PENDAHULUAN
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak
menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur gula darah atau glukosa), atau ketika
tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Berdasarkan
PERKENI tahun 2015, diabetes mellitus ditegakkan bila kadar glukosa darah puasa (GDP)
≥126 mg/dL atau glukosa darah 2 jam pasca pembebanan (GDPP) ≥200 mg/dL atau gula darah
sewaktu (GDS) ≥200 mg/dL dengan gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dan
Diabetes mellitus adalah masalah kesehatan masyarakat yang penting, menjadi salah
satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang menjadi target tindak lanjut oleh para
pemimpin dunia. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes mellitus terus meningkat selama
Tercatat diabetes mellitus termasuk dalam 10 penyakit tidak menular di wilayah kerja
diagnosis dokter pada penduduk semua umur di provinsi Jawa Timur mencapai 2% atau sebesar
151.878 juta (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2018). Riset kesehatan dasar,
memperlihatkan peningkatan angka prevalensi diabetes mellitus yang cukup signifikan, yaitu
dari 6,9% di tahun 2013 menjadi 8,5% di tahun 2018, sehingga estimasi jumlah penderita di
Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang yang kemudian berisiko terkena penyakit lain
(Kemenkes, 2018).
Diabetes mellitus menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah yang
lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta kematian, dengan
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan lainnya. Empat puluh tiga persen (43%) dari
3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh
diabetes mellitus yang terjadi sebelum usia 70 tahun lebih tinggi di negara negara
Obesitas adalah terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh yang dapat
menimbulkan risiko bagi kesehatan (Profil Kesehatan Jawa Timur, 2018). Terdapat berbagai
metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat digunakan sebagai skrining obesitas yaitu
antara lain pengukuran indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang, lingkar panggul, lingkar
leher, serta perbandingan lingkar pinggang dan lingkar panggul (Liberty, 2016).
Hasil RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan bahwa obesitas termasuk dalam salah
satu masalah kesehatan yang terus meningkat di Indonesia. Hal ini dapat disimpulkan dari data
RISKESDAS tahun 2018 bahwa tahun 2007 persentase obesitas 10,5%, tahun 2013 14,8%, dan
tahun 2018 21,8% penduduk dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Dan angka kejadian
Sejak tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar masyarakat dewasa (usia lebih dari 18 tahun)
mengalami berat badan lebih, dan 650 juta diantaranya mengalami obesitas. Perlu diketahui
bahwa berat badan lebih dan obesitas angka mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan berat
badan kurang. Lebih dari 340 juta anak dan remaja muda usia 5-17 mengalami berat badan
lebih dan obesitas. Pada anak dibawah 5 tahun, terdapat 41 juta anak mengalami berat badan
lebih dan obesitas pada tahun 2016 (World Health Organization, 2018).
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama (Zahra dkk, 2015).
Upaya tersebut bisa melibatkan kader posyandu, karena kader merupakan ujung tombak dalam
kegiatan yang mendukung permasalahan kesehatan serta kader berasal dari masyarakat itu
sendiri, sehingga mereka mampu bergerak secara luas dan luwes (Nurasiah, 2019).
Konseling pada obesitas maupun diabetes merupakan salah satu cara untuk
menurunkan salah satu faktor risiko PTM dengan cara memberikan informasi mengenai diet
rendah kalori kepada peserta yang mengalami obesitas dan kepatuhan obat diabetes mellitus
(Ayu, 2016). Maka dari itu pentingnya meningkatkan pengetahuan kader tentang konseling
pada pasien diabetes mellitus dan obesitas akan dapat mengubah asumsi dan perilaku pasien
yang salah sehingga hal tersebut dapat diperbaiki atau dikoreksi (Surya, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin meneliti efektivitas pelatihan konseling
diabetes mellitus dan obesitas terhadap pengetahuan, sikap dan ketrampilan kader puskesmas
Sukorame.
sikap, dan keterampilan kader di wilayah kerja puskesmas Sukorame kota Kediri
c. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
dan obesitas
DM dan obesitas terhadap pengetahuan, sikap, dan keterampilan kader di wilayah kerja
Kediri