G4 P3 A0 H3 DENGAN
DESA SIABU
NIM :1615301015
TAHUN 2019
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti-hentinya penulis hanturkan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan hidaya-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir berupa karya tulis ilmiah dengan judul ”asuhahan
kebidanan Pada Ny ”N” Dengan kehamilan 10 minggu 6 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I di BPM HUSNEL HAYATI Amd.keb Desa
Siabu”. Salawat dan salam tak lupa penulis hanturkan atas junjungan besar
nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini, tidak terlepas dari
berbagai hambatan dan kesulitan, namun atas dukungan, bimbingan serta
motifasi dari berbagai pihak, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini juga penulis dengan tulus ikhlas meyampaikan ucapan
terima kasih kepada pembimbing karya tulis ilmiah yang telah membantu dan
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah.
Wassalam……
Bangkinang,Februari 2019
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
ii
C. Langkah III Diagnosa / Masalah Potensial ................................................... 52
D. Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera / Kolaborasi ........................ 52
E. Langkah V Perencanaan Tindakan ............................................................... 52
F. Langkah VI Implementasi Asuhan Kebidanan ............................................. 53
G. Langkah VII Evaluasi ....................................................................................... 53
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 55
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 55
B. Saran ............................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi dan misi depkes 2010 – 2014 adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk
swasta dan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani,
melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan serta menciptakan
tata kelolah pemerintah yang baik
1
berkembang. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indonesia
(SDKI) tahun 2007, angka kematian ibu masih terbilang tinggi, yakni 228
per 100.000 kelahiran hidup. Ibu meninggal terutama terjadi pada masa
kehamilan, persalinan, dan nifas. Sesuai tujuan pembangunan milenium
(MDGs), angka kematian ibu (AKI) pada 2015 ditargetkan turun menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian ibu maternal yang
dilaporkan oleh Dinas Kesehatan propinsi di Sulawesi Selatan pada tahun
2007 sebanyak 143 kematian atau 92,89 per 100.000 kelahiran
hidup, Sedangkan tahun 2008 jumlah kematian ibu maternal mengalami
penurunan menjadi 121 orang atau 85,17 per 100.000 kelahiran hidup dan
pada tahun 2009 menurun lagi menjadi 118 orang atau 78,84 per 100.000
KH. Kematian ibu maternal tersebut terdiri dari kematian ibu hamil (19%),
kematian ibu bersalin (46%), dan kematian ibu nifas (35%), dan salah satu
penyebab dari kematian ibu hamil tersebut adalah hiperemesis gravidarum.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
b. Dapat dianalisa dan diinterpretasikan untuk menentukan diagnosa
aktual pada Ny “N” kehamilan 10 minggu 6 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
c. Dapat diantisipasi kemungkinan timbulnya diagnosa/ masalah
potensial pada Ny “N” kehamilan 10 minggu 6 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
d. Dapat dilaksanakan tindakan segera dan kolaborasi
pada Ny “N" kehamilan 10 minggu 6 hari dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I.
e. Dapat dilaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
telah disusun pada Ny "N" kehamilan 10 minggu 6 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I.
f. Dapat dilaksanankan implementasi secara langsung dari rencana
tindakan yang telah disusun pada Ny “N” kehamilan 10 minggu 6
hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.
g. Dapat dievaluasi efektifitas tindakan yang telah dilaksanakan pada
Ny “N” kehamilan 10 minggu 6 hari dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I.
h. Dapat didokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah
diberikan kepada Ny “N" kehamilan 10 minggu 6 hari dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan kasus tersebut di atas adalah :
1. Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir jenjang
program pendidikan diploma III di akademi kebidanan sandi karsa
makassar.
2. Manfaat ilmiah
3. Sebagai masukan bagi petugas kesehatan utamanya bidan dalam
penanganan kasus khususnya yang berkaitan dengan hiperemesis
gravidarum
4. Manfaat institusi
3
Sebagai bahan acuan / pedoman bagi instansi jurusan kebidanan
untuk penulisan karya ilmiah selanjutnya
5. Manfaat bagi penulis
Merupakan pengalaman yang sangat berharga dapat menambah
kernampuan dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan
khususnya hiperemesis gravidarum tingkat I.
