Oleh
Kelompok 3
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kegiatan belajar mengajar.
Banyak kesulitan dan hambatan yang kami hadapi dalam membuat makalah ini tapi dengan
semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik serta tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi dan
harus sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan. Kami berharap makalah ini membawa
manfaat bagi pembaca dan menambah wawasan atau informasi yang berkaitan dengaan materi
makalah ini.
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan baik dalam penggunaan tanda baca
atau penggunaan kalimat yang kurang tepat. Oleh sebab itu, kami meminta maaf atas kekurangan
tersebut. Guna memperbaiki kesalahan di masa yang akan datang, maka penulis mengharapkan
adanya saran serta kritikan yang membangun.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan ...................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prestasi belajar merupakan hasil belajaryang dicapai setelah melalui proses belajar
mengajar. prestasi belajar dapat ditunjukkan melalui nilai studi yang telah diberikan oleh guru
dari jumlah bidang studi yang dipelajari oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran tentunya
selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajran yang maksimal.dalam proses
pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh berbagai factor. Salah satu factor utama
yang paling mempengaruhi adalah keberhasilan guru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1. Ciri-Ciri KBM
Menurut pandangan awam, belajar adalah kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud
duduk di kelas, mendengarkan guru yang sedang menerangkan, menghafal sesuatu atau
mengerjakan kembali apa yang telah diperolehnya di sekolah. Tetapi pendapat para ahli
pendidikan tentang makna belajar lebih luas lagi, misalnya dengan adanya konsep long-life
education, bahwa seluruh gerak dan tempat hidup siswa merupakan kegiatan belajar.
Karena subjek ajar adalah peserta didik, maka mau tidak mau peserta didik harus aktif. Jadi,
belajar tidak lain adalah proses yang memungkinkan berbagai potensi yang ada pada diri peserta
didik dalam berinteraksi secara aktif dengan guru, peserta didik lain, dengan konsep dan fakta
yang muncul di dalam kelas, dan dengan lingkungan belajar sebagai satu kesatuan.
Sebagai suatu proses perngaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu,
yang menurut Edi Suardi sebagai berikut :
a) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu
perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar
akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.
b) Ada suatu proses (jalannya interaksi) yang direncanakan, di desain untuk mencapai
secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-
langkah sistematik dan relevan.
c) Kegiatan belajar mengajarditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam
hal ini materi harus di desain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
d) Ditandai dengan aktivitas anak didik. Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan
syarat untuk bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
e) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya
sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberi motivasi, agar
terjadi proses interaksi yang kondusif.
f) Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan dispilin. Disiplin dalam kegiatan belajar
mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa
menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
g) Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas
(kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingkatkan.
Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
h) Evaluasi. Dari seluruh kagiatan diatas, masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa
diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru
lalkukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.
2. Prinsip-Prinsip Mengajar
1) Apersepsi
2) Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan manusia. Pada
dasarnya motivasi ingin memberikan jawaban dari tiga persoalan yang menyangkut tingkah laku
manusia. Yaitu: apa, mengapa, dan bagaimana.
Apa yang diinginkan manusia?. Kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan dan hasil-hasil apa
yang ingin dicapai oleh seseorang (tujuan)
Mengapa ia berbuat demikian?. Pertanyaan ini berusaha untuk menemukan jawaban
sebab apa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tertentu (motif).
3) Aktivitas
Dalam proses mengajar keaktifan pendidik yang didikuti keaktifan peserta didik
merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses belajar-
mengajar yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal.
Dewasa ini prinsip aktivitas dalam belajar digalakkan dengan dipergunakannya CBSA (Cara
Belajar Siswa Aktif) dalam proses belajar –mengajar karena pada dasarnya tidak ada belajar
tanpa keaktifan peserta didik (dalam lingkup sekolah formal).
Pandangan modern berpendapat bahwa pengajaran harus berkorelasi satu sama lain yang
bertolak dengan pendapat sekolah tradisional yang mengotak-kotakkan setiap mata pelajaran.
Gagasan ini mulai tumbuh setelah para ahli pendidikan mengajukan banyak pertimbangan yang
mendukung perlunya korelasi:
Setelah diteliti, ternyata diantara beberapa mata pelajaran yang sejenis terdapat
karakteristik yang sama seperti: sejarah dan ilmu bumi, ilmu hayat dan tumbuh-
tumbuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam penjualan tanah, seorang pembeli harus
mengetahui berapa luas tanah, dimana tempatnya, milik siapa sebelumnya, dan lain
sebagainya.
