Anda di halaman 1dari 20

BAB II

FLUIDISASI
2.1 Pengertian Fluidisasi
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida
baik cair maupun gas.Dengan metoda ini diharapkan butiran-butiran padat
memiliki sifat seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjau
suatu kolom berisi sejumlah partikel padat berbentuk bola! Melalui unggun
padatan ini kemudian dialirkan gas dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup
rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir dari bawah ke
atas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas
hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan
susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed
bed.Keadaan fluidisasi unggun diam tersebut ditunjukkan pada Gambar A.

A B

Gambar 2.1 Skema unggun diam (A) dan unggun terfluidakan (B)

Kalau laju alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di
mana unggun padatan akan tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga
dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak
ini, sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya
adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik dan
sebagainya. Sifat unggun terfluidisasi ini dapat dilihat pada Gambar B.
Dalam dunia industri, fluidisasi diaplikasikan dalam banyak hal seperti
transportasi serbuk padatan (conveyor untuk solid), pencampuran padatan halus,
perpindahan panas (seperti pendinginan untuk bijih alumina panas), pelapisan
plastik pada permukaan logam, proses drying dan sizing pada pembakaran, proses
pertumbuhan partikel dan kondensai bahan yang dapat mengalami sublimasi,
adsorpsi (untuk pengeringan udara dengan adsorben), dan masih banyak aplikasi
lain.

Gambar 2.2 Sifat cairan dalam unggun terfluidisasi

Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat


diilustrasikan dengan fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas
seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Fenomena fluidisasi dengan variasi laju alir gas

Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada gambar
berikut ini:
Gambar 2.4Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat

Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum
yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan
tetap diam. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5Fenomena fixed bed

2. Fenomena minimum or incipient fluidization, terjadi ketika laju alir fluida


mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses fluidisasi. Pada
kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi. Kondisi ini ditunjukkan
pada gambar 2.6.
Gambar 2.6Fenomena minimum or incipient fluidization

3. Fenomena smooth or homogenously fluidization, terjadi saat kecepatan dan


distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam unggun
sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Fenomena smooth or homogrnously fluidization


4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung–gelembung
pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogen.
Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Fenomenabubbling fluidization
5. Fenomena slugging fluidization, terjadi ketika gelembung-gelembung besar
yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-partikel
padat. Pada kondisi ini terjadi penolakan sehingga partikel-partikel padat
seperti terangkat. Kondisi ini dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Fenomena slugging fluidization


6. Fenomena chanelling fluidization, terjadi ketika dalam unggun partikel padatan
terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal. Kondisi ini ditunjukkan pada
gambar 2.10.
Gambar 2.10Fenomena chanelling fluidization
7. Fenomena disperse fluidization, terjadi saat kecepatan alir fluida melampaui
kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini sebagian partikel akan
terbawa aliran fluida dan berekspansi mencapai nilai maksimum. Kondisi ini
ditunjukkan pada gambar 2.11.

Gambar 2.11Fenomena disperse fluidization


Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
a. Laju alir fluida dan jenis fluida
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel
c. Jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
d. Porositas unggun
e. Distribusi aliran,
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun.
Faktor-faktor di atas merupakan variabel-variabel dalam proses fluidisasi
yang akan menentukan karakteristik proses fluidisasi tersebut. Selain itu,
fenomena pada gambar 2.4 dapat dijelaskan melalui persamaan Bernoulli dengan
aliran laminer sebagai berikut, yaitu:

150Vs  (1   )2 x
F dan
( D p )2  3

Pada gambar 2.4, terlihat bahwa perbedaan tekanan sepanjang unggun secara
linearberbanding lurus dengan laju alir volumetrik selama fluidisasi belum
tercapai.
Jika padatan berupa partikel seperti pasir, ketahanan partikel tersebut
terhadap aliran fluida akan menurun dengan meningkatnya porositas partikel
tersebut. Pengukuran ΔP pada sepanjang unggun dapat dinyatakan dengan
persamaan sbb:

