Anda di halaman 1dari 14

JUDUL

Perbedaan Aktifitas dan Efektifitas


- Aktifitas : mengetahui senyawa dapat memberikan efek bagi mikroorganisme / tidak.
Efektifitas : melihat kemampuan kerja senyawa yang didapat dapat berpotensi dalam suatu terapi
bergna /tidak .
Perbedaan Esktraksi dan Ekstrak
- Ekstaksi : Proses penarikan senyawa pada sampel
Ekstrak : hasil dari penarikan senyawa
Fraksinasi
Merupakan proses pemisahan senyawa pada suatu ekstrak.
Tunikata
Merupakan hewan laut yang hidup menempel pada bebatuan (karang laut).
Jenis lain Lissoclinum patella
Didemnum mole, Keenamide A dan Mollamide B menunjukkan sitotoksisitas terhadap sel kanker.
Mikroba
Merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan.
Jenis Mikroba : archaea (Lokiarchaeota),
bakteri (gr + (Staphylococcus epidermidis) gr – (Salmonella enterica)),
jamur(Penicillium sp, dan Aspergillus sp),
Protista (Amoeba proteus),
virus (Virus Dengue -> DBD, influenza tipe A -> flu burung)
Bentuk mikroba
batang(Salmonella typhi dan Escherichia
coli.), cocus (Streptococcus pneumoniae.),
spiral (Treponema pallidum)
BAKTERI YANG DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN
Bakteri gram negative Escercia coli -> saluran pencernaan
Bakteri gram positif Stapilococus aureus -> permukaan kulit
Jamur Candida albicans -> kelamin -> pada keputihan wanita

Antimikroba
Merupakan suatu senyawa atau agen yang dan mematikan/ menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri

Fase Pertumbuhan Bakteri


1. fase adaptasi (lag phase) penyesuaian pada lingkungan dan lamanya dapat satu jam hingga beberapa
hari.
2. perbanyakan (exponential phase) periode pembiakan yang cepat yang di dalamnya juga teramati ciri
khas sel – sel yang aktif. waktu generasi tetap tak berubah bagi setiap jenis
3. Fase pengaruh pertumbuhan penambahan jumlah individu mulai berkurang atau menurun
4. fase statis (stationer phase) laju pembiakan berkurang dan beberapa sel mati.apabila laju pembiakan
sama sama dengan laju kematian, jumlah keseluruhan bakteri akan tetap.
5. fase kematian (death phase)

Pengertian Obat
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau
bagian tubuh manusia.

Berdasarkan UU RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

Pengertian Obat Secara Khusus

1. Obat jadi, adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, tablet, pil, kapsul,
supositoria, cairan, salep atau bentuk lainnya yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope
indones atau buku resmi lain yang ditetapkan pemerintah.
2. Obat paten, yaitu obat dengan nama dagang terdaftar atas nama si pembuat yang dikuasakannya dan
dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3. Obat baru, yaitu yang berisi zat yang berkhasiat ataupun tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi,
pelarut, pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan
kegunaannya.
4. Obat asli, yaitu obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alami Indonesia, terolah secara
sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
5. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
6. Obat esensial, yaitu obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak
dan tercantum dalam daftar obat esensial (DOEN) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI..
7. Obat generik, yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya.

Penggolongan Obat
Macam-macam penggolongan obat:

