Disusun oleh:
Cindy Herti Sirait
1665050305
Pembimbing:
dr. Keswari Aji Patriawati, Sp.A, M.Sc
Infeksi-infeksi telinga dapat terjadi pada telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar
adalah bagian telinga yang tampak. Itu termasuk keseluruhan bagian luar telinga
(auricle), yang terdiri dari tulang rawan dan kulit, dan daun telinga. Telinga luar juga
termasuk saluran telinga (jalan terus yang membawa suara dari luar tubuh ke gendang
telinga). Gendang telinga (tympanic membrane) adalah suatu membran tipis yang
berlokasi pada ujung paling dalam dari saluran telinga yang memisahkan telinga luar dan
telinga tengah.
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat
dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisis dengan udara yang masuk
ke area itu melalui saluran-saluran eustachian/eustachian tubes (kanal-kanal yang pergi
dari belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah). Saluran-saluran
eustachian (kadangkala disebut saluran-saluran auditory) mencegah penumpukan tekanan
didalam telinga-telinga. Mereka umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama menelan
dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan
udara diluar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim
getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam.
Telinga dalam terdiri dari cochlea (struktur yang mengandung organ yang
diperlukan untuk mendengar) dan labyrinth (rongga-rongga saling berhubungan yang
membantu memelihara keseimbangan). Syaraf yang berakhir pada telinga dalam merubah
getaran-getaran suara kedalam signal-signal menuju ke otak yang mengizinkan terjadinya
pendengaran.
Kebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah – infeksi-
infeksi telinga dalam adalah jarang. Infeksi-infeksi telinga tidak menular. Bagaimanapun,
infeksi-infeksi virus (seperti selesma, influensa) yang dapat mendahuluinya adalah
menular dan dapat menjurus ke infeksi-infeksi telinga. Infeksi-infeksi telinga adalah lebih
umum pada anak-anak daripada orang-orang dewasa karena saluran-saluran mereka lebih
pendek dan sempit, membuat mereka lebih sulit untuk mengalir. Sebagai tambahan,
jaringan adenoid (adenoid tissue) dibelakang tenggorokan lebih besar dan dapat
menghalangi tabung-tabung eustachio.
Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh dari selaput
permukaan telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis
media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non
supuratif, yang masing-masing memiliki bentuk yang cepat dan lambat.
B. Patogenesis
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang
dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).
Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran
hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa
nyeri.1 Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat
merobek gendang telinga karena tekanannya.
C. Etiologi
Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.
Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya.
Virus ditemukan pada 25% kasus da da dan n kadang menginfeksi telinga tengah
bersama bakteri.
Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti
oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada
OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit
kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa
antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan
tersingkir bersama aliran lendir.
Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal
D. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien, pada usia
anak – anak umumnya keluhan berupa
E. Diagnosis
Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam <39°C
dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang – berat atau
demam 39°C.
Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam bulan –
dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau diagnosis meragukan pada anak di
atas dua tahun. Untuk dapat memilih observasi, follow-up harus dipastikan dapat
terlaksana. Analgesia tetap diberikan pada masa observasi.
British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda untuk menerapkan
observasi ini.10 Menurut BMJ, pilihan observasi dapat dilakukan terutama pada anak
tanpa gejala umum seperti demam dan muntah.
Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama untuk sebagian
besar anak adalah amoxicillin.
Analgesia/pereda nyeri
Penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia).
Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti
paracetamol atau ibuprofen.
Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan
bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare
karena ibuprofen dapat memperparah iritasi saluran cerna.
G. Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:
Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik dari
satu atau dua telinga.
Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi menjadi
sangat umum.
Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan
mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.
Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah,
termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.
Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yangtidak
diobati.
Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
permanen.
Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran
anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah
selama 3 bulan atau lebih.