
tersebut disebabkan oleh penyakit AIDS.
Studi Exsperimental
Penelitian Eksperimental. Berbeda dengan penelitian observasional, pada penelitian
eksperimental seorang peneliti secara sengaja melakukan intervensi. Intervensi yang dilakukan
dapat berupa pemberian terapi pada suatu kelompok dibandingkan dengan kelompok lain yang
mendapat terapi yang berbeda. Ada 3 macam studi eksperimental yaitu randomized controlled
trial yang menggunakan pasien sebagai subyek penelitian, dan penelitian uji lapangan dan
intervensi komunitas yang menggunakan orang sehat dan komunitas sebagai subyek penelitian.
Epidemiologi Berdasarkan jenis penelitian nya
PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian deskriptif biasanya hanya merupakan suatu awal dari penelitian epidemiologik
yang lebih mendalam. Di banyak negara, penelitian deskriptif tentang status kesehatan masyarakat
dilakukan oleh biro pusat statistik nasional.
Penelitian deskriptif sama sekali tidak mencoba menganalisis adanya hubungan antara
faktor risiko/keterpaparan/ expossure dan akibat yang ditimbulkan. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian deskriptif biasanya meliputi angka kejadian penyakit pada suatu populasi,
penyebaran dan frekuensi penyakit, morbiditas, dan mortalitas dalam suatu populasi. Deskripsi
data dapat dikelompokkan menurut
(1) ciri karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, status
sosioekonomik, status perkawinan, status kesehatan, dsb);
(2) tempat (rumahsakit, puskesmas, kecamatan, pedesaan, dsb);
(3) waktu (musim, siklus, dsb).
Sebuah penelitian deskriptif dapat memberikan beberapa manfaat yaitu :
(1) Memberikan masukan kepada para pemberi pelayanan kesehatan, perencana kesehatan,
administrator kesehatan tentang pengalokasian sumberdaya dalam rangka perencanaan kesehatan
yang lebih efisien di masa mendatang,
(2) Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis bahwa suatu variabel adalah faktor
risiko penyakit. Hipotesis tersebut kelak akan diuji lebih lanjut pada studi analitik.
Dalam skala pengukuran penelitian deskriptif bida epidemiologi di bagi emnjadi 3 skala
yaitu skala nominal merupakan skala yang menentukan nilai suatu subjek secara kuantitatif (ex :
jumplah populasi pria wanita di suatu daerah) ,skala ordinal penentuan skala subjek secara
kualitatif( ex : difteri di suatu wilayah dominan di derita oleh gender pria di suatu daerah) , dan
skala interval merupakan penentuan suatu subject berdasarkan tolak ukur jangka waktu (ex ;
penimbangan bobot bayi 9bln hamper sama dengan bayi berumur 5 bln yang mengidap penyakit
campak )
PENELITIAN ANALITIK
Berbeda dengan penelitian deskriptif yang umumnya hanya dapat menggambarkan
distribusi frekuensi suatu penyakit dan kemungkinan hubungan antara 2 atau lebih variabel, maka
penelitian analitik bertujuan untuk memberikan jawaban atas adanya hubungan sebab-akibat
antara 2 variabel. Secara sederhana penelitian analitik dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu
(1) casecontrol study atau studi kasus-kontrol, dan (2) cohort study
Case control studi adalah metode yang diawlai dari menemukan penyakit tetentu di
populasi, kasus-kasus penyakit tersebut di diagnosis (incident cases) atau di kumpulkan setelah
periode tertentu (cumulative case), sehingga dapat di identifikasi adakah factor resiko atau tidak
kemudian dipilih control sebagai pembanding atau acuan yaitu individu yang tidak merasakan
sakit (sehat), pengukuran effect didasarkan keterpaparan resiko dalam kasus yang dihadapi, Dalam
studi case control maka kasus harus didefinisikan secara sangat rinci, antara lain adalah:
• kriteria apa saja yang harus ada untuk dapat dikatakan sebagai kasus
Demikian pula halnya dengan kontrol yang juga harus didefinisikan secara rinci. Kontrol harus
bersifat independen dari kasus.
penelitian cohort bermula dari eksposur, Pendekatan penelitian cohort harus banyak
memperhitungkan segi logistik, karena pengamatan pada kelompok eksposur untuk terjadinya
outcome bisa sangat lama dan sering tidak menentu.
Tujuan primordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola hidup
social-ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit . upaya ini terutama
sesuai untuk ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular yang dewasa ini cenderung
menunjukan peningkatannya.
Pencegahan ini meliputi usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup
yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit
dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi
tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit secara umum. Contohnya
seperti memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan kebiasaan lainnya dalam usaha
mempertahankan tingkat risiko yang rendah terhadap berbagai penyakit tidak menular.
Selain itu pencegahan tingkat dasar ini dapat dilakukan dengan usaha mencegah timbulnya
kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang tumbuh untuk tidak
melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan risiko terhadap berbagai penyakit seperti
kebiasaan merokok, minum alkhohol dan sebagainya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini
terutama kelompok masyarakat usia muda dan remaja dengan tidak mengabaikan orang dewasa
dan kelompok manula. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan
kepada mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif yang
dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat berkembang atau
memberikan efek patologis. Factor-faktor itu tampaknya banyak bersifat social atau berhubungan
dengan gaya hidup atau pola makan. Upaya awal terhadap tingkat pencegahan primordial ini
merupakan upaya mempertahankan kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi
masyarakat dari gangguan kondisi kesehatan yang sudah baik.
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa usaha pencegahan primordial ini sering kali
disadari pentingnya apabila sudah terlambat. Oleh karena itu, epidemiologi sangat penting dalam
upaya pencegahan penyakit.
Usaha pencegahan penyakit tingkat pertama secara garis besarnya dapat dibagi dalam
usaha peningkatan derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus. Usaha peningkatan derajat
kesehatan (health promotion) atau pencegahan umum yakni meningkatkan derajat kesehatan
perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi peranan penyebab dan derajat risiko serta
meningkatkan lingkungan yang sehat secara optimal. contohnya makan makanan bergizi
seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya
penyakit misalnya, menghilangkan tempat berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan
mencegah polusi udara, menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penyakit misalnya
genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes atau terhadap agent
penyakit seperti misalnya dengan memberikan antibiotic untuk membunuh kuman.
Adapun usaha pencegahan khusus (specific protection) merupakan usaha yang ter-utama
ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan daya tahan maupun untuk
mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu. Contohnya yaitu imunisasi atau proteksi bahan
industry berbahaya dan bising, melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan Flour untuk
mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan terhadap kuman penyakit misalnya mencuci
tangan dengan larutan antiseptic sebelum operasi untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan untuk mencegah penyakit diare.
Terdapat dua macam strategi pokok dalam usaha pencegahan primer, yakni : (1) strategi
dengan sasaran populasi secara keseluruhan dan (2) strategi dengan sasaran hanya terbatas pada
kelompok risiko tinggi. Strategi pertama memiliki sasaran lebih luas sehingga lebih bersifat
radikal, memiliki potensi yang besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran perilaku.
Sedangkan pada strategi kedua, sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan
pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan tingkat risiko cukup baik.
Pencegahan pertama dilakukan pada masa sebelum sakit yang dapat berupa :
RUJUKAN
Budiarto, Eko & Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi edisi 2. Jakarta : EGC.
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Kebidanan. Jakarta : EGC.