150Vs  (1   ) 2 x
 P 
(Dp ) 2  3

Bila Vs meningkat, ε meningkat dan ΔP dijaga agar konstan. Dalam hal ini
Δx jugaakan meningkat, akan tetapi pengaruh dari kenaikan Δx ini lebih kecil
dibandingkanpengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan ε. Adapun hubungan
Δx, ΔP dan kecepatanaliran fluida dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.12Transition from packed bed to fluidized bed


Untuk kecepatan yang kurang dari kecepatan fluidisasi minimum (Umf)
maka unggun akan berperilaku sebagai packed bed. Namun, jika kecepatan aliran
fluida dinaikkan melebihi Umf, maka tidak hanya unggun yang terangkat, tetapi
partikel akan bergerak dan akan saling berbenturan satu sama lain dan akhirnya
keseluruhan massa partikel akan menjadi fluida.
Selama fluidisasi, penurunan tekanan sepanjang unggun akan tetap
walaupun kecepatan superfisial terus dinaikkan dan sama dengan berat efektif
unggun persatuan luas:

m
p  ( p   f )g
 p Sb

dimana: m = massa partikel


ρp = densitas partikel
Sb = luas area unggun
ρf = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Jika laju alir ke unggun terfluidisasi diturunkan bertahap, penurunan
tekanan akan tetap konstan dan tinggi unggun akan berkurang.Walaupun
demikian, tinggi unggun terakhir akan lebih besar daripada tinggi mula-mula
untuk fixed bed. Hal ini dikarenakan solid di dalam tabung cenderung berkumpul
lebih rapat daripada jika solid diam secara bertahap dari keadaan terfluidisasi.
Penurunan tekanan pada laju alir rendah lebih kecil daripada nilai awal di fixed
bed.Unggun yang terfluidisasi akan bersifat menyerupai liquid, di antaranya:

 Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun (yaitu benda-
benda yang densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun),
 Permukaan akan tetap horizontal bahkan dalam unggun yang miring,
 Solid dapat mengalir melalui bukaan di kolom sama seperti liquid,
 Unggun memiliki tekanan statis karena gravitasi, nilainya sebesar ρogh,
 Ketinggian antara dua unggun terfluidisasi yang serupa sama dengan
tekanan statik mereka.
2.2 Jenis-jenis Fluidisasi
2.2.1 Fluidisasi Partikulat
Dalam fluidisasi pasir dengan air, partikel-partikel bergerak menjauh satu
sama lain dangerakannya bertambah hebat dengan meningkatnya kecepatan, tetapi
densitas unggun rata-ratapada suatu kecepatan tertentu sama di semua bagian
unggun. Proses ini disebut fluidisasipartikulat dan bercirikan ekspansi hamparan
yang cukup besar tetapi seragam pada kecepatantinggi. (McCabe, 1985:151)
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi
partikulat, hal inidipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana
densitas fluida dan solid tidakterlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan
aliran fluida rendah, unggun akanterluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak
sendiri-sendiri melewati jalur bebas rata-rata(mean free path) yang relatif sama.
Fase padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dandisebut fluidisasi
partikulat.(Foust, 1959:643).
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan
persamaan Ergun,yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih
berlaku untuk unggun yang agakmengembang. Andaikan aliran di antara partikel-
partikel itu adalah laminar, persamaan yangberlaku untuk hamparan yang
mengalami ekspansi adalah (McCabe, 1985:152):