E. Metode Penulisan
Penulisan kasus ini menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Studi kepustakaan
2. Studi kasus
Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan
kebidanan oleh helen varney (1997) dengan 7 langkah yang di susun
secara periodik proses asuhan kebidanan di mulai dari pengkajian
dan di akhiri dengan evaluasi serta pendokumentasian. Untuk
menghimpun data yang di harapkan, penulis menggunakan metode:
a. Wawancara
b. Observasi
c. Pemeriksaan Fisik
3. Studi Dokumentasi.
4
Membaca dan mempelajari kasus serta menginterprestasi data yang
berhubungan dengan klien, yang bersumber dari catatan buku status,
seperti catatan dokter, bidan, hasil laboraturium.serta diagnostik tes.
4. Diskusi
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sismatika Penulisan
5
2. Etiologi Hiperemesis Gravidarum
6
H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Pada bab ini di bahas adanya kesenjangan antara teori dan studi kasus
yang dilakukan pada Ny“B” dengan hiperemesis gravidarum tingkat I di
RSKD ibu dan anak makassar pada tanggal 07 - 09 Juni 2012.
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ovulasi
8
a) Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
b) Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
c) Peristaltic tuba makin aktif
b. Spermatozoa
c. Konsepsi
9
2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pellusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran pada zona
pellusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
d. Implantasi
10
sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan
16 minggu.
5) Payudara tegang payudara tegang, pengaruh estrogen-progesteron
dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam
pada payudara. Payudara membesar dan tegang ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
6) Sering miksi, Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester kedua gejala ini
sudah mulai menghilang.
7) Konstipasi atau obstipasi, pengaruh progesteron dapat menghambat
peristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
8) Pigmentasi kulit, keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma
gravidarum) pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba
makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae,
putting susu makin menonjol, kelenjar montgomery, pembuluh darah
menifes sekitar payudara).
9) Epulis, Hipertropi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.
10) Varices atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh
hormone estrogen dan progesterone.
1) Uterus membesar.
a) Tanda chadwick
b) Tanda hegar
c) Tanda piscaseck
d) Kontraksi braxton hicks
11
e) Teraba ballotement.
1) Uterus
12
kira 3 jari di atas pusat. Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri terletak
di pertengahan pusat- prosessus xifoideus. Pada kehamilan 36 minggu
tinggi fundus uteri terletak kira-kira 1 jari di bawah prosessus xifiodeus,
dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. Pada
kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi 3 jari di
bawah prosessus xifoideus karena kepala janin sudah masuk pintu atas
panggul. (Indrayani, 2012:105)
2) Serviks
a) Trimester I
Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormon estrogen,
peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick (warna merah
tua atau kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-8 kehamilan. Dan
sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam karena
meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina yang
berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan
bakteri pathogen yang mungkin ada dalam vagina.
b) Trimester II
Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal, iritasi
atau bau busuk.
c) Trimester III
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epithelium.
Lapisan otot membesar, vagina lebih elastic yang memungkinkan
turunnya bagian bawah janin.
13
4) Mammae
14
progesterone yang mengakibatkan penurunan tekanan darah selama
trimester pertama.
4) Peningkatan volume merupakan mekanisme protektif, yang penting
untuk system vaskuler yang mengalami hipertrofi akibat pembesaran
uterus, hidrasi jaringan janin dan ibu yang adekuat saat ibu berdiri
atau telentang, cadangan cairan untuk mengganti darah yang hilang
selama proses melahirkan dan puerperium.
15
2) Linea alba, garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis
sampai bagian atas fundus dan dapat menjadi lebih gelap.Biasanya
menghilang setelah melahirkan.
