Anda di halaman 1dari 14

INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA

"KEWARGANEGARAAN"
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah KMB
I yang di ampu oleh :
Ns. Helena Golang

Di Susun oleh:

1. Mila Apriliana
2. Nadia Putri
3. Nadya Virdianti
4. Nanda Putri Amalia
5. Nisa Nadya Salsabila

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
JAKARTA TIMUR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA” .Dalam meyelesaikan
makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi
dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang
kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari
sempurna.Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Olehkarena itu, pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih
kepada Teman-teman yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya
makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 22 Januari 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan...............................................................................

Bab II Pembahasan...............................................................................
A. Indonesia dalam Misi Perdamaian Dunia…………………………… ..
B. Indonesia Punya Peran dalam Perdamaian Palestina……………… ..

C. Tugas Pemeliharaan Perdamaian Dunia Penting Bagi Indonesia….

D. Kontribusi Indonesia dalam Perdamaian Dunia…………………… .

E.Kesungguhan Indonesia…………………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………… .

A. kesimpulan…………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia berperan aktif di dunia Internasional dalam upaya pemeliharaan


perdamaian dunia dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan politik, bantuan
kemanusiaan maupun peranannya baik dalam bentuk sebagai pengamat militer,
staf militer atau Kontingen Satgas operasi pemeliharaan perdamaian sebagai duta
bangsa di bawah bendera PBB. Peranan TNI dalam operasi pemeliharaan
perdamaian peran aktif Indonesia, dimulai sejak tanggal 8 Januari 1957, yaitu
pengiriman Kontingen Garuda pertama ke Sinai, Mesir dalam misi United Nation
Emergency Force - UNEF Keberhasilan Kontingen Garuda dalam melaksanakan
tugas misi pemeliharaan perdamaian di Mesir menimbulkan kepercayaan dunia
Internasional, khususnya PBB terhadap Indonesia, sehingga kontribusi Indonesia
untuk berpartisipasi dan mengirim kontingennya selalu diharapkan dalam misi
perdamaian PBB.

Pasukan pemelihara perdamaian, memerlukan kecermatan dalam menjalin


hubungan baik dengan pihak yang terkait konflik, sehingga tidak melakukan
kegiatan yang melanggar marjin dan tidak akan menurunkan citra independensi
dan netralitas.

Tugas pemeliharaan perdamaian dunia penting bagi bangsa Indonesia.


"Tugas ini penting karena konstitusi kita mengamanahkan agar kita ikut
melaksanakan ketertiban dunia, world order, berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam pidatonya saat meresmikan Fasdiklat Pusat Misi Pemeliharaan
Perdamaian (PMPP) di Bukit Merah Putih, Citereup, Sentul, Kabupaten Bogor,
Senin (19/12) pagi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Indonesia dalam Misi Perdamaian Dunia

Peran aktif Indonesia di dunia Internasional dalam upaya pemeliharaan


perdamaian dunia dilaksanakan berdasarkan pada kebijakan politik, bantuan
kemanusiaan maupun peranannya baik dalam bentuk sebagai pengamat militer,
staf militer atau Kontingen Satgas operasi pemeliharaan perdamaian sebagai duta
bangsa di bawah bendera PBB. Peranan TNI dalam operasi pemeliharaan
perdamaian peran aktif Indonesia, dimulai sejak tanggal 8 Januari 1957, yaitu
pengiriman Kontingen Garuda pertama ke Sinai, Mesir dalam misi United Nation
Emergency Force - UNEF Keberhasilan Kontingen Garuda dalam melaksanakan
tugas misi pemeliharaan perdamaian di Mesir menimbulkan kepercayaan dunia
Internasional, khususnya PBB terhadap Indonesia, sehingga kontribusi Indonesia
untuk berpartisipasi dan mengirim kontingennya selalu diharapkan dalam misi
perdamaian PBB.

Seiring dengan meningkatnya kepercayaan PBB terhadap peranan


Kontingen Garuda dalam operasi pemeliharaan perdamaian, perundang-undangan
nasional telah mengakomodasi operasi pemeliharaan perdamaian sebagai salah
satu tugas pokok TNI sebagai salah satu bentuk dalam operasi militer selain
perang. Secara eksplisit, hal tersebut tertuang dalam UU no. 34 Tahun 2004
Tentang TNI. Untuk itu, penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas
perdamaian dunia dilakukan sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia
dan ketentuan hukum nasional (Indonesia, Undang-Undang Tentang TNI , UU No
34 Tahun 2004, pasal 7 ayat (2) dan pasal 20 ayat(3)).

