Anda di halaman 1dari 5

Tabel 1: Kelompok usia dari kelompok studi

Kelompok usia(tahun) Frekuensi Persentase

16-20 12 3,8

21-25 68 21,7

26-30 65 20,8

31-35 82 26,2

36-40 67 21,4

41-45 19 6,1

Total 313 100.0

Tabel 2 :Etnis dari kelompok studi

Etnis Frekuensi Persentase

Sinhalese 273 87,2

Tamil 24 7,7

Muslim 13 4,2

Burgher 1 0,3

Other 2 0,6

Jumlah 313 100,0

Tabel 3 :Agama dari kelompok studi

Agama Frekuensi Persentase

Buddha 258 82,4

Katolik 15 4,8

Kristian 8 2,6
Hindu 18 5,8

Islam 14 4,5

Jumlah 313 100,0

Tabel 4 :Tingkat Pendidikan dari kelompok studi

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

Tidak ada 2 0,6

1-5 13 4,2

6-10 60 19,2

O/L 146 46,6

A/L 74 23,6

Tertinggi 18 5,8

Total 313 100,0

Tabel 5 :Status pernikahan dari kelompok studi

Status pernikahan Frekuensi Persentase

Sudah menikah 282 90,1

Bercerai 2 0,6

Belum menikah 28 8,9


Janda 1 0,3

Jumlah 313 100,0

87,9% memiliki tes urine positif dan 11,5% memiliki tes urin negatif. 29,4% dari populasi telah mengalami
aborsi sebelumnya dimana 19,2% diinduksi dan 9,6% adalah spontan. 72,6% dari kelompok studi tersebut
memiliki antara satu sampai tiga anak manakala 23,6% tidak memiliki anak. 70,3% dari populasi tidak
menggunakan segala bentuk kontrasepsi.
Tabel 6 menjelaskan tentang pengetahuan responden dari kelompok studi mengenai hukum pada aborsi.
Ketika ditanya, 65,8% responden menyatakan bahwa mereka tahu undang-undang saat ini, manakala 25,6%
menyatakan bahwa mereka tidak tahu undang-undang ini dan 8,3% menyatakan bahwa mereka tidak yakin.

Tabel 6 :Pengetahuan tentang hukum dari responden


Pengetahuan tentang Frekuensi Persentase
hukum dari responden
Tidak tahu 80 25,6
Tidak yakin 26 8,3
Tidak respon 1 0,3
Ya 206 65,8
Jumlah 313 100,0

Tabel 7 menjelaskan pengetahuan responden tentang situasi di mana mereka berpikir aborsi diizinkan. 38,3%

berpikir aborsi adalah legal ketika kehidupan ibu dalam bahaya, 21,4% ketika ada anomali janin, 18,2% pada

gangguan kejiwaan ibu dan 17,6% pada kehamilan setelah perkosaan. Selain itu ada responden percaya

melakukan aborsi adalah legal ketika ada gagal kontrasepsi, ketika wanita belum menikah, masalah kewangan,

anak-anak sekolah menjadi hamil, mendapat vaksin rubella dalam 3 bulan terakhir, pada wanita dengan kanker

dan penyakit serius lainnya, ada masalah perkawinan, dan pada kehamila jika ibu atau kedua belah pihak

berharap.

Tabel 8 menjelaskan analisis pengetahuan masing-masing responden mengenai situasi di mana aborsi

dilegalkan termasuk orang-orang yang menyatakan bahwa mereka tidak tahu hukum. Hanya 11,2% memiliki

pengetahuan yang akurat tentang hukum saat ini.


Tabel 9 menggambarkan pandangan dari responden yang ditanya apa hukum harus mengizinkan ketika

mempertimbangkan penghentian kehamilan. Lebih dari 75% wanita menyatakan bahwa aborsi harus

dilegalkan: (1) ketika hidup ibu dalam bahaya, (2) di mana ada kehamilan setelah perkosaan atau inces, (3)

ketika ada penyakit jiwa pada ibu dan (4 ) ketika ada anomali janin. Situasi lain termasuk kontrasepsi gagal,

kemiskinan, belum menikah, tetapi hamil, di mana keluarga itu sudah berkembang dan ada anak-anak yang

lebih tua, jika anak bungsu masih di bawah 1 tahun, ketidakharmonian perkawinan, jika ibu dalam pengobatan,

jika waktu itu tidak nyaman karena studi atau pekerjaan di luar negeri, jika kehamilan terjadi pada anak di

bawah 16 tahun, mendapat vaksin rubella dalam 3 bulan terakhir, jika wanita memiliki anak yang sakit lain

untuk merawat, jika salah satu pihak ingin aborsi.

Tabel 7 :Tanggapan mengenai pengetahuan tentang hukum

Situasi Frekuensi Persentase

Setiap kehamilan 6 1,9

Belum Menikah 10 3,2

Anomali janin 67 21,4

Ketika kehidupan 120 38,3

ibu dalam bahaya

Pemerkosaan 55 17,6

Kemiskinan 18 5,8

Gagal kontrasepsi 24 7,7

Gangguan jiwa 57 18,2

Lain-lain 30 9,6

*Refer text

Tabel 8 :Pengetahuan sebenarnya tentang hukum

Frekuensi Persentase

Tidak tahu 276 88,2


Tidak respon 2 0,6

Tahu 35 11,2

Jumlah 313 100,0

Anda mungkin juga menyukai