2.2.2 Fluidisasi Agregat/ Fluidisasi Gelembung


Unggun yang difluidisasikan dengan udara biasanya menunjukkan
fluidisasi agregat. Padakecepatan superfisial yang jauh melebihi Umf, kebanyakan
gas akan melewati unggunsebagai gelembung atau rongga-rongga kosong yang
tidak berisikan zat padat dan hanyasebagian kecil gas yang mengalir dalam
saluran-saluran yang terbentuk di antara partikel.Gelembung yang terbentuk
berperilaku hampir sama dengan gelembung udara di dalam airatau gelembung
uap di dalam zat cair yang mendidih, dan karena itu fluidisasi jenis ini
seringdisebut fluidisasi didih (boiling bed). (McCabe, 1985:151)
Gelembung-gelembung yang terbentuk cenderung bersatu dan menjadi
besar pada waktunaik melalui hamparan fluidisasi itu.Jika kolom yang digunakan
berdiameter kecil denganhamparan zat padat yang tebal, gelembung itu mungkin
berkembang hingga memenuhiseluruh penampang.Gelembung-gelembung yang
beriringan lalu bergerak ke puncak kolomterpisah dari zat padat yang seakan-akan
tersumbat.Peristiwa ini disebut penyumbatan(slugging). (McCabe, 1985:151)
Penyamarataan bahwa fluida gas pasti menghasilkan fluidisasi gelembung
tidaksepenuhnya benar.Perbedaan densitas merupakan parameter yang
penting.Pada kasusdimana densitas fluida dan solid berbeda jauh atau ukuran
partikel besar, kecepatan aliranfluida yang dibutuhkan lebih besar dan fluidisasi
yang terjadi tidak merata. Sebagian besarfluida melewati unggun dalam bentuk
gelembung (bubbles). Di sini, unggun memiliki banyakkarakteristik liquid dengan
fasa fluida terjadi pada saat gas menggelembung melewatiunggun.Fluidisasi jenis
ini disebut fluidisasi agregat. (Foust, 1959:643)
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat
sukarterfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya
seretnya. Partikelcenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun
dengan membentuk channel.Pengembangan volume unggun dalam fluidisasi
gelembung terutama disebabkan olehvolume yang dipakai oleh gelembung uap,
karena fase rapat pada umumnya tidak berekspansidengan peningkatan aliran.
Dalam penurunan berikut ini, aliran gas melalui fase rapatdiandaikan sama
dengan Umf dikalikan dengan fraksi unggun yang diisi oleh fase rapat,ditambah
sisa aliran gas yang dibawa oleh gelembung (McCabe, 1985:154), sehingga:

...................... (2.6)
dimana: fb = fraksi unggun yang diisi gelembung
ub = kecepatan rata-rata gelembung

Dalam fluidisasi agregat, fluida akan membuat gelembung pada padatan


unggun dalamtingkah laku yang khusus. Gelembung fluida meningkat melalui
unggun dan pecah padapermukaan unggun dan akan tejadi “splashing” dimana
partikel unggun akan bergerak keatas. Seiring dengan meningkatnya kecepatan
fluida, perilaku gelembung akan bertambahbesar. (Brown, 1955:269)
Keberadaan fluidisasi partikulat atau agregatif merupakan hasil dari
pengaruh gayagravitasi pada fasa-fasa yang ada dalam unggun terfluidisasi dan
𝑣2
juga karena mekanika fluidaruah dari sistem. Angka Froude, , yaitu rasio
𝐷𝑝 𝑔

antara kinetik dengan energi gravitasimerupakan salah satu kriteria penentu jenis
fluidisasi apa yang terjadi. (Foust, 1959:643)

2.2.3 Fluidisasi Kontinu


Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka
semua partikel dalamhamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga
memberikan suatu fluidisasi kontinu.Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan
dalam pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titiklain dalam suatu pabrik
pengolahan di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yangbekerja
dengan prinsip ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan
tranportasipneumatic. (McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akankehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam
aliran fluida. Metodapengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya
dengan udara sebagai fasa fluida,antara lain untuk mengangkut produk dari
pengering semprot (spray dryers). Keuntunganmetoda ini adalah kehilangan yang
terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannyauntuk memindahkan
sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antaralain ada
kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin
besar.(Foust, 1959:647)
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida
cair denganviskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian.