Selain legitimasi dalam perundang-undangan nasional, peranan TNI dalam


operasi pemeliharaan perdamaian telah mendapat dukungan secara politik dari
Presiden RI , Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono. Sebagaimana pernyataan politik
Presiden di depan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
pada tanggal 14 Agustus 2009 dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke 64
Kemerdekaan Republik Indonesia, diantaranya menyatakan bahwa:

"Dengan berakhirnya konllik dan operasi mililer di berbagai wilayah tanah


air, maka penugasan untuk menjaga perdamaian inlernasional adalah juga medan
latihan bagi para prajurit TNI untuk meningkatkan profesionalitas mereka sesuai
standar militer internasional" .

Realitas di atas semakin meneguhkan komitmen TNI untuk senantiasa berperan


aktif mengirimkan prajurit-prajuritnya dalam operasi perdamaian dunia di bawah
bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perwujudan komitmen TNI dalam
mengirimkan prajurit-prajurit TNI tersebut ialah dengan menyiapkan dan
mendidik prajurit-prajurit TNI secara profesional sesuai dengan tuntutan standar
Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Puncak prestasi dari semakin banyaknya permintaan keterlibatan TNI


dalam setiap konflik yang ditangani PBB dan untuk mengantisipasi tantangan
tugas dalam operasi pemeliharaan perdamaian ke depan yang semakin komplek,
maka Panglima TNI kemudian membentuk suatu badan tersendiri yang khusus
menangani operasi pemeliharaan perdamaian, yang dinamakan PUSAT MISI
PEMELIHARAAN PERDAMAIAN TNI (PMPP TNI) melalui Kep Panglima
TNI No : Kep / 4 / I / 2007 dan No : Kep / 5 / I / 2007 tanggal 29 Januari 2007 (di
mana sebelum terbentuknya PMPP TNI , operasi pemeliharaan perdamaian TNI
dilaksanakan oleh Staf Operasi Panglima TNI)

Berdasarkan Keputusan Panglima TNI tersebut, PMPP TN I memiliki


tugas untuk menyelenggarakan pembekalan dan pelatihan bagi personel TNI yang
dipersiapkan sebagai Milobs , kontingen dan penugasan luar negeri untuk tugas
operasi perdamaian dunia. Dengan demikian, hasil yang diharapkan adalah
membentuk prajurit TNI yang profesional, sesuai dengan standar PBB yang dapat
mengemban tugas misi perdamaian tersebut.
B. Indonesia Punya Peran dalam Perdamaian Palestina

Duta besar Indonesia untuk Palestina yang baru dilantik, Zainulbahar Noor
melihat adanya perkembangan baru yang memberikan harapan baru untuk
perdamaian di Palestina.

“Kelihatan ada perkembangan-perkembangan baru yang bisa memberikan


harapan-harapan baru,” ujarnya usai dilantik oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/1).

Peran serta Indonesia di Palestina memiliki peranan yang mutlak. “Kita


ada citizen service disana, yang sangat memperhatikan hal itu,” ujar Zainulbahar
yang mengaku baru mengetahui tentang kondisi Palestina baru dari media massa.
Zainulbahar juga mengatakan Indonesia memiliki peran dalam upaya perdamaian
dunia.

“Indonesia memiliki diplomasi untuk berperan dalam perdamaian dunia yang


disampaikan oleh menteri luar negeri,” tuturnya.

Selain melantik dubes RI untuk Palestina, Presiden juga melantik14 duta


besar (dubes) luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) Republik Indonesia (RI)
lainnya. Dalam pelantikan itu, Presiden di dampingi oleh wakil presiden Jussuf
Kalla. Serta sejumlah meneri yang hadir ialah Menkokesra Aburizal Bakrie,
Menkopolkam Widodo AS, Menlu Hassan Wirajuda, Mensesneg Hatta Rajasa,
Menteri budaya dan pariwisata Jerowacik, dan jajaran menteri kabinet bersatu
lainnya.

Para duta besar yang dilantik ialah Ahmad Rusdi sebagai dubes LBBP RI
untuk negara Republik Yunani berkedudukan di Athena. Dian Triansyah Djani
sebagai perutusan tetap RI di PBB, WTO dan organisasi internasional lainnya di
Jenewa berkedudukan di Jenewa. Eddy Pratomo sebagai dubes LBBP RI untuk
negara Republik Demokratik Timor Leste berkedudukan di Dili.Harsha Edwana
Joesoef sebagai dubes LBBP RI untuk negara Republik Slovakia berkedudukan di
Bratislava.
Yudhistiranto Sungadi sebagai dubes LBBP RI untuk negara Republik Tanzania
berkedudukan di Dar Es Salam. I Gede Ngurah Swajaya sebagai dubes LBBP RI
untuk negara Kerajaan Kamboja berkedudukan di Phnom Penh. Ishak
Latuconsina sebagai dubes LBBP RI untuk negara Republik Islam Pakistan
berkedudukan di Islamabad.

