Anda di halaman 1dari 10

PENGAYAAN

DEMAM KURANG DARI 7 HARI PADA ANAK


OTITIS MEDIA AKUT

Disusun oleh:
Cindy Herti Sirait
1665050305

Pembimbing:
dr. Keswari Aji Patriawati, Sp.A, M.Sc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 09 DESEMBER 2019 – 22 FEBRUARI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2020
A. Otitis Media Akut (Infeksi telinga Pada Anak)

 Infeksi-infeksi telinga adalah kondisi-kondisi yang melibatkan dan seringkali


peradangan dari area-area berbeda dari telinga.
 Paling sering berasal dari infeksi virus, jamur dan bakteri. Pada kebanyakan
kasus-kasus, infeksi-infeksi telinga adalah tidak serius dan hilang dengan
sendirinya. Bagaimanapun, infeksi-infeksi bakteri dapat memerlukan perawatan
dengan antibiotik-antibiotik. Dibiarkan tidak terawat, infeksi-infeksi ini dapat
menjurus ke komplikasi-komplikasi serius, terutama untuk anak-anak kecil.
 Infeksi ini sering terjadi pada penderita alergi yang sering mengalami infeksi
berulang atau sering sakit batuk pilek hilang timbul berulang-ulang.

Infeksi-infeksi telinga dapat terjadi pada telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar
adalah bagian telinga yang tampak. Itu termasuk keseluruhan bagian luar telinga
(auricle), yang terdiri dari tulang rawan dan kulit, dan daun telinga. Telinga luar juga
termasuk saluran telinga (jalan terus yang membawa suara dari luar tubuh ke gendang
telinga). Gendang telinga (tympanic membrane) adalah suatu membran tipis yang
berlokasi pada ujung paling dalam dari saluran telinga yang memisahkan telinga luar dan
telinga tengah.
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat
dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisis dengan udara yang masuk
ke area itu melalui saluran-saluran eustachian/eustachian tubes (kanal-kanal yang pergi
dari belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah). Saluran-saluran
eustachian (kadangkala disebut saluran-saluran auditory) mencegah penumpukan tekanan
didalam telinga-telinga. Mereka umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama menelan
dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan
udara diluar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim
getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam.
Telinga dalam terdiri dari cochlea (struktur yang mengandung organ yang
diperlukan untuk mendengar) dan labyrinth (rongga-rongga saling berhubungan yang
membantu memelihara keseimbangan). Syaraf yang berakhir pada telinga dalam merubah
getaran-getaran suara kedalam signal-signal menuju ke otak yang mengizinkan terjadinya
pendengaran.
Kebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah – infeksi-
infeksi telinga dalam adalah jarang. Infeksi-infeksi telinga tidak menular. Bagaimanapun,
infeksi-infeksi virus (seperti selesma, influensa) yang dapat mendahuluinya adalah
menular dan dapat menjurus ke infeksi-infeksi telinga. Infeksi-infeksi telinga adalah lebih
umum pada anak-anak daripada orang-orang dewasa karena saluran-saluran mereka lebih
pendek dan sempit, membuat mereka lebih sulit untuk mengalir. Sebagai tambahan,
jaringan adenoid (adenoid tissue) dibelakang tenggorokan lebih besar dan dapat
menghalangi tabung-tabung eustachio.

Otitis Media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh dari selaput
permukaan telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis
media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non
supuratif, yang masing-masing memiliki bentuk yang cepat dan lambat.

B. Patogenesis

Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.

Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di


saluran tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran,
dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan
membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya
terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar
saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.

Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang
dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus).
Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran
hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa
nyeri.1 Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat
merobek gendang telinga karena tekanannya.

Sebagaimana halnya dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA),


otitis media juga merupakan salah satu penyakit langganan anak. Di Amerika
Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami setidaknya satu episode otitis media sebelum
usia tiga tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di
Inggris, setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia sepuluh
tahun.4 Di negara tersebut otitis media paling sering terjadi pada usia 3-6 tahun.

C. Etiologi

 Penyebab otitis media akut (OMA) dapat merupakan virus maupun bakteri.
 Pada 25% pasien, tidak ditemukan mikroorganisme penyebabnya.
 Virus ditemukan pada 25% kasus da da dan n kadang menginfeksi telinga tengah
bersama bakteri.
 Bakteri penyebab otitis media tersering adalah Streptococcus pneumoniae, diikuti
oleh Haemophilus influenzae dan Moraxella cattarhalis. Yang perlu diingat pada
OMA, walaupun sebagian besar kasus disebabkan oleh bakteri, hanya sedikit
kasus yang membutuhkan antibiotik. Hal ini dimungkinkan karena tanpa
antibiotik pun saluran Eustachius akan terbuka kembali sehingga bakteri akan
tersingkir bersama aliran lendir.

