PENDAHULUAN
1
menjadi sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Di dalam makalah ini, kami menguraikan konsep mengenai PHBS.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2. Komponen PHBS
a. PHBS di Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga yaitu :
- Pasangan Usia Subur
- Ibu Hamil dan Menyusui
- Anak dan Remaja
- Usia lanjut
- Pengasuh Anak
Manfaat PHBS di Rumah Tangga
4
usaha untuk
peningkatan
pendapatan
5
• Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.
• Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.
Bagi Pemeinerintah Provinsi dan Kahupaten/Kota :
• Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan
kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.
• Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS
di Rumah Tangga.
• Instansi Terkait:
• Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.
• Dukungan buku panduan dan media promosi.
6
Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
• Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi
• kesehatan yang sehat.
• Terhindar dari penularan penyakit.
• Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
• peningkatan kesehatan pasien.
Bagi Institusi Kesehatan :
• Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
• Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk
memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
Bagi Pemerintah Daerah :
• peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan
citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.
• Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.
d. PHBS di Sekolah
PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS,
dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
Sasaran pembinaan PHBS di sekolah adalah :
• Siswa
• Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah
dan orang tua siswa)
• Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)
Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah antara lain :
• Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.
• Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada
prestasi belajar siswa
• Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga
mampu menarik minat orang tua.
7
• Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
• Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
8
Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum antara lain :
Bagi Masyarakat:
- Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit
- Masyarakat mampu mengupayakan lingungan sehat, serta mampu mencegah
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
Bagi Tempat Umum:
- Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebi bersih, indah dan
sehat, sehingga meningkatkan citra tempat umum.
- Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari
meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.
Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota :
- peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra
pemerintah kabupaten/kota yang baik.
- Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.
9
melahirkan bayi yang kurang sehat, bagi usia produktif akan mengakibatkan
produktifitas menurun.Kurang aktifitas fisik dan olah raga mengakibatkan
metabolisme tubuh terganggu, apabila berlangsung lama akan menyebabkan
berbagal penyakit, seperti jantung, paru-paru, dan lain-lain.
10
Indikator tatanan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan di
lima tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat
umum, tatanan Sekolah, tatanan institusi kesehatan.
11
Perilaku Lingkungan
1. Menggunakan alat pelindung 1. Ada jamban
2.Tidak merokok/ada kebijakan 2. Ada air bersih
dilarang merokok 3. Ada tempat sampah
3 . Olah Raga teratur 4. Ada SPAL
4. Bebas Napza 5. Ventilasi
5. Kebersihan 6. Pencahavaan
6. Ada Asuransi Kesehatan 7. Ada K3 (Kesehatan Keselamatan
Kerja)
8. Ada kantin
9. Terbebas dari bahan berbahaya
10. Ada klinik
12
a. Perilaku b. Lingkungan
Kebersihan jamban 1. Ada jamban
2 . Kebersihan lingkungan 2. Ada air bersih
3 . Ada tempat sampah
4. Ada SPAL
5. Ada K3 (Kesehatan Keselamatan
Kerja)
13
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8. Membuang sampah pada tempatnya
a. Perilaku b. Lingkungan
1. Kebersihan pribadi
2. Tidak merokok
3. Olah raga teratur
4. TidakmenggunakanNAPZA
14
c. Mengadvokasi Bupati /Walikota /DPRD untuk memperoleh
dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah
Tangga diseluruh kecamatan dan desa/kelurahan.
d. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah
Tangga dan pencapaian Rumah Tangga tingkat kabupaten /kota.
e. Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di
Rumah Tangga tingkat kabupaten/kota.
Di Kecamatan
15
Di Desa/Kelurahan
16
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di tempat kerja
Kelompok Kerja membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan
cara melaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di Tempat Kerja.
Instrumen Pengawasan.
Materi sosialisasi penerapan PHBS di Tempat Kerja.
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-
tempat yang strategis di tempat kerja.
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Tempat Kerja.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di Tempat Kerja.
17
8. Pemantauan dan Evaluasi
Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang
kebijakan yang telah dilaksanakan.
Lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan dan
putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan.
18
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di Sekolah
Kelompok kerja membuat kebijakan jelas, tujuan dan cara
pelaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di sekolah Instrument pengawasan Materi
sosialisasi penerapan PHBS di sekolah Pembuatan dan penempatan
pesan di tempat-tempat strategis disekolah Pelatihan bagi
pengelola PHBS di sekolah
19
o Demo/gerakan cuci tangan dan gosok gigi yang baik dan
benar
o Pembudayaan olahraga yang teratur dan terukur
o Pemeriksaan rutin kebersihan : kuku, rambut, telinga, gigi
dan sebagainya.
Bimbingan hidup bersih dan sehat melalui konseling
Kegiatan penyuluhan dan latihan keterampilan dengan
melibatkan peran aktif siswa, guru, dan orang tua, antara lain
melalui penyuluhan kelompok, pemutaran kaset radio/film,
penempatan media poster, penyebaran leafleat dan membuat
majalah dinding.