Mohamad Oemar sebagai dubes LBBP RI untuk negara Republik Italia


merangkap negara Republik Malta, neg rep. syprus, FAO, IFAD dan WFP
berkedudukan di Roma.

Muhammad Ibnu Said sebagai dubes LBBP RI untuk negara Republik Tunisia
berkedudukan di Tunis. Nicholas Tandi Dammen sebagai dubes LBBP RI untuk
negara Republik Korea berkedudukan di Seoul.

Nining Suningsih Rochadiat sebagai dubes LBBP RI untuk negara Republik


Ukrania merangkap negara Republik Georgia dan negara republik Armenia
berkedudukan di Kyiv. Primo Alui Joelianto sebagai dubes LBBP RI untuk negara
Australia berkedudukan di Canberra.

Zainulbahar Noor sebagai dubes LBBP RI untuk negara kerajaan Yordania


Hasyimiah, merangkap otoritas nasional Palestina berkedudukan di Amman. Zet
Mirzal Zainuddin sebagai dubes LBBP RI untuk Negara republik rakyat
Bangladesh merangkap negara republik Nepal Berkedudukan di Dhaka.

C. Tugas Pemeliharaan Perdamaian Dunia Penting Bagi Indonesia

Tugas pemeliharaan perdamaian dunia penting bagi bangsa Indonesia.


"Tugas ini penting karena konstitusi kita mengamanahkan agar kita ikut
melaksanakan ketertiban dunia, world order, berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam pidatonya saat meresmikan Fasdiklat Pusat Misi Pemeliharaan
Perdamaian (PMPP) di Bukit Merah Putih, Citereup, Sentul, Kabupaten Bogor,
Senin (19/12) pagi.

Menurut Presiden SBY, situasi keamanan dan perdamaian dunia hingga saat ini
belum pernah baik, sehingga pemeliharaan perdamaian internasional adalah tugas
yang akan terus dilakukan Indonesia sampai dunia betul-betul aman dan damai
sesuai dengan Piagam PBB. "Kita ingin membekali dan meningkatkan
kemampuan dan pengalaman TNI, dan dalam batas tertentu Polri, untuk tugas-
tugas pemeliharaan perdamaian ini," ujar SBY.

Menjawab pertanyaan mengapa Indonesia harus memiliki pusat pemeliharaan


perdamaian, Presiden SBY menjelaskan karena intensitas, partisipasi, dan
kontribusi Indonesia dalam berbagai tugas-tugas pemeliharaan perdamaian itu
sangat tinggi. "Indonesia adalah negara yang sangat aktif untuk berkonstribusi
pada misi pemeliharan perdamaian dunia," Presiden SBY menerangkan.

"Dunia juga menilai bahwa kontingen Indonesia di manapun mereka mengemban


tugas memiliki prestasi yang baik. Tentu saja penilaian ini wajib kita pertahankan
dan bahkan terus kita tingkatkan," jelasnya.

Presiden mencontohkan ketika kontingen Indonesia mengemban misi perdamaian


di bekas negara Yugoslavia. "Indonesia mendapatkan penghargaan yang tinggi
karena disiplin kita, can do spirit kita, kinerja kita, bahkan hubungan peace
keepers Indonesia dengan masyarakat lokal. Kita dinilai sebagai good guys," SBY
menambahkan.

Namun Indonesia kehilangan beberapa kesempatan baik untuk meningkatkan


perannya dalam misi-misi ini, misalnya dalam jumlah perwira yang memimpin.
"Jumlah perwira-perwira Indonesia yang menjadi leaders tidak terlalu banyak
karena hambatan bahasa dan pengetahuan tentang peace keeping mission itu
sendiri," kata Presiden.

Kesempatan lain yang terlewatkan adalah ketika Indonesia diberi kesempatan


untuk menambah 1 batalyon mekanis untuk kekuatan misi perdamaian di Bosnia
dan menempatkan seorang jenderal bintang dua untuk menjadi force commander
atau komandan pasukan. "Ternyata kita tidak siap," ujar SBY.

