Anda di halaman 1dari 2

Ajeng Ayu P

Alyana Mahdavikia R.Y ( 180342618062 )


MATERIAL GENETIK : PROPERTIES DAN REPLIKASI
DNA sebagai tempat menyimpan materi genetik / informasi genetik pada suatu organisme tidak
langsung diterima. Karena pada penelian sebelumnya DNA hanya diketahui letak dimana
DNA berada dan tidak spesifik dijelaskan bahwa DNA merupakan materi genetik. Bukti
langsung yang menjelaskan bahwa DNA menyimpan informasi genetik yaitu transformasi
dalam Pneumococcus.
Bukti pertama ditunjukkan bahwa materi genetik adalah DNA dibandingkan protein atau RNA
yang dijelaskan oleh OT Avery, CM Macleod dan M.McCarty pada tahun 1994 menunjukkan
bahwa komponen sel yang terlibat dalam fenomena transformasi pada Diplococcus
pneumoniae (pneumococcus) adalah DNA. Fenomena transformasi merupakan cara
rekombinasi (pertukaran atau transfer informasi genetik antara organisme atau dari 1 organisme
ke organisme lain), fenomena ini ditemukan oleh Griffith yang menunjukkan proses
transformasi pneumococcus oleh OT Avery, CM Macleod dan M.McCarty. Griffith
menjelaskan bahwa ada dua karakteristik fenotip yang penting dalam proses transformasi yaitu
(1) ada atau tidaknya kapsul polisakarida dan (2) jenis kapsul atau komposisi molekul spesifik
dari polisakarida yang terdapat dalam kapsul.
Dalam penelitian Griffith pneumococcus ditanam pada media seperti blood agar,
pneumococcus yang memiliki morfologi dengan kapsul yang besar dan berkoloni halus diberi
nama tipe S. pneumococcus tipe S mengalami mutasi menjadi non virulen yang tidak memiliki
kapsul polisakarida dan ketika ditanam pada media blood agar membentuk koloni kecil dengan
permukaan kasar yang disebut dengan tipe R. pada pneumococcus yang berkapsul terdapat
beberapa jenis antigenic yang berbeda (Tipe I, Tipe II, TIpe III, dan lain-lain). Griffith
menunjukkan bahwa pneumococcus tipe S jika diinjeksi kan pada tikus akan terindikasi
mengidap penyakit pneumonia. Sedangkan pada tipe IIR ketika diinjeksiikan pada tikus tidak
menunjukkan efek sakit. Ketika tikus yang telah diinjeksi dengan IIIS, diinjeksi dengan IIIS
lagi, tikus mengalami kematian karena IIIS bersifat virulent, kemudian tikus yang diinjeksi IIR,
diinjeksi dengan IIIR akan mengalami kematian karena IIR mengalami mutasi menjadi IIS.
Namun hal tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mutasi. Dalam eksperimen Grifith,
menunjukkan fenomena yang sama yaitu ketika sel tipe IIR di dalam tabung reaksi tumbuh di
bagian sel tipe IIIS yang mati atau ekstrak dari sel tipe IIIS. Dari fenomena tersebut dinyatakan
bahwa sel IIIS merupakan herditas yang disebabkan adanya perubahan bawaan permanen
dalam genotip sel.
Bukti bahwa Prinsip Transformatif adalah DNA, bukti ini ditunjukkan melalui eksperimen OT
Avery, CM Macleod dan M.McCarty bahwa prinsip transformasi meilbatkan enzim untuk
membantu proses katalis dalam penurunan DNA, RNA, atau protein. Dalam percobaan ini sel
tipe IIIS dilakukan deoksiribonukleasi, ribonuclease, atau proteinase untuk mendapatkan DNA
yang sangat murni. Kemudian diuji kemampuan dari ketiga enzim tersebut yang dapat
mengubah sel tipe IIR menjadi sel tipe IIIS. Dari ketiga enzim tersebut hanya DNAase yang
memiliki efek terhadap aktivitas transformasi.
Eksperimen Hershey-Chase
Pada ekserimen Hershey-Chase menggunakan bacteriophage T2 sebagai bukti bahwa DNA
merupakan informasi genetik. Bacteriophage T2 yang digunakan dalam eksperimen ini
mengandung protein dan asam nukleat. Harshey-Chase menunjukkan bahwa DNA virus dapat
memasuki sel , dasar yang digunakan yaitu DNA mengandung fosfor tapi tidak mengandung
belerang. Pada percobaan pertama Harshey-Chase mencoba pertumbuhan DNA fag dalam
media isotop radioaktif dari fosfor 32P. Fag tersebut akan diinfeksikan dengan E.Coli. setelah
itu menyingkirkan cangkang protein. Harshey-Chase menemukan bahwa perunut radioaktif
atau fosfor 32P hanya terlihat di dalam sel bakteri dan tidak ditemukan pada bagian cangkang
protein. Kemudian dilakukan percobaan kedua dengan mantel protein fag dengan media sulfur
radioaktif 35S. Ketika partikel fag T2 dengan label 3S ditautkan dengan E.Coli ditemukan
bahwa perunut radioaktif 35S terdapat pada cangkang protein tetapi tidak didalam bakteri yang
terinfeksi. Hal ini membuktikan bahwa bahan genetik yang mengifeksi bakteri adalah DNA.
Eksperimen Conrat-Singer
Pada eksperimen Conrat-Singer yaitu membuktikan RNA merupakan materi genetik yang
berperan pada virus. Pada eksperimen ini digunakan virus TMV 1 dengan melakukan
pemisahan antara RNA dan protein. Selain itu, pada eksperimen ini juga bersifat reversible
dimana protein dan RNA dicampurkan dengan galur RNA TMV 1 dicampur dengan protein
TMV 2 dan galur RNA TMV 2 dicampur dengan protein TMV 1. Kedua galur tersebut
diinfeksikan ke tanaman tembakau untuk mengetahui efek yang muncul. Pada galur RNA TMV
1 dicampur dengan protein TMV 2 menunjukkan gejala yang muncul pada daun sama dengan
indukan TMV 1, sedangkan galur RNA TMV 2 dicampur dengan protein TMV 1 menunjukkan
gejala yang muncul pada daun sama dengan indukan TMV 2. Hal ini virus progeny yang
dihasilkan ditemukan secara fenotipikal dan identic dengan strain induk dari RNA yang
diperoleh. Dengan demikian informasi genetik TMV terdapat dalam RNA.

PERTANYAAN
1. Jelaskan proses perubahan sel tipe IIR menjadi sel tipe IIIS dalam eksperimen Griffith!
Perubahan yang terjadi yaitu karena adanya transformasi sehinngga menyebabkan sel
IIR mengalami perubahan bentuk menjadi sel tipe IIIS. Karena sel tipe IIIS merupakan
induk dari sel pneumococcus.
2. Gejala apa yang dapat menunjukkan bahwa RNA dsebut sebagai informasi genetik pada
eksperimen Conrat-Singer terhadap tanaman tembakau!
Akibat injeksi TMV terhadap daun tembakau sehingga adanya persamaan genotif
maupun fenotif anakan yang identik dengan RNA virus TMV asal, sehingga dapat
diketahui bahwa pembawa informasi genetik virus merupakan RNA

Anda mungkin juga menyukai