1. Menurut kegunaan obat:


Untuk menyembuhkan (terapeutik)
Untuk mencegah (profilaktik)
Untuk diagnosis (diagnostik)
2. Menurut cara penggunaan obat:
Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam) melalui oral, beretiket putih.
Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar) melaui implantasi, injeksi, membran mukosa,
rektal, vaginal, nasal, opthalmic, aurical, collutio/gargarisma/gargle, beretiket biru.
3. Menurut cara kerjanya:
Lokal: obat yang bekerja pada jaringan setempat seperti pemakaian topikal. Co : salep
Sistemik: obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pemakaian oral. Co :tablet kapsul serbuk
4. Menurut undang-undang:
a. Narkotik (daftar O = opium, obat bius) merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan
dan IPTEK dan dapat menimbulkan ketergantungan dan ketagihan (adiksi) yang sangat merugikan
masyarakat dan individu jika dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan dokter. Misalnya
candu/opium, morfin, petidin, metadon, kodein, dll.
b. Psikotropika (daftar G = geverlijk, obat berbahaya) merupakan obat yang memengaruhi proses
mental, merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran, perasaan atau kelakuan orang.
Misalnya golongan ekstasi, diazepam, barbital/luminal.
c. Obat keras (daftar G = geverlijk, obat berbahaya), adalah semua obat yang: Mempunyai
takaran/dosis maksimum (DM) atau yang tercantum dalam daftar obat keras yang ditetapkan
pemerintah. Diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi hitam dan huruf
"K" yang menyentuh garis tepinya. Semua obat baru, kecuali dinyatakan oleh pemerintah (Depkes
RI) tidak membahayakan. Co. Semua sediaan parenteral/injeksi/infus intravena.
d. Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing, peringatan), adalah obat keras yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter dalam bungkus aslinya dari produsen/pabriknya dan diberi tanda
lingkaran bulat berwarna biru dengan garis tepi hitam serta diberikan tanda peringatan (P No.1 s/d
P No. 6, misalnya P No.1: Awas obat keras, bacalah aturan pakainya).
e. Obat bebas (daftar B = bebas) adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan
bagi si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan, diberi tanda lingkaran bulat berwarna hijau
dengan garis tepi hitam.
5. Menurut sumber obat. Sumber-sumber ini masih harus diolah menjadi sediaan kimia dan sedaia galenis,
supaya lebih sederhana dan lebih mudah dalam penyimpanan, dan penggunaannya.
Misalnya:
Simplisia Preparat Kimia Preparat Galenis
Belladonnae herba Atropin sulfat
Scopolamini hydrobromidum Extr. Belladonna
Tint. Belladonna
Opium Morphin hydrochloridum
Codein hydrochloridum Extr, Opii
Tint. Opii
Obat yang kita gunakan dapat bersumber dari:
- Tumbuhan (flora, nabati), misalnya digitalis, kina, minyak jarah.
- Hewan (fauna, hayati), misalnya minyak ikan, adeps lanae, cera.
- Mineral (pertambangan), misalnya iodkali, garam dapur, parafin, vaselin.
- Sintesis (tiruan/buatan), misalnya kamfer sintetis, vitamin C.
- Mikroba/fungi/jamur, misalnya antibiotik (penicillin).
6. Menurut bentuk sediaan obat (bentuk sediaan farmasi):
Bentuk padat: serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria.
Bentuk setengah padat: salep/unguentum, krim, pasta, cerata, gel/jelly, occulenta (salep mata).
Bentuk cair: larutan dan campuran, suspensi, emulsi, potio, sirup, eliksir, obat tetes,
gargarisma, clysma, epithema, injeksi, infus intravena, douche, lotio, dan mixturae.
Bentuk gas: inhalasi/spray/aerosol.
7. Menurut proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh:
Obat farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau
memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon,
diuretik, hipnotik, dan obat otonom.
Obat kemoterapetik, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah.
Hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil-kecilnya
terhadap organisme tuan rumah dan berkhasiat untuk melawan sebanyak
mungkin parasit (cacing, protozoa), dan mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat-obat
neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini.
Obat diagnostik, yaitu obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan penyakit),
misalnya dari saluran lambung-usus (barium sulfat), dan saluran empedu (natrium
iopanoat dan asam iod organik lainnya).

Obat tradisional atau jamu diklasifikasi menjadi 3 macam, yaitu:


Jamu itu sendiri : contoh antangin, tolak angin
Obat Herbal Terstandar (OHT) : diapet, mastin,
Fitofarmaka; stimuno
RUMUS KIMIA PELARUT YANG DIGUNAKAN
Kloroform – semi polar (contoh lain Nitrometana CH3NO2)
Rumus: CHCl3
Kepadatan: 1,49 g/cm³
Titik didih: 61,2°C
Massa molar: 119,38 g/mol
Titik lebur: -63,5°C
CID PubChem: 6212
n-Heksana -Non polar (contoh lain fosfor pentaklorida PCL5)
Rumus: C6H14 Ular : racun
Titik didih: 68°C
Titik lebur: −95 °C (−139 °F; 178 K) Cawan : obat
Rumus kimia: C6H14
Nomor CAS: 110-54-3
Titik nyala: −23.3 °C Kesimpuan : tidak
Viskositas: 0.294 cP semua racun
Metanol – polar (contoh lain Alkohol C2H5OH)
Rumus: CH3OH
adalah obat tapi
Titik nyala: 11 °C semua obat
Viskositas: 0.59 mPa·s at 20 °C
adalah racun.
BENTUK SEDIAAN FARMASI

1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian
luar.

2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan
pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.

3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau
tanpa bahan tambahan.
a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain
cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan
injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak
meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk
pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak
ditemukan pada seduhan jamu.

5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara
lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam
kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan

6. Kaplet (kapsul tablet)


Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.

7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya
dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak
dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung
satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum)
dan larutan topikal (kulit).

8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. macam
suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal (penggunaan pada
kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi sirup kering.

9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu
terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat
pengemulsi.

10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang
disari.

11. Ekstrak (extractum)


Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati atau
simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku
yang ditetapkan.

12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90
derajat celcius selama 15 menit.

13. Imunoserum (immunosera)


Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan
dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut
kuman/virus/antigen.

14. Salep (unguenta)


Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai
obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina
atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi karena
hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.

16. Obat tetes (guttae)


Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau
obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan
setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope indonesia. Sediaan
obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares
(tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).

17. Injeksi (injectiones)


Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan
ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat
diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
PRINSIP MASERASI ADALAH PENDERAMAN

RESEP
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker
untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien.
Yang berhak menulis resep adalah :

1. Dokter
2. Dokter gigi, terbatas pd pengobatan gigi & mulut.
3. Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.

Kelengkapan Suatu Resep


Dalam resep harus memuat :
1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Nama setiap obat atau komposisi obat
(invocatio)
4. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dgn UU yg berlaku (subscriptio)
6. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
7. Tanda seru & paraf dokter utk resep yg mengandung obat yg jumlahnya melebihi dosis
maksimal.
BAHASA LATIN

Anda mungkin juga menyukai