Oleh karena itu Presiden SBY sudah memikirkan untuk membangun sebuah pusat
pelatihan dan pendidikan pasukan pemelihara perdamaian bersama dengan
perwira TNI lainnya sejak ia selesai bertugas di Bosnia tahun 1996. "Karena
pertimbangan tertentu, sayang sekali waktu itu belum bisa dibangun, dan
alhamdulillah sekaranglah bisa kita wujudkan," SBY menjelaskan.

D. Kontribusi Indonesia dalam Perdamaian Dunia

Konflik negara adalah isu yang terus menggelinding setiap waktu dan
penyelesaiannya sangatlah alot. Setiap tahun selalu ada persengketaan antara dua
negara. Indonesia pernah memanas dengan Malaysia di Sipadan wilayah perairan
Kalimantan, Cina sekarang berseteru dengan Filipina di perairan Laut Cina
Selatan, Serbia dengan Bosnia, dan perseteruan yang tak pernah berakhir antara
Israel dan Palestina.Masih banyak catatan persengketaan bilateral dua negara
yang terpaksa harus diselesaikan dengan angkat senjata.

Antrean problematika konflik bilateral –yang kerap memicu konflik


multilateral—menuntut para pihak untuk menyelesaikannya secara damai. PBB
sebagai organisasi perdamaian dunia dituntut untuk mengatasi perselisihan
dengan cara damai, konsisten berada di tengah-tengah tanpa diintervensi oleh
kekuatan negara-negara super power. Itulah sebabnya PBB kemudian membentuk
pasukan pemelihara perdamaian (peacekeeper) pada 29 Mei 60 tahun silam.

Pasukan pemelihara perdamaian adalah alat yang terdapat dalam tubuh PBB yang
memiliki hak legitimasi, kemampuan untuk membatasi ruang gerak tentara dan
polisi di seluruh dunia, serta mengintegrasi tentara dan polisi dengan pasukan
penjaga perdamaian dalam operasi multidimensi.

Menurut data yang dihimpun dari United Nations Blog


(http://www.un.org/en/peacekeeping/ operations/history.shtml) hingga bulan Mei
2010, pasukan pemelihara perdamaian PBB memiliki lebih dari 124.000 personel
militer, polisi dan staf sipil yang berasal lebih dari 110 negara di dunia, dan
jumlah tersebut terus meningkat hingga saat ini, terbukti dengan bertambahnya
kuota staf sipil resmi PBB hingga tembus angka 1.009 pada Februari 2012.

Tantangan Pasukan pemelihara perdamaian yang telah eksis lebih dari 60


tahunsemakin hari semakin mendapat tantangan yang luar biasa beratnya.
Pasukan ini harus menjalankan misi sebagai kontigen perdamaian, mendukung
dan menyuplai institusi negara pascakonflik yang masih lemah selama transisi
politik sehingga mampu bangkit dan menata kembali negaranya sendiri bertahap
mulai dari alas fundamental, serta memberdayakan dan melindungi warga sipil
korban konflik sesuai prosedur hukum dan peradilan untuk menekan sikap
introvert.

Di satu sisi pasukan ini harus bersikap netral, tidak berpihak kepada negara
manapun, dan tidak boleh diintervensi oleh kekuatan mana pun; di sisi lain dalam
situasi tertentu pasukan pemelihara perdamaian pun harus tetap tegas dan siap
“menghukum” negara-negara pembangkang yang melanggar kesepakatan. Oleh
karena itu, mau tidak mau anggota pasukan ini mesti memiliki kemampuan militer
dan berstrategi.

Kontigen Garuda Indonesia sebagai anggota perdamaian dunia


mengimplementasikannya dengan berpartisipasi di tubuh Pasukan Pemelihara
Perdamaian PBB sejak 1957. TNI dengan standar manuver terbaik yang
tergabung dalam Kontigen Garuda merupakan unsur vital di dalamnya.

Dalam kurun waktu 55 tahun, Indonesia telah mengirimkan 26 kontigen


untuk mengintervensi negara konflik dalam upaya perdamaian. Kontingen Garuda
I, dengan 559 personel yang merupakan gabungan dari Resimen Infanteri-15
Tentara Territorium IV/Diponegoro dengan Resimen Infanteri-18 Tentara
Territorium V/Brawijaya Malang, dikirim pada 8 Januari 1957 ke Mesir, ketika
Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan Inggris, Prancis
dan Israel dari wilayah Mesir. Saat ini, sekitar 2000 Pasukan Perdamaian
Indonesia dioperasikan di 7 negara konflik, dengan rincian (halonusantara.com)
Lebanon (1.455orang), Kongo (192), Haiti (170), Darfur (146), Sudan Selatan (8)
dan Liberia (1orang).