3) Striae, garis-garis sedikit cekung kemerahan timbul pada kulit
abdomen,paha dan payudara.
4) Munculnya angioma atau bintik-bintik/garis menonjol kecil merah
khususnya terjadi pada wajah, leher, dada atas dan lengan dengan
radikel-radikel bercabang yang disebabkan oleh hiperestrogenemia.
16
6) Nyeri kepala ringan, rasa ingin pingsan akibat dari ketidakstabilan
vasomotor, hipotensi postural atau hipoglikemia.
7) Hipokalsemia, dapat menimbulkan masalah neuromuscular seperti
kram otot atau tetani, ini disebabkan karena meningkatnya tekanan
vena di bagian yang lebih rendah dari uterus akibat sumbatan parsial
vena.
17
2) Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian
suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
3) 6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin
meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
4) Adanya perasaan tidak nyaman.
5) Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap
persalinan.
6) Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi persalinan.
(Indriyani, 2011 : 107-136)
18
e. Hiperemesis gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual muntah
yang dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali
minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas, muka pucat,
dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, aktivitas sehari-hari
menjadi terganggu dan keadaan umum menurun. meski begitu, tidak
sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai
trimester ketiga (Ai yeyeh rukiyah, 2010 : 118).
a. Faktor predisposisi
1) Primigravida
b. Faktor organik
1) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal.
2) Perubahan metabolik akibat hamil.
3) Resistensi yang menurun dari pihak ibu.
4) Alergi.
c. Faktor psikologis
1. Rumah tangga yang retak.
2. Hamil yang tidak di inginkan.
3. Takut terhadap kehamilan dan persalinan.
4. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.
19
5. Kehilangan pekerjaan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 50)
3. Patofisiologis
4. Patologi
20
separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
b. Pada Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya
atropi, dan sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang
ditemukan perdarahan sub-endokardial.
c. Di otak dapat ditemukan ensefalopati wernicke yaitu dilatasi kapiler
dan perdarahan kecil-kecil didaerah corpora mamilaria ventrikel
ketiga dan keempat
d. Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada
tubuli kontorti. (Ai yeyeh Rukiyah, 2010 : 120)
a. Tingkat I
1) Muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi (turgor
kulit turun) nafsu makan berkurang, berat badan menurun, mata
cekung dan lidah kering.
2) Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke esophagus.
3) Nadi meningkat dan tekanan darah turun.
4) Frekuensi nadi sekitar 100 kali/ menit.
5) Tampak lemah dan lemas.
b. Tingkat II
1) Dehidrasi semakin meningkat akibatnya: turgor kulit makin
menurun, lidah kering dan kotor, mata tampak cekung dan sedikit
ikterus.
2) Pada kardiovaskuler, frekuensi nadi semakain cepat >100 kali/
menit, nadi kecil karena volume darah turun, suhu badan
meningkat, tekanan darah turun.
3) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus.
4) Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang
menyebabkan oliguria, anuria dan terdapat timbunan benda keton
aseton, aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan.
21
5) Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat perdarahan
esophagus dan pecahnya mukosa lambung.
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah.
2) Muntah berhenti.
3) Kesadaran semakin menurun hingga mencapai somnollen atau
koma.
4) Terdapat ensefalopati werniche: nistagmus, diplopia, dan
gangguan mental.
5) Kardiovaskuler, nadi kecil, tekanan darah menurun, dan
temperature meningkat.
6) Gastrointestinal, ikterus semakin berat, terdapat timbunan aseton
yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam, oliguria semakin
parah dan menjadi anuria. (Eni nur rahmawati, 2011 : 51 - 53)
a. Penatalaksanaan
1) Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologi.
