Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat


pesat. Khususnya industri pabrik yang telah banyak menggunakan teknologi
modern. Mesin-mesin produksi yang digunakan dalam sebuah industry
menggunakan metode-metode pengoperasian yang sangat bervariasi. Salah
satu contoh metode yang digunakan adalah fluidisasi. Untuk itu kami
menyusun sebuah makalah tentang fluidisasi yang bertujuan untuk
memberikan pelajaran pengetahuan, dan pemahaman tentang fluidisasi.
Fluidisasi itu sendiri adalah proses yang sama dengan pencairan dimana bahan
butiran dikonversi dari solid state seperti statis ke keadaan cairan seperti
dinamis. Proses ini terjadi ketika sebuah fluida (cairan atau gas) dilewatkan ke
atas melalui bahan granular.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan
halus, perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas),
pelapisan plastik pada permukaan logam, proses drying dan sizing
pada pembakaran, proses pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang
dapat mengalami sublimasi, adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan
adsorben), dan masih banyak aplikasi lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian fluidisasi?
2. Bagaimana proses fluidisasi?
3. Bagaimana kondisi fluidisasi?
4. Apa saja jenis-jenis fluidisasi?
5. Apa saja fenomena yang terjadi pada fluidisasi?
6. Apa saja aplikasi fluidisasi pada industry?

5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fluidisasi.
2. Untuk mengetahui proses fluidisasi.
3. Untuk mengetahui kondisi fluidisasi.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis fluidisasi.
5. Untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada fluidisasi.
6. Untuk mengetahui aplikasi fluidisasi pada industri.

6
BAB II
FLUIDISASI

2.1 Pengertian Fluidisasi

Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida


baik cair maupun gas. Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjau
suatu kolom berisi sejumlah partikel padat berbentuk bola. Melalui unggun
padatan ini kemudian dialirkan gas dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup
rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir dari bawah ke
atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan
susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed
bed.

2.2 Proses Fluidisasi

Bila suatu zat cair dilewatkan melalui hamparan lapisan partikel padat
pada kecepatan rendah, partikel-partikel itu tidak bergerak. Jika kecepatan fluida
berangsur-angsur dinaikan, partikel-partikel itu akhirnya akan mulai bergerak dan
melayang di dalam fluida. Istilah “fluidisasi” (fluidization) dan “hamparan
fluidisasi” (fluidized bed) bhias digunakan untuk keadaan partikel yang
seluruhnya dianggap melayang, karena suspense ini berperilaku seakan-akan
fluida rapat. Jika hamparan itu dimiringkan, permukaan atasnya akan tetap
horizontal, dan benda-benda besar akan mengapung atau tenggelam di dalam
hamparan itu bergantung pada perbandingan densitasnya terhadap suspense. Zat
padat yang terfluidisasi dapat dikosongkan dari hamparannya melalui pipa dan
katub sebagaimana halnya suatu zat cair, dan sifat fluiditas ini merupakan
keuntungan utama dari penggunaan fluidisasi untuk menangani zat padat.

