Infeksi Oportunestik
Infeksi Oportunestik
Infeksi Oportunestik
Dosen : Ns. Febby Aipassa, S.Kep, M.Kep
Progus 2017
Kelompok 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adakala penyakit dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit lain. Bahkan
penyakit penyerta, sebut saja demikian, acapkali terdiagnosis m lebih dari satu gejala
klinis. Dan tak sedikit dari penyakit penyerta itu sama gawatnya dengan penyakit
utama. Oleh karenanya tak heran bila penatalaksanaanya semakin rumit, baik dari
diagnosa, terapi hingga membengkaknya biaya pengobatan, yang tentu tak sedikit
kocek keluar.
Demikian pula halnya dengan penyakit HIV/AIDS. Sejak ditemukan, pada 1981,
hingga kini HIV/AIDS, prevalensinya terus meroket tak terkendali, meski katanya telah
ada program pencegahan HIV/AIDS. Saat ini, diperkirakan penderita AIDS (Odha) di
dunia mencapai 60 juta jiwa. Dan tak satu pun dari penderita AIDS yang terbebas dari
ancaman Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sementara angka kematian karena
HIV ini mencapai 25 juta. "Meninggalnya penderita AIDS disebabkan karena infeksi
oportunistik dan bukan karena HIV itu sendiri," kata Prof. Dr. Herdiman Theodorus
Pohan, SpPD-KPTI, DTM&H, pada orasi pengukuhannya sebagai Guru BesarTetap
dalam Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, di Auditorium
FKUI, 21 Januari lalu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari IO ?
2. Bagaimana dasar dari IO ?
3. Apa saja jenis – jenis IO ?
4. Bagaimana cara mencegah IO ?
5. Bagaimana Pengobatan IO ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengerti pengertian dari IO
2. Agar mahasiswa mengerti dasar dari IO
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis – jenis IO
4. Agar mahasiswa mengetahui cara mencegah IO
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana Pengobatan IO
D. Metode Penulisan
B. Dasar IO
Anda dapat terinfeksi IO, dan "dites positif" untuk IO tersebut, walaupun anda tidak
mengalami penyakit tersebut. Misalnya, hampir setiap orang dengan HIV akan
menerima hasil tes positif untuk sitomegalia (Cytomegalovirus atau CMV). Tetapi
penyakit CMV itu sendiri jarang dapat berkembang kecuali bila jumlah CD4 turun di
bawah 50, yang menandakan kerusakan parah terhadap sistem kekebalan.
5) Toksoplasmosis
Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit
Toxoplasma gondii. Parasit hidup dalam organisme hidup lain (induknya) dan
mengambil semua nutrisi dari induknya. Parasit tokso sangat umum ditemukan
pada tinja kucing, sayuran mentah dan tanah. Kuman ini juga umumnya ditemu
dalam daging mentah, terutama daging babi, kambing dan rusa.
Parasit tersebut dapat masuk ke tubuh waktu anda menghirup debu.
Hingga 50 persen penduduk terinfeksi tokso. Sistim kekebalan tubuh yang sehat
dapat mencegah agar tokso tidak mengakibatkan penyakit ini. Tokso tampaknya
tidak menular dari manusia ke manusia.
D. Pencegahan IO
Sebagian besar kuman yang menyebabkan IO sangat umum, dan mungkin anda
telah membawa beberapa dari infeksi ini. Anda dapat mengurangi risiko infeksi baru
dengan tetap menjaga kebersihan dan menghindari sumber kuman yang diketahui
yang menyebabkan IO. Meskipun anda terinfeksi beberapa IO, anda dapat memakai
obat yang akan mencegah pengembangan penyakit aktif. Pencegahan ini disebut
profilaksis.
E. Pengobatab IO
Infeksi oportunistik kerap melibatkan banyak patogen dan menyerang secara
bersamaan. Berbagai gejala klinis pun terdiagnosa, menambah runyam pengobatan
pasien HIV/AIDS. Dengan demikian, diperlukan strategi dalam diagnosis dan
pengobatan. Termasuk dengan antimikroba yang seringkali harus diberi secara
kombinasi. "Pemilihan obat antimikroba idealnya disesuaikan dengan diagnosis dan
patogen penyebab infeksi, namun dalam praktik klinik seringkali terapi diberi secara
empirik, oleh karenanya kesulitan dan keterbatasan secara diagnosa," jelas Ketua Tim
Standar Profesi Penyakit Dalam dan Standar Peralatan Penyakit Dalam ini.
