Anda di halaman 1dari 2

SEORANG PENGAMEN DAN RUMAH MAKAN

Kali ini saya mau berbagi pengalaman kurang mengasyikan di salah satu tempat makan di area
kawasan megamall ada seorang pengamen yang menghampiri saya dan teman-teman saya, kami pun
cukup terhibur dengan penampilannya menyanyikan salah satu lagu yang membuat kami terhibur.
Kemudian setelah pengamen tersebut , datang lagi seorang pengamen yang berambut gondrong
dengan suaranya yang paspasan dan pada saat itu kami sudah tidak mempunyai uang receh dan kami
sampaikan maaf karena kami sudah kehabisan uang receh dan kami pikir dia akan bergeser ke
pengunjung lain. Dan pada saat itu saya dan teman-saya berpindah tempat duduk sipengamen pun
masih saja ikut dengan kami dan dia bertanya kepada kami kenapa kami tidak memberikan uang
kepadanya dan kami pun kaget mendengarnya. Dan kami bilang kepada si pengamen kami sudah bilang
bahwa kami tidak memiliki uang receh dan kamukan bisa pindah kepengunjung lain. Masih mending
kalau suaranya bagus dan membuat kami terhibur tetapi dia hanya membuat kami rishi dengan suara
dan bermain gitarnya yang asal-asalan serta kelakuannya yang tidak sopan.

Saya pikir , sebagai pengunjung kami memang tidak memiliki kewajiban memberi mereka uang. Sebagai
pengamen mereka harus menyadari hal tersebut. Masih mending pengamen di tempat lain ketika
mereka tidak dapat uang dari pengunjung mereka bergeser kepengujung lainnya.
Kalau ngamen rasanya setengah hati atau mungkin sudah sepenuh hati cuma tidak bisa membawah
dengan baik sehingga terlihat tidak niat. Main gitar kadang seadanya sampe tidak bisa menentukan
sebenarnya mana chord G mayor atau apa, belum lagi kalau menyanyi fals . ini menurut saya pengamen
sebagian pengamen itu cuma ingin mendapatkan uang lewat “bermusik” di jalan tanpa memikirkan
aspek pendengar. Mereka mungkin tidak tahu bahwa mengamen itu bisa menghibur orang jika
dibawakan dengan cara yang benar

Kejadian kedua sementara kami makan datanglah seorang anak kecil dia meminta uang untuk
makan dan karena kasihan kami bilang kepada anak tersebut pesan saja makanan nanti kami yang
bayar, tetapi anak itu meminta uang saja. Tetapi saya menolak saya bilang kalau mau pesan saja nanti
kami yang bayar, bukannya kami tidak mau memberikan uang, kami hanya takut saja kalau nanti uang
yang akan kami berikan tidak akan di pakai dengan baik, dan si anak pun tetap memaksa akhirnya salah
satu teman saya memberikan uang kepada anak itu sebesar Rp 20.000. Dan kami terkejut dengan apa
yang anak itu katakan kepada kami, dia mengatakan “masa cuma ini ka saya mau makan bertiga dengan
kaka dan adik saya”. Bukannya pelit tapi mereka juga harus tau diri seharusnya kalau sudah di kasih
uang seberapapun itu mereka harus menerima dengan sukacita bukannya membalas dengan kata-kata
dan kelakuan mereka yang tidak sopan

Saya masih belum memahami dengan benar mengapa mereka sekarang senaif itu. Apakah gejolak
ekonomi yang semakin berat membuat mereka semakin memaksa? Mungkin probabilitas yang besar itu
adalah karena ego si pemberi dan si peminta. Namun mereka akan tetap muncul selama lapangan
pekerjaan yang lebih layak belum tersedia. Tugas negara, dalam hal ini pemerintah daerah seharusnya
dapat menjadi fasilitator untuk membuat mereka lebih terampil menghibur masyarakat, dan untuk itu
disiapkan pula tempat-tempat yang memang layak untuk mengasah keterampilan berkesenian mereka,
sambil memberi mereka lapangan mata pencaharian secara lebih terhormat. Dari para pengamen ini
bisa pula lahir artis-artis berbakat yang dapat mewarnai industry music Indonesia.
Saya memang belum pernah pergi ke luar negeri, tapi saya sering mendengar dan melihat di media,
bloggers, dll. Mereka merasa tersanjung dengan para pengamen jalanan disana, mereka secara totalitas
dalam mengamen. Tidak ada pemaksaan dan penghinaan. Bahkan dengar-dengar mereka menjadi salah
satu bagian dari pemandangan seni yang wajib di tonton oleh wisatawan.

Berharap suatu saat nanti baik pengamen, masyarakat umum, pejabat, dll memiliki keutuhan moral yang
berakhlak dan lebih menghargai lagi apa yang diminta dan diberikan orang lain. Ini dibuat bukan untuk
penghinaan akan mereka yang hidup di jalanan, hanya saja untuk mengomentari sedikit sisi negative
dari mereka yang kurang baik. dan menginginkan supaya mereka lebih totalitas menjadi seniman jalanan

Sedikit cerita tentang rumah makan yang saya kunjungi waktu itu, saya dan teman-teman saya
memesan makanan di tempat itu namun kelihatannya pelayan yang ada di tempat itu cuek dengan
pelanggan yang ada dan kurang ramah terhadap pelanggan, muka pelayan itu sangatlah cemberut tidak
dan menunjukan senyum sedikitpun, dan lebih kesal lagi pelayan itu tidak memerhatikan pelanggan
yang datang, dia hanyalah sibuk bermain handphone. Setelah lebih dari setengah jam kami menanyakan
makanan kami apakah sudah selesai dan pelayan itu datang dengan wajahnya yang cemberut lalu dia
memberi tahu kami bahwa makanannya sedikit lagi akan jadi. Bagaimana perasaan kita kaluau sudah
diperlakukan tidak baik dan sudah dibuat menunggu terlalu lama? Siapa orang yang tidak kesal kalau
diperlakukan seperti itu. Sikap dan perlakuan buruk tersebut tentu akan membuat konsumen merasa
tidak nyaman, kecewa dan marah, dan hanya akan memberikan dampak buruk pada reputasi rumah
makan tersebut.

Inilah kesalahan pertama yang sering dilakukan pelayan adalah bersikap acuh terhadap konsumen yang
datang ke rumah makan mereka. Bahkan banyak juga dari mereka yang memilih asik bercerita dengan
rekan kerjanya tanpa memperhatikan kedatangan pelanggan ke rumah makan mereka. Pelanggan akan
selalu mengingat jika pelayanan yang anda berikan sangat baik atau sangat buruk, anda tentu tidak
ingin mereka tetap mengingatnya terlebihi jika pelayanan yang anda berikan buruk. Pelayan harus
memberikan pelayanan yang maksimal pada konsumen, disitulah pelayan menunjukan kepada
konsumen bahwa pelayan peduli terhadap konsumen. Pelayan harus mampu menempatkan pelanggan
pada posisi pertama. Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, akan mendapatkan
keuntungan yang luar biasa dalam menjalankan tugas dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai