PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Tugas Riset Kebidanan II
Disusun Oleh :
ANNISA RESTU RAHYAMANI
NIM : B0017005
8
9
Proposal penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Annisa Restu Rahmayani
NIM : B0017005
Tanggal :
Tanda Tangan
Annisa Restu R
B0017005
ii
10
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
11
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian dengan judul “Hubungan
Mobilisasi Dini pada Ibu Post Partum terhadap Percepatan Kesembuhan Luka Perineum”
Proposal Penelitian ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa sebutkan satu-persatu, dan pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Dr. Risnanto M.Kes selaku Ketua STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi
2. Ibu Woro Hapsari, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
3. Ibu Siswati S.ST, M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi.
4. Ibu Natiqotul F. S.SiT.,M.Kes selaku Pembimbing I Riset Kebidanan.
5. Ibu Adrestia R.N.S.ST.,M.PH selaku Pembimbing II Riset Kebidanan.
6. Seluruh staff dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.
7. Bapak, Ibu dan keluarga yang senantiasa memberikan doa dan semangatnya.
8. Rekan-rekan mahasiswi STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi yang telah
membantu dalam penyusunan Proposal ini.
9. Semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyusunan Proposal ini.
Penulis menyadari keterbatasan dalam penyusunan Proposal Penelitian ini maka
penulis mengaharapkan saran dan bimbngan dari berbagai pihakdemmi perbaikan
selanjutnya. Penulis berharap semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Akhir kata semoga Proposal Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan pengembangan ilmu kebidanan umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
12
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting
dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat secara umum. Menurut
World Health Organization (WHO) 2012 AKI di dunia sebesar 359/100.000
kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 214/100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut masih jauh dari salah satu target Suistainable Development Goals
(SDGs) tahun 2015 yaitu mengurangi angka kematian ibu hingga 70/100.000
kelahiran ibu pada tahun 2030 (WHO, 2012)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2012, menunjukan bahwa penyebab utama Angka Kematian Ibu (AKI)
yaitu karena terjadi komplikasi selama persalinan, diantaranya seperti partus
lama (memanjang) 37% dari kelahiran, ketuban pecah sebelum 6 jam bayi
lahir 17%, perdarahan pervaginam 9%, infeksi jalan lahir 7%, kejang pada ibu
2%. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DepKes) tahun
2012, faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yaitu perdarahan
(28%), infeksi (24%), preeklamsi (11%) (DepKes, 2012).
Masa nifas merupakan salah satu bagian penting dari proses kelahiran,
karena merupakan salah satu proses memasuki peran baru sebagai ibu.
Kejadian kematian pada masa nifas, yang harus ditindak lanjuti dengan
memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi yang dilahirkan (Bahiyatun, 2009).
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah plasenta lahir sampai 6 minggu
setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta, dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
yang berlangsung 6 minggu (Marmi, 2015).
Infeksi post partum dapat terjadi dari perlukaan jalan lahir, bendungan
asi, subinvolusi uterus, dan juga retensio urine yang disebabkan akibat
kurangnya melakukan mobilisasi dini (Wahyuni, 2011). Menurut hasil
penelitian Dewi (2012) yang dilakukan di Puskesmas Singosari Malang,
1
2
kekuatan ibu. Ibu yang melahirkan secara normal bisa melakukan mobilisasi 6
jam setelah bersalin dan 8 jam setelah bersalin pada ibu yang menjalani
caesar. Gerakan mobilisasi dini dilakukan secara teratur, intensif dan makin
lama makin bagus, apabila kondisi ibu dalam keadaan baik maka
pelaksanaanya dapat dilakukan 3-4 kali dalam sehari, misalnya pada saat
bangun tidur pagi, siang dan malam sehingga pemulihan kondisi dan
penyembuhan luka perineum menjadi lebih cepat (Hamilton, 2008).
Mobilisasi dini pada post partum memiliki manfaat yang cukup banyak
seperti mencegah infeksi puerperium, melancarkan pengeluaran lochea,
mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi gastrointestinal,
melancarkan fungsi perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah
sehingga mempercepat pengeluaran asi dan memperlancar pengeluaran sisa
metabolisme tubuh. Ibu yang tidak melakukan mobilisasi dini post partum
dapat mengalami kenaikan suhu. Hal ini disebabkan karena involusi uterus
yang tidak baik sehingga mengakibatkan sisa darah tidak dapat dikeluarkan
sehingga menyebabkan infeksi (Suparyanto,2011).