2.3 Sifat dan Karakteristik Partikel Unggun


2.3.1 Ukuran partikel
Padatan dalam unggun yang terfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran
dan mengacu pada distribusi ukuran partikel tersebut. Untuk menghitung ukuran
partikel rata-rata dengan menggunakan diameter rata-rata permukaan (Kirk
Othmer,1994:141).

dimana: dp = diameter partikel rata-rata yang secara umum digunakan untuk


desain
dsv = diameter dari suatu bidang

2.3.2 Densitas padatan


Padatan dapat dibedakan menjadi 3 bagian berdasarkan densitasnya yaitu
bulk,skeletel, dan particle.Densitas bulk merupakan pengukuran berat dari
keseluruhan partikeldibagi dengan volume partikel. Pengukuran ini menyertakan
faktor kekosongan dalam pori-poripartikel.Skeletel adalah densitas suatu padatan
jika porositasnya nol. Adapun densitaspartikel adalah berat dari suatu partikel
dibagi dengan volumenya dengan menyertakan poripori.Jika tidak ada nilai untuk
densitas partikel, maka pendekatan untuk densitas partikeldapat diperoleh dengan
membagi dua densitas bulk.
2.3.3 Penurunan tekanan
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragambentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk gas dan
padatan. Untukaplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika akselerasi
penurunan tekanan dapat diterima,penurunan tekanan akan dihasilkan dari static
head padatan. Untuk itu, berat suatu partikelunggun jika dibagi dengan tinggi
padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya dariunggun yang terfluidisasi.
Formulanya dirumuskan sebagai berikut :
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah
mengetahui besarnyapenurunan tekanan (pressure drop) di dalam unggun padatan
yang terfluidakan. Hal tersebutmempunyai arti yang cukup penting karena selain
erat sekali hubungannya dengan besarnyaenergi yang diperlukan, juga bisa
memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selamaoperasi
berlangsung.Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan
terutamadihitung berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun diam,
terutama oleh Balke,Kozeny, Carman, ataupun peneliti-peneliti lainnya.
Korelasi-korelasi matematik yang menggambarkan hubuangan antara hilang
tekandengan laju alir fluida di dalam suatu sistem unggun diam diperoleh pertama
kali pada tahun1922 oleh Blake melalui metode-metode yang bersifat semi
empiris, yaitu denganmenggunakan bilangan-bilangan tidak berdimensi. Untuk
aliran laminer dengan kehilanganenergi terutama disebabkan oleh gaya viscous,
Blake memberikan hubungan :

dimana:
ΔP/L = hilang tekan per satuan panjang/ tinggi unggun
Gc = faktor gravitasi
m = viskositas fluida
ε= porositas unggun yang didefinisikan sebagai perbandingan volume ruang
kosongdidalam unggun dengan volume unggun
u = kecepatan alir superfisial fluida
S = luas permukaan spesifik partikel

2.3.4 Sphericity
Sphericitymerupakan faktor bentuk yang dinyatakan sebagai rasio dari
areapermukaan volume partikel bulat yang sama dengan partikel itu dibagi dengan
areapermukaan partikel.
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai sphericity
sebesar 0.9atau lebih.

2.3.5 Kecepatan Fluidisasi Minimum (Umf)


Kecepatan fluidisasi minimum adalah kecepatan superficial terendah yang
dibutuhkanuntuk terjadinya fluidisasi. Umf dapat dicari dengan menggunakan
persamaan
Umf = m [(1135.7+0.0408Ar)0.5-33.71]/(r gdp)
Di mana bilangan Archimides (Ar) adalah :
Ar = r gdp3(r p-r g) g/m 2
Untuk memprediksi Umf, Ergun menurunkan suatu korelasi dengan cara
menyamakanpressure drop pada saat Umf dengan berat unggun persatuan luas
dan diperoleh persamaansebagai berikut.

Suku pertama persamaan Ergun dominan untuk aliran laminer sedangkan suku
keduadominan pada aliran turbulen.Pengukuran Umf dapat diperoleh dari grafik
D P vs Umf, yaitusesuai titik potong atau antara bagian kurva yang datar seperti
yang digambarkan pada gambar 2.10.
2.3.6 Kecepatan terminal
Kecepatan terminal suatu partikel (Ut) merupakan kecepatan gas yang
dibutuhkanuntuk mengatur partikel tunggal yang tersuspensi dalam aliran gas.
Kecepatan terminal suatupartikel dinyatakan dalam persamaan:

Dalam aliran laminer dan mengikuti Hukum Stokes:


Jadi, kecepatan terminal untuk partikel tunggal berbentuk bulat adalah

Dan untuk partikel besar dengan Cd = 0.43

Persamaan ini mengindikasikan bahwa untuk partikel yang berukuran


kecil viskositasmerupakan faktor dominan setiap gas dan untuk partikel berukuran
besar densitas merupakanfaktor yang terpenting. Kedua persamaan di atas
mengabaikan gaya antar partikel. Secaraumum kecepatan selip (Uselip) atau
kecepatan efektif terminal untuk partikel dalam suspense (U*t) adalah:
Uselip = U*t = Ut .f(ε)

Kekosongan f(e ) dari unggun yang terfluidisasi adalah fraksi mol yang
terjadi olehgas. Fungsi t dapat dinyatakan dengan pendekatan Kozeny-Charman
berikut.
f(ε) = 0.1 ε2/(1-ε )
Pendekatan lain yang digunakan untuk sistem banyak fasa yaitu korelasi
Richardson-Zaki untuk partikel tunggal dalam suspensi, yaitu:
U/Ut =εn
n merupakan fungsi dari dp/D dan bilangan Re yang divariasikan dari 2.4-4.7
(Kirk Othmer,1994:144).

2.3.7 Batas partikel


Partikel diklasifikasikan berdasarkan bagaimana partikel tersebut
terfluidisasi dalamudara pada kondisi tertentu. Partikel tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi:
 Partikel halus
 Partikel kasar
 Kohesif, partikel yang sangat halus
 Unggun yang bergerak

2.3.8 Gaya antar partikel


Gaya antar partikel sering kali diabaikan dalam fluidisasi meskipun dalam
banyakkasus gaya ini lebih kuat dibandingkan hydrodinamic yang digunakan
dalam banyak korelasi.Gaya antar partikel yang berhubungan atau berkaitan
dengan unggun yang terfluidisasi,misalnya van der waals, elektrostatik, dan
kapilaritas.

2.3.9 Daerah batas fluidisasi (fluidization regimes)


Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung unggun akan
berada padakondisi konstan seiring dengan bertambahnya kecepatan gas, gaya
seret, dan gaya buoyantmengalahkan berat partikel serta gaya antar partikel
tersebut ( Kirk Othmer, 1994:147). Padafluidisasi minimum partikel
memperlihatkan pergerakan yang minimal dan secara langsungunggun akan
sedikit terangkat.

2.4 Sifat-sifat Perpindahan Panas Unggun Terfluidisasi


Unggun yang terfluidisasi oleh gelembung-gelembung tercampur dengan
sangat baikkarena pertikel-partikel unggun tersirkulasi oleh gelembung udara
yang naik.Akibatnya, suhuunggun sangat seragam walaupun terdapat reaksi yang
sangat eksoterm. Jika luas permukaantranfer panas antara gas dan unggun cukup
tinggi, gas dan pertikel cepat mencapai suhu yangsama. Laju transfer panas yang
tinggi dapat diperoleh antara permukaan panas yang tercelupdi dalam unggun
dengan unggunnya itu sendiri. Tiga mekanisme yang menyumbangkantransfer
panas antara unggun terfluidisasi dan permukaan adalah :
a. Untuk partikel unggun dengan diameter < 500 dan densitas < 4000 kg/m3
(kecuali paertikel halus yang sangat kohesif), mekanisme utama adalah
adanya sirkulasi antara bulk unggun dan partikel yang berdekatan denghan
permukaan panas (Particle Convective Mechanism).Partikel mampu
mentransfer banyak panas karena mempunyai kapasitas panas pada saat
awal partikel berdekatan dengan permukaan panas, terdapat gradien suhu
lokal yang besar yaitu adanya perbedaan suhu yang besar antara bulk
unggun dengan permukaan sehingga laju perpindahan panas sangat besar.
Akan tetapi, semakin lama suhu unggun semakin mendekati suhu
permukaan. Jadi untuk selang waktu tertentu laju transfer panas semakin
tinggi jika pertikel bersinggungan dengan permuikaan panas dalam
recident time yang singkat yang dapat diperoleh dengan mengatur kondisi
operasi. Tetapi harus diingat bahwa recident time yang ekstrim kecil untuk
memeroleh koefisien perpindahan panas yang paling tinggi dibatasi oleh
konduktivitas panas gas dan jarak jalur transfer panas terpendek di mana
panas mengalir secara konduksi antara partikel unggun dan permukaan
panas.
b. Untuk unggun dalam ukuran atau densitas yang lebih besar, kecepatan
interstisial adalah turbulen yang berarti bahwa transfer panas konveksi
melalui gas menjadi penting. Jika transfer panas mode ini menjadi
dominan maka transfer panas akan naik dengan naiknya diameter partikel
(karena makin besar partikel maka makin besar turbulensi kecepatan
interstisial).
c. Untuk suhu yang lebih tinggi akan terdapat perbedaan suhu yang sangat
besar antara unggun dan permukaan panas sehingga transfer panas secara
radiasi menjadi penting.
Perpindahan kalor ke permukaan dalam sistem padat-gas koefisien
perpindahan panas ke permukaannya sangat tergantung pada kualitas
fluidisasi yang terjadi (Coulson, 1968:215).Untuk menghitung koefisien
perpindahan panas tersebut dapat digunakan persamaan Dow dan Jacob
berikut.

