BAB III
TINJAUAN UMUM
A. Apotek
1. Pengertian Apotek
Istilah Apotek berasal dari bahasa Belanda “apotheek” yang berarti toko
untuk meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter. Pengertian Apotek
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah toko tempat meramu dan menjual
obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis. Peraturan
Menteri Kesehatan RI nomor 9 Tahun 2017 tentang Apotek menjelaskan bahwa
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker.
2. Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2017 dan Peraturan
Pemerintah No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi Apotek adalah:
a.Sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.
b.Tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
c.Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau
bahan obat.
d.Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara luas dan merata
e.Sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada tenaga
kesehatan lain dan masyarakat, termasuk pengamatan dan pelaporan
mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat.
3. Persyaratan Apotek
Suatu Apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek
(SIA). SIA adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik modal untuk
menyelenggarakan pelayanan Apotek disuatu tempat tertentu. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/MENKES/SK/X/2002,
disebutkan bahwa persyaratan-persyaratan Apotek antara lain:
a.Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik modal yang telah
memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk
33
sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik
sendiri atau milik pihak lain.
b.Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan
komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.
c.Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain diluar sediaan
farmasi.
Persyaratan lain yang harus diperhatikan untuk mendirikan suatu Apotek,
antara lain:
a.Lokasi dan tempat
Menurut Permenkes No. 922/MenKes/PER/X/1993 lokasi Apotek tidak lagi
ditentukan harus memiliki jarak minimal dari Apotek lain dan sarana Apotek
dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi
lainnya di luar sediaan farmasi, namun sebaiknya harus mempertimbangkan
segi penyebaran dan pemerataan pelayanan, jumlah penduduk, jumlah
dokter,sarana pelayanan kesehatan, lingkungan yang higienis dan faktor-
faktor lainnya.
b.Bangunan dan kelengkapannya
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.922/Menkes/Per/X/1993
menyebutkan bahwa luas Apotek tidak diatur, namun harus memenuhi
persyaratan teknis, sehingga kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi serta
kegiatan pemeliharaan perbekalan farmasi dapat terjamin.
c.Perlengkapan Apotek
Perlengkapan yang harus dimiliki oleh Apotek:
1)Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan meliputi timbangan milligram
dan timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah ditera, serta
perlengkapan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan
2)Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi terdiri dari lemari dan rak untuk
penyimpanan obat, lemari pendingin, dan lemari untuk penyimpanan
narkotika dan psikotropika.
3)Wadah pengemas dan pembungkus seperti etiket, wadah pengemas dan
pembungkus untuk penyerahan obat.
4)Alat administrasi meliputi blanko pesanan obat, blanko kartu stok
obat,blanko salinan resep, blanko faktur dan nota penjualan, buku
pencatatan dan pesanan obat narkotika, serta form laporan obat narkotika.
34
Gedung Apotek Mawar terdiri dari 3 lantai, dimana di lantai 1 terdapat ruang
display obat, ruang tunggu pasien, ruang dokter, ruang pemeriksaan pasien, ruang
racik, dan rak obat pareto (fast moving); lantai 2 terdapat WC, gudang obat (obat
generik dan paten slow moving, lemari psikotropika, prekursor, narkotika, dan
obat-obat tertentu (OOT) serta lemari pendingin untuk menyimpan obat yang
perlu penyimpanan dengan suhu sejuk), kantor (ruang pimpinan, ruang APA, dan
ruang bidang akutansi), dan dapur; adapun lantai 3 digunakan sebagai gudang
barang.
3. Visi dan Misi Apotek Mawar
a. Visi Apotek Mawar
Visi Apotek Mawar adalah untuk menjadi sebuah unit pelayanan kefarmasian
yang terpercaya dengan memberikan pelayanan berlandaskan profesionalisme
Apoteker yang mengedepankan konsep Pharmaceutical Care serta menerapkan
prinsip enterpreneurship di bidang kefarmasian sehingga seluruh lapisan
masyarakat merasakan pelayanan yang maksimal.
b. Misi Apotek Mawar
Misi Apotek Mawar antara lain:
1)Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, dan informatif
dengan menerapkan konsep Pharmaceutical Care secara profesional.
2)Memperkenalkan fungsi dan peran Apoteker dalam pelayanan obat di
Apotek kepada masyarakat.
3)Menyediakan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi yang bermutu,
berkualitas serta terjangkau bagi karyawan aktif dan pensiunan Bank
Kalbar pada khususnya serta masyarakat pada umumnya.
4)Mengevaluasi kinerja di Apotek secara rutin dan menyeluruh serta
senantiasa melakukan perbaikan.
5)Meningkatkan kesejahteraan pegawai Apotek dan pemilik modal serta
menerapkan manajemen living company agar pegawai di Apotek bekerja
dengan loyalitas tinggi, sigap, disiplin, bersemangat dan bertanggung
jawab.
6)Menjaga kerjasama dengan teman sejawat serta supplier Apotek.
Staff Operasional
Ruri Nindi Hapsari, A.Md
6. Pengelolaan Apotek
a. Pengelolaan Obat
Perencanaan pengadaan obat dilakukan berdasarkan data penggunaan obat
yang diresepkan oleh dokter, penggunaan obat oleh pegawai dan pensiunan Bank
Kalbar sebagai pelanggan tetap, dan epidemiologi masyarakat di lingkungan
Apotek. Pengadaan perbekalan farmasi yang dilakukan di Apotek Mawar
dilakukan dengan pembelian obat melalui PBF dan kerja sama dengan Apotek
lain. Perbekalan farmasi yang dibeli melalui Apotek lain merupakan obat-obatan
yang jarang dikeluarkan di Apotek dan dalam jumlah yang sedikit, serta harganya
38
cukup mahal. Pengadaan juga dilakukan secara konsinyasi untuk obat-obat baru,
barang promosi, alat kesehatan, dan suplemen kesehatan.
Distribusi obat ke Apotek Mawar dilakukan dengan PBF yang terpercaya
untuk memastikan keaslian, jaminan mutu, dan khasiat obat yang diadakan.
Pemilihan distributor dilakukan dengan mempertimbangkan mutu barang yang
ditawarkan, ketepatan waktu pengiriman, masa kredit yang sesuai, harga yang
bersaing dan potongan harga yang diberikan, serta apakah distributor tersebut
merupakan agen resmi yang ditunjuk oleh suatu industri farmasi.
Obat yang datang dari PBF dilakukan pemeriksaan untuk melihat kesesuaian
antara barang yang datang dengan faktur yang diberikan oleh PBF dan
disesuaikan dengan barang yang dipesan oleh Apotek. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi nama barang, jenis barang, jumlah dan tanggal kadaluarsa. Hal
ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 73 Tahun 2017 yaitu
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan
dengan kondisi fisik yang diterima. Bila barang yang dipesan telah sesuai maka
faktur ditandatangani oleh petugas Apotek. Khusus untuk obat-obat narkotika,
psikotropika, prekursor, dan OOT ditandatangani hanya oleh Apoteker. Kemudian
dilakukan pencatatan di kartu stok dan komputer, serta disimpan dalam masing-
masing lemari penyimpanan obat yang telah disediakan. Bila barang tidak sesuai
dengan SP atau terdapat kerusakan fisik maka barang dapat diretur ke PBF yang
bersangkutan untuk ditukar dengan barang yang sesuai.
Penyimpanan obat di Apotek Mawar dilakukan berdasarkan kecepatan
pengeluaran obat, bentuk sediaan, golongan obat, dan suhu penyimpanan obat.
Obat bebas dan bebas terbatas maupun OTC diletakkan di etalase di bagian kasir.
Obat keras dalam bentuk sirup, semipadat (salep dan krim), dan tetes (tetes mata,
hidung, telinga) diletakkan di dalam ruang racik. Untuk obat dalam bentuk tablet
dengan tingkat penjualan cepat (fast moving) diletakkan dalam lemari di dekat
ruang peracikan. Sedangkan untuk obat tablet slow moving dan obat yang
membutuhkan suhu dan tempat penyimpanan khusus di simpan di gudang obat.
Penyusunan obat dilakukan secara alfabetis untuk memudahkan dalam
pengambilan obat, serta secara FIFO dan FEFO untuk mencegah obat yang
39
c. Pengelolaan Administratif
Kegiatan non teknis kefarmasian yang dilakukan oleh Apotek Mawar hanya
berupa administrasi harian dalam bentuk administrasi resep dan administrasi non
resep. Administrasi resep berupa pencatatan data pasien, pembuatan kuitansi dan
salinan resep, pengarsipan resep dan pengarsipan catatan pengobatan pasien.