Anak lebih mudah terserang otitis media dibanding orang dewasa karena beberapa hal

 sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan.


 saluran Eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek
sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
 adenoid (adenoid: salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan
dalam kekebalan tubuh) pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa.
Posisi adenoid berdekatan dengan muara saluran Eustachius sehingga adenoid
yang besar dapat mengganggu terbukanya saluran Eustachius. Selain itu adenoid
sendiri dapat terinfeksi di mana infeksi tersebut kemudian menyebar ke telinga
tengah lewat saluran Eustachius.

D. Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien, pada usia
anak – anak umumnya keluhan berupa

 rasa nyeri di telinga dan demam.


 Biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan atas sebelumnya.
 Pada remaja atau orang dewasa biasanya selain nyeri terdapat gangguan
pendengaran dan telinga terasa penih.
 Pada bayi gejala khas Otitis Media akut adalah panas yang tinggi, anak gelisah
dan sukar tidur, diare, kejang-kejang dan sering memegang telinga yang sakit.

E. Diagnosis

Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut.


 Penyakitnya muncul mendadak (akut)
 Ditemukannya tanda efusi (efusi: pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) di
telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah satu di antara tanda berikut:
o menggembungnya gendang telinga
o terbatas/tidak adanya gerakan gendang telinga
o adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga
o cairan yang keluar dari telinga
 Adanya tanda/gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut:
o kemerahan pada gendang telinga
o nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal
F. Tatalaksana
Antibiotik
1. OMA umumnya adalah penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya.
2. Sekitar 80% OMA sembuh dalam 3 hari tanpa antibiotik. Penggunaan antibiotik
tidak mengurangi komplikasi yang dapat terjadi, termasuk berkurangnya
pendengaran.
3. Observasi dapat dilakukan pada sebagian besar kasus. Jika gejala tidak membaik
dalam 48-72 jam atau ada perburukan gejala, antibiotik diberikan.4,6 American
Academy of Pediatrics (AAP) mengkategorikan OMA yang dapat diobservasi
dan yang harus segera diterapi dengan antibiotik sebagai berikut:

Yang dimaksud dengan gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam <39°C
dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang – berat atau
demam 39°C.

Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan pada anak usia enam bulan –
dua tahun dengan gejala ringan saat pemeriksaan, atau diagnosis meragukan pada anak di
atas dua tahun. Untuk dapat memilih observasi, follow-up harus dipastikan dapat
terlaksana. Analgesia tetap diberikan pada masa observasi.

British Medical Journal memberikan kriteria yang sedikit berbeda untuk menerapkan
observasi ini.10 Menurut BMJ, pilihan observasi dapat dilakukan terutama pada anak
tanpa gejala umum seperti demam dan muntah.
Jika diputuskan untuk memberikan antibiotik, pilihan pertama untuk sebagian
besar anak adalah amoxicillin.