Ibu juga dapat beresiko mengalami perdarahan yang abnormal
disebabkan karena kontraksi uterus yang tidak baik serta dapat menghambat
pengeluaran darah sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya
kontraksi uterus (Mochtar, 2012).
Berdasarkan profil dinas kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2018
cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas tahun 2018 sebesar 101,05% lebih
besar dari target yang ditetapkan (96,15%). Dari data tersebut diketahui bahwa
angka nifas yang ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota Tegal sangat tinggi.
Wilayah Kabupaten Tegal menduduki posisi kedua pelayanan kesehatan ibu
nifas yaitu dengan jumlah 26.560 (95,0%) (Dinkes 2018). Memberikan
pendidikan kesehatan dan mengajarkan tentang mobilisasi dini merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan bidan dalam mengubah perilaku ibu
post partum menjadi lebih sehat (Potter dan Perry, 2009)
Dalam masa pemulihan pasca bersalin, ibu mengalami banyak
perubahan secara fisik maupun fisiologis paling dominan perubahan terjadi
pada fisiologis. Namun jika tidak dilakukan pendampingan maka tidak
4
B. Rumusan Masalah
Hasil wawancara yang dilakukan pada 10 ibu post partum didapatkan hasil
bahwa, ibu post partum cenderung mengatakan takut saat akan ke kamar
mandi. Mereka beranggapan jahitan pada bekas jalan lahir bisa terlepas
apabila sering Buang Air Kecil (BAK) dikamar mandi. Masih banyak ibu post
partum belum mengetahui tentang mobilisasi dini, manfaat mobilisasi dini,
dan cara melakukan mobilisasi dini sehingga penyembuhan luka perineum
pasca heacting menjadi lebih lama. Berdasarkan dari latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan adakah hubungan mobilisasi dini pada ibu post
partum dengan percepatan kesembuhan luka perineum.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan mobilisasi dini pada ibu post partum dengan
percepatan kesembuhan luka perineum di Puskesmas Pangkah Kabupaten
Tegal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi mobilisasi dini pada ibu post partum
b. Mengidentifikasi waktu penyembuhan luka perineum
c. Mengidentifikasi hubungan mobilisasi dini pada ibu post partum
terhadap percepatan kesembuhan luka perineum
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dengan diadakan penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan
dan pengetahuan peneliti tentang bagaimana hubungan mobilisasi dini
pada post partum terhadap percepatan kesembuhan luka perineum serta
sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang
metodologi penelitian.
2. Bagi Instansi
Diharapkan penelitian ini disajikan sebagai bahan dokumentasi, referensi
dan masukan untuk pengembangan ilmu dan bahan pengajaran bagi
6
E. Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Metodologi Hasil Penelitian Persamaan dan
Penelitian Perbedaan
1. Dina Dewi Hubungan Jenis penelitian Didapatkan hasil Persamaan :
SLI, Retty mobilisasi dini noneksperimen, bahwa sebagian Instrumen yang
Ratnawati, pada ibu post desain kecil ibu nifas digunakan.
Intan partum observasional dengan luka Perbedaan :
Berlian terhadap menggunakan perineum derajat Jenis penelitian,
(2012) kecepatan pendekatan II yang metode
kesembuhan komparatif. melakukan pengambilan
luka perineum Metode mobilisasi dini data, analisa
di seluruh pengambilan adalah data yang
wilayah kerja sampling kesembuhan digunakan,
Puskesmas purposive. lukanya lambat. jumlah populasi,
Singosari Instrumen waktu dan
Kabupaten menggunakan tempat
Malang. kueisoner dan penelitian.
lembar
observasi.
Analisa data
menggunakan
fisher exact
probability test.
2. Dhita Kris Hubungan Rancangan Ada hubungan Persamaan :
Prasetyani antara penelitian antara mobilisasi Judul penelitian
(2014) mobilisasi dini dengan dini dengann
dengan Analitik penyembuhan Perbedaan :
penyembuhan korelasional. luka perineum Jenis penelitian,
luka perineum Metode pada ibu nifas pengambilan
pada ibu nifas pengambilan menunjukan sampel,
di wilayah sampling yaitu sedang dalam instrumen
kerja total populasi. arah positif yang penelitian,
Puskesmas Analisa data berarti semakin analisa data.
Ngasem dengan uji baik mobilisasi
7
Perbedaan penelitian ini Dhita Kris Prasetyani 2014 dengan Judul “Hubungan
antara mobilisasi dini dengan penyemnuuhan luka perineum pada ibu nifas diwilayah
kerja Puskesmas Ngasem Kabupaten Kediri” menggunakan rancangan penelitian dengan
Analitik korelasional, metode pengambilan sampling yaitu total populasi. Analisa data
dengan uji statistik Spearman rho. Sedangkan pada peneliti ini dengan judul “Hubungan
mobilisasi dini pada ib post partum terhadap percepatan kesembuhan luka perineum di
Wilayah Kerja Puskesmas Pangkah Kabupaten Tegal” adalah jenis penelitian kuantitatif ,
dengan merode observasional analitik, dengan pendekatan cross-sectional, pengambilan
sampling sama-sama menggunakan tottal populasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Dasar Nifas
a. Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai 2 jam sejak lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa
latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut
Puerperium yaitu kata “puer” yang artinya bayi dan “parous”
melahirkan. Jadi puerperium berarti masa pulih kembali mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil (Vivian, Tri Sunarsih, 2011).
8
9
Dalam 24 jam pertama pasien juga sudah harus dapat buang air
besar, buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir,
maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan.
4) Kebersihan diri dan perineum
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan rasa nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan dengan mandi minimal 2 x sehari, mengganti pakaian
dan alas tempat tidur serta lingkungan. Merawat perineum dengan
menggunakan antiseptik (PK/Dethol) dan membersihkan perineum
dari depan kebelakang untuk mencegah terjadinya infeksi baik pada
luka jahitan dan kulit.
5) Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan dan sarankan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan
berat. Usahakan apabila bayi tidur ibu juga ikut tidur supaya
kebutuhan istirahat terpenuhi, jika ibu kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal seperti mengurangi jumlah
produksi ASI, memperlambat involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
6) Seksual
Dinding vagina kembali keadaan sebelum hamil dalam waktu 6-8
minggu. Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika
luka perineum dan lokia telah berhenti. Secara fisik aman untuk
memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat mengecek dengan memasukan 1-2 jari kedalam vagina
apakah terasa nyeri atau tidak, begitu darah merah berhenti dan ibu
tidak merasa sakit maka aman untuk memulai hubungan suami istri
kapanpun ibu siap (Vivian, Tri Sunarsih, 2011).
7) Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu kurang lebih 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
14
peregangan, legam dan trauma. Rasa sakit pada perineum semakin parah
jika perineum robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka baru,
area episiotomi atau sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh, yaitu 7
sampai 10 hari (Bahiyatun, 2009).
Banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum
diantaranya mobilisasi dini, vulva hiegene, luas luka, umur, vaskularisasi,
stressor, dan nutrisi. Luka dikatakan sembuh jika dalam 1 minggu kondisi
luka kering, menutup dan tidak ada tanda-tanda infeksi (Mochtar, 2002).
b. Episiotomi
Yaitu luka perineum yang terjadi karena dilakukan
pengguntingan atas perobekan pada perineum. Episiotomi boleh
dilakukan bila ada indikasi tertentu, diantaranya seperti distosia bahu
dan persalinan bokong, operasi ekstraksi vakum atau forcep dan posisi
oksiput posterior (JNPK-KR, 2008).
bahwa waktu mobilisasi dini dilakukan 2-4 jam post partum (Magna,
2001) dan waktu mobilisasi 6- 8 jam post partum (Hamilton, 2008).
Dari kedua teori tersebut tidak ada perbedaan percepatan kesembuhan
luka perineum dikarenakan semua responden melakukan mobilisasi dini
secara bervariasi yaitu ada yang melakukan mobilisasi dini dengan cepat
dan ada yang lambat. Faktor yang paling berpengaruh dari percepatan
kesembuhan luka perineum adalah factor personal hygiene, makanan dan
obat. Selain itu responden ada yang merasa kesulitan atau mengalami
keterbatasan dalam melakukan gerakan dan meras takut terhadap nyeri
yang ditimbulkan pada luka jahitannya. Responden juga melakukan
mobilisasi dini sceara bertahap selama 3-4 kali sehari.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
a. Ibu yang melakukan mobilisasi dini masing-masing sebagian besar
selama 2-4 jam dan 6-8 jam
b. Percepatan kesembuhan luka perineum yang melakukan mobilisasi
dini selama 2-4 jam dan 6-8 jam masing-masing sebagian besar dalam
kategori cepat
c. Berdasarkan hasil uji fisher didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
antara waktu mobilisasi dini selama 2-4 jam dan selama 6-8 jam
dengan percepatan penyembuhan luka perineum
2. Menurut penelitian yang dilakukan Tuti Meiharti, Lidia Widia, Nuraidah
pada tahun 2016 di Rumah Sakit Bersalin Paradise Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu, hasil analisis Hubungan antara Mobilisasi dini
dengan proses percepatan kesembuhan luka Perineum diperoleh bahwa
hampir seluruhnya (77,8%) dari responden adalah kelompok yang tidak
melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya tidak
sembuh pada fase poliferasi dan sebagian kecil (22,2%) dari responden
yang tidak melakukan mobilisasi dini yang proses penyembuhan lukanya
sembuh pada fase poliferasi. Sedangkan kelompok yang melakukan
mobilisasi dini sebagian kecil (9,1%) dari responden proses penyembuhan
lukanya tidak sembuh pada fase poliferasi dan hampir seluruhnya (90,9%)
dari responden proses penyembuhan lukanya sembuh pada fase poliferasi.
24
Hasil uji statistik p=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang sangat erat antara Mobilisasi Dini pada ibu post partum dengan
Proses Percepatan Kesembuhan Luka Perineum pada fase poliferasi.
3. Menurut penelitian yang dilakukan Dhita Kris Prasetyani di wilayah kerja
Puskesmas Ngasem Kabupaten Kediri tahun 2014 bahwa ada
hubungannya antara mobilisasi dini pada ibu post partum dengan
penyembuhan luka perineum, hasil penelitian menunjukan hubungannya
sedang dalam arah positif yang berarti semakin baik mobilisasi dininya
maka semakin cepat penyembuhan luka perineum. Mobilisasi sangat
penting dalam percepatan penyembuhan luka dan mengurangi resiko
karena tirah baring lama menyebabkan kekakuan/penegangan otot-otot
diseluruh tubuh, sirkulasi darah dan pernafasan terganggu yang berakibat
peningkatan resiko terjadinya perpanjangan masa penyembuhan luka
(Carpenito, 2004).
Melalui mobilisasi dini maka proses aliran darah akan lebih lancar, hal ini
berarti pengiriman nutrisi untuk mendukung proses penyembuhan luka
perineum dapat berjalan dengan baik, kondisi ini akan mempercepat
proses penyembuhan luka.
25
B. Kerangka Teori
Kerangka Teori adalah suatu model jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan
dan dikolaborasi secara logis antar variable yang dianggap relevan sehingga
dapat menerangkan hubungan teori dengan faktor-faktor penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah (Fitrah dan Luthfiyah, 2017).
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka yang menggambarkan hubungan antarsatu
atau lebih variable independen dengan variabel dependen (Lapau, 2012).
Variabel Independen Variabel Dependen
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang suatu tingkah laku, gejala-
gejala atau kejadian tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi, dalam takaran
praktis hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian (Wagiran, 2012).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara mobilisasi dini
pada ibu post partum dengan percepatan penyembuhan luka perineum.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian observasional analitik dengan tujuan untuk menemukan ada atau
tidak adanya hubungan antara mobilisasi dini pada ibu post partum dan
percepatan kesembuhan luka perineum dengan metode pendekatan cross
sectional yaitu pengukuran variabel independen dan dependen diteliti secara
bersamaan dalam satu waktu.
26
27
2. Variabel
Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang
nilainya bervariasi antara satu objek ke objek lainnya dan terukur
(Riyanto, 2011).
Dalam penelitia ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas (Independent Variable) disebut juga dengan
variabel pengaruh atau variabel perlakuan adalah variabel yang variasi
nilainya dapat mempengaruhi variabel lain (Hermawanto, 2010). Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah mobilisasi dini pada ibu post
partum.
28
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar
observasi untuk mengetahui proses penyembuhan luka perineum dari 2-6 jam
post partum sampai 10 hari post partum.
29
𝑓
𝑥= 𝑥100%
𝑛
Keterangan :
x : Hasil presentase
f : Frekuensi
n : Jumlah seluruh responden
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariat digunakan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis bivariat
digunakan untuk mengetahui dua variabel yang ydiduga berhubungan atau
berkorelasi, yaitu hubungan antara mobilisasi dini pada ibu post aprtum
dengan percepatan kesembuhan luka perineum.
Uji statistik yang digunakan adalah Uji Chi-Square, jika tidak memenhi
syarat uji Chi-Square maka menggunakan uji alternatifnya yaitu uji
Fisher’s Exact untuk menentukan adanya hubungan antara dua variabel
tersebut bermakna atau tidak bermakna. Interpretasi kemaknaa adalah
bermakna bila (p) ,0,05 (Notoatmodjo, 2010).
H. Etika Penelitian
1. Surat Pengantar
Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan ijin kepada institusi pendidikan
untuk mendapatkan surat ijin untuk meneliti.
30
Daftar Pustaka
Eka Puspita, Kurnia Dwi. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta
: TIM
Vivian Nanny, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika
Juraida Roiti, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta : EGC
Ambar Dwi Erawati, 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta : EGC
Risa Pitriani, Rika Andriyani. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (ASKEB III).
Yogyakarta : Deepublish
Ambarwati, Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendekia
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Dewi,D. (2012), Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka perineum
pada ibu post partum.
http//eJournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/articel/viewfile/1050/1133-
umm-scientific-journal.pdf.22 Mei 2013.
Keputusan Menteri Kesehatan RI/NO. 1464/MENKES/X/2010.
http://www/pptm.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 20 September 2019.
Manuaba, I.A.C, Manuaba, I.B.G.F,\., dan Manuaba, I.B.G. (2009), Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, EGC. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Kozier. 2010. Fundamental Keperawatan, Erlangga, Jakarta.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan, Jakarta : YBP-SP.
WHO (World Health Organization). (2012), Child Health Mortality And Neonatal Infant,
[serialonline], http:// www. Who.int.gho/child-
health/mortality/neonatal-infant/en. Diakses 10 Oktober 2019.
Hamilton. 2008. Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Mobilisasi Dini. (online).http://mobilisasi dini post
partum. Com. Diakses 15 November 2019.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV.
AndiOffset
Saifuddin Abdul. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jkarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Taylor, C., et al. 1997. Fundamental of Nursing: The Art and Science of Nursing Care.
Philadelphia : J.B. Lipinncott Co.
32
Daftar Pustaka
Ambar Dwi Erawati, 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta : EGC
Ambarwati, Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendekia
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Dewi,D. (2012), Hubungan mobilisasi dini dengan kecepatan kesembuhan luka perineum
pada ibu post partum.
http//eJournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/articel/viewfile/1050/1133-
umm-scientific-journal.pdf.22 Mei 2013.
Eka Puspita, Kurnia Dwi. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta
: TIM
Hamilton. 2008. Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.
Juraida Roiti, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta : EGC
Keputusan Menteri Kesehatan RI/NO. 1464/MENKES/X/2010.
http://www/pptm.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 20 September 2019.
Kozier. 2010. Fundamental Keperawatan. Erlangga, Jakarta.
Manuaba, I.A.C, Manuaba, I.B.G.F,\., dan Manuaba, I.B.G. (2009), Memahami
Kesehatan Reproduksi Wanita.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC
Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta
Risa Pitriani, Rika Andriyani. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (ASKEB III).
Yogyakarta : Deepublish
Saifuddin Abdul. 2007. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV.
AndiOffset
Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Mobilisasi Dini. (online).http://mobilisasi dini post
partum. Com. Diakses 15 November 2019.
Taylor, C., et al. 1997. Fundamental of Nursing: The Art and Science of Nursing Care.
Philadelphia : J.B. Lipinncott Co.
WHO (World Health Organization). (2012), Child Health Mortality And Neonatal Infant,
[serialonline], http://www. Who.int.gho/child-health/mortality/neonatal-
infant/en. Diakses 10 Oktober 2019.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan, Jakarta : YBP-SP.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Dwi Erawati, 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Jakarta : EGC
Eka Puspita, Kurnia Dwi. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas (Postnatal Care). Jakarta
: TIM
Juraida Roiti, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas & Deteksi Dini Komplikasi.
Jakarta : EGC
Risa Pitriai, Rika Andriyani. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal (ASKEB III).
Yogyakarta : Deepublish
Vivian Nanny, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba
Medika