22
2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan
11)Isolasi
23
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
13)Cairan parenteral
24
terlambat menstruasi, untuk memastikan keadaan kesehatan ibu dan
janinnya. (wafi nur, 2010 : 131)
a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan janin
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta proses kelahiran bayi.
b. Mendeteksi komplikasi medis, bedah, atau obstetric selama kehamilan.
c. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan
tumbuh kembang janin.
d. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
e. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal, serta merawat anak secara fisik, psikologis,
dan social.
f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
(Nurul jannah, 2012 : 168)
25
D. Pengertian Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
26
6) Melaksanakan perencanaan Pada langkah ini, rencana asuhan yang
menyeluruh di langkah kelima harus dilaksanakan secara efisiensi
dan aman.
7) Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.
(Wafi nur, 2010 : 115 - 119)
a) S (Data subjektif)
b) O (Objektif)
c) A ( Assesment)
27
kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/ masalah
potensial.
d) P (Planning )
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
STUDI KASUS
Pada bab ini akan diuraikan asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I diBPM HUSNEL HAYATI. Pelaksanaan
asuhan kebidanan berlangsung dari Tanggal 23 - 26 Maret 2018, yang
meliputi pengkajian dan analisa data, merumuskan diagosa/masalah,
pelaksanaan dan perencanaan tindakan, evaluasi serta pendokumentasian
asuhan kebidanan.
No. Register :
29
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama
Mual, muntah, pusing dan nyeri ulu hati
b. Riwayat keluhan utama
Mual dan muntah dialami sejak tanggal 21 Maret 209 dan
bertambah sering > 10 x sehari. Kemudian pada tanggal 23 Maret
2018 ibu masuk ke RSKD BPM HUSNEL HAYATI dan segera di
infus dengan KNMG3 : Panamin, 1 : 1 40 tetes menit.
4. Riwayat Reproduksi
1) Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : 28 – 30 hari
Lamanya : 5 hari
Tidak ada kelainan haid.
Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan sekarang
a) G4 P3 A0 H3
b) HPHT tanggal : 21 Januari 2019
c) HTP tanggal : 28 September 2019
d) Umur kehamilan 10 minggu 6 hari
e) Ibu mengatakan belum ada pergerakan
f) Ibu mengeluh setiap habis makan, makanan yang di masukkan
selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan campur
lendir berwarna kuning kehijauan.
g) Selama hamil nafsu makan ibu kurang baik dari biasanya
h) Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati dan mengeluh pusing, serta
merasa sangat lemas.
30
i) BB sebelum hamil 55 kg, BB sekarang 52 kg maka ibu
mengalami penurunan berat badan sebanyak 3 kg.
j) Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya.
k) Ibu mengatakan sering buang air kecil.
Nifa
Kehamilan Persalinan Bayi
s
Tahun
Umur Keadaan Jenis Tempa Penolon J BB PB
t g K
2018 Kehamil
an
sekaran
g
6. Riwayat Ginekologi
a. Tidak pernah infeksi pada organ reproduksi
b. Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seksual
c. Tidak ada tumor atau kanker pada alat reproduksi
7. Riwayat Keluarga Berencana
31
Ibu pernah menjadi akseptor KB, menggunakan suntikan 1 Bulan (cyclofem)
selama ± 6 bulan kemudian berhenti karena ibu ingin memiliki anak lagi.
TD : 90/70 mmHg,
32
N : 89 x/menit
S : 37,5°C
P : 24 x/menit
f. Kepala
Rambut tampak bersih, tidak berketombe dan tidak ada nyeri tekan
g. Wajah
1) Tidak ada oedema dan cloasma pada wajah, dan tampak
pucat.
2) Mata tampak cekung, conjungtiva pucat dan scelera sedikit
ikterus.
3) Tidak ada nyeri tekan pada hidung
h. Mulut dan gigi
Mulut tidak terdapat stomatitis dan rugae, tidak ada caries pada gigi,
lidah kotor, dan bibir kering, serta tercium keton pada hawa
pernapasan.
i. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe.
j. Telinga
Simetris kiri – kanan, dan pendengaran baik
k. Payudara
Simetris kiri-kanan, putting susu terbentuk, tidak ada massa dan nyeri
tekan.
l. Abdomen
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka
operasi, tonus otot perut tampak kendor, dan teraba ballotement.
m. Ekstremitas
1) Atas: simetris kiri - kanan, Pada tangan kanan terpasang infus
Dekstrosa 5% 28 tetes per menit botol ke empat.