7
2.3 Kondisi Fluidisasi

Perhatikan suatu tabung vertical yang sebagian berisi bahan butiran,


sebagaimana terlihat dalam gambar. Tabung itu turbulen pada keadaan atas, dan
mempunyai plat berpori pada bagian bawah untuk menopang pasir diatasnya
untuk menyebarkan aliran secara seragam pada keseluruhan penampang. Udara
dimasukkan dibawah plat distribusi dengan laju lambat dan naik keatas dengan
hamparan tanpa menyebabkan terjadinya gerakan dalam partikel. Jika partikel itu
cukup kecil, aliran didalam saluran-saluran diantara partikel-partikel dalam
hamparan itu akan bersifat laminar. Jika kecepatan itu dinaikkan , penurunan
tekanan akan meningkat, tetapi partikel-partikel itu tetap masih tidak bergerak dan
tinggi hamparan pun tidak berubah. Pada kecepatan tertentu, penurunan tekanan
melintas hamparan itu akan mengimbangi gaya gravitasi yang dialaminya dengan
kata lain mengimbangi bobot hamparan., dan jika kecepatan masih dinaikkan lagi
partikel itu akan mulai bergerak. Titik ini digambarkan oleh titik A pada grafik.
Jika kecepatan it uterus ditingkatkan lagi, partikel-partikel itu akan memisahkan
dan menjadi cukup berjauhan satu sama lain sehingga dapat berpindah-pindah
dalam hamparan itu, dan fluidisasi yang sebenarnya pun mulailah terjadi. Jika
hamparan itu sudfah terfluidisasi , penurunan tekanan melintas hamparan akan
tetap konstan, akan tetapi tinggi hamparan akan bertambah terus jika aliran
ditinngkatkan lagi.
Jika laju aliran hamparan ke fluidisasi (fluized bed) itu perlahan-lahan
diturunkan, penurunan tekanan tetap sama, tetapi tinggi hamparan berkurang.
Akan tetapi, tinggi akhir hamparan itu mungkin lebih besar dari nilainya pada
hamparan diam semula, karena zat padat yangdicurahkan dalam tabung itumenetal
lebih rapat dari zat padat yang mengendap perlahan-lahan dari keadaan fluidisasi.
Penurunan pada kecepatan rendah lebih kecil dari hamparan diam semula. Jika
fluidisasi dimulai kembali, penurunan tekanan akan mengimbangi bobot
hamparan pada titik B, titik inilah yang harus kita anggap sebagai kecepatan
fluidisasi minimum Umf dan bukan titik A. Untuk mengukur Umf hamparan itu
harus difluidisasikan dengan kuat terlebih dahulu, dibiarkan mengendap dengan

8
mematikan aliran udara, dan laju aliran dinaikan lagi perlahan-lahan sampai
hamparan itu mengembang.

2.4 Jenis-jenis Fluidisasi


2.4.1 Fluidisasi Partikulat
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu
sama lain dan gerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan,
tetapi densitas unggun rata-ratapada suatu kecepatan tertentu sama di semua
bagian unggun. Proses ini disebut fluidisasi partikulat dan bercirikan ekspansi
hamparan yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatan tinggi. (McCabe,
1985:151)
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi
partikulat, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana
densitas fluida dan solid tidak terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan
kecepatan aliran fluida rendah, unggun akan terluidisasi merata dengan tiap
partikel bergerak sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata (mean free path)
yang relatif sama. Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut
fluidisasi partikulat.(Foust, 1959:643).
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan
persamaan Ergun,yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih
berlaku untuk unggun yang agak mengembang.

2.4.2 Fluidisasi Agregat/ Fluidisasi Gelembung


Unggun yang difluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan
fluidisasi agregat. Pada kecepatan superfisial yang jauh melebihi Umf,
kebanyakan gas akan melewati unggun sebagai gelembung atau rongga-rongga
kosong yang tidak berisikan zat padat dan hanya sebagian kecil gas yang mengalir
dalam saluran-saluran yang terbentuk di antara partikel.Gelembung yang
terbentuk berperilaku hampir sama dengan gelembung udara di dalam air atau
gelembung uap di dalam zat cair yang mendidih, dan karena itu fluidisasi jenis ini
sering disebut fluidisasi didih (boiling bed). (McCabe, 1985:151)

9
Gelembung-gelembung yang terbentuk cenderung bersatu dan menjadi
besar pada waktu naik melalui hamparan fluidisasi itu.Jika kolom yang digunakan
berdiameter kecil dengan hamparan zat padat yang tebal, gelembung itu mungkin
berkembang hingga memenuhi seluruh penampang.Gelembung-gelembung yang
beriringan lalu bergerak ke puncak kolom terpisah dari zat padat yang seakan-
akan tersumbat. Peristiwa ini disebut penyumbatan (slugging). (McCabe,
1985:151)
Penyamarataan bahwa fluida gas pasti menghasilkan fluidisasi gelembung
tidak sepenuhnya benar. Perbedaan densitas merupakan parameter yang
penting.Pada kasus dimana densitas fluida dan solid berbeda jauh atau ukuran
partikel besar, kecepatan aliran fluida yang dibutuhkan lebih besar dan fluidisasi
yang terjadi tidak merata. Sebagian besar fluida melewati unggun dalam bentuk
gelembung (bubbles). Di sini, unggun memiliki banyak karakteristik liquid
dengan fasa fluida terjadi pada saat gas menggelembung melewati unggun.
Fluidisasi jenis ini disebut fluidisasi agregat. (Foust, 1959:643)
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat
sukarter fluidisasi karena gaya tarik antar partikel lebih besar daripada gaya
seretnya. Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun
dengan membentuk channel.Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi
gelembung terutama disebabkan oleh volume yang dipakai oleh gelembung uap,
karena fase rapat pada umumnya tidak berekspansi dengan peningkatan aliran.
Dalam penurunan berikut ini, aliran gas melalui fase rapat diandaikan sama
dengan Umf dikalikan dengan fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat,ditambah
sisa aliran gas yang dibawa oleh gelembung (McCabe, 1985:154), sehingga:

