1 Fase Tanah
1. Sistem 2 fase : yang terdiri dari tanah dan udara (derajat kejenuhan, S = 0%)
atau tanah dan air (S = 100%).
2. Sistem 3 fase : yang terdiri dari tanah, air dan udara (0 < S < 100%).
Keadaan tanah dapat dinyatakan sebagai berikut :
udara
Va air
udara
Ww air Vw Vv
W V BUTIR BUTIR BUTIR
Ws PADAT Vs PADAT PADAT
Berdasarkan gambar 2.1, maka dapat dibuat persamaan-persamaan hubungan berat- volume
Volume Total , V = Vs + Vv = Vs + Vw + Va
Vv
Vv Vv n e
e V atau n
Vs V Vv V Vv 1 n 1 e
V V
Kadar air “w” (water content) dan berat volume “”
(= berat isi = unit weight)
w = Ww/Ws x 100%
2
Ww
Ws 1
W Ws Ww Ws Ws 1 w
Berat isi basah :
V V V V
Ws
Berat isi kering : d
V 1 w
Kerapatan (density, ) = m/V d = ms/V
2.3 Hubungan Berat Volume (kepadatan), angka pori, kadar air, Berat
spesifik (berat jenis)
udara Va
W Ww=w.Gs.w air Vw=w.Gs Vv=e V=1+e
BUTIR V
Ws=Gs.w PADAT Vs=1
Gambar 2.2. Hubungan angka pori, kadar air dan berat jenis
Pada gambar 2.2. misalkan volume butiran padat Vs = 1
Maka didapat volume pori Vv = e
W Ws Ww GS . w w.GS . w 1 wGS . w
V V 1 e 1 e
WS GS . w
Berat isi kering : d
V 1 e
Ww w.Gs. w
Volume air : Vw w.Gs
w w
Vw w.Gs
Derajat kejenuhan : S S.e = w.Gs
Vv e
Untuk tanah jenuh air (saturated) ,S = 100% ;
n
Karena e
1 n
n 1
atau 1 e 1
1 n 1 n
4
WS GS . w GS . w
maka : d GS . w (1 n)
V 1 e 1
1 n
maka
1 wGS . w G . (1 n)(1 w)
S w
1 e
dan ;
n
GS . w
sat
GS e . w 1 n
GS (1 n) n. w
1 e 1
1 n
SL PL LL
Gambar 2. 3. Kondisi Konsistensi
5
w sangat tinggi sangat lembek seperti cairan
w cukup tinggi plastis
w rendah semi padat
w sangat rendah/kering padat
keadaan peralihan (transisi) dari :
padat ke semi padat batas susut SL (shrinkage limit)
semi padat ke plastis batas plastis PL (plastic limit)
plastis ke cair batas cair LL (liquid limit)
dinyatakan dalam % kadar air (w), = batas-2 Atterberg
Batas cair LL : (ditentukan pengujian menggunakan mangkok Casagrande):
8mm
Celah 2mm
6
Tinggi jatuh mangkok = 10 mm.
Lakukan minimal 4 variasi kadar air w
Hitung jumlah ketukan untuk membuat celah bersinggungan sepanjang 12,7mm.
Buat diagram w VS log N (w adalah kadar air, N jumlah ketukan)
40
Kadar air w (%)
LL = wL = 31%
35
Flow line
30
10 20 25 30 40 50
jumlah ketukan N (skala log)
25
Kemiringan garis aliran (flow line) disebut indeks aliran IF
LL = kadar
20 air pada saat 25 ketukan, massa tanah bersinggungan
sepanjang 0,5 in (12,7 mm).
w1 w2
IF
N
log 2
N1
Persamaan garis aliran : w = -IF log N + C
tan
N
Rumus empiris : LL wN
25
tan β = 0,121
dengan : N = jumlah ketukan yg dibutuhkan untuk menutup celah 0,5 in ( antara
20–30 ).
WN= kadar air yg perlu untuk N ketukan diatas
Batas plastis PL :
kadar air pada saat tanah dapat digulung sampai mencapai diameter 1/8 in (3,2 mm)
baru retak-retak.
7
Gambar 2.5. Pengujian Batas Plastis , PL
Indeks plastisitas PI :
PI = LL – PL
Batas susut SL :
Tanah basah susut bila kadar air berkurang perlahan-2. Batas keseimbangan dimana
tanah tak bisa susut lagi walaupun kadar air terur berkurang, disebut batas susut.
Air raksa
SL = wi(%) – w(%)
SL 1
m m2 Vi V f w
100%
m2 m 2
dengan : w = kerapatan air (gr/cm3)
Aktivitas “A” (activity ) :
Skempton: PI bertambah linier terhadap pertambahan fraksi ukuran lempung (< 2).
Kemiringan kurva PI vs % clay :
PI
A
% berat fraksi berukuran lempung
8
Daftar Pustaka