dimana: h = koefisien perpindahan panas


k = konduktivitas termal gas
D = diameter partikel
Dt = diameter tube
L = panjang unggun
e = kekosongan unggun
rs = densitas padatan
r = densitas gas
Cs = kapasitas panas padatan
Cp = kapasitas panas gas pada tekanan konstan
m = viskositas gas
Uc = kecepatan superficial dalam tube kosong

2.5 Penyimpangan dari Keadaan Ideal (Interlock)


Karakteristik fluidisasi seperti digambarkan pada kurva fluidisasi ideal
hanya terjadipada kondisi yang betul-betul ideal dimana butiran zat padat dengan
mudah salingmelepaskan pada saat terjadi kesetimbangan antara gaya seret
dengan berat partikel. Padakenyataannya, keadaan di atas tidak selamanya bisa
terjadi karena adanya kecenderunganpartikel-partikel untuk saling mengunci satu
dengan lainnya (interlock), sehingga akan terjadikenaikan hilang tekan (ΔP)
sesaat sebelum fluidisasi terjadi. Fenomena interlock ini dapatdilihat pada Gambar
11, terjadi pada awal fluidisasi saat terjadi perubahan kondisi dariunggun tetap
menjadi unggun terfluidakan.
Gambar 2.13Kurva karakteristik fluidisasi tidak ideal karena terjadi interlock

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Fluidisasi


Kelebihan dari teknik fluidisasi adalah:
 Properti transfer panas yang baik dalam gas-fluidized bed. Gelembung
yang terbentuk menjaga unggun bersifat isotermal dan laju transfer panas
yang tinggi diperoleh antara unggun dan permukaan yang dicelupkan.
 Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat
padat secara kontinu dan memudahkan pengontrolan.
 Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah
panas yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang
memiliki luas permukaan kecil.
 Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan mass antara partikel cukup
tinggi.
 Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi
memungkinkan pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor

Kekurangan dari teknik fluidisasi adalah:


 Kecepatan fluida yang digunakan terbatas pada jangkauan dimana
unggunterfluidisasi. Jika kecepatan jauh lebih besar dari Umf, dapat terjadi
kehilanganmaterial yang cukup besar akibat terbawa keluar dari unggun
serta ada kemungkinanterjadi kerusakan partikel karena kecepatan operasi
yang terlalu besar.
 Tenaga untuk memompa fluida sehingga terjadi fluidisasi harus besar
untuk unggunyang besar dan dalam.
 Ukuran dan tipe partikel yang dapat digunakan dalam teknik ini terbatas.
 Karena sifat unggun terfluidisasi yang kompleks, seringkali terjadi
kesulitan dalammengubah skala kecil menjadi skala industri.
 Adanya erosi terhadap bejana dan sistem pendingin.
 Butiran halus akan terbawa aliran sehingga mengakibatkan hilangnya
sejumlahtertentu.

Anda mungkin juga menyukai