Pengawasan & penerapan sanksi Pengawas penerapan
PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi
sesuai dengan peraturan yang telah dibuat seperti merokok di
sekolah, membuang sampah sembarangan
20
2. Pembentukan Keiompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS
di Institusi Kesehatan.
Pihak Pimpinan Institusi Kesehatan mengajak bicara/berdialog
petugas dan karyawan di Institusi Kesehatan tentang :
Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di Institusi
Kesehatan.
Rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di Institusi
Kesehatan.
Penerapan PHBS di Institusi Kesehatan, antisi-pasi
kendala dan sekaligus alternatif solusi.
Penetapan penanggung jawab PHBS di Institusi Kesehatan
dan mekanisme pengawasannya.
Cara sosialisasi yang efektif bagi petugas, karyawan,
pasien, keluarga pasien dan pengunjung.
Kemudian Pimpinan Institusi Kesehatan membentuk
Keiompok Kerja Penyusunan Kebijakan PHBS di Institusi
Kesehatan.
4. Penyiapan Infrastruktur
Membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di Institusi Kesehatan.
Instrumen Pengawasan
Materi sosialisasi penerapan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-
tempat yang strategis di institusi kesehatan.
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Institusi Kesehatan.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di Institusi Kesehatan.
21
5. Sosialisasi Penerapan PHBS di Institusi Kesehatan
Sosialisasi penerapan PHBS di Institusi Kesehatan di
lingkungan internal.
Sosialisasi tugas dan.penanggung jawab PHBS di Institusi
Kesehatan.
6. Penerapan PHBS
Di Institusi Kesehatan
Penyampaian pesan PHBS di Institusi Kesehatan kepada
pasien dan pengunjung seperti melalui penyuluhan,
penyebarluasan informasi melalui media poster, stiker,
papan pengumuman, kunjungan rumah dsb.
Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di Institusi
Kesehatan seperti air bersih, jamban sehat, tempat sampah,
tempat cuci tangan dsb.
Pelaksanaan pengawasan PHBS di Institusi Kesehatan.
22
• Langkah-langkah pembinaan PHBS di tempat-tempat umum
1. Analisis Sistem
Penentu kebijakan/pimpinan di tempat-tempat umum melakukan
pengkajian ulang tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di
tempat-tempat umum serta bagamana sikap dan perilaku khalayak
sasaran (pengelola, karyawan dan pengunjung) terhadap kebijakan
PHBS di tempat-tempat umum. Kajian ini untuk memperoleh data
sebagai dasar membuat kebijakan.
23
4. Penyiapan Infrastruktur
membuat surat keputusan tentang penanggung jawab dan
pengawas PHBS di tempat-tempat umum.
Instrumen pengawasan
Materi sosialisasi penerapan PHBS di tempat-tempat umum
Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-
tempat umum yang strategis
Mekanisme dan saluran pesan PHBS di tempat-tempat
umum.
Pelatihan bagi pengelola PHBS di tempat-tempat umum.
24
setempat seperti merokok di tempat-tempat umum, membuang sampah
sembarangan.
25
sehingga dapat memiliki kemampuan tersebut. Kemampuan ini diperoleh
selama masa pendidikan dan dimanfaatkan saat menjalankan tugasnya di
sarana pelayanan kesehatan.
Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan
lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan
adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan
salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa
berperan sebagai pendidik bagio individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Koordinator pelayanan kesehatan
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberi pelayann kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan
klien.
Innovator (pembaharu)
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelauanan keperawatan.
Kolaborator
Peran ini dilakuakn karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari: dokter, fisioterapis, ahli gizi dll dengan berupayan
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
Konsultan
Yaitu sebagai tenpat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
Pengelola
26
Perawat bertanggungjawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun dalam institusi dalam mengelola pelayanan
keperawatan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Perawat juga bekerja sebagia pengelola suatu sekolah atau program
pendidikan keperawatan. Sebagai administrator bukan berarti perawat
harus berperan dalam kegiatan administratif secara umum. Perawat
sebagi tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan kesehatan
tetap bersatu dengan profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap
tenaga kesehatan adalah anggota potensial dalam kelompoknya dan dapat
mengatur, merencanakan, melaksanakan dan menilai tindakan yang
diberikan, mengingat perawat merupakan anggota profesional yang
paling lama bertemu dengan klien maka perawat harus merencanakan,
melaksanakan, dan mengatur berbagai alternatif terapi yang harus
diterima oleh klien. Tugas ini menuntut adanya kemampuan manajerial
yang handal dari perawat.
27
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,
memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
(Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
terutama dalam tatanan masing masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-
cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3.2. Saran
• Semua komponen yang terlibat dalam PHBS sebaiknya memiliki
komitmen untuk menjalankan semua program yang telah disepakati bersama
• Program yang akan dilakukan sebaiknya memiliki perencanaan yang jelas
dan target yang dapat diukur
• Lakukan pengawasan secara rutin terhadap program
28
29