2) Bawah: simetris kiri – kanan, tidak terdapat varises dan
oedema pada tungkai, dan refleks patella positif kiri - kanan.
33
a. Hb : 11,5 gr%
b. Albumin (-)
c. Reduksi (-)
d. Plano test : positif
1. G4 P3 A0
1. Data Subjektif :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan pernah mengalami
keguguran satu kali.
HPHT Tanggal : 21 Januari 2019
2. Data objektif :
1) HTP tanggal : 28 September 2019
2) Palpasi : TFU teraba ballotement
3) Tampak striae albicans, linea nigra, dan tonus otot kendor.
4) Hasil USG tanggal 05 Maret 2019
- Uterus gravid intra uterine tunggal, DJJ (+)
- Umur kehamilan 10 minggu
- Adnexa kanan - kiri normal
34
Analisis dan interpretasi :
Data Subjektif :
Data Objektif :
Data Subjektif :
35
Data Objektif :
TD : 90 / 70 mmHg
N : 89 x/menit
S : 37,50C
P : 24 x/menit
36
Data Subjektif :
Data Objektif :
Data Subjektif :
37
Data Objektif :
Data subjektif :
Data objektif :
38
a. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan
gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manisfestasi
klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus
dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. (Manuaba,
2010 : 230)
b. Muntah berlebihan sedang suplai cairan dan makanan yang kurang
dan berlangsung lama dapat mengakibatkan malnutrisi pada ibu yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga
pengobatan perlu segera diberikan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 53).
Tujuan :
Kriteria
39
TD : Sistole : 90 - 120 mmHg Diastole : 70 - 90 mmHg
N : 70 - 90 x/menit
S : 36,50C - 37,50C.
P : 16 - 24 x/menit
Rencana Tindakan
40
c. Makanan yang berlemak dan berbumbu dapat menstimulasi terjadinya
mual dan muntah.
d. Makan sedikit-sedikit tapi sering dilakukan untuk menghindari rasa
penuh pada lambung sehingga ibu tidak merasa mual dan muntah.
e. Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsangan
mual dan muntah yang berlebihan serta mencegah hipoglikemia.
6. Anjurkan ibu mengkomsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen
rasa mint untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
8. Observasi TTV
dan elektrolit yang keluar melalui muntah karena setiap 1000 ml larutan
dextrose 5 % mengandung glukosa 55,0 % gr sedangkan RL
mengandung natrium laktat 6,1 gr, natrium klorida 6,0 gr dan kalium
klorida 0,4 % gr.
41
a. Antasida sirup 3x1 sdt
b. Ondensetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)
c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)
42
- Menganjurkan ibu mengkomsumsi jahe (dalam bentuk the
jahe) dan permen rasa mint untuk mengurangi rasa mual dan
muntah.
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
1. TTV :
TD : 90/70 MmHg
N : 89 x/menit
P : 24 x/menit
S : 37,5°C
2. Ibu masih mual dan muntah setiap kali makan dan minum.
3. Keadaan umum ibu masih lemah.
4. Nafsu makan kurang, makan tidak dihabiskan.
5. Conjungtiva masih pucat dan scelera sedikit ikterus.
6. Mata masih cekung.
7. Turgor kulit masih kurang baik.
8. Tindakan yang diberikan:
a. Terpasang Cairan infuse Dextrose 5% 28 tetes/ menit botol ke
empat pada tangan kanan.
b. Pada jam 14.00 WIB di berikan Antasida sirup 1 sdt.
c. Pada jam 16.00 WIB di berikan injeksi ranitidine.