 Sumber seperti AAFP (American Academy of Family Physician) menganjurkan


pemberian 40 mg/kg berat badan/hari pada anak dengan risiko rendah dan 80
mg/kg berat badan/hari untuk anak dengan risiko tinggi.
 Risiko tinggi yang dimaksud antara lain adalah usia kurang dari dua tahun,
dirawat sehari-hari di daycare, dan ada riwayat pemberian antibiotik dalam tiga
bulan terakhir.
 WHO menganjurkan 15 mg/kg berat badan/pemberian dengan maksimumnya 500
mg.
 AAP menganjurkan dosis 80-90 mg/kg berat badan/hari.6 Dosis ini terkait dengan
meningkatnya persentase bakteri yang tidak dapat diatasi dengan dosis standar di
Amerika Serikat. Sampai saat ini di Indonesia tidak ada data yang mengemukakan
hal serupa, sehingga pilihan yang bijak adalah menggunakan dosis 40 mg/kg/hari.
Dokumentasi adanya bakteri yang resisten terhadap dosis standar harus didasari
hasil kultur dan tes resistensi terhadap antibiotik.
 Antibiotik pada OMA akan menghasilkan perbaikan gejala dalam 48-72 jam.
 Dalam 24 jam pertama terjadi stabilisasi, sedang dalam 24 jam kedua mulai
terjadi perbaikan. Jika pasien tidak membaik dalam 48-72 jam, kemungkinan ada
penyakit lain atau pengobatan yang diberikan tidak memadai. Dalam kasus seperti
ini dipertimbangkan pemberian antibiotik lini kedua. Misalnya:
 Pada pasien dengan gejala berat atau OMA yang kemungkinan disebabkan
Haemophilus influenzae dan Moraxella catarrhalis, antibiotik yang kemudian
dipilih adalah amoxicillin-clavulanate.6 Sumber lain menyatakan pemberian
amoxicillin-clavulanate dilakukan jika gejala tidak membaik dalam tujuh hari atau
kembali muncul dalam 14 hari.4
 Jika pasien alergi ringan terhadap amoxicillin, dapat diberikan cephalosporin
seperti cefdinir, cefpodoxime, atau cefuroxime.
 Pada alergi berat terhadap amoxicillin, yang diberikan adalah azithromycin atau
clarithromycin
 Pilihan lainnya adalah erythromycin-sulfisoxazole atau sulfamethoxazole-
trimethoprim.
 Namun kedua kombinasi ini bukan pilihan pada OMA yang tidak membaik
dengan amoxicillin.
 Jika pemberian amoxicillin-clavulanate juga tidak memberikan hasil, pilihan yang
diambil adalah ceftriaxone selama tiga hari.
 Perlu diperhatikan bahwa cephalosporin yang digunakan pada OMA umumnya
merupakan generasi kedua atau generasi ketiga dengan spektrum luas. Demikian
juga azythromycin atau clarythromycin. Antibiotik dengan spektrum luas,
walaupun dapat membunuh lebih banyak jenis bakteri, memiliki risiko yang lebih
besar. Bakteri normal di tubuh akan dapat terbunuh sehingga keseimbangan flora
di tubuh terganggu. Selain itu risiko terbentuknya bakteri yang resisten terhadap
antibiotik akan lebih besar. Karenanya, pilihan ini hanya digunakan pada kasus-
kasus dengan indikasi jelas penggunaan antibiotik lini kedua.
 Pemberian antibiotik pada otitis media dilakukan selama sepuluh hari pada anak
berusia di bawah dua tahun atau anak dengan gejala berat.
 Pada usia enam tahun ke atas, pemberian antibiotik cukup 5-7 hari. Di Inggris,
anjuran pemberian antibiotik adalah 3-7 hari atau lima hari.
 Tidak adanya perbedaan bermakna antara pemberian antibiotik dalam jangka
waktu kurang dari tujuh hari dibandingkan dengan pemberian lebih dari tujuh
hari. Dan karena itu pemberian antibiotik selama lima hari dianggap cukup pada
otitis media. Pemberian antibiotik dalam waktu yang lebih lama meningkatkan
risiko efek samping dan resistensi bakteri.

Analgesia/pereda nyeri
 Penanganan OMA selayaknya disertai penghilang nyeri (analgesia).
 Analgesia yang umumnya digunakan adalah analgesia sederhana seperti
paracetamol atau ibuprofen.
 Namun perlu diperhatikan bahwa pada penggunaan ibuprofen, harus dipastikan
bahwa anak tidak mengalami gangguan pencernaan seperti muntah atau diare
karena ibuprofen dapat memperparah iritasi saluran cerna.

G. Pencegahan
Beberapa hal yang tampaknya dapat mengurangi risiko OMA adalah:

 pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anak,


 pemberian ASI minimal selama 6 bulan,
 penghindaran pemberian susu di botol saat anak berbaring,
 dan penghindaran pajanan terhadap asap rokok.
 Berenang kemungkinan besar tidak meningkatkan risiko OMA.
H. Komplikasi

 Otitis media kronik ditandai dengan riwayat keluarnya cairan secara kronik dari
satu atau dua telinga.
 Jika gendang telinga telah pecah lebih dari 2 minggu, risiko infeksi menjadi
sangat umum.
 Umumnya penanganan yang dilakukan adalah mencuci telinga dan
mengeringkannya selama beberapa minggu hingga cairan tidak lagi keluar.
 Otitis media yang tidak diobati dapat menyebar ke jaringan sekitar telinga tengah,
termasuk otak. Namun komplikasi ini umumnya jarang terjadi.
 Salah satunya adalah mastoiditis pada 1 dari 1000 anak dengan OMA yangtidak
diobati.
 Otitis media yang tidak diatasi juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran
permanen.
 Cairan di telinga tengah dan otitis media kronik dapat mengurangi pendengaran
anak serta menyebabkan masalah dalam kemampuan bicara dan bahasa.
 Otitis media dengan efusi didiagnosis jika cairan bertahan dalam telinga tengah
selama 3 bulan atau lebih.

Komplikasi yang serius adalah:

- Infeksi pada tulang di sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)


- Labirintitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)
- Kelumpuhan pada wajah
- Tuli
- Peradangan pada selaput otak (meningitis)
- Abses otak.Tanda-tanda terjadinya komplikasi:
 sakit kepala
 tuli yang terjadi secara mendadak
 vertigo (perasaan berputar)
 demam dan menggigil.

Anda mungkin juga menyukai