Administrasi non resep berupa administrasi keuangan dimana secara berkala
Apotek Mawar mempunyai kewajiban untuk melaporkan bukti setoran kas yang
dibuat oleh kasir atas hasil penjualan tunai pada tiap shift, kemudian di serahkan
kepada pegawai bagian administrasi dan akuntansi. Surat Pesanan (terutama
narkotika dan psikotropika), laporan stock opname dan lain-lain. Administrasi
SDM yang meliputi tata tertib pegawai, pengaturan jadwal kerja, lembur pegawai,
perhitungan hari kerja, cuti dan lain-lain.
Proses administrasi di Apotek Mawar dilakukan secara komputerisasi untuk
meningkatkan kelancaran dan efisiensi pelayanan Apotek. Sistem ini juga
membantu Apotek untuk mencegah maupun mengatasi masalah yang mungkin
baru diketahui setelah obat diserahkan ke pasien.
d. Pengelolaan SDM
Untuk dapat mengelola sebuah Apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai
bidangnya, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi tercapai. Apotek Mawar merekrut karyawan
dengan susunan sebagai berikut:
1. Pimpinan Apotek : 1 orang
2. Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
3. Apoteker Pendamping : 1 orang
4. Karyawan umum : 2 orang
5. Akuntansi dan Administrasi : 1 orang
6. Staff Operasional : 1 orang
C. Perpajakan
42
Pajak yang ada di Apotek Mawar yaitu pajak reklame/iklan (papan nama),
dan pajak bumi dan bangunan (PBB). Semua pembayaran pajak tersebut
dilakukan secara terpusat oleh PT. Karya Dapen Sejahtera sehingga Apotek hanya
befokus pada pelayanan. Pajak yang ditanggung oleh Apotek Mawar sendiri
adalah pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak bruto sesuai PPH pasal 4 ayat 2
sesuai PP 46 tahun 2013 yaitu 1% dari omset perbulan.
E. Evaluasi Apotek
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 Bab V, evaluasi mutu di
Apotek Mawar adalah:
1. Mutu Manajerial
a) Metode Evaluasi
a. Audit
- Audit Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(stock opname) yaitu dengan cara setiap tiga bulan sekali yaitu pada
akhir bulan dengan cara menghitung jumlah fisik obat untuk masing-
masing item kemudian dicek kesesuaiannya dengan data yang ada.
43
- Audit keuangan (cash flow, neraca, laporan rugi laba) di bantu oleh
tenaga akutansi sehingga pelayanan Apoteker lebih berfokus pada
pelayanan, dan bagian keuangan di lakukan oleh bagian akutansi.
b. Review
- Pengkajian terhadap Obat fast/slow moving yaitu dengan menjalankan
stock opname untuk mengontrol stok obat serta pengawasan terhadap
kualitas, kehilangan barang, barang kadaluarsa, barang fast moving
atau slow moving, demikian juga barang yang tidak laku.
- Perbandingan harga Obat dilakukan berdasarkan nilai harga terendah
dari distributor.
c. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu:
- Observasi terhadap penyimpanan dilakukan berdasarkan kecepatan
pengeluaran obat, bentuk sediaan, golongan obat, dan suhu
penyimpanan obat. Obat bebas dan bebas terbatas maupun OTC
diletakkan di etalase di bagian kasir. Obat keras dalam bentuk sirup,
semipadat (salep dan krim), dan tetes (tetes mata, hidung, telinga)
diletakkan di dalam ruang racik. Untuk obat dalam bentuk tablet
dengan tingkat penjualan cepat (fast moving) diletakkan dalam lemari
di dekat ruang peracikan. Sedangkan untuk obat tablet slow moving
dan obat yang membutuhkan suhu dan tempat penyimpanan khusus di
simpan di gudang obat. Obat-obatan diberi penandaan pada tiap kotak
penyimpanannya di lemari obat untuk memudahkan saat proses
penyiapan dan pengambilan obat. Setiap petugas Apotek sebaiknya
lebih sering melakukan pengontrolan terhadap tanggal kadaluarsa
untuk meminimalkan resiko kerugian akibat obat yang tidak terjual
karena sudah kadaluarsa dan meningkatkan keamanan penggunaan
obat.
- Proses transaksi dengan distributor dilakukan dengan pengecekan
kesesuaian barang datang dengan faktur dan barang yang dipesan.
Pengecekan dilakukan terhadap nama, jumlah, kekuatan, jenis sediaan,
tanggal kadaluarsa dan nomor bets. Pembayaran dilakukan secara
konsinyasi dan berdasarkan tanggal jatuh tempo faktur.
44