...................... (2.6)
dimana: fb = fraksi unggun yang diisi gelembung
ub = kecepatan rata-rata gelembung

Dalam fluidisasi agregat, fluida akan membuat gelembung pada padatan


unggun dalam tingkah laku yang khusus. Gelembung fluida meningkat melalui
unggun dan pecah pada permukaan unggun dan akan tejadi “splashing” dimana

10
partikel unggun akan bergerak keatas. Seiring dengan meningkatnya kecepatan
fluida, perilaku gelembung akan bertambah besar. (Brown, 1955:269)
Keberadaan fluidisasi partikulat atau agregatif merupakan hasil dari
pengaruh gaya gravitasi pada fasa-fasa yang ada dalam unggun terfluidisasi dan
𝑣2
juga karena mekanika fluidaruah dari sistem. Angka Froude, , yaitu rasio
𝐷𝑝 𝑔

antara kinetik dengan energi gravitasi merupakan salah satu kriteria penentu jenis
fluidisasi apa yang terjadi. (Foust, 1959:643)

2.4.3 Fluidisasi Kontinyu


Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka
semua partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga
memberikan suatu fluidisasi kontinu.Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan
dalam pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi
pneumatic. (McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam
aliran fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya
dengan udara sebagai fasa fluida,antara lain untuk mengangkut produk dari
pengering semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang
terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk memindahkan
sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara lain ada
kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin
besar.(Foust, 1959:647)
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida
cair dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian.

11
2.5 Fenomena yang terjadi pada Fluidisasi

Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum
yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan
tetap diam. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 1

Gambar 1 Fenomena fixed bed

2. Fenomena minimum or incipient fluidization, terjadi ketika laju alir fluida


mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada
kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi. Kondisi ini ditunjukkan
pada gambar 2.

Gambar 2 Fenomena minimum or incipient fluidization

3. Fenomena smooth or homogenously fluidization, terjadi saat kecepatan dan


distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun

12
sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3 Fenomena smooth or homogrnously fluidization

4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung–gelembung


pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4 Fenomena bubbling fluidization

5. Fenomena slugging fluidization, terjadi ketika gelembung-gelembung besar


yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel
padat. Pada kondisi ini terjadi penolakan sehingga partikel-partikel padat
seperti terangkat. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar 5.

13
Gambar 5 Fenomena slugging fluidization

6. Fenomena chanelling fluidization, terjadi ketika dalam unggun partikel padatan


terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal. Kondisi ini ditunjukkan pada
gambar 6.

Gambar 6 Fenomena chanelling fluidization

7. Fenomena disperse fluidization, terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui


kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan
terbawa aliran fluida dan berekspansi mencapai nilai maksimum. Kondisi ini
ditunjukkan pada gambar 7.

14
Gambar 7 Fenomena disperse fluidization

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor


berikut:
a. Laju alir fluida dan jenis fluida
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel
c. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
d. Porositas unggun
e. Distribusi aliran,
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun.

2.6 Aplikasi Fluidisasi Dalam Industri

2.6.1 Penggunaan proses fluidisasi dalam industry meliputi:

1) Operasi Secara Fisik (Physical Operation), seperti:


a. Transportasi
Sifat fludisasi pada fluidized bed juga merupakan sifat yang sama
dengan cairan dan sifat ini sangat efektif digunakan untuk alat
transportasi dari bubuk padatan.
b. Heat Exchanger (HE)
Fluidzed bed dapat digunakan untuk HE operasi fisik dan kimia karena
kemampuannya untuk mempercepat perpindahan panas dan menjaga

15
suhu menjadi konstan dengan ditunjukan sebagian kecil dari bermacam
penggunaan dalam lingkup ini.
c. Adsorbsi
Proses adsorbs multistage fluid chart untuk pemisahan dan pemurnian
kembali komponen gas.
d. Pengeringan
e. Pencampuran Serbuk Halus
f. Pelapisan Bahan Plastik Pada Permukaan

2) Operasi Secara Kimia


Contoh: Reaksi gas dengan katalis padat dan reaksi padat dengan gas,
oksidasi etilena, pembuatan anhidrida ftlat, cracking hidrokarbon, dan
lain-lain.