Lebih lanjut, Herdiman menjelaskan, pengobatan infeksi oportunistik pada Odha
tidak dapat dipisahkan dengan pemberian ARV. Kedua komponen terapi ini mesti
diberikan secara beriringan dan sinergis, sebab keduanya akan saling mendukung
efektifitas masing-masing. Terapi ARV ditujukan untuk pemulihan daya tahan tubuh
melalui meningkatnya jumlah CD4. dengan begitu, peningkatan imunitas pasien akan
membantu keberhasilan terapi antimikroba, yang pada akhirnya menurunkan risiko
terjadinya infeksi oportunistik. Namun ada kalanya, pengobatan infeksi oportunistik
harus didahulukan, dan kemudian dilanjutkan pemberian ARV.
Efek sinergis terapi oportunistik dan ARV , oleh beberapa ahli telah dibuktikan
efektifitasnya. Kovack, pada 1997, misalnya, telah menunjukan, terjadinya penurunan
insiden infeksi oportunistik sebesar 55 persen pada populasi Odha yang menerima
ARV. Sementara Astro, peneliti lain, pada 2003 melakukan penelitian untuk menilai
efektivitas ARV terhadap perbaikan kualitas hidup penderita AIDS.
Hasilnya, disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan kualitas hidup Odha perlu
segera dilakukan penanggulangan infeksi oportunistik yang dilanjutkan dengan ARV.
"Keberhasilan ini dikaitkan dengan peningkatan imunitas tubuh.Tapi, ARV sendiri tidak
memberikan efek perlindungan yang sama bagi setiap komplikasi oportunistik, oleh
B. Saran
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu
institusi Rumah Sakit tentunya kita dapat mengetahui tentang infeksi
Oportunesti. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, karena
manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam
penulisan makalah yang lebih baik. Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis
ucakan terimakasih.
Andreasen JO, Andreasen FM. Textbook and colour atlas of traumatic injuries to the teeth.
Copenhagen: Munksgaard, 1994.
Bishop BG, Donnelly JC. Proposed criteria for classifying potential dental emergencies in
Department of Defence military personnel. Mil Med 1997;162:130-5.
Gilthorpe MS, Wilson RC, Moles DR, Bedi R. Variations in admissions to hospital for head
injury and assault to the head. Part 1: Age and gender. Br J Oral Maxillofac Surg
1999;37:294-300.
Nelson LP, Shusterman S. Emergency management of oral trauma in children. Curr Opin
Pediatr 1997;9:242-5.
Roberts G, Longhurst P. Oral and dental trauma in children and adolescents. Oxford: Oxford
University Press, 1996.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-nya penulis
telah berhasil menyusun makalah tentang standar praktek keperawatan profesional.
Makalah ini di buat untuk menunjang proses pembelajaran keperawatan. Sesuai dengan
kurikulum terbaru program S1 keperawatan, yaitu pembelajaran berbasis kompetensi.
Maka makalah ini sudah mengarahkan mahasiswa untuk belajar dengann kurikulum terbaru
sehingga lebih memudahkan mahasiswa untuk mempelajari makalah ini.
Pada penulisan makalah ini kami menggunakan bahasa sederhana dan mudah
dimengerti sehingga dapat dengan mudah dicerna dan di ambil intisari dari materi
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Makalah ini juga di harapkan dapat digunakan oleh mahasiswa S1 keperawatan
karena kami telah berusaha melengkapi materi makalah sesuai dengan kebutuhan materi
pembelajaran yang di sempurnakan.
Demikian kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi tercapai
suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang keperawatan profesional.
Penyusun
I
Kelompok 1 | Infeksi Oportunestik 21
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… i
Daftar Isi ……………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahaluan ……………………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………… … 1
B. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………… 2
Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………… 3
A. Pengertian IO …..………………………………………………………..……….. 3
B. Dasar IO …………………………..……..………………………………. …. 3
C. Jenis – Jenis IO ………………………...…………………………………….…… 5
D. Pencegahan IO …………………………………………….……………………..…. 16
E. Pengobatan IO ………………………………...…………………………………… 17
Bab III Penutup …………………………………………………………...…………. 19
A. Kesimpulan ………………………………….…………………………………… 19
B. Saran ……….……………………………………………………………… 19
Daftar Pustaka ………….…………………………………………………………… 20
II
Kelompok 1 | Infeksi Oportunestik 22
| Hazard dan Risiko Pada Rumah Sakit 23