Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. Kasus (masalah utama)


Harga diri rendah
Harga diri rendah adalah perasaan yang tidak berharga, tidak berani, dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. (Anna keliat, budi dkk.” Manajemen keperawatan psikososial dan kader kesehatan
jiwa CMHN (intermediate course, 2001).
Harga diri rendah adalah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak
ada harapan dan putus asa. (Depkes RI, 2007).
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan diri sendiri tanpa syarat,
walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai
seseorang yang penting dan berharga (towsend, 2004).
Tanda-tanda klien dengan harga diri rendah adalah : Menurut keliat (2002)
A. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit.
B. Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
C. Merendahkan martabat.
D. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri.
E. Percaya diri kurang.
F. Menciderai diri

II. Proses terjadinya masalah


A. Faktor Predisposisi
1. Penolakan orang tua
2. Harapan orang tua yang tidak realistis
3. Kegagalan yang berulang kali
4. Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5. Ketergantungan pada orang lain
6. Idea diri tidak realistis
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat di sebabkan oleh faktor dari dalam atau dari luar individu
(eksternal sources) di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Ketegangan peran
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang di alami individu dalam peran
atau posisi yang di harapkan . terdapat tiga jenis transisi peran yaitu
perkembangan , situasi dan sehat-sakit.
2. Trauma
Seperti penganiyaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang
menganjam kehidupan.

C. Rentang Respons

Respons Adaptif Respons Maladatif

Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Kerancuan identitas Depolarisasi

D. Mekanisme Koping
Mekanisme koping jangka pendek yang biasa dilakukan klien harga diri rendah
adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis, misalnya
pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus-menerus. Kegiatan mengganti
identitas sementara, misalnya ikut kelompok sosial, keagamaan dan politik.
Kegiatan yang memberi dukungan sementara, seperti mengikuti suatu kompetisi
atau kontes popularitas. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara,
seperti penyalahgunaan obat-obatan. Jika mekanisme koping jangka pendek tidak
memberi hasil yang diharapkan individu akan mengembangkan mekanisme koping
jangka panjang, antara lain adalah menutup identitas, dimana klien terlalu cepat
mengadopsi identitas yang disenangi dari orang-orang yang berarti tanpa
mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri, identitas negatif, dimana
asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan masyarakat. Sedangkan
mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi, regresi,
disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan
orang lain.
1. Pertahanan jangka pendek.
a. Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis, misalnya;
Kerja keras, nonton, dll.
b. Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya :
ikut kegiatan sosial, politik, agama, dll.
c. Aktifitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri, misalnya :
kompetisi pencapaian akademik.
d. Aktifitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah
identitas menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya :
penyalahgunaan obat.
2. Pertahanan jangka panjang.
Penutupan identitas adalah Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh
orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi,
potensi diri individu. Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak wajar
untuk dapat diterima oleh nilai-nilai harapan masyarakat.

III. A. Pohon Masalah

Resiko Bunuh Diri

HARGA DIRI RENDAH

Gangguan citra tubuh

B. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji


Harga diri rendah
DS:
- Klien mengatakan malu dengan kondisi keluarganya yang bercerai berai
- Klien mengatakan putus asa dan merasa hidupnya tidak berarti lagi.
DO:
- Klien terlihat murung dan putus asa.
- Klien terlihat tidak mau berbicara dengan siapa-siapa.

IV. Diagnosa Keperawatan


Harga diri rendah

V. Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir
DAFTAR PUSTAKA

Annakeliat, budi dkk,” manejemen keperawatan psikososial dan kader kesehatan jia CMHN(
intermediate course).” EGC: jakarta.2001

Anna keliat, budi dan akemat.” Model praktek keperawatan profesional jiwa.” EGC:2009

Direja, ade herman surya.2011.” buku ajar asuhan keperawatn jiwa.’ Jogjakarta: nuha
medika.
Lampiran 2
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI

I. Proses Keperawatan
A. Kondisi Klien
- Klien mengatakan malu dengan kondisi keluarganya yang bercerai berai.
- Klien mengatakan putus asa dan merasa hidupnya tidak berarti lagi.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah.
C. Tujuan Khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengindentifikasikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
D. Tindakan keperawatan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
7) Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
a. Diskusikan dengan klien tentang :
1) Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan
2) Kemampuan yang dimiliki klien
b. Bersama klien buat daftar tentang :
1) Aspek positif klien, keluarga, lingkungan
2) Kemampuan yang dimiliki klien
c. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negative.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan klien :
1) Kegiatan mandiri
2) Kegiatan dengan bantuan
b. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukanyang dimiliki
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat
a. Ajurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
b. pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
d. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat
c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

II. Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


SP I : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan membantu pasien memilih atau
menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang telah dipilih dan
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.

Orientasi
- Salam terapeutik : “selamat pagi, bagaimana keadaan T hari ini? T terlihat segar
- Validasi : bagaimana keadaan T , hari ini? T terlihat segar ”
- Kontrak : bagaimana , kalo kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah T lakukan? Setelah ini kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T
lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat T lakukan.
Setalah kita nilai, kita akan pilih 1 kegiatan untuk kita latih.”.
“ di mana kita duduk ? bagaimana kalo di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana
kalau 20 menit ?”

Kerja
“ T, apa saja kemampuan T memiliki? Bagus, apalagi? Saya buat daftarnya ya! Apa
pula kegiatan rumah tangga yang bisa T lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar?
Menyapu? Mencuci piring...dst.wah, bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang T
miliki.”
“T , dari 5 kegiatan/ kemampuan ini, yang mana yang masih dapat di kerjakan?
Coba kita lihat, yang pertama dapatkah, yang 2.... sampai 5 (mis.. ada 3 yang masih
dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih dapat di kerjakan.”
“sekarang, coba T pilih satu kegiatan yang masih dapat dikerjakan”. ” O sekarang
nomor 1, merapikan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalo sekarang kita latihan
merapikan tempat tidurnya?”.
“nah kalo kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat sperinya, dan kasurnya kita balik.”nah, sekarag
kita pasang lagi sperainya, kita mulai dari arah atas, ya bagus! Sekarang sebelah kiri,
tarik dan msukan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan
letakkan di sebelah bawah/kaki.bagus!”
“T sudah dapat merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakan
dengan sebelum di rapikan? Bagus”
“coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda di jadwal harian dengan huruf M
(mandiri) kalo T tanpa di suruh, tulis B (bantuan)jika diingatkan dapat melakukan, dan T
(tidak) melakukan.

Terminasi
“ bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan
tempat tidur? Yah, T ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan
dirumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah T peraktikkan
dengan baik sekali.”
“Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. T. Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi pukul berapa? Lalu sehabis
istirahat, pukul 4 sore”.
“besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan dirumah selain merapikan tempat tidurnya? Yah bagus, cuci
piring... kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok pukul 8 pagi didapur
ruangan ini sehabis makan pagi.sampai jumpa yaaa.”

Anda mungkin juga menyukai