2.6.2 Industry yang menggunakan metode fluidisasi

Beberapa industry yang menggunakan metode fluidisasi adalah:

 Proses Desulfurisasi Batubara


Proses desulfurisasi batubara Tondongkurah, Sulawesi Selatan telah
dilakukan dengan menggunakan larutan hidrogen peroksida yang
diencerkan dalam asam sulfat berkonsentrasi 0,1 N. Percobaan
desulfurisasi tersebut dilakukan dengan menggunakan peralatan kolom
fluidisasi yang mempunyai ukuran panjang 80 cm dengan diameter 3,5
cm. Kolom dihubungkan dengan sebuah pompa sirkulasi yang mampu
memberikan suplai larutan dengan jumlah aliran yang diatur sebesar 100
cc per menit. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses selama 2 jam
dengan mempergunakan kolom tersebut mampu mengurangi 13,9 persen
jumlah sulfur yang terdapat di dalam batubara Tondongkurah yang
berukuran (-14+20) mesh. Perpanjangan waktu sirkulasi larutan hidrogen
peroksida dari 2 jam menjadi 6 jam mampu meningkatkan jumlah
pengurangan sulfur menjadi sebesar 42,3 persen. Hasil percobaan lainnya
menunjukkan bahwa perkecilan ukuran partikel batubara dari (-14+20)
mesh menjadi (-20+48) mesh mampu meningkatkan angka tersebut. Pada

16
percobaan desulfurisasi dengan ukuran batubara (-20+48) mesh selama 2
jam, jumlah pengurangan sulfur adalah 19,6 persen. Demikian pula,
apabila waktu sirkulasi dinaikkan menjadi 6 jam pengurangan sulfur
meningkat menjadi 48,9 persen.

 Pembuatan Gas Sintesis Dari Batubara Dengan Teknologi Gasifikasi


Unggun Terfluidisasi
Percobaan gasifikasi dilakukan terhadap contoh batubara Indonesia
dengan menggunakan reactor gasifikasi sistem unggun terfluidisasi
digunakan batubara ukuran halus (-48 + 65 mesh). Gas pereaksi masuk
melalui plat distributor untuk mengangkat batubara dan pasir silica sebagai
unggun material dalam zona reaksi sehingga unggun terfluidisasi dan
terjadi proses pencampuran yang sempurna antara gas pereaksi dan
batubara. Pada kondisi fluidisasi suhu dalam reactor lebih merata
dibanding dengan reaktor sistem unggun tetap. Suhu reaktor sistem
unggun fluidisasi adalah 900oC. Gas hasil gasifikasi yang disebut gas
sintetis (syngas) dilakukan pemurnian dengan alat cyclone, condenser dan
scrubber. Sesudah syngas dimurnikan kemudian dianalisa komposisinya
dengan menggunakan gas chromatography (GC).

17
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah “Fluidisasi” ini ialah :


1. Fluidisasi merupakan salah satu cara untuk mengontakkan butiran
padat dengan fluida. Apabila kecepatan fluida relative rendah, unggun
tetap diam karena fluida hanya mengalir melalui ruang antar partikel
tanpa menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel tersebut
2. Terdapat 3 macam proses fluidisasi yaitu Fluidisasi Partikulat,
Fluidisasi Agregat/Fluidisasi Gelembung dan Fluidisasi Kontinyu
3. Penggunaan operasi fluidisasi didalam industry
Ø Proses fisika : transprtasi, penukar panas, pengeringan,
pencampuran serbuk halus, pelapisan bahan
plastik pada permukaan logam,
pengecilan/pembesaran partikel dan adsorpso.
Ø Proses kimia : oksidasi etilena, pembuatan anhidrida ftalat,
cracking hidrokarbon dan lain-lain.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi adalah Laju alir fluida dan
jenis fluida, Ukuran partikel dan bentuk partikel, Jenis dan densitas
partikel serta faktor interlok antar partikel, Porositas unggun,
Distribusi aliran, Distribusi bentuk ukuran fluida, Diameter kolom,
Tinggi unggun.

18

Anda mungkin juga menyukai