nyawa bayi
Sifilis kongenital adalah suatu infeksi serius yang dapat berdampak kecacatan seumur hidup
dan mematikan pada bayi baru lahir. Ibu hamil yang terinfeksi Treponema pallidum dapat
menularkan bakteri tersebut ke janin melalui plasenta ke dalam tubuh janin.
Sifilis kongenital adalah infeksi yang mengancam jiwa karena dapat menyerang berbagai
sistem organ di dalam tubuh sang janin yang sedang berkembang. Infeksi sifilis dapat
berdampak ke berbagai organ tubuh termasuk otak, sistem limfatik hingga tulang.
Ibu hamil sangat mungkin menularkan infeksi pada sang janin, terutama jika penyakit ini
tidak ditangani dan terjadi pada trimester kedua. Infeksi ini juga dapat meningkatkan
risiko berat badan lahir rendah, lahir prematur, keguguran, ataupun lahir mati.
Gangguan tulang
Pembesaran liver
Tidak mengalami pertambahan berat badan secara signifikan dibanding berat saat baru lahir
Sering rewel
Meningitis
Anemia
Kulit pecah di sekitar mulut, genital dan anus
Nampak ruam pada kulit
Tidak dapat menggerakan lengan dan kaki
Sering keluar cairan dari hidung
Jika bayi telah dilahirkan, penanganan infeksi juga menggunakan antibiotik spesifik oleh
dokter sedini mungkin pada 7 hari pertama setelah dilahirkan. Regimen pemberian obat
antibiotik juga akan bergantung pada kondisi berat badan bayi serta riwayat infeksi dan
pengobatan dari ibu hamil.
Gejala akhir pada bayi usia lanjut hingga anak-anak pemberian obat antibiotik kemungkinan
juga masih diperlukan dengan pengurangan dosis antibiotik secara bertahap dan juga
disertai dengan pengobatan spesifik pada organ tubuh lainnya yang mungkin terkena
dampak infeksi seperti mata dan telinga.
Pemeriksaan pada ibu hamil juga harus dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama
kehamilan. Pemeriksaan juga harus dilakukan kembali jika ibu hamil terdiagnosis oleh
penyakit menular seksual lainnya selama masa kehamilan.
Peluang untuk sembuh bagi ibu dan bayi terhindar dari infeksi sangat besar jika sifilis
terdeteksi dan diobati sejak dini. Dalam beberapa kasus, sifilis yang ditangani saat masa
akhir kehamilan dapat menghilangkan infeksi pada ibu hamil namun gejala infeksi sifilis
tetap dapat terlihat pada bayi baru lahir.
Sifilis kongenital adalah kondisi di mana seorang ibu hamil mengalami sifilis namun
tidak diobati selama kehamilan sehingga sifilis akan diteruskan ke bayi melalui
plasenta. Hal ini pada akhirnya menyebabkan bayi terinfeksi sifilis selama
persalinan. Risiko menginfeksi bayi terbesar adalah ketika ibu berada dalam tahap
awal sifilis. Tetapi penularan infeksi melalui plasenta tetap dapat terjadi setiap saat
selama kehamilan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita (berisiko) yang sedang hamil untuk
melakukan tes laboratorium untuk mendeteksi sifilis. Risiko bayi mendapatkan sifilis
secara signifikan berkurang jika ibu menerima pengobatan selama kehamilan. Jika
ibu diobati sebelum minggu ke-16 kehamilannya, bayi biasanya akan tidak terinfeksi
sifilis.
Jika ibu yang terinfeksi tidak menerima pengobatan, ibu hamil mungkin mengalami
keguguran, atau bayi bisa lahir mati, di mana mati tak lama setelah lahir atau lahir
lebih awal. Sementara itu, komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yang ibunya
terinfeksi sifilis dan tidak diobati meliputi:
Jembatan datar hidung (hidung pelana/ saddle nose), gambaran fisik yang khas
pada bayi yang terinfeksi sifilis.
Gigi seri permanen yang berbentuk pasak, banyak spasi, dan berlekuk di ujung
dengan deformitas berbentuk bulan sabit di tengah (gigi berlekuk atau
gigi Hutchinson).
Peradangan pada kornea, yang dapat menyebabkan kebutaan (keratitis interstitial).
Komplikasi pada otak yang bersifat progresif, dan mengancam jiwa (neurosifilis).
Deformitas tulang.