43
H. PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA NY “B”
( SOAP HARI KE I) Tanggal 23 Maret 2019
44
10. Conjungtiva pucat dan sedikit ikterus.
11. Lidah kotor dan bibir kering
12. Tercium keton dalam hawa pernapasan.
13. Tindakan yang diberikan:
a. Terpasang cairan infuse Dekstrosa 5% 28 tetes/menit botol ke
empat pada tangan kanan.
b. Pada jam 14.00 WIB ibu minum antasida sirup 1 sdt.
c. Pada jam 16.00 WIB intravena ondensetron dan ranitidin.
Assesment (A)
Planning (P)
45
Hasil : Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi
tidak di habiskan.
- Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.
Hasil : ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan.
5. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan
untuk mengungkapkan perasaanya.
TD : 100/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,30C
P : 22 x /menit
46
a. Pada jam 10.00 WIB drips neurobion 1 ampul pada cairan
infuse RL 28 tetes per menit botol kelima pada tangan kiri.
b. Pada jam 14.00 WIB ibu minum antasida sirup 1 sdt.
c. Pada jam 16.00 WIB Injeksi ondensetron dan ranitidine.
Assesment (A)
Planning (P)
47
7. Tindakan yang diberikan:
TD : 100/80 mmhg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,5°C
48
a. Terpasang cairan infus RL 28 tetes/ menit.
b. Pada jam 14.00 WIB antasida sirup 1 sdt
c. Pada jam 16.00 WIB injeksi ondesentron dan ranitidin.
Assesment (A)
Planning (P)
49
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “B”
dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Pembahasan ini dibuat berdasarkan
asuhan yang nyata dengan pendekatan asuhan kebidanan. Untuk
memudahkan pembahasan, penulisan akan membahas berdasarkan tahap
proses kebidanan sebagai berikut.
50
Pada kasus Ny. "B" data yang diperoleh terdapat gejala dan tanda seperti
mual dan muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah,
tidak mau makan, berat badan menurun, nadi kecil dan cepat dengan
frekuensi 89 x/ menit, tekanan darah 90/70 mmHg, lidah kering dan kotor,
turgor kulit jelek, mata cekung dan sedikit ikterik, Dalam hal ini tidak
terdapat perbedaan antara teori dan kasus sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
51
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah aktual sebagai
berikut: G4 P3 A0, kehamilan 10 minggu 7 hari, hiperemesis gravidarum
Tingkat I dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dan Diagnosa pada Ny.”N” didasarkan atas data objektif dan data subjektif
yang didapat dari hasil pengkajian dan analisis secara teoritis. Dalam hal
ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang ditemukan.
52
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah di identifikasi atau
diantisipasi. Pada langkah ini, informasi / data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke-V dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh
klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
53
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan.
Hasil evaluasi dari Ny.”N” telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan
klien, dan tujuan dari rencana yang ditentukan telah tercapai, yaitu ibu
mengerti keadaan yang sedang dialaminya, tidak terjadi komplikasi yang
lebih berat, kekurangan cairan sudah teratasi ditandai dengan keadaan ibu
yang sudah membaik, ibu tidak mual dan muntah lagi, nyeri epigastrium
sudah berkurang / hilang, dan kebutuhan nutrisi ibu sudah membaik, hal ini
membuktikan bahwa pendekatan asuhan kebidanan yang diberikan pada
Ny.”N" berhasil.
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi ibu hamil
55
Diharapkan agar tiap ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan
kehamilan (ANC) sedini mungkin secara teratur dan selalu waspada
terhadap segala resiko terjadinya komplikasi khususnya pada kasus
hiperemesis gravidarum.
56
DAFTAR PUSTAKA
Indrayani. 2011. Buku ajar asuhan kebidanan. Tim (Trans Info Media);
Jakarta.
Manuaba, ida bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan, dan
keluarga berencana untuk pendidikan bidan. EGC ; Jakarta.
Rahmawati, eni nur. 2011. Ilmu praktis kebidanan. Victory Inti Cipta ;
Surabaya.
57
Tamsuri, anas. 2009. Klien gangguan keseimbangan cairan dan elektolik.
EGC ; Jakarta.
58
i
ii
1