Eksistensi Indonesia dalam upaya memproteksi negara konflik dengan


aktif mengirimkan pasukan pemelihara perdamaian diapresiasi secara positif. Poin
terpenting, kebudayaan Indonesia yang mendoktrin warganya untuk menjadi
masyarakat berbudi, ramah, dan hangat, di refleksikan dengan baik oleh Kontigen
Garuda secara lebih fleksibel, hal itu merupakan tindakan preventif terhadap
penolakan warga sipil negara konflik, seperti di Sudan. Keramahan sebagai
langkah diplomatik agar ketegangan tidak berlarut.

Pasukan pemelihara perdamaian, memerlukan kecermatan dalam menjalin


hubungan baik dengan pihak yang terkait konflik, sehingga tidak melakukan
kegiatan yang melanggar marjin dan tidak akan menurunkan citra independensi
dan netralitas.

Kontigen Garuda telah memberikan warna tersendiri dalam pasukan


pemelihara perdamaian. Kontigen Garuda lebih menggunakan pendekatan
preventif dan persuasif agar dicapai perdamaian yang sesungguhnya. Kontigen
Garuda berpegang pada prinsip-prinsip perdamaian sebagaimana yang
dikumandangkan PBB. United Nations Blog menyatakan, ada beberapa hal yang
perlu dilakukan agar operasi pemelihara perdamaian dapat berjalan sukses dan
singkron.

1. Pasukan pemelihara perdamaian harus mengikuti prinsip-prinsip


persetujuan, ketidakberpihakan, dan menghindari penggunaan kekuatan
kecuali untuk membela diri dan melaksanakan mandat.

2. Menunjukan kredibilitas terutama di mata penduduk setempat.

3. Membuat komitmen politik dengan pihak terkait menuju perdamaian.

4. Menunjukan kepekaan tinggi terhadap penduduk setempat dan menetapkan


standar profesionalisme tinggi dalam berperilaku, karena pasukan perdamaian
harus menghindarkan diri menjadi bagian dari konflik.

E.Kesungguhan Indonesia
Saat ini, TNI menempatkan pasukan penjaga perdamaian Indonesia
dengan jumlah personel terbesar di Lebanon, kemudian di Haiti, dan Kongo.
Sedangkan military observer, personel yang terlatih dan dibekali ilmu dalam misi
PBB serta mempunyai kecakapan khusus sebagai pengamat militer, ditempatkan
di beberapa negara seperti Sudan, Sudan Selatan, Liberia, dan Suriah.

Untuk memenuhi klasifikasi sebagai sepuluh besar negara pengirim pasukan


perdamaian PBB, Indonesia tengah meningkatkan personel TNI yang siap dikirim
hingga 4000 personel dengan salah satu kualifikasi memiliki kecakapan berbahasa
Inggris.

Indonesia membuka Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pasukan Misi


Perdamaian di Sentul seluas 261 hektar untuk melatih tentara yang berkapasitas
lebih. Karena kapasitas yang dibutuhkan tidak hanya berperang, melainkan upaya
mengatasi terorisme, menangani korban bencana, dan memahami kebudayaan
negara yang dilanda konflik. (Pikiran Rakyat, 20 Maret 2012).

Tugas Kontingen Garuda XXII/H yang terhitung mulai 23 Agustus 2008 - 22


Agustus 2009, memikul tugas pokok untuk monitoring, verifikasi, dan
implementasi Perjanjian Damai Komprehensif (Comprehensive Peace
Agreement/CPA). Tujuannya adalah terlaksananya proses gencatan senjata, proses
DDR, sensus, pemilu, dan referendum. Ini berarti bukan hanya mengutamakan
kekuatan fisik, melainkan juga intelektual, abilitas, dan integritas.

Akhirnya damai Indonesia, damailah dunia!


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konflik negara adalah isu yang terus menggelinding setiap waktu dan
penyelesaiannya sangatlah alot. Setiap tahun selalu ada persengketaan antara dua
negara. Indonesia pernah memanas dengan Malaysia di Sipadan wilayah perairan
Kalimantan, Cina sekarang berseteru dengan Filipina di perairan Laut Cina Selatan, Serbia
dengan Bosnia, dan perseteruan yang tak pernah berakhir antara Israel dan
Palestina.Masih banyak catatan persengketaan bilateral dua negara yang terpaksa harus
diselesaikan dengan angkat senjata.

Anda mungkin juga menyukai