Jiwa peserta didik masih bersifat konsentris. Ia lebih mudah menerima dengan cara
keseluruhan dan instan dari pada melalui unsur-unsur yang terpisah.
5) Lingkungan
Pada garis besarnya lingkungan terbagi dalam dua jenis: lingkungan alam misalnya
hutan, sungai, batu gunung, tumbuhan , udara. Dan lingkungan sosial misalnya keluarga,
masyarakat desa, masyarakat kota, dan lain-lain.
6) Kerja sama
Kerja sama berlangsung didalam suatu proses kelompok yang para anggotanya
mengadakan hubungan satu sama lain dan berpartisipasi, memberikan sumbangan untuk
mencapai tujuan bersama.
Dasar proses belajar-mengajar ialah suatu yang bersifat eksploratif serta menemukan,
dan bukan merupakan pengulangan rutin.
Hasil belajar itu tidak terikat pada situasi di tempat mencapainya, tetapi dapat juga
digunakan di dalam situasi yang lain.
Kegiatan belajar- mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang
diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah kepada tujuan
pendidikan.
Pengawasan yang dilakukan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauhmana lingkungan
tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan
yang bersifat menantang dan merangsang murid-murid untuk belajar, memberikan rasa aman dan
kepuasan, serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendekatan terbaik dalam mengelola kelas itu berupa perbuatan keputusan-keputusan yang
direncanakan, bukan keputusan-keputusan spontan yang diambil dalam keadaan darurat. Jika
seorang guru, dalam keadaan marah atau frustasi, menyuruh seorang siswa menghadap Kepala
Sekolah dan di situ ditegur, mungkin si guru setelah tenang kembali, merasa bahwa hukuman
tersebut terlalu berat. Apabila kelak tidak terjadi lagi pelangaran serupa oleh siswa lain, Jika
demikian, ia bertindak tidak adil, tetapi jika tidak demikian, ia tidak konsisten. Biasanya
antisipasi terhadap timbulnya masalah-masalah di kelas akan menolong guru terhindar dari
dilema-dilema seperti itu, maka diperlukan sebuah perencanaan pengelolaan kegiatan belajar
mengajar sebelum kegiatan belajar mengajar.
Kualitas dan kuantitas belajar murid di dalam proses belajar-mengajar bergantung pada banyak
faktor, antara lain murid-murid di dalam kelas, bahan-bahan pelajaran, perlengakapan belajar,
kondisi umum dan suasana di dalam proses belajar-mengajar. Adapun faktor-faktor lainnya yang
dapat mendukung terciptanya kondisi belajar yang baik di dalam kelas adalah persiapan apa yang
akan dilakukan (job description) selama proses belajar-mengajar yang memuat suatu rangkaian
pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelimpok-kelompok siswa. Sehubungan dengan
itu job description guru dalam pengelolaan proses belajar-mengajar adalah:
e) Penilaian yang lebih bersifat assessment (penaksiran/ penilaian situasi) yang mengandung
pengertian yang lebih luas dibanding dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.
Proses pengelolaan KBM sangat halus dan tidak terpisah sehingga tidak dapat dianalisis ke
dalam komponen-komponen karena proses pengelolaan kelas merupakan keseluruhan yang tak
dapat dibagi-bagi.
Berbagai upaya telah diusahakan untuk menganaisis proses pengelolaan KBM ke dalam unsur-
unsur komponennya, adapun komponen-komponen tersebut adalah:
Mengembangkan alternatif-alternatif.
Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja, serta mencari sumber-sumber
lainnya yang diperlukan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud duduk di kelas, mendengarkan guru
yang sedang menerangkan, menghafal sesuatu atau mengerjakan kembali apa yang telah
diperolehnya di sekolah. Tetapi pendapat para ahli pendidikan tentang makna belajar lebih luas
lagi, misalnya dengan adanya konsep long-life education, bahwa seluruh gerak dan tempat hidup
siswa merupakan kegiatan belajar.
Beranjak dari pengertian diatas bahwa proses belajar- mengajar bukan sekedar guru
menyampaikan pelajaran, tapi sebelum itu harus melalui proses persiapan yang matang agar
tujuan dari pembelajaran bias tercapai dengan maksimal dan agar bias lebih afektif dan efisien
mulai dari cara pengelolaan, cara menyediakan pengalaman belajarsiswa, dan cara memilih
strategi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
James Popham, Eva L Baker, 1981, Bagaimana Mengajar Secara Sistematis, Yogyakarta,
Penerbit Kanisius.
Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, Zainal Arifin, 1989, Pendekatan Dalam Proses Belajar
Mengajar, Bandung, Rosdakarya.